MFG 38 - Secret Thing
Percaya nggak aku berhasil ngetik setengah dari cerita ini ini dalam waktu 15 menit doang ? 🤣😂🤣
Jangan lupa Votenya 😉😉
• • • • •
2 minggu kemudian...
"Kan aku sudah memperingatkanmu kemarin untuk tidak makan es krim banyak-banyak dicuaca dingin seperti ini. Karena tidak mendenegarkan lihatlah akibatnya sekarang, kau menjadi terserang flu seperti ini." ucap Anthony pada Lucy yang tengah memeluknya diatas tempat tidur itu.
"Lain kali jika dia tidak mau mendengarkanmu, jitak saja kepalanya dengan keras agar keras kepalanya itu menghilang saat itu juga." ucap Nathan yang sebenarnya merasa kasihan melihat adiknya terserang flu seperti itu, tapi itu adalah salah adiknya sendiri. Salahkan sifat keras kepalanya yang tidak pernah hilang itu.
"Sudah, jangan marahi adikmu begitu. Sayang, ini makan sarapanmu dan minum obatnya dulu, ya. Ini." ucap Lara yang kembali ke kamar itu setelah tadi keluar sebentar untuk mengambilkan obat putrinya.
"Tidak mau." ucap Lucy yang kemudian terlihat menutup wajahnya menggunakan selimut.
"Jangan begitu. Kau bilang ingin berbelanja di Paris, 'kan ? Bagaimana bisa kita pergi kesana jika kau sakit begini. Cepat bangun dan makan. Setelah itu minum obatmu." ucap Anthony terlihat berusaha membujuk Lucy disana dan ya, tentu saja berhasil.
Disana terlihat Lucy membuka sedikit selimutnya dan menatap Anthony seolah berkata 'Kau serius ?'.
"Apa aku pernah berbohong padamu ? Aku sangat serius dengan ucapanku tadi. Sekarang menurutlah dan jadilah gadis baik dengan meminum obat itu. Ayo bangun dulu." ucap Anthony terlihat berusaha meyakinkan Lucy dan ya, tentu saja Lucy langsung menurut.
Semua orang yang melihat interaksi antara keduanya disana merasa geli dan juga lucu disaat bersamaan. Bukan pertama kali mereka semua melihat pemandangan sepasang keksih yang tengah dimabuk cinta itu, hanya saja setiap kali melihat bagaimana Lucy menjadi manja saat bersama Anthony, membuat semua orang pasti langsung menggelengkan kepalanya tak menyangka.
Dan yang lebih mengherankan lagi, Anthony terlihat sabar dan bisa mengendalikan sifat manja Lucy itu dengan baik. Dan Lucy sendiri juga terlihat sangat menurut pada Anthony dalam kondisi apapun dan dimanapun.
Ya, Lucy dan Anthony memang sudah mengumumkan hubungan mereka kepada keluarga besar mereka berdua. Dan dalam waktu satu bulan lagi, keduanya akan melangsungkan pernikahan.
Tidak ada halangan yang berarti selama persiapan pernikahan itu. Hubungan keduanya juga terlihat baik-baik saja, baik itu diatas ranjang ataupun diluar itu, Lucy dan Anthony terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat harmonis. Keduanya terlihat selalu bersama dan lebih tepatnya Lucy yang mengekor pada Anthony kemana-mana. Itu karena dia sudah menjadi pengangguran, sekarang. Anthony sendiri juga terlihat tidak keberatan sama sekali.
"Senang sekali rasanya mendapat hadiah belanja ke Paris hanya karena mau minum obat. Dasar manja. Aku pasti sangat menderita jika mendapatkan wanita sepertimu untuk menjadi istriku, nanti." cibir Connor sengaja ingin menggoda adiknya yang tengah disuapi makan Mommynya disana.
"Diamlah ! Kau tahu sendiri mood Lucy sedang naik turun akhir-akhir ini. Kau mau menenangkannya jika dia menangis, nanti. Apalagi dia sedang sakit, sekarang. Pergilah saja sana." ucap Kenzo memarahi adiknya itu karena ya, sifat Connor yang menyebalkan itu selalu keluar tanpa tahu waktu dan tempat yang tepat.
Lucy terlihat tersenyum pada Kenzo saat kakaknya itu terlihat membelanya disana. Sementara Lara dan Adrian yang melihat tingkah putra putrinya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan disana.
"Ayo satu lagi, ya." ucap Lara saat putrinya itu terlihat ingin menyudahi acara makannya.
Lucy terlihat menggelengkan kepalanya keras disana.
"Ya sudah, kalau begitu minum obatnya dan beristirahatlah. Ini, hati-hati." ucap Lara yang kemudian memberikan obat dan juga air mineral untuk diminum putrinya disana.
"Ayo kita semua pergi keluar, sekarang. Terutama kau. Jangan berani ganggu adikmu. Ayo ikut aku. Aku ada berita bagus untukmu." ucap Adrian yang terlihat langsung merangkul leher Connor dan mengajak putranya itu pergi bersamanya keluar dari kamar.
"Cepat sembuh, ya sayang." ucap Lara sambil mengelus kepala putrinya sayang, sebelum akhirnya pergi keluar dari kamar.
"Ayo kita juga pergi. Tolong jaga dia ya, An." ucap Kenzo yang kemudian terlihat merangkul leher Nathan dan pergi keluar bersama.
Setelah pintu kamarnya tertutup, Lucy langsung berhambur memeluk Anthony dan menyandarkan kepalanya didada pria itu.
"Tidurlah. Aku akan ada disini sampai kau bangun, nanti." ucap Anthony sambil mengelus kepala Lucy penuh perhatian disana membuat wanita itu tersenyum disana.
"Aku ingin pergi ke Italy." ucap Lucy pelan dan terdengar seperti berbisik disana tapi Anthony tentu saja masih bisa mendengarnya.
"Sekarang yang terpenting adalah kau sehat dulu. Aku berjanji akan mengajakmu pergi ke negara manapun yang kau mau, saat kau sudah sembuh nanti. Tidurlah dulu, sekarang." ucap Anthony yang ya, perlahan disana terlihat Lucy mulai memajamkan matanya.
Sebenarnya Anthony sedang dalam keadaan yang cukup lelah pagi ini.
Itu karena tadi malam dia harus pergi mengecek bisnis sampingannya dan melakukan beberapa pekerjaan yang tidak bisa diatasi anak buahnya. Semua urusan pekerjaannya itu membuatnya tidak tidur semalam penuh dan membuat badannya terasa remuk dan sakit karena terlalu lelah.
'Wanita itu ! Aku akan menyuruhnya pulang besok ! Enak sekali dia pergi berlibur sementara aku menderita sendiri disini. Awas kau, Carol !'
• • • • •
"An, bangun dulu. Kenapa kau tidak bilang kalau kau belum makan sejak tadi pagi ? Lihatlah sekarang kau menjadi demam. Kau terlihat lelah sekali. Apa yang terjadi ? Aku terlalu merepotkanmu kemarin, ya ? Maafkan aku." ucap Lucy sambil kini terlihat mengompres Anthony dengan penuh perhatian.
Anthony yang melihat wanitanya bersedih seperti itu, langsung saja merasa tidak suka. Apalagi alasannya bersedih adalah dirinya.
Diraihnya tangan Lucy yang tengah sibuk mengompresnya itu dan diciumnya sayang disana.
"Aku baik-baik saja. Bukan kau yang membuatku kelelahan. Aku justru senang bisa menghabiskan waktu seharian bersamamu kemarin. Aku kelelahan karena kemarin Sony menyuruhku mengerjakan materi presentasi untuk besok sendirian. Aku mengerjakannya semalaman dan tidak sempat untu tidur. Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja selama kau ada bersamaku. Tunggu ?! Kenapa kau sudah bangun ? Apa kau sudah merasa membaik sekarang ?" ucap Anthony yang langsung berniat bangun dari posisi berbaringnya tapi,
"Sudahlah. Kau berbaringlah saja. Dan ya, kau tahu, saat tidur dipelukanmu tadi aku seperti mendapatkan layanan spa berendam didalam air panas yang kurasa membuat fluku itu langsung pergi. Sungguh, An suhu badanmu sangat tinggi tadi. Karena tidak bisa menahan panasnya aku sampai terbangun. Kita ke dokter saja, ya. Sebentar, aku akan_____"
"Tidak perlu, sayang. Sungguh aku baik-baik saja dan ya, juga sangat lapar." ucap Anthony yang langsung bangun dan duduk. Kali ini Lucy terlihat tidak mencegah prianya itu karena ya, memangnya siapa yang makan sambil tidur ?
"Akan kumarahi asistenmu itu, nanti. Lalu apa gunanya memiliki dia sebagai asistenmu jika kau mengerjakan semuanya sendiri. Dan ya, lain kali katakan padaku jika kau harus mengerjakan materi presentasi seperti itu lagi. Aku bisa membantumu." ucap Lucy pada Anthony yang terlihat mengangguk kecil dan tersenyum sambil mengunyah makanan yang disuapkannya tadi.
Sebenadnya ia tidak suka menyembunyikan sesuatu dari Lucy seperti itu karena merasa hubungan keduanya sudah sangat dekat sekali. Tapi, Anthony merasa demi keselamatan Lucy sendiri, sebaiknya wanita itu tidak perlu tahu mengenai pekerjaan gelapnya itu.
"Jam berapa sekarang ?" tanya Anthony.
"Entahlah. Sepertinya sudah sore. Tapi kumohon jangan pulang dulu, ya. Semua orang sedang pergi menjenguk kakek dan akan kembali saat malam nanti. Aku tidak mau sendirian di rumah." ucap Lucy terlihat kembali mengeluarkan sikap manjanya pada Anthony disana.
"Ya.. boleh saja. Asalkan ada upah yang pantas untuk itu." ucap Anthony sengaja ingin menggida Lucy disana.
"Boleh saja. Aku akan memberikan upah yang nikmat untukmu, nanti." ucap Lucy terlihat santai saat mengatakannya, membuat Anthony pun juga senang saat mendengarnya.
Didalam benak pria itu sekarang penuh dengan pikiran mesum dan nikmat yang penuh gairah.
'Memikirkannya saja sudah membuatku senang bukan main seperti ini. Ah !! Aku tidak sabar lagi.'
• • • • •
Saat waktu makan malam...
"Bukan upah makanan seperti ini yang kumaksud, sayang. Kau tahu, upah yang_____"
"Ayolah, Anthony. Kau baru saja sembuh dari demam dan aku baru sembuh dari flu yang menggangguku semalaman itu. Bisakah untuk sehari saja kita tidak melakukannya. Dan ya, kau tidak tahu betapa takutnya aku sekarang karena aku belum mendapat masa periodku. Bagaimana jika aku hamil, nanti ?" ucap Lucy terlihat cemas sambil terlihat menata meja makan disana.
"Kenapa harus takut ? Kau mengatakannya seperti aku akan lari meninggalkanmu saja saat tahu kau hamil. Tenang saja, sayang. Aku juga akan menikahimu sebentar lagi, 'kan ? Jika kau memang hamil, bukankah itu malah bagus." ucap Anthony yang kemudian terlihat tergoda saat melihat sepiring makanan yang baru saja diletakkan wanitanya itu tepat didepannya.
Itu adalah makanan favoritenya. Saat itu Lucy pernah memasak bersama mamanya dirumah dan lihatlah betapa cepatnya wanitanya itu belajar.
"Semua yang kau katakan itu memang benar tapi_____"
"Intinya jangan pikirkan apapun itu, yang membuatmu stres, sayang. Aku hanya ingin kau bahagia saat bersamaku. Bukan merasa takut dan cemas seperti itu. Cukup percayalah saja, padaku." ucap Anthony berusaha meyakinkan wanitanya itu.
Lucy sebenarnya bukan bermaksud tidak percaya pada Anthony disana, hanya saja ia merasa perasaan yang tidak enak beberapa hari ini. Entah kenapa yang jelas, ia tidak mau kabar bahagia datang disaat perasaannya sedang tidak karuan seperti ini.
Karena itulah dia merasa takut.
"Kenapa melamun seperti itu ? Sudhalah, ayo kita mulai makan saja, sekarang. Dan ya, katakan apa yang ingin kau lakukan setelah ini ?" ucap Anthony yang kemudian terlihat mulai memakan makanannya.
Dan ya, karena Lucy juga memang sedang mengunyah saat ini, wanita itu terluhat tidak langsung menjawab Anthony disana.
"Aku sedang tidak ingin melakukan apa-apa. Oh ya, katakan kapan kita akan pergi ke Italy ? Kau sungguh akan mengajakku kesana, 'kan ?" ucap Lucy yang terlihat antusias disana membuat Anthony tersenyum melihatnya.
"Tentu saja kita akan kesana. Aku memang sudah merencanakan bulan madu kita kesana." ucap Anthony yang seketika membuat Lucy langsung,
"Tunggu ?! Jadi maksudmu masih satu bulan lagi kita pergi kesana ??" tanya Lucy dengan penuh penekan disetiap katanya. Ya, sepertinya dia akan marah sebentar lagi.
"Bagiamana bisa kita pergi berlibur saat semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan kita disini ? Bukankah akan lebih menyenangkan saat kita pergi kesana saat sudah menikah, nanti. Dengan begitu kau juga tidak bisa melarangku untuk mendekatimu lagi." ucap Anthony terlihat mengatakannya dengan santai tapi sebenarnya tanpa disadarinya, ucapannya itu terlalu fatal hingga membuat Lucy akhirnya memutuskan untuk,
"Oke. Baiklah. Itu artinya jangan pernah mendekatiku sampai dihari pernikahan kita, nanti. Aku tidak peduli bagaimana caranya kau akan menahan nafsu singamu itu, tapi jika aku bisa menahan keinginanku untuk pergi ke Italy selama sebulan penuh ? Kenapa kau tidak bisa ? Benar, kan ?" ucap Lucy terlihat santai meski dalam hatinya rasanya ia merasa kesal sekali karena merasa ditipu oleh calon suaminya itu.
"Satu bulan ? Kau serius akan membiarkanku dalam keadaan tersiksa selama satu bulan penuh ? Aku tahu kau tidak setega itu, sayang." ucap Anthony terlihat membujuk wanitanya itu.
Sedangkan Lucy terlihat seolah tidak mendengar ucapan Anthony disana. Ia justru dengan tenang menyantap makan malamnya dan menikmati setiap suapan yang masuk kedalam mulutnya.
Melihat itu tentu saja Anthony langsung frustasi.
Ya, sangat sulit membujuk Lucy yang sedang dalam keadaan marah seperti itu.
Anthony sendiri memang merasakan sesuatu yang berbeda sejak kemarin lusa dengan sikap Lucy yang naik turun secara drastis. Entah mengapa.
'Apa mungkin dia benar-benar hamil ? Tapi bukankah dia meminum obat pencegah kehamilan selama ini. Dia sendiri yang mengatakannya. Dan ya, mungkin saja karena obat itu dia menjadi telat mendapatkan periodnya. Dan sikapnya itu, mungkin karena dia merasa stres memikirkan pernikahan kami. Ya. Mungkin saja memang begitu.'
• • • • •
"Aku tidak mau tahu. Kau harus pulang besok atau kuanggap kau sudah mengirimkan surat pengunduran diri padaku. Disini semua orang sibuk dan kau dengan tidak tahu malu malah pergi berlibur. Kau mendengarkanku tidak, sih ?"
"Iya-iya. Aku dengar semuanya bodoh. Iya aku akan pulang besok. Lagipula aku juga sudah dalam pesawat sekarang. Tunggu sebentar."
Anthony terlihat mengerutkan keningnya saat mendengar suara-suara aneh didalam telfon disebrang sana.
Entah apa yang dilakukan oleh wanita itu sekarang ?
"Sudahlah. Lanjutkan saja apapun yang kau lakukan disana. Saat kau sudah sampai, cepat bereskan masalah yang ada di markas. Seperti biasa, kau hanya boleh menghubungiku disaat mendesak saja. Hei ?!! Kau dengar tidak ?!!"
"Astaga ?! Iya-iya aku dengar. Aku sedang memberi layanan pada seorang pilot sekarang karena dia mau memberiku tumpangan. Itu karena uang yang kau berikan terlalu sedikit dan sudah habis sekarang. Bahkan untuk membeli tiket pulang saja aku tidak mampu. Sudahlah. Bye."
Tut tut tut...
Anthony menggelengkan kepalanya tak percaya mendengar ucapan Carol padanya barusan.
'Apa dia bilang tadi ? Uang yang kukirim sedikit ? $1.000.000 adalah uang yang sedikit ? Lihat saja lain kali aku tidak akan mengiriminya uang lagi. Apapun yang terjadi. Sungguh. Kerjanya hanya membuatku kesal saja.'
Bersambung.....
• • • • •
Kan aku dah bilang, liburan sebentar aja mood nulisku langsung ilang. 😣😢
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top