MFG 15 - Worth It Or Not

"Apa kau yakin gadis kecil tadi akan sampai di Monaco dengan selamat ? Kau yakin sudah memilihkan tempat yang tempat untuk gadis kecil itu tinggal hingga setidaknya dia sudah bisa mencari uang sendiri nanti, 'kan ? Kenapa kau memilih Monaco ? Kenapa tidak Perancis atau mungkin Belgia saja ? Aku tadi hanya bilang untuk memikirkan jalan terbaik untuk gadis kecil tadi, bukan memutuskan semuanya sepihak tanpa mengatakannya dulu padaku. Sekarang mungkin sudah terlambat untuk_________"

"Tidak bisakah kau diam ?! Aku sedang lelah seharian ini jadi jangan membuatku bertambah pusing lagi dengan semua pertanyaanmu itu. Sudahlah. Lebih baik ayo kita kembali ke Resort dan tidur. Aku lelah sekali." ucap Anthony yang sukses membungkam Lucy seketika disana.

Tidak. Sesungguhnya Anthony disana tidak sungguh-sungguh memarahi Lucy seperti itu. Ya, dia hanya ingin membuat wanita itu kesal saja padanya dan lihat bagaimana reaksi wanita itu saat melihat kejutan yang sudah disiapkannya.

Saat ini Anthony dan Lucy sedang berjalan bersama menuju kembali ke Resort. Tapi bukan berjalan beriringan, Lucy yang berjalan duluan dengan Anthony yang mengikutinya dibelakang.

Karena merasa semakin dekat dengan Resort, Anthony langsung saja melancarkan rencananya.

"Tapi aku masih penasaran dengan bagaimana kau bisa melakukan semuanya secepat itu. Setidaknya ceritakan sedikit saja pada______     Ant ?! Kau masih ada disini, 'kan ? Jangan bercanda seperti ini. Cepat keluar sekarang ! Kita sedang tidak bermain petak umpet sekarang. Ant ??!!" ucap Lucy yang terlihat mulai marah dan kesal karena tak menemukan Anthony berada didekatnya lagi sekarang.

'Apa dia sengaja meninggalkanku karena aku berisik sejak tadi ? Disini sepi sekali lebih baik aku berlari saja kembali ke resort sekarang. Kumohon lindungi aku Tuhan.' batin Lucy dalam hati.

Wanita cantik itu kemudian langsung berlari cepat melewati jalan yang diyakininya akan menuntunnya kembali ke Resort. Dan sesampainya di Resort, Lucy kembali dibuat terdiam takut karena,

"Kenapa Resort ini gelap sekali. Apa Anthony belum sampai ? Lalu dimana dia ? Sekarang aku benar-benar takut dibuatnya. Ant !!! Kau ada dimana ? Ini sama sekali tidak lucu, Ant !! Anthony !!!!!"

Tak

Tak

Tak

Lucy tentu saja berjingkat terkejut saat mendengar suara tiba-tiba sementara disekitarnya terasa sepi sekali. Dan ternyata suara itu adalah,

"Siapa yang menghidupkan lampunya ? Apakah hantu ? Resort ini berhantu ???!!!!! Aaaaaaa !!!!" begitulah ujar Lucy heboh yang kemudian siap berlari pergi tapi,

"Hei, tenanglah. Ini hanya aku. Bukan hantu." ucap Anthony yang langsung memeluk Lucy dari belakang guna mencegah wanita itu berlari dan,

Siapa sangka Lucy berbalik seketika setelah mendengar suara Anthony yang memeluknya dan membalas memeluk pria itu erat. Tapi itu hanya berlangsung sebentar karena,

"Kau jahat sekali padaku. Sudah kubilang jangan meninggalkanku ditempat asing sendirian. Jangan bermain-main dengan cara seperti itu lagi. Ini peringatan terakhirku untukmu." ucap Lucy setelah mendorong Anthony hingga pria itu mundur beberapa langkah kebelakang hingga hampir jatuh untuk melampiaskan kekesalannya.

"Yaya.. baiklah. Aku berjanji ini yang terkhir. Kalau begitu ayo kita masuk, sekarang." ucap Anthony yang akhirnya dengan ajaib mengakui kesalahannya.

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan dengan penginapan ini seharian ini ? Sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Apa jangan-jangan kau sudah memasang jebakan untukku didalam sana ?" ucap Lucy yang bukannya mendapat jawaban malah Anthony meninggalkannya begitu saja masuk kedalam duluan.

'Dia selalu seperti itu. Entah lelah atau memang sudah menjadi sifatnya sejak lahir cuek seperti itu. Apa dia tidak punya adik atau kakak ? Sungguh, sifat cueknya itu sangat menyebalkan.' batin Lucy dalam hati.

Karena takut berada diluar sendirian akhirnya Lucy mengikuti jejak Anthony masuk tapi, lagi-lagi wanita cantik itu kembali kehilangan keberadaan Anthony. Sial !

Namun kali ini, daripada mencari Anthony, Lucy lebih memilih untuk pergi ke kamarnya karena ia merasa lelah sekali dsetelah apa yang dilakukannya hari ini.

'Biarkan saja dia hilang sekarang. Yang aku inginkan sekarang hanya ranjang empuk untukku tidur. Hoaaamm...' batin Lucy dalam hati.

Tapi disaat Lucy sudah menaiki beberapa anak tangga menuju kamarnya, tiba-tiba terdengar suara musik classik yang mengalun indah entah berasal darimana. Rasa lelah Lucy menghilang terganti dengan rasa penasaran. Dengan tanpa sadar wanita cantik itu melangkah mencari sumber suara musik indah itu. Dan siapa yang menyangka, selain menemukan sumber musik indah itu, ia juga menemukan Anthony yang berdiri dengan gagah dan entah mengapa terlihat lebih tampan dari sebelumnya seperti tengah menunggunya disana.

"Mau berdansa denganku ?" begitulah ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya pada Lucy yang berada tak jauh darinya.

Karena tak ingin membuat Anthony yang sepertinya sudah menyiapkan semuanya dengan susah payah menjadi kecewa, tanpa pikir panjang akhirnya Lucy menggapai uluran tangan Anthony dan mulai berdansa dengan pria itu.

"Jadi inilah yang kau lakukan seharian ini. Menyiapkan hal romantis untukku ? Sungguh aku hampir tidak percaya saat melihatnya tadi. Kau baik-baik saja 'kan ?" ucap Lucy yang menyuarakan ketidak percayaannya yang hanya mendapat respon tawa kecil dari Anthony.

"Hanya seperti itu ? Tumben sekali kau tidak banyak bicara. Jangan-jangan________"

Cup.

"Apa yang kau lakukan ?? Kenapa kau_________"

Cup.

"Bicaralah lagi dan aku akan dengan senang hati menciummu lagi." ucap Anthony yang tentu saja mampu membungkam Lucy seketika.

Entah terbawa suasana atau apa tapi, irama dansa keduanya terasa lebih intim dan mesra. Seolah malam itu milik keduanya dan merupakan satu-satunya kesempatan bagi keduanya untuk menghabiskan waktu bersama.

Kruyuk..

Lucy menyengir tak berdosa setelah suara perutnya terdengar sedikit keras karena memang ia merasa lapar. Anthony yang mendengar itu tentu saja tak kuasa menahan tawanya saat itu juga.

"Kau lapar ya ? Kalau begitu ayo kita makan saja sekarang." ucap Anthony dengan sisa tawanya membuat Lucy bersemu malu sambil menundukkan kepalanya.

"Itu adalah pertama kali perutku berbunyi sekeras itu. Kau tahu apa artinya ? Dalam hidupku aku tidak pernah sekalipun kesusahan untuk makan tapi bersamamu, aku hanya kau beri makan sekali dalam sehari." ucap Lucy yang kemudian dengan santainya duduk dan bersiap makan dimeja yang sepertinya sudah disiapkan sedemikian rupa seharian ini.

Cantik sekali.

Ya, meja bundar kecil dengan dua bangku yang dikelilingi lampu dan lilin-lilin kecil itu terasa sangat romantis dan memberikan nuansa hangat diantara keduanya.

"Ku akui kau lumayan juga dalam menyiapkan hal romantis seperti ini. Selamat makan !!" ucap Lucy yang kemudian memakan makanan yang sudah tersaji didepannya itu.

Anthony sendiri bukannya memakan makanannya, ia malah dengan rapi hanya memotong-motong steak miliknya sambil mengamati Lucy yang makan dengan lahapnya.

"Ini. Makanlah punyaku juga. Maafkan aku yang terkesan sudah menelantarkanmu sejak kemarin. Seharusnya aku tahu jika mengajakmu dalam perjalanan bisnisku, bukanlah hal yang sepatutnya kulakukan." ucap Anthony dengan nada menyesal membuat Lucy yang mendengarnya menghentikan kegiatan makannya.

"Tidak. Liburan bersamamu cukup menyenangkan. Sungguh. Aku bisa melihat pantai, mendapat teman baru, mengikuti tradisi orang lokal dan banyak lagi hal lainnya. Aku juga belum pernah datang kesini dan ini adalah kali pertamaku yang menyenangkan. Terima kasih sudah mau mengajakku ya. Sekarang ini. Buka mulutmu. Kau juga harus makan." ucap Lucy yang kemudian menyodorkan daging steak yang sudah dipotongnya tadi pada Anthony.

Anthony tentu saja membuka mulutnya dengan senang hati dan memakan steak itu dengan perasaan senang. Untuk sejenak keduanya larut dalam kebahagiaan singkat itu sampai,

"Kurasa besok kita harus pulang. Maafkan aku merusak moodmu, tapi ada hal yang harus kulakukan di perusahan. Kuharap kau_______"

"Tidak. Aku juga ingin mengatakan hal yang sama padamu. Kurasa kita harus pulang besok karena Daddyku juga menyuruhku untuk segera pulang." ucap Lucy mengutarakan pendapatnya pada Anthony disana.

"Baiklah jika kau setuju. Tapi sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu sebelum kita pulang. Selagi kita masih disini dan berada dalam momen yang menyenangkan ini, aku ingin mengatakan jika_________"

"Kumohon Anthony, jangan. Apapun itu aku sangat berharap jika kau tidak mengatakannya padaku. Semua yang kau siapkan untukku ini saja, rasanya seperti tidak pantas kudapatkan. Kau pria yang baik dan karenanya aku tidak ingin melukai perasaanmu." ucap Lucy menyela atau lebih tepatnya menghentikan ucapan Anthony.

"Apa maksudmu ? Kenapa kau berbicara seperti itu ? Yang kutahu, bukankah kau sedang sendiri saat ini dan begitu juga aku. Aku tahu kita memang sering bertengkar dan bersikap kekanakan dibeberapa kesempatan, tapi bukankah tidak ada salahnya mencoba untuk memulai hubungan bersama 'kan ?" ucap Anthony yang membuat Lucy langsung menghentikan acara makannya dan membersihkan mulutnya disana.

Ia menatap Anthony sebentar dengan tatapan sendu dan penuh penyesalan, tanpa berkata apa-apa.

"Ini sudah malam, sebaiknya kita pergi beristirahat saja sekarang. Terima kasih makan malamnya, Ant. Selamat malam." ucap Lucy pelan lalu berdiri dari duduknya untuk bersiap pergi dari sana tapi,

"Hanya dengan diam seperti itu kau hanya akan semakin menyakiti hatiku. Apa sebenarnya yang membuatmu bungkam seperti itu ? Apa yang salah padaku ? Kenapa kau tidak mau untuk sekedar mencoba memulai hubungan ini ? Aku tidak meemintamu untuk menikah denganku, hanya saja bisakah kita menjadi lebih dekat dari hanya sebatas teman ? Apa sesulit itu untukmu menerimanya ?" ucap Anthony yang menyuarakan perasaan yang tengah menyesakkan dadanya itu saat ini.

Lucy tak bergeming. Ia kemudian melanjutkan jalannya kembali setelah sesaat tadi ia berhenti berjalan karena ingin mendengar ucapan Anthony. Tapi sungguh, Lucy menyesal karena berhenti dan mendengar semua itu.

"Tunggu. Lihat aku. Setidaknya katakan sesuatu. Katakan jika memang kau sudah memiliki kekasih. Katakan jika aku bukan tipemu. Katakan apapun alasanmu yang mungkin saja akan membuatku mundur teratur dan melupakan niatku untuk mencoba menjalin hubungan bersamamu." ucap Anthony sambil mencengkeram sedikit kuat lengan atas Lucy yang kini berdiri menghadapnya setelah ia menghentikan jalan wanita cantik itu tadi yang hendak meninggalkannya.

"Bukan seperti itu, Ant. Meski aku menjelaskannya, masalah ini tidak akan selesai disini. Jadi________"

"Baiklah !! Jika itu maumu, jika maksudmu menyembunyikan alasan itu adalah hal yang KAU pikir baik. Baiklah ! Kita sudahi percakapan ini disini dan anggap saja tidak terjadi apa-apa malam ini." ucap Anthony yang akhirnya menyerah menyerah untuk membujuk dan membicarakan hal itu lebih lanjut dengan Lucy disana.

Dengan perasaan kesalnya pria itu akhirnya memutuskan pergi berjalan entah kemana yang terpenting untuk saat ini memilih menjauh dari Lucy untuk setidaknya satu malam ini saja mungkin adalah solusi yang terbaik.

Lucy tidak menghentikan Anthony pergi meninggalkannya, namun dalam hati wanita cantik itu ingin sekali berbagi banyak cerita dengan pria itu. Cerita bahwa hidupnya sudah terikat perjanjian yang dibuatnya sendiri bersama Daddynya tanpa sadar saat itu.

Flashback On

"Lucy !! Ini sudah yang keberapa kali kau mengacau disekolah dan membuat ulah. Daddy tidak bisa terus membantumu menghindar dari hukuman yang diberikan sekolah seperti ini. Kakek dan Daddy memang punya pengaruh besar tapi jika kau menyalah gunakannya seperti ini, Daddy takut saat tiba waktunya kau menghadapi dunia sendiri nanti kau tidak akan mampu, sayang. Coba mengertilah."  ucap Adrian memarahi Lucy yang saat ini tengah duduk disampingnya didalam mobil dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Jangan membuat semua hal menjadi rumit, Daddy. Sudah sewajarnya jika aku bertingkah nakal diusiaku ini. Lagipula Daddy tidak tahu bagaimana perkelahian itu terjadi tadi. Dia yang mulai duluan. Kekasihnya yang menggodaku tapi dia memarahi dan memakiku. Tentu saja aku tidak terima dan membalasnya. Apa aku salah melakukan itu ?" ucao Lucy membela diri yang rasanya membuat kepala Andrian serasa hampir meledak setiap mendengar alasan putrinya yang selalu berubah-ubah setiap kali ada masalah itu.

Ya, dulu saat tahun pertama masuk SHS, tidak seperti kebanyakan gadis lain yang merasa memiliki rasa takut pada seniornya dan sekolah barunya, Lucy justru kebalikannya. Lucy selalu melawan saat mendapati gadis lain mencari gara-gara dengannya, ia tak terima saat ditindas para seniornya dan malah membalas menindas mereka. Tak hanya itu, sikap jahil Lucy kadang terkesan sangat keterlaluan hingga orang tua murid turun tangan dan melaporkannya pada kepala sekolah. Wah !

"Cukup Lucy ! Mau sampai kapan kau akan menjadi seperti ini terus menerus ? Baiklah jika menurutmu diusia sekarang kenakalanmu itu kau anggap wajar, tapi bagaimana jika kau sudah dibangku kuliah nanti ? Apa kau akan tetap seperti ini ? Dan ya, masa depanmu ? Apa kau tak memikirkan masa depanmu sama sekali ?" ucap Adrian memarahi putrinya itu untuk pertama kalinya setega itu karena ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi tingkah Lucy yang menurutnya sudah keterlaluan itu.

Mungkin itu karena salahnya sendiri. Ia terlalu memanjakan putri satu-satunya itu sejak kecil, dan lihatlah apa yang terjadi sekarang ?

"Masa depan ? Haha.. hal itu bisa kupikirkan nanti, Daddy. Sekarang kita jalani saja semuanya sebagaimana mestinya, nanti biarlah kita pikirkan nanti. Ok." ucap Lucy santai yang kemudian membuat Adrian memberhentikan mobilnya mendadak saat itu juga.

"Baiklah ! Jika itu maumu Daddy akan mengatakan hal ini jadi dengarkan baik-baik. Kau boleh berbuat sesuka hatimu seperti ini dan Daddy berjanji tidak akan melarang atau memarahimu, tapi hingga tiba saatnya Daddy bilang kau berhenti, maka kau harus berhenti karena saat itulah Daddy ingin kau memikirkan masa depanmu sendiri bersama pasanganmu nanti." ucap Adrian yang membuat Lucy mengerutkan keningnya bingung dan langsung menatap penuh tanya Daddynya itu seolah meminta penjelasan lebih.

"Apa maksud Daddy ? Pasangan ? Jadi saat aku menemukan pasanganku nanti aku akan__________"

"Bukan. Lebih tepatnya Daddy yang akan membawakan pasanganmu nanti. Dan saat itu terjadi kau harus berhenti berbuat sesuka hatimu seperti ini dan lakukan semua yang Daddy katakan. Bagaimana ? Deal ?" ucap Adrian yang memang mencoba berkompromi dengan putrinya itu.

"Baiklah. Kurasa tidak ada ruginya juga untukku. Deal." ucap Lucy yang kemudian meraih tangan Daddynya itu untuk mengesahkan perjanjian mereka secara resmi.

Tentu saja Andrian disana merasa lega dan sangat bersyukur karena akhirnya ia sekarang memiliki bom waktu milik putrinya yang siap diledakkannya kapan saja. Ya.. itu merupakan kunci agar ia bisa mengendalikan putrinya itu kalau-kalau suatu hari nanti putrinya kembali membangkang seperti ini.

Sementara Lucy, ia yang saat itu masih tidak begitu mengerti akhirnya mengiyakannya begitu saja tanpa memikirkan apa saja kemungkinan dan dampak yang akan diterimanya.

Flashback Off

Dan sekarang dikegelapan malam diatas tempat tidurnya Lucy terdiam menikmati kesunyian yang sebentar lagi akan berakhir dan berganti hiruk pikuk kota kembali yang akan membuatnya sibuk.

"Hiks... hiks... maafkan aku melukai hatimu, Ant. Tapi aku sudah dijodohkan." ucap Lucy lirih sambil meredam isakan tangisnya diantara tangan yang menjadi tumpuan kepalanya saat ini.

Kegelapan malam seakan menjadi saksi dan teman Lucy menyuarakan kesedihannya saat ini dan tanpa diketahuinya, Anthony yang tadi hendak berjalan menuju kamarnya yang berada disamping kamar Lucy itu tanpa sengaja mendengar pengakuan Lucy yang terdengar menyakitkan itu.

Perjodohan ?

Anthony yang mendengar suara isak tangis Lucy itu sebenarnya merasa sedikit kadihan karenanya. Pria itu memang tidak tahu pasti tapi, mungkin ada kisah panjang dibalik perjodohan itu, karena ia tahu, wanita modern seperti Lucy tidak akan menerima kata perjodohan begitu saja.

'Jadi itulah alasanmu diam saja tadi. Inilah hal yang tak bisa kau katakan padaku. Inilah rahasia yang bahkan tak bisa kau bagi denganku. Tapi percayalah, aku akan ada disini jikalau kau membutuhkan bantuan untuk menghindar dari perjodohan itu. Aku ada bersamamu.'

• • • • •

Aku tahu 😂
Update kali ini lama banget.
Maaf ya 🤗
Aku kurang antusias ngerjain proyek ini karena ngerasa kalian kurang suka ceritanya. 😢

Kenapa ? Karena vote dan jumlah pembacanya lama banget progres naiknya. 😭

Tapi ya udahlah. Besok aku usahain up lagi. Kalopun gak bisa besok. Tunggu aja ok. 😉

Comment and Vote Guys ❤

Thanks for reading

LailaLk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top