28
"Kak?"
Bilqish yang sedang menatap laptopnya dengan tatapan kosong langsung tersentak melihat Bima sudah ada di sampingnya.
"Eh kenapa?"
Bima nampak tiduran di atas kasur Bilqish, menatap langit-langit kamar kakaknya itu. "Lo cinta sama Bang Aaron?"
Pertanyaan tiba-tiba itu sungguh membuat Bilqish memusatkan perhatiannya kepada Bima. "Maksud lo?"
"Ya, lo cinta nggak sama dia?" Bima bangun dari tidurnya, menatap mata kakaknya yang masih menampilkan raut kebingungan.
Gadis itu menghela nafasnya lelah. Pertanyaan macam apa ini yang jawabannya sangat jelas sekali. Bahkan menurutnya pertanyaan seperti ini tidak wajib ia jawab. "Yaiyalah. Emang kenapa sih?"
"Kalo Bang Abi?"
Bilqish langsung tertawa. "Sejak kapan Abi masuk list Abang lo?"
"Ya sejak dia deket sama lo lah. Dia juga bantu gue waktu sama Sena. Baik juga kan dia, polos, tapi tanggung jawab gitu."
"Lah, kenapa jadi seakan mempromosikan si Abi sih lo?"
Bima memegang kedua lengan Bilqish dengan lembut. Matanya menatap kakaknya dengan sorot khawatir dan perhatian. "Gue cuma nggak mau lo jatuh cinta kepada orang yang salah Kak," katanya lalu pergi dari kamar Bilqish.
Sepertinya ini semacam wejangan atau malah peringatan? Bilqish sendiri tak tahu. Tingkah adiknya itu terlalu dinamis, berubah-ubah sesuai moodnya. Jadi, kadang ia sendiri tak mengerti maksud dan tujuan perkataan adiknya itu.
Bilqish menghela nafasnya dengan panjang. "Shit! Nambah beban pikiran aja!"
***
"Bilqish?" Abi baru saja hendak keluar dari kontrakannya tetapi tiba-tiba sudah ada Bilqish yang duduk di kursi terasnya. Gadis itu nampak sedang menunggunya. "Tumben pagi-pagi. Ada apa?"
Bilqish langsung bangun dari duduknya, menatap Abi sebentar lalu berjalan pergi. "Berangkatnya bareng gue aja Bi."
Itu bukan ajakan melainkan sebuah perintah yang harus dituruti. Abi akhirnya berjalan mengikuti Bilqish lalu masuk ke dalam mobil gadis itu. Tanpa banyak bicara lagi, mobil itu melaju meninggalkan kontrakan Abi pagi itu.
"Bil, ada apa?" tanya Abi hati-hati. Sepertinya keadaan Bilqish saat ini masih sangat rentan. Entah mengapa Abi dapat merasakannya.
Tak ada sahutan dari pertanyaan yang Abi ajukan. Gadis itu masih fokus menyetir, bahkan menoleh ke arah Abi pun tidak. Mendadak perasaan Abi menjadi sungguh khawatir. Ia cemas dengan keadaan Bilqish. Lebih baik gadis itu berteriak, berbuat onar, memaki-maki, daripada diam seribu bahasa seperti ini. Justru itu membuatnya terlihat menyeramkan.
"Bil?" Abi kembali memanggil, kini dengan nada selembut mungkin. "Belok kanan."
"Kenapa?" Akhirnya Bilqish membalas.
"Kita jangan ke kampus dulu. Aku mau bawa kamu ke suatu tempat. Boleh?"
Bilqish mengangguk. Gadis itu mengikuti setiap arahan yang Abi berikan. Sekarang memang masih terlalu pagi untuk datang ke kampus. Niatnya mereka akan belajar bersama sebelum ujian di mulai. Tetapi sepertinya keadaan Bilqish tidak memungkinkan. Pasti gadis itu tidak fokus. Jadi, lebih baik Abi membawanya ke tempat ini.
Mobil Bilqish sudah berhenti di sebuah jalan setapak kecil. Di depan mereka sudah ada bambu yang lebat dan nampak menyeramkan. Abi sudah turun dari mobil sedangkan Bilqish sendiri tak yakin dengan tempat yang Abi tunjukkan.
"Ayo turun!" ajak Abi.
"Lo yakin ini tempatnya?" tanya Bilqish yang sedikit takut melihat tempat yang ada di hadapannya ini. Sepi dan gelap karena tertutup dengan pohon-pohon besar.
Abi mengangguk, membuka pintu mobil Bilqish agar gadis itu turun. "Percaya sama aku..."
Mereka berdua akhirnya turun dari mobil dan melewati bambu-bambu yang lebat. Angin yang berhembus kencang membuat bulu kuduk Bilqish meremang. Ia takut dengan tempat semacam ini. Jika ada hantu atau hewan liar bagaimana? Ini sungguh jauh dari pusat kota.
"Lo nggak bakal aneh-aneh kan Bi?"
Abi tertawa. Ia menatap Bilqish yang ketakutan senyum mengembang. "Aneh-aneh gimana?"
"Ya gitu. Ini tempat apaan sih Bi? Kok banyak bambu-bambunya gitu? Mana gelap lagi."
"Nanti juga ngerti kok," Abi meraih tangan Bilqish untuk membantu gadis itu turun karena jalan tidak lagi mulus, melainkan menanjak turun ke bawah. Jika tidak hati-hati bisa saja terpeleset. Apalagi jalannya juga terjal, banyak bebatuan besar. "Hati-hati," katanya.
Setelah melewati jalan terjal yang curam, mereka berdua harus melewati perkebunan kecil milik warga. Di sana sengaja di tanam seperti pohon kelapa, ketela, dan lain sebagainya.
Bilqish berulang kali memukul lengannya karena banyak nyamuk yang mengelilingi tubuhnya. Abi sendiri sudah terbiasa dengan hal ini.
Suara gemericik air mulai terdengar syahdu. Bilqish yang semula berwajah kesal langsung tersenyum lebar. "Suara apa itu Bi?"
"Lihat saja," Abi tetap tak mau memberikan bocoran. Hal ini membuat Bilqish menggeram. Demi Tuhan, ia sudah sangat penasaran. Tempat apa yang akan mereka tuju di jam segini?
Perkebunan sekitar satu hektar itu sudah selesai mereka jelajahi. Abi dan Bilqish menuju ke sebuah rerumputan liar yang tinggi lalu membelahnya agar bisa melewatinya. Di situlah suara gemericik air semakin jelas. Entah mengapa suaranya membuat Bilqish menjadi tenang. Apalagi suara burung berkicauan dengan serangga-serangga menambah kesan alam bebas yang ada.
Abi mempersilahkan Bilqish untuk maju ke depan setelah mereka melewati rumput liar yang tinggi. Gadis itu terkejut. Mulutnya menganga dengan tatapan tidak percaya. Di balik rumput itu terdapat sungai yang sangat jernih dengan beberapa batuan besar di atasnya. Gadis itu menatap Abi sebentar lalu mulai menyelupkan kakinya ke dinginnya air sungai.
Sungai itu adalah sungai tersembunyi yang merupakan anak dari Sungai Ciliwung. Biasanya sungai ini digunakan untuk mencari ikan bagi warga setempat.
Karena letaknya yang terpencil dan tersembunyi, banyak yang tidak mengerti bahwa sungai ini ada di antara pepohonan yang rindang.
"Abi, bagus banget!" puji Bilqish dengan kagum.
Abi tersenyum melihat wajah Bilqish yang semula murung menjadi sumringah kembali. Ia berjalan menuju ke arah Bilqish lalu duduk di salah satu batuan besar yang ada di sana, menikmati suasana alam yang begitu kental sekali.
Bunyi serangga saling sahut menyahut begitupula burung di udara. Suasana pagi yang sangat sejuk seolah membuat mereka lupa dengan hiruk pikuk Kota Jakarta yang tiada habisnya.
"Biasanya kalau aku ada masalah, aku selalu ke sini. Di sini aku ngerasa seperti pulang kampung. Suasananya hampir mirip dan entah kenapa buat aku tenang," kata Abi.
"Gue juga ngerasa damai banget ada di sini Bi. Rasanya kayak bikin pikiran jernih gitu. Apalagi suara airnya. Thanks ya udah ngenalin tempat ini..."
Abi mengangguk. Matanya terus menatap ke mata Bilqish yang teduh. "Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat cerita. Memendam perasaan itu nggak baik Bil. Siapa tau aku bisa bantu kan."
"Kalo gue cerita, apa lo mau gantian cerita?"
"Maksudnya?"
Bilqish menghela nafasnya. "Gue baru sadar selama ini gue terus yang cerita masalah gue ke elo sedangkan lo sendiri nggak pernah. Katanya memendam perasaan itu nggak baik, tapi kenapa kayaknya lo ngelakuin itu sih Bi?"
"Karena emang nggak ada yang perlu diceritain Bil. Nggak ada yang spesial dari kehidupanku yang perlu kamu tahu."
"Tapi gue pengen ngerti Bi. Lo itu sahabat gue, gue perlu tau segalanya. Apapun itu..." Bilqish menatap Abi dengan tatapan tulus. Setelah masalah Riko, Bilqish berusaha intropeksi diri dan berusaha menjadi sahabat yang baik bagi siapapun itu. Termasuk Abi.
Abi diam. Ia tak berkata apapun setelah Bilqish mengatakan kalimat terakhirnya. Keduanya juga akhirnya berada pada pikiran masing-masing, membiarkan suara air yang gemericik mendominasi.
"Oke. Ayo kita lakuin itu," ucap Abi.
"Ngelakuin apa?"
"Terbuka satu sama lain. Saling cerita satu sama lain dan nggak ada rahasia di antara kita."
Wajah Bilqish langsung bahagia. Sebuah senyuman muncul di bibirnya. "Nggak ada rahasia?"
"Nggak ada rahasia."
"Tapi, sebelum itu pasti ada rahasia besar yang lo sembunyiin ke gue kan? Apa itu?"
Abi menarik nafasnya dalam-dalam. "Tapi kamu juga harus ngasih tau rahasia terbesar kamu."
"Deal!"
"Barengan ya!"
"Satu!"
"Dua!"
"Tiga!"
"Dari awal gue udah suka sama Aaron tapi gengsi."
"Aku menyukaimu..." Abi tersentak mendengar pengakuan Bilqish. Ia menahan nafasnya. "Ellie..." lanjutnya kemudian.
Upsss! Hehe
Deg deg deg deg gimana kisah selanjutnya? See u kapan2 hahaha biar penasaran ye kannn wkwk
Happy malming!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top