MFG 18 - Feels Good ?

"Katakan bagaimana rasanya pergi berdua saja bersama Anthony beberapa hari kemarin ? Apakah semenyenangkan itu, sayang ? Ayolah bagi sedikit ceritanya pada Mommy. Apa hubunganmu dan Anthony sudah sejauh itu ? Kau tahu ? Itu.." begitulah goda Lara saat membantu putrinya membereskan barang-barang bawaan Lucy kemarin.

"Apa yang Mommy bicarakan ini ?! Tidak. Hubunganku dan Anthony tidak akan pernah sedekat itu, Mommy. Malah kami juga terus bertengkar disana." ucap Lucy sedikit kesal karena mendengar ucapan Mommynya yang tidak masuk akal.

"Benarkah ? Tapi Mommy melihat tanda-tanda cinta ditubuh Anthony. Apa sewaktu kau disana, kalian berdua sudah_________"

"Tidak. Aku dan Anthony tidak_____    Tunggu ?! Tanda ? Tanda apa yang Mommy maksud ? Jangan bicara yang tidak-tidak, Mommy. Ayolah." ucap Lucy yang tidak terima merasa dituduh disana.

"Ah.. sudahlah jika memang kau mau menyimpan cerita itu sendiri. Tapi saat cinta itu memang benar-benar ada, jangan lupa untuk memberitahu Mommy, ya. Mommy akan menyiapkan makan siang kakakmu dulu sekarang. Kau juga mau ?" ucap Lara sambil tersenyum lebar karena masih berniat menggoda putrinya disana.

"Tidak perlu Mommy. Aku sudah makan bersama Anthony sebelum pesawat kami turun tadi. Jadi aku masih kenyang." ucap Lucy yang tanpa sadar sudah memberikan bahan godaan lagi pada Mommynya disana.

"Wah.. Anthony memang baik sekali ya. Sudah memastikan putri Mommy ini pulang dengan selamat dan dalam keadaan kenyang pula. Jika kau bertemu dengannya lagi nanti, katakan padanya kalau Mommy sudah memberikan ijin penuh kalau dia mau________"

"Apa Mommy tidak dengar kakak Ken memanggil terus sejak tadi ? Sebaiknya Mommy cepat membuatkan makanan untuk putra Mommy itu sebelum dia mengamuk nanti." ucap Lucy yang sengaja beralasan agar Mommynya itu berhenti membicarakan Anthony disana.

"Benarkah ? Ya, dia memang kelihatan sudah kelaparan tadi. Kalau begitu Mommy pergi melihat kakakmu itu dulu ya." ucap Lara yang kemudian langsung pergi keluar dari kamar putrinya itu.

Lega.

Ya, setelah kepergian Mommynya Lucy langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya sebelum akhirnya kemudian menjatuhkan dirinya diranjang.

Lucy merasa lelah dan....

Bingung.

Memikirkan sikap Anthony padanya beberapa waktu lalu memang sedikit aneh. Tapi saat setelah bertemu lagi dengan sahabat kecilnya, Jordan, perasaan aneh tentang Anthony itu perlahan hilang.

'Tidak. Anggap saja tingkah aneh Anthony tadi sebagai salah satu dari sekian banyak tipuannya seperti biasanya. Ya. Lebih baik sekarang aku memikirkan hal-hal lainnya yang membuatku senang saja.' batin Lucy dalam hati.

Brakkkk...

Lamunan Lucy langsung buyar seketika saat suara keras bantingan pintu yang sepertinya ada disebelah kamarnya. Dan itu berarti adalah ulah Nathan.

'Kakak... ada apa dengannya ?' batin Lucy dalam hati.

Langsung saja Lucy berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi pada kakaknya itu dan ya, ternyata semua keluarganya sudah ada disana.

"Ada apa dengan kakak ? Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya ?" tanya Lucy pada semua orang disana.

"Entahlah. Aku tadi melihat kekasihnya ada didepan. Mereka berdua terlihat bertengkar dan Nathan masuk begitu saja kedalam." ucap Connor yang langsung saja mendapat pukulan dari Kenzo dikepalanya yang malang.

"Kenapa kau tidak bilang daritadi bodoh ?" ucap Kenzo kesal dan marah pada adiknya itu.

"Sakit, Ken !! Baru Lucy saja yang bertanya padaku. Jadi aku juga baru menjawab sekarang. Ah... aku mau pergi makan sajalah. Sejak lahir aku selalu disalahkan." ucap Connor yang kemudian berlalu begitu saja pergi darisana.

"Apa aku perlu bicara dengan kak Nathan, Mom ?" tanya Lucy pada Mommynya.

"Jangan dulu, Luc. Biarkan Nathan tenang dulu. Lebih baik kau ikut kakak saja, sekarang. Tadi Connor membeli banyak makanan seperti biasa. Ada milkshake kesukaanmu juga. Dan kulihat ada es krim juga tadi. Ayo kita habiskan itu semua dan membuatnya kesal." ucap Kenzo sambil merangkul dan mengajak adiknya itu bersamanya.

"Wah.. ide bagus. Ayo Mommy ikut juga." ucap Lucy berhenti sebentar untuk mengajak Mommynya disana.

"Tidak, sayang. Kalian berdua saja, ya." ucap Lara yang kemudian dijawab anggukkan mengerti dari Lucy dan kemudian dia melanjutkan jalannya lagi bersama kakaknya.

Sementara itu, Lara langsung memutuskan untuk menelfon suaminya untuk memberikan kabar seputar putranya itu.

"Halo, Ad."

"Hai, sayang. Ada apa ? Maaf mungkin aku sedikit terlambat pulang. Aku masih harus mengerjakan beberapa pekerjaan disini. Apakah kekasih Nathan itu sudah sampai ? Bagaimana dia ? Apa dia cantik ? Apa kau menyukainya ?"

Lara tersenyum kecil mendengar ucapan suaminya itu. Ya, terdengar sekali nada kaku Adrian yang berarti jika suaminya itu sedang fokus memikirkan sesuatu sekarang. Mungkin pekerjaan.

"Emm.. kau tidak perlu pulang, Ad. Kekasih Nathan tidak jadi datang ke rumah. Kau selesaikan pekerjaanmu saja disana, ya. Jangan lewatkan makan siangmu. Aku mencintaimu."

"Oh, begitu. Baiklah. Aku juga mencintaimu, sayang. Sampai jumpa nanti malam, ya."

Tut tut tut.

Lara menghembuskan nafasnya yang terasa berat setelah sambungan telfon itu terputus.

Ya, ia sengaja tak memberi tahu yang sebenarnya pada suaminya karena ia merasa jika saat ini suaminya itu sedang dalam tekanan pekerjaan.

'Semoga masalah Nathan dengan kekasihnya ini tidak berlangsung lama dan berkepanjangan.'

• • • •

Malam harinya...

"Dadddy !!!!!" begitulah sapa Lucy yang langsung memeluk Adrian yang baru saja pulang kerja.

Adrian sendiri tak menolak pelukan putrinya itu dan malah membalasnya tak kalah erat karena memang keduanya saling merinduran satu sama lain.

"Wah.. Daddy rindu sekali padamu, sayang. Bagaimana bisa kau tidak menelfon Daddy sekalipun saat kau berapa disana ? Apa Daddy tidak penting lagi sekarang ?" ucap Adrian yang pura-pura marah untuk menggoda putrinya itu.

"Bukan seperti itu, Daddy. Terjadi banyak hal disana yang tidak bisa kuceritakan satu-satu. Dan itu termasuk ponselku. Kumohon maafkan aku, oke. " ucap Lucy berusaha membujuk Daddynya disana.

"Sudahlah, sayang. Daddy hanya bercanda tadi. Cukup dengan tahu kalau kau bersenang-senang disana Daddy sudah senang. Dimana kakak-kakakmu yang lain ? Kau menonton tv dengan Ken saja ?" ucap Adrian dengan penuh kasih sayang seperti biasa.

"Kalau sudah di rumah, pekerjaan kakak Connor, kan hanya tidur saja, Daddy. Daddy lupa itu ?" ucap Lucy sambil berjalan merangkul Daddynya.

"Lalu Nathan ? Dimana kakak kesayanganmu itu ?" tanya Adrian setelah ikut duduk disofa bersama putrinya itu.

"Kakak Nathan sedang_______"

"Hai, Daddy. Kapan kau pulang ?" ucap Nathan yang tiba-tiba saja entah sejak kapan ada disana membuat Lucy dan Kenzo menatapnya tak percaya.

Ya, tentu saja. Nathan sudah mengurung diri sejak tadi siang dan sekarang tiba-tiba saja keluar kamar ?

"Baru saja, boy. Jadi, Daddy dengar kekasihmu tidak jadi kesini tadi siang. Apa ada masalah ? Apa dia baik-baik saja ?" ucap Adrian yang terdorong keingin tahuannya melihat ekspresi putra putrinya yang terlihat aneh disana.

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat disana, hingga akhirnya Nathan membuka suaranya disana.

"Tadi siang dia datang, Daddy. Tapi dia datang untuk memutuskan hubungannya denganku." ucap Nathan yang membuat Lucy dan Kenzo langsung melotot tak percaya disana.

"Oh, jadi itu masalahnya. Sudahlah kak, jangan pikirkan dia lagi. Aku akan membantu kakak mencari kekasih yang baru nanti. Tenang saja." ucap Lucy mencoba menghibur Nathan disana.

"Kau ini mau sok membantu Nathan, kau sendiri memangnya sudah punya pacar ? Belum, 'kan ?" ucap Kenzo yang tentu saja berhasil membuat Lucy tertawa kecil disana.

"Kenapa kalian berdua malah bertengkar ? Sudahlah, Nathan. Mungkin nanti akan ada seseorang yang lebih baik datang untuk mengobati lukamu ini. Jangan pikirkan dia lagi sekarang. Lebih baik kita makan malam bersama saja. Dimana Mommy kalian ?" ucap Adrian saat menyadari istrinya tak kunjung keluar menemuinya sejak tadi.

"Tadi Mommy bilang mau belanja sebentar. Mungkin sebentar lagi juga pulang. Lebih baik Daddy mandi saja dulu sana." ucap Lucy yang turut didukung kakaknya disana.

"Saat Daddy selesai mandi nanti pasti Mommy sudah pulang." tambah Kenzo disana.

"Tunggu. Kenapa tidak ada diantara kalian yang ikut menemani Mommy tadi ? Ken ? Biasanya kau selalu ikut berasamamya, Ken ?" tanya Adrian yang justru hanya mendapat sikap bungkam dari putra putrinya disana.

"Oh, jadi tidak ada satupun dari kalian yang mau menemani Mommy untuk berbelanja ? Begitukah ?" ucap Adrian yang sudah bersiap mengeluarkan amarahnya disana.

"Bukan begitu, Daddy. Sebenarnya tadi_________"

"Mereka tidak salah, Ad. Akulah yang ingin pergi sendiri tadi." ucap Lara yang seperti biasa datang tepat waktu untuk menyelamatkan putra putrinya dari amukan suaminya itu.

Tapi,

"Sayang ? Dan ada Anthony juga ?" ucap Adrian yang kemudian langsung berjalan menghampiri istrinya disana.

"Ya, tadi ada sedikit kecelakaan dan beruntung ada Anthony disana." ucap Lara tersenyum lalu merangkul suaminya yang sudah berada didekatnya.

"Benarkah ? Kalau begitu terima kasih atas bantuanmu ya." ucap Adrian lalu menepuk pundak Anthony sebagai tanda terima kasihnya tapi,

"Shhhh..." desis pelan Anthony sambil menjauhkan pundaknya sedikit disana.

"Ini pasti gara-gara batu dan balok kayu yang mengenaimu tadi, 'kan ? Kemari biar kulihat." ucap Lara khawatir begitu juga Anthony.

"Tidak perlu, tante. Saya mau pamit pulang saja, sekarang. Tentang luka ini, nanti saya bisa________"

"Jangan menolak permintaan seorang ibu, Anthony. Ayo duduk disini sebentar." ucap Lara yang kemudian menuntun Anthony untuk duduk disofa ruang tamunya diikuti Adrian dibelakangnya.

"Ada apa dengan Anthony, Mom ?" ucap Kenzo yang datang karena ingin tahu apa yang terjadi.

Sedangkan Lucy, meskipun rasa ingin tahunya tinggi, ia memilih tetap duduk ditempatnya karena tidak ingin bertatap muka dengan Anthony.

Lagi.

"Mommy rasa Anthony terluka karena menyelamatkan Mommy tadi. Bisa tolong ambilkan kotak obat, sayang." ucap Lara pada putranya itu.

"Lucy yang memakai kotak obat terakhir kali. Mommy tahu kan dia itu ceroboh dan suka meletakkan barang dimana saja. Dimana aku harus mencarinya, sekarang ?" ucap Kenzo yang sengaja mengeraskan suaranya agar adiknya itu merasa kesal saat mendengarnya.

"Ada didekat dapur di_________"

"Kalau begitu ambilkan sana." ucap Kenzo cepat sebelum adiknya itu sempat menyelesaikan ucapannya.

Dan disana Lucy langsung bangun dengan perasaan kesalnya untuk melakukan apa yang diminta kakaknya tadi.

"Oh, astaga ?! Lihatlah ini. Kau berdarah, Anthony !! Ya, Tuhan. Maafkan aku. Ini semua karenaku." ucap Lara yang terlihat seperti ingin menangis setelah membuka jas yang dikenakan Anthony.

"Sudahlah. Ini bukan masalah. Anda baik-baik saja itu sudah cukup. Jangan pikirkan luka ini." ucap Anthony yang langsung dengan cepat memakai kembali jasnya disana.

"Kau menahan rasa sakitnya sejak tadi, 'kan ? Bagaimana bisa kau melakukannya ? Ad, ayo kita bawa Anthony ke rumah sakit sekarang. Dia terluka. Bagaimana kalau dia kenapa-kenapa nanti ? Lihatlah dia, Ad. Ini semua salahku." ucap Lara histeris dan panik membuat Adrian langsung memeluknya disana.

"Tenangkan dirimu, sayang. Kita pasti akan mengantarnya ke rumah sakit. Tenang saja. Dokter akan mengobati lukanya nanti. Ken, siapkan mobil sekarang. Kau dan Lucy yang akan membawa Anthony ke rumah sakit." ucap Adrian yang langsung membuat Kenzo bergegas pergi menyiapkan mobil.

"Tapi aku mau ikut, Ad. Aku mau memastikan Anthony baik-baik saja. Aku_______"

"Aku yang akan memastikan itu, Mommy. Aku akan memastikan kalau Anthony diobati dengan baik disana. Mommy tenang saja, ya. Lebih baik sekarang Mommy siapkan makan malam untuk Daddy dan kakak Nathan. Kakak tadi terlihat bingung didapur. Sepertinya dia lapar dan tidak tahu harus makan apa." ucap Lucy yang datang dengan kotak P3K ditangannya.

"Baiklah, sayang. Momny akan percayakan Anthony padamu. Tolong jaga dia, ya." ucap Lara yang kemudian diajak Adrian masuk kedalam sambil terlihat keduanya membahas kejadian yang membuat Anthony hingga terluka seperti itu.

Sambil menunggu kakaknya menyiapkan mobil, Lucy berjalan menghampiri Anthony dan duduk didekat pria itu.

"Kau tahu, sikapmu terasa semakin aneh saja. Yang kutahu kau adalah orang yang selalu mementingkan dirimu sendiri selama ini, jadi katakan kenapa kau rela terluka demi menyelamatkan Mommyku seperti ini ?" ucap Lucy yang memang terdengar menyebalkan disana tapi,

Bukannya kesal mendengar itu, Anthony disana justru menatap Lucy dengan senyum teduhnya disana.

"Cobalah untuk mengenalku lebih baik lagi. Hingga pada akhirnya nanti, jatuh cinta padaku adalah hal yang tidak akan mungkin bisa kau hindarkan lagi."

Bersambung...

• • • • •

Cieee.. kurang nih 😊
Sabar ya.

Comment and Vote Guys ❤

Thanks for reading

LailaLk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top