09
Aku ada beberapa rekomendasi lagu pembawaan Bilqish dan dijamin deh kalian bakal suka. Jangan lupa klik playlistnya yaaa. Dibawah nanti juga bakalan ada.
Sumpah gaes ini tu keren bangett. Aku pengen kalian denger juga huhu
I hope you like it!
***
Bilqish sudah siap dengan outfit hitamnya. Mulai dari celana, kaos, hingga jaketnya. Bahkan wajahnya ia poles dengan make up hitam seperti style gaya Avril Lavigne jaman dulu yang mampu memukau banyak fansnya. Bahkan karena stylenya inilah kadang Bilqish disebut-sebut sebagai Avril Lavigne 2.
Bukannya marah, Bilqish justru senang diberi julukan demikian. Bagaimana tidak? Avril adalah idolanya yang secara tidak langsung menginspirasinya menjadi seorang rocker sejati. Lihatlah kamarnya, sangat banyak pernak-pernik Avril yang dulu pernah ia beli sewaktu menonton konsernya beberapa tahun yang lalu.
Gadis itu menatap pantulan cermin yang ada di kamarnya lalu tersenyum. Sudah cukup ia memoleh tubuhnya dan ia siap untuk melakukan mini konser seperti biasanya.
"Widii! Ada mak lampir mau konser nih!" Tiba-tiba saja Bima datang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur milik kakaknya itu.
"Buta lo mata lo? Keren gini dibilang mak lampir!" Bilqish melempar bantal tepat di wajah adiknya itu, tak peduli jika lelaki itu mengaduh kesakitan.
Bima meringis, menatap kakaknya yang mulai mengenakan sepatu bootsnya. "Kak, tumben ada konser lo nggak ngajak gue?"
"Aaron yang nemenin. Dah! Gue pulang malem, kunci pintu! Nyokap bokap balik besok," pamit gadis itu setelah mangacak rambut Bima hingga berantakan.
Bukannya senang, Bima segera menyusul kakaknya ke lantai bawah. "Wah, tega lo Kak! Pas bokap nyokap ada lo nyuruh gue, sekarang pas bokap nyokap nggak ada lo mencampakkan gue di rumah ini sendirian!"
"Ih apa sih! Kan ada Bi Lastri. Biasanya lo juga nitipin gue ke Bi Lastri kalo lo lagi main sama temen-temen lo. Nggak usah sok dramatis deh!" Bilqish menghela nafasnya dengan berat. "Gue nggak bakal lama, Bima. Jangan ngeluyur kemana-mana lo! Awas aja!"
Setelah kakaknya menutup pintu, Bima menyebikkan bibirnya. Namun, tiba-tiba senyum sumringah tampil di sana. "Gue ngapain ya? Aha! Main ke rumah ayang beb aja hihi!" kekehnya sembari mengambil jaket denimnya di kamar lalu melesat pergi untuk mengganggu pacarnya yang sedang belajar.
"Sori ya lama, Bima nih manja banget nggak mau ditinggal." Bilqish masuk ke dalam mobil milik Aaron yang sudah menunggunya di depan rumah.
Aaron mengangguk. "Gapapa kok, yaudah kita berangkat sekarang?"
Bilqish mengangguk. "Yuk! Temen-temen udah nungguin gue."
Mobil mewah milik Aaron melesat menuju kafe yang malam ini mengundang The Moonkerz untuk tampil di sana.
"Bil! Lama banget sih lo!" setibanya di Al Coffe, Stella langsung datang memarahi sahabatnya itu yang datang terlambat. Namun, setelah melihat dengan siapa Bilqish datang, gadis itu hanya mengulum senyumnya penuh arti.
"Buruan siap-siap gih," gadis itu mencolek lengan Bilqish sebelum akhirnya pergi ke arah teman-temannya.
"Yaudah gue siap-siap dulu," pamit Bilqish kepada Aaron. Namun, sebelum gadis itu pergi, Aaron memegang tangan Bilqish sebentar. Lelaki itu maju satu langkah mendekat hingga mengikis jarak di antara mereka. Tangannya yang dibalut kemeja berwarna hitam terulur tepat di depan mata Bilqish. Dengan sangat hati-hati, Aaron menyingkirkan bulu mata Bilqish yang jatuh.
"Ha? Ada apa?" tanya Bilqish sembari mengambil kaca yang ada di tasnya.
Aaron terkekeh lalu menunjukkan satu helai bulu mata kepada Bilqish. "Kayaknya ada yang lagi kangen sama lo deh,"
"Alah itu cuma mitos!" Bilqish berlalu dengan cueknya. Melihat hal itu membuat kekehan Aaron kembali hadir. "Tapi gue emang lagi kangen sama lo Bil," batinnya hangat.
Setelah lima belas menit bersiap di belakang panggung mini, band dengan nama The Moonkerz itu naik ke atas panggung setelah dipandu oleh seorang MC yang juga disewa pihak kafe.
Suara riuh tepuk tangan membuat Bilqish tambah bersemangat. Sebelum memulai bernyanyi, seperti biasa Bilqish akan memberi sambutan sedikit.
"Selamat malam, kami dari The Moonkerz!"
"Hwaaaa!!!" teriak penonton ketika suara vokalis baru saja menyapanya. Banyak dari mereka memang sudah mengenal Bilqish sebagai vokalis top dan berbakat. Terbukti dengan penghargaan yang pernah gadis itu terima dari ajang bakat terkenal.
"Untuk malam ini, kita akan membawakan dua buah lagu. Yang pertama adalah lagu Evanescence - Bring Me To Life! I hope you liket it!"
Kafe seketika gelap. Lampu kuning nampak hanya menyorot pada bagian panggung. Suara alunan keyboard dari Stella mulai menggema. Tentu saja hal itu membuat penonton sangat antusias. Apalagi ketika suara Bilqish mulai masuk ke dalam intro lagu mampu memecah suasana.
Walaupun lagu yang dibawakan Bilqish tergolong lagu lawas, tetapi ketika gadis itu sendiri yang menyanyi rasanya akan terdengar seperti pertama kali mendengarnya. Bilqish dan bandnya mempunyai cara sendiri untuk membuat pendengarnya menikmati alunan lagu yang mereka bawakan.
How can you see into my eyes, like open doors
Bagaimana bisa kau lihat ke dalam mataku, seperti pintu terbuka
Leading you down into my core, where I’ve become so numb
Yang mengantarmu masuk ke dalam relung hatiku, di mana aku tlah mati rasa
Without a soul, my spirit’s sleeping somewhere cold
Tanpa sukma, jiwaku terlelap di suatu tempat yang dingin
Until you find it there, and lead it back, home
Hingga kau menemukannya, dan membawanya kembali
Hening. Hanya ada suara Bilqish dan tuts keyboard Stella yang terdengar sebelum akhirnya suara drum Vian menggema dan lampu menyala kerlap-kerlip di sekitar panggung. Saat itulah penonton bersorak dan mulai menaikkan tangannya di udara, menikmati penampilan memukau dari band yang hanya beranggota empat orang itu. Apalagi suara Vian mulai masuk ke lagu hingga perpaduan mereka terdengar begitu pas.
(Wake me up) Wake me up inside
(Bangunkan aku) Bangunkan jiwaku
(I can’t wake up) Wake me up inside
(Aku tak bisa bangun) Bangunkan jiwaku
(Save me) Call my name and save me from the dark
(Selamatkan aku) panggil namaku dan selamatkan aku dari kegelapan
(Wake me up) Bid my blood to run
(Bangunkan aku) Suruh darahku mengalir
(I can’t wake up) Before I come undone
(Aku tak bisa bangun) Sebelum aku jadi tak terkendali
(Save me) Save me from the nothing I’ve become
(Selamatkan aku) Selamatkan aku dari kesia-siaan
Bilqish mencabut microphonenya yang ada di stand lalu mulai berinteraksi dengan penontonnya. Bahkan sesekali ia mengarahkan benda itu di hadapan para penonton agar mereka bernyanyi bersama.
Lampu kafe juga telah berganti berkelap-kelip layaknya lampu disko. Beberapa ada yang menikmati sembari minum dan ada juga yang duduk di meja bar kafe sembari melihat ke arah panggung, seperti yang telah Aaron lakukan saat ini. Melihat Bilqish tengah bernyanyi di sana membuat dirinya bangga. Bahkan ia tak percaya bahwa gadis yang dulu sangat anti dengan lagu itu kini menjadi seorang vokalis hebat seperti sekarang. Bukankah Aaron tambah tertarik jika terus begini?
Now that I know what I’m without, you can’t just leave me
Kini setelah kutahu apa jadinya diriku tanpa (jiwa), kau tak boleh begitu saja tinggalkanku
Breath into me and make me real, bring me to life
Hembuskan nafasmu padaku dan jadikan aku nyata, hidupkan aku
Setelah selesai dengan partnya, kini suara diisi oleh Stella. Gadis itu bernyanyi dengan tangan tetap memainkan keyboard mini yang menjadi andalannya. Dengan penuh penghayatan, gadis itu menyanyikan part yang menjadi part paling ia sukai itu.
Frozen inside without your touch
Hatiku beku tanpa sentuhanmu
Without your love, darling
Tanpa cintamu, kasih
Only you are the life among the dead
Hanya dirimu kehidupan di antara orang yang mati
Kini suara didominasi oleh Riko yang bermain bass sembari rap dengan cepat. Ia tak terganggu sama sekali dengan tangan tetap memetik bass sedangkan mulutnya dengan cepat menyanyikan bagiannya. Itulah yang membuktikan bahwa anggota The Moonkerz memang berbakat dan berpengalaman semua. Tak hanya vokalis, semuanya sangat pandai dalam bidang musik, pada alat-alatnya masing-masing.
(All this time I can’t believe I couldn’t see
(Selama ini aku tak percaya aku tak dapat melihat
Kept in the dark, but you weren’t there to follow me)
terpenjara dalam gelap, namun kau tak di sana mengikutiku)
I’ve been sleeping a thousand years it seems,
Seolah aku tlah tertidur seribu tahun
Got to open my eyes to everything
A
ku harus membuka mataku lebar-lebar
Without a thought
Tanpa pikiran
Without a voice
Tanpa suara
Without a soul
Tanpa jiwa
(Don’t let me die here)
(Jangan biarkan aku mati di sini)
(You must be sacrificed)
(Kau harus dikorbankan)
Bring me to life
Hidupkan aku
Setelah lagi itu selesai dimainkan, terdengar tepuk tangan dari orang-orang yang kagum dengan pembawaan band ini yang sungguh berbeda. Lihatlah, hampir semua anggota band dibiarkan bernyanyi, bukan hanya sang vokalis saja. Apalagi rata-rata suara dari mereka sangat pas dan enak untuk didengar. Masing-masing anggota juga memiliki ciri khas masing-masing yang membuat pembawaan lagu mereka terasa spesial.
"Apakah kalian masih semangat?" teriak Bilqish dengan kencang.
"Masiiih!!!" balas penonton yang semakin semangat dengan aksi The Mookerz malam ini.
"ARE YOU READY?"
"READYYYYY!!!"
Lampu kafe kembali meredup. Kini Bilqish membawa gitarnya untuk ia mainkan di panggung. "Against The Current - Dreaming Alone by Bilqish and Riko. Here we go!" bisik Bilqish membuat atmosfir menegangkan kembali muncul.
Setelah menyanyikan kedua lagu dengan begitu baik dan konser berjalan dengan lacar, banyak penonton yang meminta tanda tangan atau sekadar foto bersama di atas panggung. Tentu The Moonkerz menyambutnya dengan senang hati. Apalagi Stella memang hobi foto. Jadi menurutnya itu tak masalah.
"Capek juga ya," Stella meneguk minuman sodanya yang diberikan gratis oleh pihak kafe. Tangan mungilnya menyeka pelipisnya yang berkeringat.
Seperti biasa, setelah konser mereka akan mendiskusikan kekurangan penampilan malam ini agar pada konser selanjutnya mereka akan menampilkan penampilan yang lebih baik lagi. Menurut mereka, evaluasi itu sangat penting dan tidak boleh terlewatkan barang sekalipun.
"Gue rasa malam ini udah pas deh. Cuma masalah teknis aja soalnya microphone gue rada nggak nyala pas lagu kedua," terang Riko memberi evaluasi.
Bilqish memgangguk. "Menurut gue juga udah pas kok. Cuma kita harus cari referensi lagu lainnya biar penonton nggak bosen."
Vian mengangguk setuju lalu tangannya di arahkan ke depan untuk membuat tos atas keberhasilan band mereka malam ini. "The Moonkerz!"
"Menuju tak terbatas dan melampauinya!" seru Biqlish, Stella, Vian, dan Riko kompak lalu menikmati suasana kafe yang semakin malam semakin ramai itu.
Aaron yang tadi pamit ke kamar mandi akhirnya ikut nimbrung bersama ke empatnya. Lelaki itu berbisik tepat di telinga Bilqish, membuat gadis itu mengulum senyumnya. "Penampilan lo bagus banget Bil."
Bilqish mengangguk. "Gue tau," jawabnya dengan sombong membuat Aaron terkekeh. Bilqishnya tetap sama. Selalu percaya diri dan sombong menjadi andalan.
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Mereka memutuskan untuk pulang setelah mendapatkan bayaran dari pihak kafe. Apalagi mereka berempat akan ada jadwal kuliah keesokan harinya. Jadi, tak ada alasan untuk mereka berlama-lama di sana.
Mobil Aaron dengan cepat membelah Jakarta yang nampak lenggang malam itu. Ia menatap Bilqish yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dengan wajah yang terlihat kusut. "Capek ya?" tanyanya.
Bilqish mengangguk. "Sedikit."
Sebelum sampai di rumah gadis itu, Aaron menghentikan mobilnya pada apotek 24 jam yang tak jauh dari sana. Bilqish yang memang sudah mengantuk memilih diam dan tak banyak tanya. Toh, ia juga tak peduli Aaron mau melakukan apa.
"Ini vitamin. Diminum sehari sekali biar badan lo tetep vit dan nggak gampang sakit," jelas Aaron sembari menyalakan mobilnya lagi.
"Gue udah pilih rasa stroberi, kata mbak-mbaknya itu cocok buat orang yang nggak suka minum obat kayak lo," tambah Aaron dengan tetap fokus pada jalan.
Sontak saja Biqlish menegakkan tubuhnya, menatap Aaron dengan raut wajah terkejut. "Kok lo tau gue nggak suka minum obat?"
Pertanyaan itu terlontar bersamaan dengan mobil yang sudah berhenti di depan rumah mewah keluarga Keylan. Lelaki itu mencubit pipi Biqlish dengan gemas. "Udah berapa kali gue bilang? Apa sih yang nggak gue tau tentang lo, Bil."
Bilqish mencibir. "Serem gue lama-lama deket lo. Jangan-jangan lo bisa baca pikiran gue ya!"
Aaron mengangguk membuat Bilqish bergidik ngeri.
"Yaudah serah lo. Thanks buat malam ini. Dah!" Biqlish hendak keluar dari mobil, tetapi tindakannya dicegah oleh Aaron. Lelaki itu menyuruh Biqlish untuk masuk lagi.
"Ada apa?"
Aaron memutar tubuhnya seolah sedang mengambil barang dari bangku penumpang. Ternyata ia sedang mencari buket bunga mawar merah yang sudah ia beli tadi dan memberikannya kepada Bilqish. "Buat lo,"
"Buat gue?"
Aaron mengangguk.
"Ha? Dalam rangka apa?"
"Dalam rangka kencan pertama kita."
WAJIB BANGET DENGERIN YANG DI ATAS (YANG VIDEO) ⬆⬆⬆
Hehe maaf untuk part kali ini kebanyakan lirik lagu. Tapi kan emang lagi konser dan aku harap kalian tau sama lagunya
Sumpah kalian wajib banget puter lagunya karena sebagus ituuuu siapa tau kalian suka
Aku aja yang pertama denger langsung suka. Suwer dehhh!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top