48

"Hari ini kamu ada jadwal manggung dimana?" tanya Aaron ketika mereka berdua hendak menuju kampus.

Bilqish menatap ponselnya sebentar sebelum menjawab pertanyaan Aaron. Ia perlu mengecek jadwal yang sudah ia buat bersama anggota band lainnya. "Nanti malam di dream caffe."

Aaron mengangguk lalu memutar kemudi mobilnya dan berhenti di parkiran mobil khusus mahasiswa. "Bil, aku perlu ngomong sesuatu sama kamu."

Suasana mendadak mencekam. Bilqish yang semula santai juga mendadak tegang. Wajah serius Aaron seolah-olah membuat Bilqish tahu bahwa ini bukan saatnya untuk bercanda. Masalah terjadi. Terbesit di benak Bilqish, apakah Aaron tahu bahwa kemarin ia melihat mobilnya terparkir di depan sebuah club? Entahlah.

Aaron menarik tangan Bilqish lalu menggenggamnya dengan erat. "Besok aku ada perjalanan bisnis ke luar kota selama seminggu. Selama itu juga kita haru LDR. Kamu gapapa kan?" tanya Aaron dengan tatapan sendu.

Bilqish sempat tercengang sebentar. Namun, ia berusaha untuk memaklumi karena perjalanan bisnis adalah hal yang biasa di dunia Aaron. Ayahnya juga sering melakukannya, tak hanya di luar kota, bahkan ke luar negeri pula. Maka dari itu, walaupun harus LDR selama itu, asalkan mereka berdua tetap berkomunikasi rasanya akan aman-aman saja.

"Tapi kan tanggal segitu kamu ulang tahun, Ron..." kata Bilqish. "Kita nggak bisa ngerayain ulang tahun kamu dong?"

Benar, perjalanan bisnis Aaron juga bertepatan dengan ulang tahun lelaki itu. Seharusnya mereka bisa merayakannya bersama untuk pertama kalinya. Namun, lagi-lagi Bilqish tidak bisa seegois itu untuk menahan Aaron melakukan pekerjaannya. Walaupun rasa sedih menyelimuti hatinya, Aaron sebagai kekasih yang sempurna bagi Bilqish terus menenangkan gadis itu seolah-olah hal itu bukanlah hal yang besar. Masih ada hari lain untuk merayakannya.

"Gapapa sayang, kita bisa merayakannya waktu aku pulang nanti. Ya?" kata lelaki itu sembari mengusap rambut Bilqish dengan halus.

Bilqish mengangguk lesu. "Kamu jaga diri di sana ya..."

"Pasti bakal kangen kamu, nanti aku sering telpon ya!" ucap Aaron sembari mengecup pucuk rambut Bilqish. "Yauda gih ke kelas dulu. Nanti aku mampir deh ke dream caffe buat nonton kamu perform," kata Aaron.

Bilqish yang semula muram langsung tersenyum dengan indah. Aaron selalu mempunyai cara untuk menyenangkan hatinya. Ia adalah kekasih terbaik dan rasanya Bilqish sudah sangat candu dengan lelaki itu.

***

"Untuk berkas-berkas yang dibawa perjalanan bisnis besok sudah disiapkan?" tanya Aaron kepada salah satu pegawainya.

Seorang lelaki bernama Farhan mengangguk. "Sudah siap Pak. Besok pesawat berangkat pukul 10 pagi dan tiba di Bali sekitar pukul 12 siang Pak."

"Bagus. Kau sudah memesankan dua tiket kan?"

"Dua tiket?"

Aaron menatap Farhan dengan saksama. "Bukankah sudah kubilang untuk beli dua tiket?" tanya Aaron dengan nada sedikit meninggi.

Mendengar suara Aaron yang terdengar murka, Farhan segera mengangguk dengan cepat. Masalahnya ia baru tahu kalau atasannya itu membutuhkan dua tiket untuk perjalanan bisnis ini. Padahal setahunya, Bu Lina sebagai wakil direktur tidak ikut dalam program bisnis yang satu ini. "Maaf atas kelalaian saya Pak... Tiket yang satunya akan saya pesankan secepat mungkin."

***

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. The Moonkers sudah standby di dream caffe sejak itu walaupun jam manggung masih jam delapan malam nanti. Mereka biasanya mempersiapkan segalanya dulu, seperti checksound yang saat ini Bilqish lakukan.

"Hallo hallo! Test test!" kata Bilqish dengan microphonenya.

"Mantep Bil!" jawab Stella dengan acungan jempol.

Hari ini adalah hari yang bersejarah pula bagi band itu karena hari ini pertama kalinya mereka manggung setelah insiden Riko. Dengan bantuan Drake, mereka akhirnya mampu manggung kembali dan menjadi The Moonkerz yang telah ditunggu-tunggu oleh para penggemar.

Drake sendiri sedang menghisap rokoknya sembari mengecek gitarnya. "La, menurut lo udah pas belum?" tanya lelaki bertato itu kepada Stella yang ada di sampingnya.

"Udah pas kok!" jawab Stella mantap.

Mereka pun akhirnya mencoba untuk menyanyikan beberapa bait lagu dan setelah dirasa cocok, The Moonkerz berkumpul untuk melakukan sesi doa agar acara mereka berjalan dengan lancar. Walaupun acara ini tidak sebesar itu, namun Bilqish tetap menanamkan kepada timnya untuk selalu berdoa dalam melakukan sesuatu agar segalanya berjalan dengan lancar. Ini yang diajarkan Dara kepadanya.

Jam sudah hampir menunjukkan angka delapan. Banyak orang sudah memasuki area kafe hingga kafe itu sangat-sangat penuh. Mata Bilqish menoleh kesana-kemari melihat keberadaan Aaron diantara puluhan manusia di sana. Namun, hasilnya nihil. Gadis itu mulai khawatir, apa sesuatu terjadi kepada Aaron? Apalagi ponselnya tidak bisa dihubungi.

"Kenapa Bil?" tanya Vian kepada Bilqish yang terlihat sangat cemas.

"Aaron katanya mau ke sini. Tapi belum dateng. Ditelpon juga ngga diangkat," jawabnya.

"Udah gapapa. Anna juga mau ke sini tapi katanya di luar rame banget. Mungkin mereka lagi nunggu giliran masuk," ucap Vian berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Bilqish mengangguk paham. Di pojok ruangan, terlihat sang pemilik kafe memberikan isyarat untuk memulai acara tersebut. Gadis itu akhirnya memberi aba-aba kepada anggota bandnya untuk berada di posisi masing-masing. Sebelum menyanyikan lagu untuk mereka, Bilqish berkesempatan untuk menyapa terlebih dahulu.

"Selamat malam semuanya. Akhirnya setelah sekian lama The Moonkers bisa manggung lagi di hadapan kalian. Oiya kenalin dulu nih, pengganti Riko untuk sementara. Namanya Drake!"

Aaaaa!

Sorak-sorak penonton heboh melihat aura Drake yang begitu kuat dan berkarisma. Ototnya yang kekar disertai tato yang menghiasi cukup menarik perhatian kaum hawa malam itu.

"Baru pertama kali aja kayanya Drake udah banyak penggemarnya nih hehe," lanjut Bilqish. "Vian? Lo gapapa kan?"

Vian langsung mengambil alih microphonenya. "Kalian semua tega ya!" ungkap Vian sok dramatis mengingat tingkat kepopuleran Vian sangat tinggi di kalangan penggemar.

"Masa lo udah lewat Vi. Nah, untuk menyambut anggota baru kita, Drake sekaligus perayaan kembali menggungnya kita, sebuah lagu berjudul Dynasty akan menemani kita pada malam hari ini. Here we go!"

Lampu kafe langsung berubah menjadi temaram. Suara penonton yang sangat riuh mendadak sepi berganti dengan alunan gitar. Suara Bilqish masuk intro, semua orang nampak menghayatinya.

Some days it's hard to see
(Beberapa hari ini sulit untuk melihat)

If I was a fool, or you, a thief
(Apakah aku orang yang bodoh atau kamu seorang penipu)

Made it through the maze to find my one in a million
(Berhasil melewati labirin untuk menemukan satu dari sejuta diriku)

And now you're just a page torn from the story I'm living
(dan sekarang  kamu hanya bagian dari lembaran yang robek dari ceria dimana aku hidup)

Biqlish maju ke depan, menatap para penonton yang menyalakan lampu flash di ponsel masing-masing untuk menghidupkan suasana malam itu.

And all I gave you is gone
(dan semua yang telah ku berikan padamu telah menghilang)

Tumbled like it was stone
(Berguling seperti batu)

Thought we built a dynasty that heaven couldn't shake
(Berpikir kita telah membangun sebuah dinasti yang tak bisa digoyangkan oleh surga)

Thought we built a dynasty like nothing ever made
(Berpikir bahwa kita telah membangun sebuah dinasti yang belum pernah ada yang buat)
Thought we built a dynasty forever couldn't break up
(Berpikir bahwa kita telah membangun sebuah dinasti yang tidak dapat dihancurkan selamanya)

Semua orang nampak menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Lagu berjudul Dynasty dari Miia dikemas dengan begitu apik sungguh menarik perhatian para pendengarnya, apalagi ketika Bilqish membawakan lagu ini dengan penuh power.

The scar I can't reverse
(Bekas luka yang tidak dapat ku kembalikan)

When the more it heals the worse it hurts
(Disaat semakin disembuhkan maka semakin memburuk sakitnya)

Gave you every piece of me, no wonder it's missing
(Berikanmu setiap bagian dari diriku, tak heran itu hilang)

Don't know how to be so close to someone so distant
(Tidak tahu bagaimana bisa menjadi sangat dekat dengan seseorang yang sangat jauh)

Di saat Bilqish menyanyi, seseorang datang melambaikan tangan ke arahnya. Aaron datang masih memakai jasnya. Artinya setelah ia pulang kerja, lelaki itu langsung kemari. Bibir Bilqish langsung terangkat, menampilkan senyum yang sangat menawan. Ia juga melihat Vian yang ada di belakangnya ketika setelah Aaron datang, Joanna juga ikut datang. Mereka berdua duduk bersebelahan di bangku yang telah Bilqish dan Vin persiapkan untuk mereka sebagai tamu VVIP.

And all I gave you is gone
(Dan semua yang telah ku berikan padamu telah menghilang)

Tumbled like it was stone
(Berguling seperti batu)

Thought we built a dynasty that heaven couldn't shake
(Berpikir kita telah membangun sebuah dinasti yang tak bisa digoyangkan oleh surga)

Thought we built a dynasty like nothing ever made
(Berpikir bahwa kita telah membangun sebuah dinasti yang belum pernah ada yang buat)

Thought we built a dynasty forever couldn't break up
(Berpikir bahwa kita telah membangun sebuah dinasti yang tidak dapat dihancurkan selamanya)

It all fell down, it all fell down, it all fell, it all fell down, it all fell down
(Semuanya runtuh, semuanya telah runtuh)

It all fell, it all fell down, it all fell down, it all fell down, it all fell down
(Semuanya runtuh, semuanya telah runtuh)

It all fell down
(Semuanya telah runtuh)

Lagu pertama ditutup dengan riuh tepuk tangan penonton. Mereka sangat puas dengan performa The Moonkers yang sudah tiada tandingnya. Jam terbangnya yang sudah tinggi membuat band mereka terlihat begitu professional. Tak ada yang meragukan kualitas mereka semua.

Bilqish berterima kasih kepada para penonton, ia lalu kembali menyanyikan lagi kedua berjudul Poison dari Rita Ora. Ia memilih lagu ini berdasarkan request dari salah satu penonton.

Malam berjalan dengan begitu meriah. Tak hanya menyanyi bersama, Bilqish juga menawarkan seseorang untuk menemaninya bernyanyi di depan. Salah satu orang maju, memberikan suara terbaiknya untuk menghibur penonton malam ini.

"Wah, sangat asyik sekali malam hari ini! Untuk menutup acara pada malam hari ini, lagu 3:00 AM dari Finding Hope here we go!"





Kalian harus dengerin lagu-lagu yang disebutin tadi dehh soalnya itu lagu rekomendasi dari akuu hihi. Semoga kalian tetap enjoyy yaa dengan cerita inii. See youuuuu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top