43

"Dunia ini lebih baik tanpa orang-orang bajingan. Tapi kau sendiri kau sebut apa?"

Lelaki itu tersenyum ketika sebuah kalimat yang tertulis di sebuah mural di pinggir jalan terbaca olehnya. Aaron, lelaki dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya itu tersenyum. "Padahal dunia tanpa seorang bajingan itu tidak menarik," batinnya.

Mobil hitam itu akhirnya terparkir apik di lingkungan rumah Keylan yang super besar. Sudah terbiasa datang kemari, Aaron bahkan telah menganggap ini sebagai rumah keduanya. Ia bahkan langsung masuk ke dalam, tepat di ruang makan untuk menyapa Dara dan Keylan yang baru saja pulang dari luar negeri.

"Pagi, Om... Tante..." Aaron menyalami Keylan dan Dara bergantian. Orang tua dari Bilqish itu tersenyum, menyuruh Aaron untuk ikutan sarapan.

"Yuk sarapan dulu Nak. Oiya gimana kabar papa kamu?" tanya Keylan di sela-sela minum tehnya.

"Baik Om. Seperti biasa..."

"Syukurlah... Om kemarin dapat berita kalau saham perusahaan Davon sedikit menurun. Itu kenapa ya? Apa ada pihak luar yang mencoba merusak harga saham atau gimana?"

Aaron sempat terkejut sebentar, lalu ia menetralkan mimik wajahnya secepat mungkin. "Bukan Om, memang dari segi pangsa pasarnya sedang tidak baik, jadi harga sahamnya menurun."

Perbincangan mengenai perusahaan dan saham membuat Dara menghela nafasnya. "Bisa nggak kalau makan itu jangan bahas pekerjaan? Kerjanya nanti aja yaa, nih makan dulu."

Dara dengan penuh perhatian menaruh roti bakar dengan selai coklat di hadapan Keylan. Pria itu tersenyum, mengecup pipi istrinya dengan mesra. "Iya sayang, makasih ya..." ucapnya yang langsung diberi cubitan manis oleh Dara. Pipinya langsung memerah bak kepiting rebus. "Ada Aaron, Key. Masih sempet juga ya!"

"Hadeh hadeh pagi-pagi mesra aja nih pengantin baru," Bima yang baru saja dari lantai atas segera turun dengan seragam SMAnya. Lelaki itu selalu saja meledek kedua orang tuanya sebagai pengantin baru karena memang selalu mesra dimanapun dan kapanpun. Lengket terus seperti pengantin baru.

Bima akhirnya duduk di sebelah Aaron. Lelaki itu mencomot roti bakar dan mengoleskan selai moka di kedua rotinya. "Kak mau tanya dong..." kata Bima sembari mengunyah roti bakarnya.

"Tanya aja..."

"Biasanya kakak kalau malam kamis kemana?"

Roti yang dipegang Aaron menurun perlahan hingga tergeletak lagi di piring. Lelaki itu menatap Bima dengan tatapan bingung. "Malam kamis? Kayanya di rumah aja deh kalau ngga ya meeting. Kenapa emang?"

Bima menggeleng. "Enggak, gue pikir nggak sibuk. Mau gue ajak hangout si ama temen-temen DB."

Aaron mengangguk. "Ayo-ayo aja! Kabarin yah..."

Saat itulah Bilqish dengan jaket jeans denimnya turun dari lantai dua. Gadis itu sudah rapi dengan pakaiannya karena hari ini adalah hari yang spesial. Setelah jam perkuliahan selesai, ia dan bandnya akan melakukan latihan bersama Drake untuk pertama kalinya. Tentu saja Bilqish sangat gugup, ia tidak yakin suaranya mampu memuaskan gitaris professional itu.

"Kamu udah dateng dari tadi?" bisik Bilqish kepada Aaron.

Lelaki itu menggeleng.

"Oiya Bil, temen kamu yang jago bikin molen goreng itu siapa namanya?"

"Molen goreng? Emang ada Bund?"

Bima memutar bola matanya, jengah. "Bang Abi namanya Bund."

Bilqish menganga. "Emang Abi bisa bikin molen?"

"Yang waktu syukuran itu apee haa? Pepaya goreng?"

"Dih, ya biasa aja kali. Gue kan lupa," kata Bilqish emosi. "Emang kenapa Bund?"

"Ajak main dong, Bunda mau belajar bikin molen sama dia. Molennya enak dan renyah banget. Bahkan molen buatan Bunda aja kalah," kata Dara. "Bisa kan Bil?"

Bilqish memasukkan sesuap roti ke dalam mulutnya. "Iyha nanthi Bilqishh samphein ke Abhi."

Namun, di balik itu seseorang tengah menggenggam erat garup yang ada di tangannya. Perasaan kesal itu tiba-tiba muncul, bersamaan dengan senyum kecil dari salah satu orang yang memperhatikan tingkah lelaki itu.

"Jadi bisa cemburu juga dia?" batin Bima dengan senyuman penuh arti.

Setelah selesai sarapan, Aaron dan Bilqish berpamitan untuk pergi ke kampus bersama. Jalanan menuju kampus tidak terlalu padat, jadi mereka bisa menikmati perjalanan dengan saling mengobrol ria.

"Hari ini hari pertama latihan band bareng Drake?" tanya Aaron.

Bilqish mengangguk. "Gue takut..."

"Gapapa, Drake baik kok. Aku tau kalian pasti bisa!"

"Ta—tapi sayang..."

Mata Aaron langsung membelalak. Lelaki itu merapatkan tubuhnya ke tubuh Bilqish. "Kamu tadi bilang apa?"

"Tapi?"

"Setelah tapi?"

"Sayang? Kenapa?"

Aaron tersenyum. "Gapapa, candu aja..." kata lelaki itu yang spontan memeluk Bilqish dengan erat membuat gadis itu tertawa. "Apaan sih Ron, gitu doang juga..."

"Mau dipanggil sayang lagi... Jarang banget kamu bilang gitu..."

"Nanti kalo sering cepet bosen."

"Aku mana pernah bosen sama kamu," gombal Aaron.

Bilqish mengangguk malu-malu. Setelahnya ia turun dari mobil dan melambaikan tangannya ke arah jendela bersamaan dengan ponsel Aaron yang berdering.

"Iya. Iya kesana sekarang. Tunggu!" kata Aaron langsung menutup sambungan teleponnya dan meninggalkan kampus. Ada sesuatu yang harus ia lakukan.



Hello hellooooooo akhirnya update lagi nih bestie wkwkw. See you next part yeahhh

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top