MFG 40 - In This Time
Kalo pelit Vote ⭐⭐, gampang aja sih, aku juga bakal pelit update 😋😋😋
• • • • •
"Maaf membuatmu harus menunggu lama, sayang. Katakan apa urusan penting yang membawamu sampai datang ke kantorku. Kau harusnya beristirahat saja dan bersiap untuk pernikahan kita besok. Apakah ada sesuatu yang mengganggumu, hmm.. ?"
Begitulah ucap Anthony saat dia barusaja memasuki ruangannya.
Ya, Lucy memang sudah menunggunya selesai meeting sejak 30 menit yang lalu. Cukup lama memang Lucy menunggu prianya itu tapi, tak peduli berapa lamapun itu Lucy akan terus menunggu demi bisa berterus terang tentang perasaan mengganggu yang dirasakannya saat ini.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu, sesuatu yang sudah menggangguku selama 1 minggu belakangan." ucap Lucy terlihat menatap dalam mata calon suaminya yang tengah duduk disebelahnya dan menatapnya penuh cinta itu. Mungkin.
"Apa itu ? Katakanlah. Aku tidak ingin ada apapun itu yang bisa mengganggumu disaat detik-detik terakhir menuju pernikahan kita seperti ini." ucap Anthony terlihat perhatian disana.
Sebenarnya Lucy merasa tidak enak mengatakan akan membatalkan pernikahan keduanya begitu saja disana tapi,
"Emm.. pikiran-pikiran ini membuatku merasa tidak tenang beberapa hari ini. Terkadang juga membuatku tidak bisa tidur semalaman. Aku bingung harus memulainya darimana tapi, intinya adalah aku ingin____"
Tok
Tok
Tok
'Sial !' umpat Lucy dalam hati.
Selalu seperti itu sejak kemarin saat ia sudah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan keinginannya pada Anthony, selalu saja ada halangan yang menggagalkan acara perbincangan seriusnya itu.
Kali ini apalagi ?
"Bos, semuanya sudah siap." ucap Sony diambang pintu dengan senyumnya yang selalu membuat Lucy sebal saat melihatnya.
"Oh, ok. Kau bisa pergi." jawab Anthony terlihat senang dan menatap Lucy bahagia disana.
"Aku sudah menyiapkan sebuah kejutan kecil untukmu. Ayo ikut aku." ucap Anthony terlihat antusias disana membuatnya tak kuasa menolak ajakan pria itu.
Akhirnya untuk kesekian kali, lagi dan lagi Lucy terpaksa harus menerima kegagalan dan terpaksa kembali menunggu waktu yang tepat untuk melakukan pembicaraan serius dengan calon suaminya itu.
"Kita ke Rooftop ? Memangnya ada apa disana ?" tanya Lucy mencoba biasa saja meski moodnya sudah sangat berantakan sekarang.
Keduanya sudah masuk kedalam lift sekarang.
"Kau akan tahu nanti. Ini kejutan kecil untukmu, sayang. Kuharap kau akan menyukainya, nanti. Sabarlah sebentar." ucap Anthony terlihat tersenyum manis seperti biasa membuat Lucy menghela nafas beratnya disana.
Coba saja pikirkan sendiri. Besok adalah hari pernikahannya dan bahkan sangat sulit sekali hanya sekedar meminta waktu beberapa menit saja dari waktu 24 jam yang dimiliki oleh calon suaminya itu untuk keduanya bicara serius.
Lucy tidak mau menyesal nantinya karena memendam perasaan ini sendiri. Ia tidak mau menikah dalam keadaan terpaksa.
Tak lama kemudian pintu lift terbuka dan karena sibuk melamun, Lucy sebenarnya tidak menyadarinya saat itu jika saja Anthony tidak menyuarakan suaranya disana.
"Bagaimana menurutmu, sayang ? Kau suka ?"
Lamunan Lucy langsung buyar seketika dan terlihat wanita itu kini melangkah keluar dari lift dengan langkahnya yang terlihat pelan karena lemas.
Lihatlah semua yang ada didepannya itu.
Manis sekali.
"Apa semua ini, An ? Kau____"
"Aku tahu terkesan sangat terlambat melakukan ini sekarang disaat besok adalah hari pernikahan kita tapi, aku tidak ingin kau merasa tidak beruntung mendapatkan pria sepertiku yang bahkan tidak melakukan formalitas yang benar untuk melamarmu. Jadi, disinilah aku sekarang. Dengan penuh kesungguhan, berlutut dihadapanmu untuk meminta persetujuanmu." ucap Anthony sengaja diberinya jeda sebentar sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya.
"Aku merasa sikapmu berubah akhir-akhir ini. Karenanya, sungguh ditempatku sekarang ini aku merasa sangat cemas jika kau tiba-tiba saja akan berubah pikiran dan menolakku. Tapi kumohon. Katakan apapun jawaban yang akan kau berikan padaku nanti tanpa ragu sedikitpun. Aku akan menerimanya dan tak akan membuat cintaku padamu berkurang sedikitpun. Jika memang ada sesuatu didalam diriku yang menurutmu salah, maka aku akan berusaha memperbaiki diriku sebaik mungkin dan pasti akan menemukan waktu yang tepat lagi nanti untuk akhirnya melamarmu kembali seperti ini. So, will you marry me ?" ucap Anthony yang kemudian terlihat membuka kotak beludru yang terdapat cincin indah didalamnya.
Lucy langsung saja terlihat berkaca-kaca melihat semua usaha yang telah dilakukannya itu.
Wanita cantik itu tidak bisa berkata-kata apapun lagi.
Perasaan buruknya seketika tiba-tiba menghilang setelah melihat Anthony dengan penuh kesungguhan melamarnya dengan manis dan romantis seperti itu.
'Keraguan apa yang merasukiku beberapa hari belakangan ini ? Bagaimana bisa aku meragukana pria yang selalu berusaha membuatku bahagia seperri dia ? Bagaimana jika dengan gegabahnya aku kemarin membatalkan pernikahan kami begitu saja ? Kurasa akulah yang akan menyesal karena sudah melepas pergi pria yang sangat mencintaiku ini. Aku tidak akan membuat kesalahan bodoh didalam hidupku. Tidak akan.' batin Lucy dalam hati.
Dan dengan helaaan nafas panjang akhirnya Lucy menjawab,
"Yes ! Definitely Yes !" ucap Lucy yang tentu saja membuat Anthony langsung bangun dan memakaikan cincin yang sudah disiapkannya itu dijari manis Lucy disana.
'Indah.' batin Lucy dalam hati.
Lucy disana terlihat langsung memeluk Anthony erat dengan perasaan penuh kebahagiaan.
Sungguh. Ia merasa sangat bersalah pada Anthony sekarang.
"Terima kasih. Aku amat sangat mencintaimu, sayang. Sungguh. Tidak bisa rasanya kulewati hari tanpa menghirup aromamu seperti ini. Karena begitulah caraku untuk memastikan kau ada dan tetap dalam jangkauanku. Jangan pernah menjauhiku lagi karena itu sangat menyiksaku." ucap Anthony terlihat mencium dalam leher Lucy dan menghirup aroma memabukkan wanitanya itu sepuasnya disana.
Lucy sendiri terlihat membiarkan saja apapun yang tengah dilakukan Anthony disana.
Ya, itu memang salahnya. Ia memanag sedikit berusaha menjauh dari Anthony beberapa hari terakhir.
'Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, An. Maafkan aku.'
• • • • •
Malam harinya...
"Jangan ganggu aku ! Pergi sana !! Kakak tidak tahu ya aku sedang mengatasi rasa gugupku sekarang." ucap Lucy yang terlihat berjalan mondar mandir didepan keluarganya dan ya, tadi dengan jahilnya Connor mengikuti dibelakangnya.
Dasar pria itu.
"Duduklah saja, sayang. Kau bisa pusing, nanti. Sini. Kemarilah." ucap Lara yang terlihat menepuk pahanya membuat Lucy langsung bersemangat dan menidurkan kepalanya dipangkuan Mommynya itu.
"Apa sekarang akhirnya kau berbaikan dengan Anthony ? Mommy lihat kau terlihat cemas dan sering melamun kemarin-kemarin dan sekarang lihatlah. Bahkan kau mendapatkan cincin baru." ucap Lara yang memang berniat menggoda putrinya itu sambil memijat kecil kepala putrinya untuk memberikan sensasi nyaman dan rileks disana.
"Hmm.. tadi dia melamarku dengan romantis. Aku tidak menyangka dia bisa bersikap manis seperti itu. Aku bahagia sekali." ucap Lucy yang tentu saja membuat kakaknya yang suka mengejeknya itu langsung menyuarakan suaranya disana.
"Jadi dia baru melamarmu, sekarang ? Dia kurang cepat dalam bertindak. Kau sanagt tidak beruntung men_____"
Bug
Dengan perasaan kesal akhirnya Lucy langsung membungkam kakaknya itu dengan melempar bantalan sofa yang langsung tepat mengenai wajah kakaknya yang suka mengganggunya itu.
Headshot. Haha..
Semua orang disana tertawa melihat kelakuan Lara dan Connor.
"Bagaimana bisa kau menikah duluan dan meninggalkan kami adik kecilku yang manis ? Kau sungguh sudah merasa lebih dewasa dari kami, hmm ?" ucap Kenzo yang terlihat gemas langsung mencubit hidung Lucy disana.
"Bukan begitu. Kalian saja yang kurang cepat bertindak mencari kekasih. Mana ? Aku tidak pernah melihat satupun dari kalian yang menggandeng wanita dan mengenalkannya padaku. Apa jangan-jangan kalian semua itu penyuka sesama ? Hiii.. menakutkan." ucap Lucy sambil terlihat menahan tawanya disana membuat kakak-kakaknya itu saling berpandangan sebentar dan,
"Ouuhh, sayangku. Kurasa aku selama ini sudah menyukaimu. Maukah kau jadi kekasihku, hmmm ?" ucap Connor sambil terlihat memeluk erat lehet Nathan disana sambil terlihat memajukan bibirnya seolah ingin menciumnya disana.
"Apa yang kau lakukan ?!!! Sial. Lepaskan aku. Ingin muntah rasanya mendengarmu mengatakan semua itu. Dasar homo." ucap Nathan berusaha melepaskan diri dari Connor disana tapi,
Terlihat Kenzo memberikan kode pada Nathan disana sebelum,
"Connorku, sayang. Datanglah padaku. Aku sangat ingin memeluk dan menciummu sepanjang malam ini. Come to me, baby." ucap Kenzo sambil kini terlihat berjalan mendekati Connor membuat pria itu hendak berlari melarikan diri tapi,
Tentu saja Nathan tidak membiarkan saudara kembarnya itu pergi. Itu adalah saatnya membalaskan dendam.
"Jangan pergi, sayangku. Jangan tinggalkan aku." ucap Nathan terlihat memeluk mesra Connor dan bergelajut didada saudara kembarnya itu sebelum akhirnya Kenzo bergabung dan langsung ikut mengerjai Connor disana.
Adrian, Lara dan Lucy disana terlihat tertawa keras melihat pemandangan itu.
Aksi homo 3 saudara itu sukses membuat Lucy melupakan rasa gugupnya disana.
"Aarrrggghhh !!!! Pipiku sudah tercemar bibir HOMOGENESIS !!!!!!"
• • • • •
Tengah malam...
Lucy terlihat tiba-tiba bangun dari diturnya dan berlari kekamar mandi saat merasakan mual yang luar biasa.
Huek
Huek
Huek
Begitulah suranya saat terlihat ia berusaha mengeluarkan isi perutnya diwastafel kamar mandinya.
Ya, beberapa hari belakangan dia memang sering merasa mual entah karena apa.
Lucy tidak berani berspekulasi apa-apa karena dipikirnya ia hanya mual karena merasa kelelahan karena semua persiapan pernikahannya itu.
Tapi sekarang. Ia rasa mual itu adalah karena hal lain. Hal yang perlu dicari tahu kepastiannya.
'Apa aku hamil ?' batin Lucy dalam hati.
Lucy terlihat melihat pantulan dirinya dicermin fullbody yang ada dikamar mandinya sambil memegang perutnya yang masih tetap rata itu.
"Aku memang sudah telat terlalu lama. Apa memang benar ada kehidupan yang sedang tumbuh didalamku, sekarang ?" gumam Lucy sendiri sambil mengelus perutnya itu.
Karena tak mau menghabiskan waktunya dengan menebak, akhirnya ia memutuskan untuk mengecek kebenarannya saja.
Diambilnya testpack yang memang sudah dibelinya sejak 4 hari yang lalu saat ia mulai mual hebat.
'Jika benar hasilnya nanti positif, aku akan memberikan kabar bahagia ini sebagai hadiah pernikahanku untuk Anthony. Dia pasti senang.'
Sementara itu...
Ditempatnya saat ini, Anthony terlihat sangat kesal sambil menatap wanita yang terlihat menunduk sambil memainkan kukunya didepannya itu dengan penuh amarah.
"Jika kau tidak mampu bekerja bersamaku lagi, lebih baik kau pergi dan tidak usah kembali lagi. Sejak awal aku juga tidak memintamu untuk bekerja bersamaku, 'kan ? Pergilah. Pergi saja sesukamu." ucap Anthony marah sambil terlihat langsung melempar barang-barang yang ada didekatnya.
"Ayolah, Anthony. Maafkan aku. Aku hanya tidak sengaja melakukan kesalahan kecil itu. Aku_____"
"Kesalahan kecil kau bilang ????? Menjual senjata kepihak rusia itu merupakan sebuah pengkhianatan pada negara, bodoh !! Kau tidak bagaimana cara orang-orang pemerintah bodoh itu marah dan menghinaku !!! Ini adalah pertama kalinya aku mendapat perlakuan serendah itu dan itu karenamu !!!"
Kali ini Anthony yang sudah tidak tahan lagi disana langsung berteriak marah didepan wajah Carol tak peduli jika akhirnya tindakannya itu membuat wanita itu terlihat ketakutan.
"Aku sedang butuh uang dan kau bilang sendiri jika kau tidak akan memberiku uang hingga misiku berikutnya, jadi aku tidak punya pilihan lain. Kumohon tolong maafkan aku. Aku akan melakukan apapun demi memperbaiki citramu didepan para orang pemerintahan itu. Aku mengaku aku salah. Katakan saja apa yang harus kulakukan." ucap Carol yang kali ini langsung bersimpuh memohon ampun Anthony disana.
Kepala Anthony panas.
Ya, ia merasa sanagt-sanagt marah sekarang. Dan kali ini tidak ada yang akan berani mendekatinya atau orang itu akan langsung kehilangan nyawanya saat itu juga.
Semua orang disana terlihat melihat takut kearahnya.
"Bangun !!!!" ucap Anthony sambil terlihat mencekik leher Carol dan mengangkatnya tinggi dengan satu tangannya hingga kakinya bahkan tidak menapak lantai lagi disana.
"Aku ingin kau puaskan 3 orang pemerintah itu dan berikan mereka pelajaran diakhir !! Buat mereka menyesal karena sudah berani menghina dan merendahkanku seperti itu !! Jangan kembali kesini tanpa membawa berita baik !!!! Sekarang, pergilah !!!!"
Anthony kemudian terlihat melepaskan cekikannya begitu saja hingga membuat tubuh Carol jatuh kelantai dan terbatuk-batuk. Wanita itu langsung saja mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya disana sebelum akhirnya langsung pergi sebelum membuat Anthony semakin marah padanya nanti.
"Sampai kapan kalian ingin melihatku disini ?!!!! Pergi !!!"
Mata Anthony jelas sekali berkilat penuh amarah saat ini dan ya, itu gawat sekali.
Tinggal beberapa jam lagi upacara pernikahannya berlangsung dan suasana hatinya sedang kacau sekarang.
'Sial ! Aku harus berendam diair es, sekarang !! Arrrrggghhhhh !!!'
Back to Lucy...
Wanita cantik itu terlihat ragu-ragu sejak tadi apakah dia harus melihat hasilnya sekarang atau tidak ?
Ya, ia takut melihat hasil yang tertera ditestpacknya.
Sebenarnya Lucy sendiri juga tidak berharap hamil secepat itu tapi, Anthony pasti senang jika dia memang benar-benar hamil, sekarang.
"Tidak. Apapun hasilnya aku akan menerimanya." ucap Lucy meyakinkan dirinya sendiri disana.
Dengan sekali helaan nafas panjang akhirnya dengan berani Lucy mengambil testpacknya dan melihat bagaimana hasilnya.
"Astaga ?! Ternyata aku benar-benar hamil ?!!!!!"
Bersambung.....
• • • • •
Khusus malam tahun baru aku kasih double up 😁
Selamat tahun baru 🎉🎆🎊
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top