MFG 22 - Hot Dinner
Judulnya ?? Iya dari judulnya ketahuan kalau ada hot-hotnya, 'kan ? Makanya aku ingetin nih.
Yang dibawah umur !!! Langsung skip bawah aja. Okey !! 😉
Happy reading guys.
Dengerin lagu diatas biar dapet feelnya okey !!!!
• • • • •
Malam harinya...
Dengan perasaan yang masih kesal karena note Lucy tadi, saat ini Anthony mencoba untuk terlihat biasa saja saat melihat Lucy yang baru saja turun dari mobilnya dengan membawa bunga yang mungkin saja akan diberikan kepada Mamanya setelah ini.
"Halo tante. Maaf jika aku sedikit terlambat, ya. Aku harus menyelesaikan pemotretan dulu sebelum kesini tadi." ucap Lucy sopan sambil memberikan bunga yang dibawanya pada Mama Anthony.
"Tidak masalah, sayang. Sungguh. Dan ya, kurasa kau sudah datang tepat waktu. Ayo masuk." ucap Mama Anthony ramah seperti biasa.
Tak lupa Lucy juga menyapa Papa Anthony sesaat sebelum mereka semua kini berjalan bersama masuk kedalam rumah bersama.
Tapi,
Seseorang yang merasa tak dianggap, langsung menghentikan jalan Lucy disana.
"Kau buta atau pura-pura tidak melihatku ada disini ? Kau menyapa kedua orang tuaku tapi tidak denganku ? Keterlaluan sekali kau ini." ucap Anthony mengutarakan kekesalannya pada Lucy begitu saja.
"Aku tidak menyapamu karena kupikir kau mungkin merasa tidak nyaman setelah aku memergokimu mendesah sambil menyebut namaku didalam tidurmu. Ya.. aku sengaja berniat memberimu sedikit waktu untuk melupakannya." ucap Lucy sambil terlihat menahan tawanya mengingat kejadian itu.
"Kau hanya mengarang cerita saja tentang hal itu, 'kan ? Karena cukup aneh aku jika aku bisa mendesahkan namamu dalam tidurku ? Oh, yang benar saja." ucap Anthony berusaha membela dirinya dan ya, disana Lucy langsung memutar bola matanya malas karena sebenarnya tak mau repot-repot menjelaskan lebih jauh lagi.
"Ini. Aku akan mengirimkan suara desahanmu yang kurekam tadi. Tapi ya.. kau tahu, menurutku suara desahanmu tadi itu cukup sexy juga." ucap Lucy sambil mengotak-atik ponselnya sebentar disana dan diakhirinya dengan mengerlingkan sebelah matanya pada Anthony sengaja untuk menggoda pria itu.
Ting..
Ada suara notifikasi masuk didalam pinsel Anthony dan ya, Lucy langsung tertawa kecil disana sebelum akhirnya ia berjalan pergi dengan rasa puas karena kali ini ia memiliki senjata ampuh yang mampu membungkam pria itu untuk sebentar.
Ya.. sejujurnya ia merasa kesal saat setiap kali pria itu selalu memperlakukannya seperti seekor kutu kecil rambut yang bisa ditindas kapan saja
'Rasakan itu tuan mesum yang menyebalkan. Kurasa kau sudah lama tidak mengahbiskan waktumu bersama seorang wanita hingga memimpikanku seperti itu. Hahahah.. aku merasa puas sekali.' batin Lucy dalam hati.
Sementara itu..
Setelah Anthony mendengar suara desahannya sendiri yang tadi dikirimkan oleh Lucy padanya, bukannya merasa malu, ia malah tersenyum joker seolah baru saja mendapat rancangan ide bagus untuk digunakannya menggoda Lucy kedepannya.
'Bagus kalau dia mengetahui obsesiku pada tubuhnya, 'kan ? Itu berarti aku bisa bebas menggodanya tanpa takut lagi. Ah, ayo kita coba saja sekarang.' batin Anthony dalam hati.
Anthony kemudian berlalu begitu saja menyusul semua orang yang mungkin sekarang sudah berkumpul diruang makan.
"Hahah.. iya tante. Itu benar sekali." ucap Lucy tertawa senang saat mengobrol dengan Mamanya disana.
"Kenapa kalian belum memulai makan malamnya ?" ucap Anthony yang baru saja ikut bergabung bersama mereka dan sengaja mengambil tempat duduk disebelah Lucy.
"Menurutmu kenapa, boy ? Tentu saja kami menunggumu. Sekarang ayo kita mulai saja makan malamnya. Wah.. aku lapar sekali." ucap Papa Anthony yang tentu saja mengundang tawa dari semua orang. Kecuali Anthony.
Ya.. pria itu sedang mengumpulkan keberanian untuk melancarkan aksinya sebentar lagi.
Untuk pemanasan, ia meminum White Wine yang tidak pernah absen disajikan saat keluarganya menjamu tamu.
"Kau kenapa, An ? Kenapa tidak makan ?" tanya Mama Anthony bingung dan disana, Lucy yang langsung mengingat jika tangan Antjony sedang sakit saat ini dengan cepat mengendalikan keadaan guna membantu pria itu.
"Apa kau mau kusuapi sayang ?" ucap Lucy yang ya, tentu saja Anthony tidak akan menolaknya.
"Boleh juga." ucap Anthony sambil menepuk kecil paha Lucy yang ada disampingnya itu.
Setelahnya semua orang hanya diam dan sibuk dengan makanan mereka.
Awalnya Lucy hanya menganggap tepukan Anthony dipahanya itu hanya hal yang biasa. Tapi semakin lama entah mengapa ia merasa Anthony sengaja melakukan itu untuk menggoda dirinya. Kenapa ? Karena Anthony meraba pahanya dengan gerakan sangat pelan dan semakin naik keatas dengan cepat.
Lucy merasa bersalah karena sudah memakai rok pendek saat datang kesana.
"Hentikan itu." bisik Lucy pada Anthony disela kegiatannya menyuapi pria itu.
"Apa sayang ? Aku tidak dengar ?" ucap Anthony yang tentu saja sengaja ingin kedua oranag tuanya mendengar karena ia mengatakannya dengan suara nyaring sekali.
Sial.
"Ada apa sayang ? Kau membutuhkan sesuatu ?" ucap Mama Anthony dengan suara lembutnya disana.
"Tidak tante. Aku hanya menanyakan pada Anthony dimana letak toiletnya." ucap Lucy dengan susah payah karena tangan Anthony kini sudah semakin dekat dengan area sensitifnya.
"An, antarkan Lucy ke toilet diatas, ya. Toilet yang dibawah kebetulan saluran airnya sedang rusak. Papamu sudah kusuruh meminta orang untuk memperbaikinya tapi tidak kunjung dilakukan." ucap Mama Anthony mengeluh dan Anthony tahu itu adalah kode yang sengaja diberikan Mamanya untuknya.
"Aku saja yang akan meminta orang untuk memperbaikinya, Ma. Tenang saja. Sekarang aku akan mengantarkan Lucy dulu. Ayo, sayang." ucap Anthony yang kemudian membantu Lucy berdiri dari duduknya dan diajaknya wanita cantik itu untuk mengikutinya.
Sejujurnya, Lucy merasa aneh dan semakin tidak nyaman saat harus pergi berdua saja bersama Anthony saat ini. Ya, bukankah peluangnya untuk semakin berani menggodanya akan menjadi-jadi setelah ini.
'Kika dia berulah lagi, maka akan kubalikkan keadaannya nanti. Lihat saja.' batin Lucy dalam hati.
Dan tiba-tiba..
"Kenapa kau membawaku kesini ? Dimana toiletnya ?" ucap Lucy saat Anthony tadi menarik dan membawanya masuk kedalam sebuah kamar.
"Ini adalah kamar yang biasa kugunakan saat menginap disini. Daripada jaeang dipakai, bagaimana jika kita berdua menggunakannya untuk___"
"Hentikan apapun rencana mesum yang sedang kau pikirkan saat ini. Aku sungguh tidak tertarik." ucap Lucy sambil berusaha melepaskan dirinya dari himpitan tubuh Anthony.
"Bukankah aku sudah cukup merangsangmu tadi ? Tidakkah kau merasa jika kita harus menuntaskannya sekarang ?" ucap Anthony menggoda dengan nada seraknya yang sexy didekat telinga Lucy.
"Begitukah ? Baiklah. Bagaimana jika memulainya dengan sentuhan kecil seperti ini ?" ucap Lucy yang dengan berani mengecup telinga Anthony dan membisikkan sesuatu untuk menggoda pria itu.
Anthony sendiri terlihat menikmati setiap sentuhan Lucy. Ya, meski yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dengan rencana awalnya, sungguh Anthony sama sekali tidak peduli.
Jari-jari Lucy bergerak sangat pelan menyusuri leher turun hingga berhenti disekitar dada bidang Anthony.
Ditariknya kerah kemeja yang dipakai Anthony dan dikecupnya beberapa kali pipi dan turun hingga leher pria itu.
Semakin nakal, jari-jari indah Lucy turun mengelus perut Anthony dan semakin turun hingga dengan sengaja Lucy meremas kemaluan pria itu keras dan kemudian mendorong tubuh Anthony hingga pria itu mundur beberapa langkah kebelakang.
Ya, nampaknya Lucy berhasil membuat pria itu menjadi lemas karena rangsangannya hingga iapun bisa melepaskan diri dengan mudah.
"Dengar, aku memang terlihat polos, tapi tidak semudah itu untuk membuatku pasrah dibawah kendalimu. Sudahlah, aku harus pulang sekarang. Dan ya, kau lebih baik tuntaskan urusan kemaluanmu itu dikamar mandi daripada harus repot-repot mengantarkan kepergianku. Chiaoo..." ucap Lucy yang kemudian memilih keluar dari kamar itu dan pergi meninggalkan Anthony yang mengumpat kesal disana.
"Oh, shit ! Remasannya sakit sekali ! Sial !"
Begitulah umpat Anthony mengaduhbkesakitan sebelum akhirnya kemudian berlari menuju kamar mandi.
Skip..
Saat ini Lucy terlihat bersiap pulang dengan supirnya yang sudah bersiap dibelakang kemudi menunggunya untuk masuk kedalam mobil.
"Dimana Anthony saat ini ya ? Entah apa yang dilakukan pria nakal itu disana. Maafkan dia ya, sayang." ucap Mama Anthony yang saat ini terlihat mengantarkan kepergian Lucy hingga kedepan pintu rumah mereka.
"Tidak masalah, tante. Dia mengeluh sakit perut tadi. Aku bisa mengerti. Kalau begitu saya pamit pulang dulu, tante, om. Terima kasih atas makan malamnya. Sampai jum____"
"Kau mau pergi tanpa berpamitan padaku." ucap Anthony yang tiba-tiba datang membuat Lucy menyeringai puas disana.
"Kukira masalah perutmu akan membuatmu lama dikamar mandi ? Bagaimana ? Apa perutmu sudah tidak sakit lagi ? Lain kali kau harus makan dengan benar, sayang. Aku tidak mau kau sakit lagi." ucap Lucy sambil mengelus singkat perut Anthony untuk menyempurnakan aktingnya.
Anthony yang melihat Lucy berani meledeknya tentu saja tak tinggal diam saja dan langsung bertindak tak kalah berani juga disana.
"Kau sungguh mengkhawatirkanku, sayang ? Aku sangat tersanjung sekali. Kau sungguh mencintaiku, benar begitu, 'kan ? Kau manis sekali." ucap Anthony saat setelah berhasil menarik Lucy kedalam pelukannya.
Ya, saat ini Anthony terlihat memeluk mesra Lucy disana, sedangkan Lucy berusaha keras untuk terlihat nyaman seperti sepasang kekasih pada umumnya dengan,
"Lepaskan aku. Aku malu." ucap Lucy manja dan dibuatnya malu-malu membuat kedua orang tua Anthony tertawa kecil bersama.
"Bukankah mereka berdua terlihat sangat serasi, Pa. Aku tidak sabar mendapatkan cucu yang tampan dan cantik melihat mereka berdua seperti ini." ucap Mama Anthony antusias membuat sebenarnya merasa sedikit was was disana.
"Lepaskan aku, sayang. Aku harus pulang." ucap Lucy berharap Anthony segera melepaskan karena ia sebenarnya sangat tidak rela jika pria mesum itu memeluknya lama-lama.
"Kau boleh pergi asal...."
Tanpa menyelasikan ucapannya, Anthony langsung mencium Lucy mesra dan menuntut. Ya, itu adalah bentuk balas dendamnya atas apa yang sudah dilakukan Lucy padanya tadi.
Kedua orang tua Anthony yang melihat itu saling berpandangan sebentar sebelum akhirnya keduanya saling bertukar senyum teduh dan memilih pergi meninggalkan Anthony dan Lucy berdua saja disana.
"Kau sudah gila ?! Bagaimana bisa kau menciumku didepan orang tuamu ?" ucap Lucy saat sudah berhasil mendorong tubuh Anthony untuk menjauhinya.
"Kau kekasihku, 'kan ? Jadi apa salahnya ?" ucap Anthony santai sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya.
"Ish.. sudahlah. Aku mau pulang." ucap Lucy yang kemudian membuka pintu mobil yang ada tepat dibelakangnya dan langsung hendak masuk kedalam tapi,
"Dengar, besok aku akan kembali bekerja. Dan jika saat aku datang kau belum ada di kantor, bukan hanya kepada kedua orang tuaku, kepada seluruh dunia akan kuumumkan kau sebagai kekasihku. Kau mengerti ?" ucap Anthony yang bukannya dijawab dengan benar, Lucy justru langsung menutup pintu mobilnya dengan cepat dan kemudian menurunkan sedikit kaca mobilnya.
Dikeluarkan tangannya dari kaca mobil yang terbuka itu dan dibuatnya kode 'ok' dengan cepat dan singkat.
Melihat itu Anthony tersenyum kecil dan mengawasi mobil Lucy yang perlahan berjalan pergi hingga keluar dari gerbang rumah orang tuanya dan tak terlihat lagi.
'Sungguh, setelah dia masuk kedalam hidupku, terasa sangat menyenangkan setiap jam yang kuhabiskan bersamanya. Tunggu ?! Ada apa dengan diriku ?!'
• • • • •
"Aku pulang !!!!! Mommy !! Daddy !!! Kakak !!!!" begitulah teriak Lucy saat baru saja membuka pintu utama rumahnya.
Begitulah dia. Julukannya adalah ratu berisik.
"Tidak perlu berteriak-teriak seperti itu adikku, sayang. Semua orang sedang keluar untuk menghadiri pesta teman Daddy. Kau tidak ingat ?" ucap Nathan dari laintai atas membuat Lucy berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk-anggukan kepalanya pelan tanda ia ingat-ingat lupa.
"Jadi hanya ada aku dan kakak dirumah ? Apa kakak sudah makan ?" ucap Lucy sedikit berteriak agar Nathan diatas sana bisa mendengarnya.
"Belum. Kalau bisa tolong ambilkan cemilan dikulkas dan bawa kekamarku. Ayo kita menonton film bersama. Sudah lama kita tidak melakukannya, 'kan ?" ucap Nathan dari atas sana dengan suara yang Lucy tahu jika suasana hati kakaknya itu sudah mulai membaik sekarang.
"Baiklah !! Si cantik Lucy akan segera datang !!!" teriak Lucy senang mengundang tawa Nathan diatas sana sebelum akhirnya kemudian pergi dari sana.
Lucy tersenyum melihat kakaknya sudah kembali seperti biasa sekarang. Ya, meski mungkin belum sepenuhnya pulih dari luka karena cintanya itu.
"Makanan.. makanan.. sebenarnya aku sudah kenyang sekali karena makan malam dirumah Anthony tadi, tapi ya sudahlah. Hitung-hitung aku menghibur kakak kesayanganku itu." ucap Lucy yang kemudian meletakkan ponselnya asal diatas meja pantry. Dengan cepat juga Lucy melepaskan anting dan juga sepatunya dan ditaruhnya asal juga disembarang tempat.
Ya, begitulah dia. Baru saat ia membutuhkannya nanti, ia akan kebingungan mencarinya hingga membuat seisi rumah kerepotan dan terpaksa membantunya menemukan barang yang dicarinya.
"Note ? Pasti dari Mommy." gumam Lucy saat melihat kertas note yang lumayan besar tertempel dipintu kulkas.
'Sayang, jika kau lapar ada kue dikulkas yang sengaja Mommy buatkan untukmu dan kakakmu seandainya nanti malam kalian lapar. Sepertinya Mommy, Daddy dan kakakmu akan pulang saat kalian sudah tidur nanti. Selamant malam ya, sayang. Jika kau takut, tidur saja bersama kakakmu malam ini. Mommy sayang padamu.'
Lucy tersenyum kecil membaca note dari Mommynya itu. Ya, memang benar Lucy itu oenakut dan tidak berni tidur sendirian saat rumah sedang sepi. Ya.. karena kamarnya berada ditengah-tengah antara kamar kakak-kakanya dan juga kedua orang tuanya. Jadi jika semua orang ada dirumah Lucy merasa aman tidur sendirian karena merasa semua orang menjaganya selama tidur. Tapi beda ceritanya jika tidak ada orang seperti sekarang.
"Emm.. sekarang aku bawa kue saja atau makanan ringan. Tapi aku sedang ingin es krim sekarang ini. Tidak, terakhir aku makan es krim malam-malam, perutku jadi sakit dan aku tidak bisa tidur semalaman. Ah.. sudahlah. Kubawa saja kue dan camilan dengan beberapa minuman kaleng juga. Ya, begitu saja." ucap Lucy sendiri yang kemudian membawa semua makanan yang diperlukannya dengan susah payah menaiki tangga menuju kamar kakaknya.
"Kakak !!! Kenapa pintunya ditutup ?!!!!" begitulah teriak Lucy saat sudah sampai didepan pintu kamar kakaknya.
"Astaga ! Bisakah untuk tidak berteriak sebentar sa_____ Bwahahahahah... Kenapa kau membawa makanan sebanyak ini ? Kau yakin bisa menghabiskan semuanya ? Kau tahu, pola makanmu yang seperti gorila itu selalu berhasil memukauku, Luc." begitulah ucap Nathan yang lebih memilih mengejek adiknya daripada membantunya dengan makanan yang dibawanya.
"Kau sungguh jahat, kak. Setidaknya bantu aku dengan makanan-makanan ini sebelum mengejekku begitu. Ayo cepat. Ini terasa semakin berat setiap detiknya." ucap Lucy menggerutu kesal dan ya, apalagi yang bisa dilakukan Nathan selain membatu adiknya disana.
"Astaga ! Lihatlah kamarmu ini. Rasanya aku baru satu hari tidak masuk kedalam sini tapi lihatlah betapa kotornya sekarang ?! Ish.. apa ini ? Sebenarnya apa yang kau lakukan dengan semua ini." ucap Lucy marah saat melihat kelakuan kakaknya yang biasa selalu menjaga kebersihan diri itu menjadi suka membuat kotor. Dikamar pula.
"Aku hanya sedang membersihkan kamarku. Aku sedang berusaha menghilangkan barang-barang yang berhubungan dengan 'dia'. Ya kurasa hanya dengan cara itu aku bisa dengan cepat melupakannya." ucap Nathan mengatakan hal yang sejujurnya pada adiknya disana.
Ya, keduanya tak pernah menyimpan rahasia satu sama lain. Lagipula untuk apa ?
"Begitukah ? Dan ini ? Apa ini foto wanita yang sudah berani menyakiti hatimu ? Biar kulihat. Siapa tahu aku bertemu dengannya dijalan nanti. Aku akan memberinya pelajaran saat itu juga." ucap Lucy yang kemudian memungut sebuah foto yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri dan benar saja saat dilihatnya foto itu, itu adalah foto seorang wanita tapi...
"Kenapa ? Kenapa kau terlihat terkejut melihatnya ? Apa kau pernah melihat Clara ?" tanya Nathan saat setelah mengambil alih makanan yang dibawa adiknya dengan susah payah tadi.
"Apa dia kekasih kakak ?" tanya Lucy mematikan.
"Kenapa sih ? Iya. Dia orangnya. Ada apa memangnya ?" ucap Nathan penasaran karena adiknya tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Aku... Anthony juga memiliki foto wanita ini." ucap Lucy ragu dan tanpa diduganya mampu membuat kakaknya itu langsung terdiam mematung ditempatnya.
"Jika dipikir-pikir, saat kekasih kakak akan datang, saat itu waktunya pas sekali dengan Anthony yang akan pulang, 'kan ? Apa mereka bertemu dan ternyata keduanya adalah sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu ?" ucap Lucy yang iseng mencoba menebak-nebak disana.
"Kenapa kau bicara begitu ?" tanya Nathan karena merasa tufuha adiknya itu tidak masuk akal.
"Difoto yang dimiliki Anthony, tertulis sebuah kalimat 'I'll never forget her.' Bukankah itu artinya Anthony sangat tergila-gila padanya. Aku benar, ' kan ?"
"Entahlah. Tapi aku masih belum yakin. Kau ingat, terkahir kali kita menuduh anthony, kita juga yang malu karena merasa bersalah sudah melakukan itu padanya, 'kan ? Kau ingat ?" ucap Nathan mengingatkan Lucy kembali pada kejadian waktu itu.
Bukannya menjawab, Lucy malah terlihat diam seperti memikirkan sesuatu.
'Ya, itu benar juga. Tapi aku yakin Anthony bertanggung jawab atas luka yang diterima kakakku karena wanita bernama Clara ini. Bagaimana bisa wanita yang hendak dikenalkan kakak pada kami tiba-tiba memutuskan kakak begitu saja tanpa sebab. Kan aneh. Aku benar, 'kan ?'
Bersambung.....
• • • • •
Vote dan Comment yang banyak !!! Bilang diceritaku ini kurang apa ?!!! Oke 😉😉😉
Ps : Gak boleh bilang kurang update !!!! Tak cium satu-satu entar kalian tuh.
Comment and Vote Guys ❤
Thanks for reading
LailaLk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top