18

Wherever You Are - One Ok Rock

***

Malam ini Abi dilanda kegelisahan. Dia sudah berulang kali membolak-balikkan badannya untuk mendapatkan posisi ternyaman, tetapi matanya tak mau terpejam sama sekali. Ia juga sudah berusaha menghitung domba sampai ribuan, tetap saja usaha itu tak membuahkan hasil. Matanya menyala padahal hari sudah malam.

"Sebenarnya apa yang mau ayahnya Bilqish kasih?" tanya Abi pada dirinya sendiri.

"Kenapa beliau tiba-tiba ngasih sesuatu? Memangnya ada apa?" tanyanya lagi.

Pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban itu terus menghantuinya. Rasanya ia ingin mendapatkan jawaban itu dengan segera agar perasaannya tenang. Tetapi mengapa pagi terasa sangat lama sekali? Bisa gila ia lama-lama jika harus menunggu lebih lama.

***

Abi sudah duduk di trans Jakarta yang pagi itu tidak terlalu penuh oleh penumpang. Tak heran jika kian hari pengguna angkutan umum kian ditinggal para penikmatnya. Lihatlah betapa banyaknya kendaraan pribadi berseliweran kesana kemari. Tak hanya pengguna roda dua saja, tetapi pengguna roda empat pun tak kalah banyak.

Seorang gadis masuk, melihat-lihat ke arah bangku yang kosong. Tiba-tiba senyumnya terbit kala melihat seorang lelaki tengah duduk sendirian di ujung bis. Tanpa berlama-lama, gadis itu mulai menghampirinya. "Di sini kosong?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Abi yang tengah membaca buku dan menyumpal telinganya menggunakan earphone menoleh. "Apa Mbak?"

Gadis itu tertawa kecil, memaklumi Abi yang tidak mendengar suaranya. "Gue boleh duduk sini?"

Abi meneguk salivanya dengan susah payah. Ia bingung harus menjawab apa. Pasalnya, ia sudah menjaga tempat duduk ini untuk seseorang. Lelaki itu lantas melihat sekitar, tetapi tak ada tanda-tanda Bilqish akan datang. Padahal ini sudah melewati halte terdekat dari rumah Bilqish. Gadis itu jadi naik bis atau tidak?

Abi hendak mengangguk, namun tanpa diduga di belakang gadis tak dikenal itu datang seseorang dengan nafas terengah-engah. "Minggir! Ini bangku milik gue!" ujarnya yang langsung duduk di samping Abi.

Melihat kedatangan Bilqish membuat senyum terbit di bibir lelaki itu. Yash! Sosok yang ia tunggu telah datang!

"Kenapa masih di sini? Ngerusak pemandangan tau nggak!" ucap Bilqish galak kepada gadis yang hendak merebut bangkunya itu. Bukannya segera pergi, gadis itu malah cengo di tempatnya dengan tatapan tak percaya.

"Mbaknya budek?" tanya Bilqish lagi, gemas.

"Ish!" gerutu gadis itu kesal lalu beralih ke bangku lainnya.

Melihat interaksi itu lantas membuat Abi tersenyum. Apakah ini rasanya diperebutkan oleh dua orang gadis? Hey, percaya diri sekali dia!

"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Bilqish yang berhasil memergoki aksi Abi yang tengah senyum-senyum tak jelas. Bahkan senyuman itu membuat Bilqish tambah jengkel.

"Pagi-pagi dah marah-marah," kekeh Abi berusaha menggoda gadis itu yang sedang dalam mood yang tidak bagus.

"Ya lo sih nggak jaga tempat duduk buat gue! Apa susahnya sih nolak Bi? Kalo lo beneran ngasih tempat duduk gue buat cewek itu, gue duduk di mana njir?"

Abi mengangkat dagunya ke depan. "Itu di depan masih kosong," jawabnya polos dan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Ish! Serah deh!"

Perjalanan menuju kampus diselimuti oleh keheningan karena setelah perdebatan itu, Bilqish sama sekali tak mau berbicara. Gadis itu sibuk menatap ke luar jendela, menikmati kemacetan jalanan. Suasana hening itu membuat Abi terkikik geli apalagi Bilqish yang biasanya cerewet tiba-tiba diam seribu bahasa.

"Kamu ngambek?" tanya Abi polos. Benar-benar polos dan suci.

Ditanyai seperti itu justru membuat Bilqish makin mengatupkan bibirnya. Gadis itu menoleh ke arah jendela, menghiraukan segala pertanyaan dari Abi. Dasar lelaki tidak peka! Kalau cewek sedang ngambek jangan ditanyai seperti itu, tetapi hibur dia! Ngerti nggak sih? Eh tapi, bagaimana Abi bisa tahu jika dirinya saja tak pernah berpacaran barang sekalipun? Argh! Benar-benar menjengkelkan!

Dengan gerakan tiba-tiba, Abi memakaikan sebelah earphonenya di telinga Bilqish lalu mulai menyalakan MP3 player mininya dengan volume sedang. Sebuah lagu terputar di sana membuat Bilqish otomatis menoleh.

"Lo tau lagi ini?" Tanya gadis itu setengah terkejut.

Abi mengangguk. "Ini masuk ke daftar lagu favorit saya," ujarnya senang karena kelihatannya mood Bilqish sudah naik lagi.

Lagu itu terus berputar. Baik Abi maupun Bilqish menikmatinya dengan menatap jalanan Jakarta. Hingga saat reff tiba, bibir Bilqish tak kuasa untuk tidak menyanyi.

Wherever you are, I'll always make you smile
Dimanapun kau berada, aku akan selalu membuatmu tersenyum

Wherever you are, I'm always by your side
Dimanapun kau berada, aku akan selalu disisimu

Whatever you say, kimi wo omou kimochi
Apapun yang kau katakan, aku selalu merasakan yang sama sepertimu

I promise you "forever" right now
Aku berjanji padamu "selamanya" mulai sekarang

Lagu One Ok Rock berjudul Wherever You Are menjadi lagu perjalanan mereka hari itu. Bilqish terus bernyanyi, tak peduli jika ia menjadi tontonan di sana. Lagipula tanpa iringan pun suara Bilqish sangat bagus. Jadi nyanyian itu dianggap sebagai hiburan sebelum menjalani aktivitas yang melelahkan.

Saat lirik ini berkumandang di masing-masing earphone milik Bilqish dan Abi, entah dapat keberanian dari mana lelaki itu menyanyikan part tersebut dengan keras membuat Bilqish benar-benar terkejut.

Kono saki nagai koto zutto
Dari sekarang, jalan yang panjang

Douka konna boku to zutto
Tetaplah bersamaku seperti ini

Shinu made
Sampai mati

Stay with me
Tetap bersamaku

We carry on...
Kita jalani

Bilqish bahkan bertepuk tangan karena tak menyangka bahwa suara Abi akan sebagus itu. Gadis itu lantas berdiri dari duduknya lalu mengajak Abi untuk bernyanyi bersama. Penumpang lainnya langsung bersorak senang dan bertepuk tangan seolah iringan mereka bernyanyi. Tak hanya itu, seorang siswa berseragam SMA bername tag Alvino Raditama pun ikut maju ke depan sembari membawa gitarnya untuk dijadikan iringan lagu. Jadilah aksi konser mini yang dadakan di dalam bis.

Tentu tontonan gratis seperti ini sangat langka dan tanpa disangka penumpang lainnya sangat menikmatinya. Bahkan sopir busnya pun ikut tersenyum melihat pemandangan seperti ini. Jika dilihat-lihat bis kota ini tiba-tiba menjadi bis wisata yang membawa mereka tour ke suatu tempat. Lucu sekali!

"Ayo semuanya bernyanyi bersama-sama!" teriak Bilqish dengan penuh semangat sembari menyerahkan tangannya ke arah penonton bak microphone.

Wherever you are, I'll never make you cry
Dimanapun kau berada, Aku takkan membuatmu menangis

Wherever you are, I'll never say goodbye
Dimanapun kau berada, Aku takkan ucapkan selamat tinggal

Whatever you say, kimi wo omou kimochi
Apapun yang kau katakan, aku selalu merasakan yang sama sepertimu

I promise you "forever" right now
Aku berjanji padamu "selamanya" mulai sekarang

Part itu menjadi akhir duet maut antara Bilqish dan Abi. Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain dengan sangat lama hingga sebuah sorakan dari penumpang membuat tatapan itu terputus.

"Piuit!" Teriak penumpang di saat aksi bernyanyi mereka telah selesai bersamaan dengan halte tujuan mereka yang sudah dekat.

Abi, Bilqish, dan remaja SMA itu langsung membungkuk, memberikan salam hormat kepada penonton mereka pagi ini. Rasanya begitu menyenangkan dan sangat seru. Bahkan Bilqish tak pernah merasakan euforia seperti ini sebelumnya. Entah mengapa rasanya begitu menggelitik dan berbeda ketika ia sedang konser atau bernyanyi di kafe. Sensasinya sangat berbeda dan luar biasa!

Sopir bis menghentikan mereka di suatu halte dekat kampus. Mereka pun akhirnya turun dengan tepuk tangan meriah bak artis dadakan. Banyak penumpang yang menyayangkan berakhirnya pertunjukkan spektakuler itu. Bahkan ada yang request lagu "Calon Mantu". Tetapi tentu saja mereka tak bisa. Apalagi ada jadwal kampus yang sudah menunggu.

"Seru ya! Gue kira lo nggak bisa nyanyi loh!" kata Bilqish ketika mereka sudah turun dari bis.

"Dikit sih," ujar Abi malu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Gue udah puluhan kali ikutan konser dan nyanyi di panggung. Tapi nyanyi di bis? Itu bener-bener di luar ekspektasi gue Bi! Gila sih! Gue deg-degan parah!" kata Bilqish yang begitu bersemangat menceritakan perasannya ketika bernyanyi di atas bis tadi.

Diam-diam Abi tersenyum. Lelaki itu terus memperhatikan Bilqish yang berbicara dan mengamati setiap perubahan ekspresi yang ada. Rasanya lucu sekali melihat Bilqish begitu antusis terhadap sesuatu. Apalagi sesuatu itu dilakukan bersamanya. "Saya harap kamu tahu makna dari lagu itu Bil," batin Abi dalam hati.

***

"Hallo semuanya!" sapa Bilqish ketika melihat semua sahabatnya itu berada di kantin.

Tentu perbedaan aura ini dirasakan oleh Stella, Riko, dan juga Vian. Ketiganya langsung saling pandang karena merasa curiga dengan keanehan Bilqish pagi ini. Bagaimana tidak? Sejak kapan Bilqish seceria ini? Sejak kapan Bilqish menyapa mereka dengan riang? Biasanya juga asal duduk lalu comot makanan. Tetapi kenapa hari ini berbeda? Pasti ada sesuatu yang terjadi.

Stella langsung melakukan tindakan. Ia menempelkan telapak tangannya di dahi Bilqish. "Nggak demam kok," katanya kepada Vian dan Riko.

"Trus kenapa?" tanya Riko yang menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Kenapa sih?" Bilqish mencomot pentol bakso milik Vian tanpa permisi begitupula pada es teh milik Stella yang langsung diminum tanpa ijin.

"Hari ini lo lagi seneng banget ya Bil?" Kini giliran Vian yang berbicara membut Bilqish tersedak.

"Emang kenapa?"

Riko menunjuk wajah Bilqish dengan teliti. "Gue nggak pernah liat lo seceria ini. Apalagi tadi, tiba-tiba lo nyapa kita. Aneh banget..."

Pernyataan dari Riko diberi anggukan oleh Stella dan Vian. Hal itu membuat Bilqish kikuk. Gadis itu segera mengambil tasnya dan melenggang pergi. "Gue masuk kelas dulu! Bye!"

"Tadi dia nggak bilang mau masuk ke kelas kan? Gue salah denger kan?" tanya Vian namun malah dijawab gelengan oleh Stella.

"Tobat yuk!"

"Lah kenape?"

"Tanda-tanda kiamat dah dekat kalo Bilqish tiba-tiba kayak gini," celetuk Riko disertai gelak tawa dari teman-teman lainnya. "Ngeri gue anying!"



Matahari Tengah Malam dah update yuhuuuu

Nyengir lu mbloo wkwkw

Sapa nii yang kangen hihi

Jangan lupa vote dan komen yah! See u!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top