MFG 25 - Silent Please...!
"Habiskan makananmu, dan setelah itu akan kuantar kau pulang." ucap Anthony dengan suara lembut dan terdengar perhatian pada Lucy disana.
Lucy sendiri terlihat makan dengan malas-malasan sambil melihat kearah lain untuk menghindari tatapan Anthony yang cukup membuatnya terganggu.
Ya. Itu karena kejadian tadi.
Flashback On
Entah setelah berapa pertempuran yang terjadi, akhirnya Lucy duluan yang berhasil bangun dan merasakan ada yang aneh pada tubuhnya.
Dan ya, ia sangat terkejut hingga langsung bangung dan terduduk saat melihat Anthony tidur disampingnya dengan memeluknya erat.
"Sshh.. apa yang kau lakukan. Aku masih lelah. Tidurlah saja kembali. Ayo." ucap Anthony dengan suara seraknya yang sexy tapi sungguh, dari pada fokus dengan suara Anthony itu, Lucy saat itu justru berusaha mengingat apa yang sudah terjadi padanya.
"Kau habis minum-minum dan langsung menggodaku tadi. Jadi disinilah kita berakhir sekarang. Karenanya lain kali jangan meminum minuman orang sembarangan." ucap Anthony lagi dengan sangat santai kemudian bangun dari tidurnya dengan susah payah dan berjalan pergi masuk ke kamar mandi.
'Apa yang baru saja dikatakannya tadi ? Berakhir seperti sekarang ? Apa jangan-jangan.'
Dengan cepat Lucy membuka selimut dan melihat bercak merah yang ya, lumayan banyak juga yang berarti jika dia dan Anthony sudah...
"Aaaaaa... tidak mungkin !!!!!"
Begitulah teriak Lucy tak percaya memikirkan apa yang sudah terjadi diantara dirinya dan Anthony.
"Aarrrgghh !!!" rintih Lucy kesakitan saat ia mencoba turun dari ranjang karena ia cepat-cepat ingin kabur dari sana. Ya.. ia tak bisa menghadapi Anthony dulu saat ini. Sungguh. Apa yang sudah terjadi diantara dirinya dan Anthony rasanyabsangat memalukan. Apalagi memikirkan jika dia yang sudah menggoda Anthony untuk... Ahhh ! Sudahlah.
"Jika masih terasa sakit diam saja disana dulu. Maaf mungkin karena aku terlalu kasar dan tergesa-gesa tadi. Jadi____"
"Bisakah kau diam saja. Aku bahkan tidak ingat apapun dan ucapanmu itu malah membuatku bingung setengah mati, hingga rasanya aku ingin menangis sekarang." ucap Lucy kesal karena Anthony terlihat mengingat semua kejadian diantara keduanya dengan lengkap, sedangkan dirinya ? Nihil.
"Baiklah-baiklah. Maafkan aku. Tapi dengar, karena aku oranag pertama bagimu, aku berjanji apapun yang terjadi nanti, aku akan bertanggung jawab." ucap Anthony berusaha menenangkan Lucy disana.
Lucy terlihat menatap Anthony sejenak sebelum,
"Ucapanmu itu manis sekali tapi, tenang saja. Aku tidak akan hamil begitu saja hanya karena kejadian ini. Sekarang tolong bantu aku ke kamar mandi." ucap Lucy tanpa malu lagi sambil memegangi selimut agar tidak turun.
"Sudahlah lepaskan selimut sialan ini. Lagipula aku sudah melihat semuanya." ucap Anthony kesal saat melihat Lucy terlihat kerepotan dengan selimutnya.
"Ya, memang benar kau sudah melihatnya. Tapi cukup sekali saja. Tidak lagi dan tidak ada lain kali. Lagipula kau siapaku memangnya ?" ucap Lucy yang tanpa tahu malu berbicara sinis pada Anthony yang tengah membantunya berjalan menuju kamar mandi.
"Begitukah ? Ayo kita lihat." ucap Anthony yang kemudian langsung membawa Lucy kedalam gendongannya dan membawanya masuk kedalam kamar mandi.
Sesampainya disana, Anthony langsung menurunkan Lucy dan menarik selimut yang tak kunjung dilepaskan oleh wanita itu lalu dibuangnya asal selimut sialan itu.
"Mari bercinta didepan publik, sayang." ucap Anthony yang kemudian melepaskan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya itu dan memulai aksinya disana.
Ya.. jadilah mereka melakukannya lagi dan lagi hingga hari menjelang malam dan juga kondisi Lucy yang sudah benar-benar kelelahan.
Flasback Off
"Aku tidak mau pulang ke rumah. Antarkan saja aku ke rumah Catherin." ucap Lucy dengan raut wajah yang terlihat kesal disana. Entah karena apa.
"Tidak bisa. Kau harus pulang. Aku sudah bilang pada Nathan untuk memastikan kau pulang dengan selamat malam ini. Memangnya masalah apa sih yang membuatmu sampai kabur dari rumah seperti ini. Kekanakan sekali." ucap Anthony sengaja menyinggung perasaan Lucy disana agar wanita cantik itu mau pulang.
"Bukan urusanmu. Tapi, baiklah, ya, aku akan pulang." ucap Lucy kesal dan akhirnya mengalah dan memutuskan untuk pulang. Tapi, ya.. lihat saja nanti. Ia juga bisa dengan mudah kabur lagi ke rumah Catherin.
"Jangan berani kabur lagi dari rumahmu seperti itu. Kau tidak tahu bahaya apa saja yang ada diluar. Jika kau sedang sendiri dan diculik geng yang berisi orang-orang kejam, bagaimana ?" ucap Anthony yang bermaksud untuk bercanda saja bertujuan untuk mencairkan suasanya yang kurang nyaman diantara keduanya tapi, siapa sangka jika Lucy menanggapinya dengan serius.
"Begitu malah bagus. Aku sudah malas hidup nyaman. Mungkin saja akan menyenangkan rasanya saat aku diculik dan tiba-tiba datang pria tampan yang menyelamatkanku darisana. Terdengar bagus juga." ucap Lucy yang tentu saja membuat Anthony menggeleng kecil karenanya.
"Terserah padamu sajalah." ucap Anthony singkat kemudian melanjutkan makannyadengan tenang setelahnya.
Begitu juga Lucy. Ya.. meski terkadang bayangan kilasan kejadian antara dirinya dan Anthony melintas begitu saja dan membuat wajahnya memerah padam.
Astaga ?! Entahlah apa yang sudah terjadi padanya ? Yang jelas dari pada menyesal karena sudah kehilangan keperawanannya, didalam hatinya Lucy justru merasa senang dan detak jantungnya terasa berbeda dari biasanya.
Ya.. entahlah. Apa itu karena terakhir dia dalam keadaan yang sepenuhnya sadar dan juga ikut menikmatinya ?
Tapi ia sengaja tak mau terlalu menunjukkan hal itu didepan Anthony karena nampaknya Anthony juga terlihat biasa-biasa saja. Mungkin karena pria itu juga sudah melakukannya berkali-berkali dengan banyak wanita lain, sedangkan baginya itu adalah pengalaman pertamanya yang bisa dikatakan sebagai salah satu hal luar biasa yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Sungguh.
"Apa kau sedang memikirkan kejadian kita tadi ? Daripada memikirkannya seperti itu, bukankah lebih baik jika kita melakukannya lagi. Aku bisa saja jika_____"
"Maaf mengecewakanmu tapi aku sedang memikirkan tentang apa alasan yang tepat untuk kukatakan pada semua orang di rumah. Ya, mereka pasti menanyaiku banyak pertanyaan nanti, apalagi kau bilang aku menginap dirumahmu ? Sungguh, An. Apa kau tidak bisa mengatakan alasan lainnya selain itu ?" ucap Lucy terlihat menatap Anthony kesal namun itu hanya sebentar karena sungguh, tatapan Anthony masih mengganggunya.
"Lalu aku harus bilang apa ? Apa kau pernah menceritakan temanmu Carherin itu pada keluargamu ? Jika mereka bahkan tidak mengenalnya, apa kau pikir mereka akan menjadi tenang setelah aku bilang kau menginap ditempatnya ? Sudah bagus kubantu berbohong. Setidaknya berterima kasihlah." ucap Anthony yang terlihat membuat Lucy menganggukan kecil kepalanya disana tanda dia setuju dengan ucapan pria itu.
"Yaya.. baiklah tuan Maha Benar. Terima kasih sudah mau bergabung didalam kebohonganku, ya. Tapi tolong, sekarang kau jangan menatapku seperti itu. Aku merasa tidak nyaman, kau tahu." ucap Lucy yang sepertinya sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Anthony yang seakan membakar seluruh tubuhnya. Tatapan itu terlalu intens. Sungguh.
"Aku mengatakan ini padamu sekali dan aku tidak akan mengulanginya lagi. Dengar, mulai sekarang kau tidak bisa menghentikanku untuk tidak tergoda padamu, karena kurasa mulai sekarang aku akan bersikap terang-terangan sebagai seorang pria yang tertarik pada wanitanya. Jika menurutmu apa yang sudah terjadi diantara kita itu kesalahan, terserah. Tapi meurutku yang terjadi diantara kita adalah awal dari segalanya. Tunggu dan lihat bagaimana kedepannya nanti. Jika aku tidak bisa menjadikanmu milikku, maka akan kubuat hal mustahil itu menjadi kisah nyata yang kau sendiri bahkan tidak pernah menduganya sebelumnya." begitulah ucap Anthony yang terdengar serius dengan tatapannya yang terlihat tajam dan penuh arti seolah ingin membuat Lucy yang juga sedang menatapnya itu tenggelam didalamnya.
Dan ya, itu berhasil.
Terbukti dari Lucy yang menatapnya dalam diam dan itu berlangsung cukup lama. Entah apa yang terjadi pada Lucy tapi,
'Apa kini aku mulai menyukainya ?'
• • • • •
"Dasar gadis nakal. Darimana saja kau sejak kemarin malam ? Kenapa kau kabur begitu saja seperti itu ? Ada amasalah apa denganmu sebenarnya ? Biasanya kau suka cerita padaku. Tapi kurasa kau memilih untuk bercerita pada Anthony segalanya sekarang. Aku menjadi tidak penting lagi." begitulah ucap Nathan dengan raut wajahnya yang terlihat muram membuat Lucy yang melihat itu merasa tidak enak karenanya.
"Tidak, kakakku sayang. Bukan begitu. Kakak tahu sendiri waktu magangku tinggal 1 minggu 2 hari lagi, 'kan ? Seperti kebanyakan bos dia juga membuatku kesulitan menangani pekerjaan. Apalagi Anthony itu banyak maunya sekali. Jadi daripada aku harus bolak-balik dari sini ke rumahnya dan begitu seterusnya, jadi aku menginap saja disana. Apalagi dia menggunakan tangannya yang sakit itu sebagai alasan. Astaga ?! Sungguh. Dia menjadi sangat cerewet sekali." ucap Lucy beralasan pada semua orang yang saat ini tengah berkumpul dimeja makan untuk makan malam itu.
Tapi tentu saja Lucy tidak ikut bergabung dengan mereka. Dia hanya duduk melihat keluarganya makan saja. Ya, dia kan sudah makan malam tadi.
Disuatu kesempatan, tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Daddynya dan saat itu juga Lucy langsung mengalihkan pandangannya kearah lain karena ya, ia merasa masih marah.
"Kau pintar-pintar saja mengambil Anthony hingga magangmu itu selesai nanti. Itu akan memudahkanmu lulus dengan cepat. Bukankah kau sudaha muak dengan kuliah. Jadi bersikap baiklah." ucap Kenzo menyemangati adiknya disana.
"Baiklah, kakakku sayang." ucap Lucy dengan senyum lebarnya kepada Kenzo.
Melihat itu Kenzo hanya diam dan tak berekspresi apapun. Ya, memang begitulah kakaknya yang satu itu.
Drrrtt..
Drrrtt..
Ponsel Lucy bergetar tanda ada pamggilan masuk, dan tentu saja tidak langsung mengangkatnya begitu saja. Tentu saja tidak saat melihat nama Jordan dilayar ponselnya.
Sungguh, Lucy pikir seharian ini ia akan terbebas sebentar dari pria itu, tapi...
"Jordan ?!! Kau berhubungan dengan Jordan lagi ? Bagaimana bisa ?!!" ucap Nathan tak percaya saat melihat ponsel adiknya yang terus bergetar tapi tak kunjung diangkatnya.
Dan pertanyaan kakaknya itu hanya membuat Lucy menunduk diam tak bisa menjawab apa-apa.
"Hei ?! Jawab aku !" ucap Nathan kesal karena adiknya tak kunjung menjawabnya.
"Sudahlah, kakak tenang saja. Aku akan menjawab telfon ini sebentar." ucap Lucy yang kemudian meraih ponselnya dan dibawanya pergi menjauh dari ruang makan.
"Maksudmu Lucy kembali berhubungan dengan Jordan yang itu ? Jordan yang sama yang tergila-gila padanya itu ?" tanya Kenzo pada Nathan yang tentu saja langsung dijawabnya dengan perasaan kesalnya yang berapi-api.
"Kata tergila-gila masih bagus untuk didengar, tapi menurutku Jordan itu sudah setengah gila jika menyangkut Lucy. Seperti layaknya anak perempuan yang sayang dengan boneka mainannya, begitulah menurutku sikap Jordan pada Lucy." ucap Nathan yang tentu saja membuat keluarganya yang mendengarnya disana langsung terdiam sedikit takut dan setengah terkejut mengetahui fakta yang baru mereka ketahui itu.
Terutama Adrian. Pria itu terlihat menunduk sedih dan tidak percaya karena tanpa sengaja sudah membuat putrinya berada dalam masalah seperti sekarang. Ia merasa sangat-sangat bersalah sekarang.
Sementara itu..
"Astaga ?! Sudah kubilang dia hanya bosku ditempatku magang. Jika kau masih tidak percaya, maka tidak perlu percaya karena akupun juga tidak peduli." ucap Lucy marah lalu kemudian langsung mematikan sambungan telfon itu dengan ceoat tak peduli jika Jordan nanti bisa saja marah padanya.
'Ya.. aku masih takut pada keluarganya tentu saja, tapi sungguh. Pertanyaannya itu terlalu menganggu.' batin Lucy dalam hati.
Lucy kemudian berjalan cepat masuk kedalam rumah dan memilih untuk langsung pergi ke kamarnya tanpa berpamitan dulu pada keluarganya yang sepertinya masih dirunag makan.
Ya. Ia lelah.
Ting..
Terlihat sebuah pesan masuk saat Lucy batu saja memasuki kamarnya dan tebak itu dari siapa ?
Jordan :
Kumohon maafkan aku. Aku berjanji ini terakhir kalinya aku mencurigaimu dan memata-mataimu. Aku hanya takut kau meninggalkanku setelah melihat foto hasil kerja mata-mataku tadi. Kau terlihat dekat sekali dengan pria itu karenanya aku menjadi kesal. Kumohon maafkan aku, ya. 🤗
Lucy berdecih kecil saat melihat isi pesan dari Jordan itu.
Ya.. ia tahu pada akhirnya Jordan lahn yang akan meminta maaf padanya. Selalu seperti itu, sejak dulu.
'Jika hanya melihat fotoku bersama pria lain saja dia marah ? Bagaimana jika dia tahu kalau aku juga habis bercinta dengan pria itu juga ? Apa mungkin dia akan pingsan ? Tidak. Dia pasti akan mengadu pada Kakek dan Papanya. Ya, itu pasti.' batin Lucy dalam hati.
Setelahnya Lucy berjalan dengan cepat kearah ranjangnya dan duduk disana. Dibukanya lemari kecil disebelah ranjangnya itu danmengambil sesuatu dari sana.
'Beruntung aku masih punya pil pencegah kehamilan ini. Anthony benar-benar sudah gila. Dia seolah memang ingin membuatku hamil dengan melakukannya berkali-berkali dan juga tanpa sedikitpun berfikir untuk menggunakan pengaman. Dassr pria gila.' batin Lucu dalam hati.
Diminumnya obat itu dengan cepat dan berharap akan bekerja dengan baik, karena ia tidak mau hamil secepat itu. Tidak.
"Lebih baik aku mandi dan kemudian langsung tidur." ucap Lucy yang dengan cepat berjalan menujubkamar mandinya sambil melepas satu-persatu pakaiannya disana.
"Tunggu ?! Astaga ?! Lihatlah semua ini ?" ucap Lucy saat tidak sengaja melewati cermin didepan kamar mandinya dan melihat tubuhnya yang penuh dengan tanda merah.
Sungguh. Itu benar-benar banyak.
"Penting sekali untuknya membuat semua tanda ini, ya ? Sekarang bagaimana caraku menghilangkannya ?" ucap Lucy sambil mengelus perut dan juga dadanya yang memiliki lebih banyak tanda merah dari yang lainnya.
"Beruntung leher ku tidak terlalu parah jadi kurasa keluargaku tadi tidak melihatnya. Ya.. kurasa begitu. Sudahlah aku mandi saja." ucap Lucy yang kemudian dengan cepat masuk kedalam kamar mandi.
Ditempat lain...
Anthony saat ini terlihat berdiri didekat kaca tengah merenung atau lebih tepatnya tengah melamun.
Padahal diruangan yang sama ada juga teman-temannya. Tapi entahlah apa yang terjadi pada Anthony sekarang ?
'Ada apa dengan diriku sebenarnya ? Bukankah aku seharusnya senang karena sudah membuatnya... tidak. Bukan aku yang membuatnya seperti itu. Dia dulu yang menghodaku. Tapi... daripada senang karena sudah melakukannya, aku merasa sedikit bersalah karena hanya akulah yang dalam keadaan sadar penuh saat itu. Dan ya, itu luar biasa. Aku merasa sedikit istimewa karena bisa menjadi yang pertama baginya. Tapi.. kurasa rencanaku akan berubah mulai sekarang. Ya, kurasa begitu.' batin Anthony dalam hati.
Terlihat Anthony tersenyum kecil sebelum akhirnya tanpa sadar menggumamkan sesuatu yang mungkin sebelumnya tak pernah ada dalam bayangannya sekalipun jika kata itu akan keluar begitu saja dari mulutnya.
"Aku akan melindunginya."
Bersambung.....
• • • • •
Dua dulu besok-besok lagi 😉
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top