7. Terobosan
Sejak pagi, Firza sudah sibuk berkutat dengan kode program Mata Langit. Targetnya adalah membuat monitor matriks bisa menampilkan gambar-gambar streaming dari kamera target yang berbeda pada saat yang bersamaan pada layar monitor yang berbeda. Papanya belum sempat menyediakan fitur itu. Setidaknya, begitulah kesimpulan Firza. Saat ini, kesembilan monitor matriks menampilkan gambar yang sama di satu saat di semua layar monitor.
Firza sedang menambahkan kode program untuk memisahkan gambar-gambar hasil streaming kamera target dan ditempatkan di monitor yang berbeda. Dicobanya untuk menempatkan satu per satu gambar streaming ke masing-masing monitor. Hanya agak rumit di awal ketika Firza menuliskan kode programnya, selanjutnya tinggal mengarahkan hasil streaming ke alamat masing-masing monitor mulai dari pertama sampai terakhir.
Selain itu, Firza juga menambahkan fitur untuk menampilkan streaming dari satu kamera ke seluruh monitor matriks menjadi satu gambar besar. Dengan demikian, Firza bisa memilih salah satu sumber gambar streaming untuk ditampilkan sebagai satu gambar besar menggunakan sembilan monitor.
Firza mengembuskan napasnya dengan keras, menandai akhir pekerjaan yang baru diselesaikannya. Dia merasa lega karena Mata Langit sudah bisa berfungsi dengan semestinya. Uji coba telah dilakukannya beberapa kali dan membuahkan hasil yang memuaskan.
Disandarkannya punggungnya lebih rebah ke belakang. Sambil mengayun-ayunkan kursi kerja yang didudukinya, Firza memejamkan mata. Bukan untuk tidur, dia sedang memikirkan cara untuk menerobos sistem keamanan Aditya Soft. Harusnya akan lebih mudah dengan bantuan Mata Langit, pikirnya.
Hampir setengah jam berlalu, Firza masih dalam ritualnya semula. Dia seolah sedang bersemedi untuk mendapatkan inspirasi bagaimana menerobos sistem keamanan itu. Urusan menerobos sistem sudah sering dilakukannya meski pekerjaan itu tak mudah untuk dilakukannya. Kadang, hanya butuh waktu beberapa jam, kadang bisa lebih dari satu hari untuk bisa menemukan caranya.
Firza membuka matanya. Dengan menggunakan Mata Langit, ditelusurinya semua kamera CCTV yang ada di gedung Aditya Soft. Firza menemukan 32 titik kamera CCTV dari empat lantai gedung itu. Sembilan layar monitor menampilkan tayangan kamera yang berbeda. Tampaknya, upaya Firza sebelumnya berhasil.
Di sembilan layar pertama, Firza tak menemukan apa yang hendak disasarnya dan dia pun pindah ke sembilan layar kedua. Firza memfokuskan pandangannya pada salah satu layar. Dia menduga apa yang dilihatnya adalah ruang administrator sistem. Ada tiga orang yang bekerja di dalam ruangan itu. Firza melakukan pembesaran gambar dan mengamati satu demi satu dari ketiga orang yang tampil di layar itu. Bingo! Firza telah menemukan siapa administrator kepalanya.
Selama beberapa saat, Firza mengatur pembesaran yang tepat untuk mengamati targetnya. Ditampilkannya gambar ruangan itu lebih besar memenuhi sembilan layar monitor matriks. Fokusnya terutama pada terminal komputernya. Sungguh suatu keberuntungan, Firza bisa mengamati dari sudut yang tepat.
Firza mengaktifkan modus perekaman dari layar yang sedang diamatinya. Dia menunggu saat yang tepat dari gerakan targetnya melakukan apa yang dibutuhkannya. Menunggu si lelaki jangkung itu melakukan log in ke sistem.
* * * * *
Hambali tengah sibuk di terminal komputer di hadapannya. Dia sedang memeriksa kinerja sistem yang menjadi salah satu rutinitas pekerjaannya. Hari itu, dia merasa puas karena tak ada sesuatu yang tampaknya bermasalah pada sistem.
Sejak awal Aditya Soft berdiri, Hambali telah bekerja untuk perusahaan itu. Sebagai seorang yang memiliki kemampuan yang baik dalam administrasi dan keamanan jaringan komputer, dirinya tak kesulitan untuk bisa masuk di perusahaan itu. Aditya yang menawarinya untuk merekrutnya dari perusahaan kecil tempatnya bekerja sebelumnya dengan tawaran gaji yang hampir dua kali lipat gajinya semula. Tentu saja, jabatan sebagai administrator kepala dan gaji yang lebih besar itu menggiurkan Hambali yang hanya menempati posisi administrator sistem biasa di perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya.
Sebagai administrator kepala, Hambali termasuk salah satu orang yang disegani di Aditya Soft. Di perusahaan itu, dialah yang bertanggung jawab atas keamanan data center. Selama Hambali bekerja di sana, belum pernah ada masalah berarti yang bisa mengancam keamanan sistem Aditya Soft. Memang secara penamaan jabatannya hanya administrator kepala, tetapi dari sisi wewenang, dialah penguasa data center.
Hambali adalah orang yang tidak banyak bicara. Lelaki dengan postur tubuh kurus tinggi dan rambut gondrong itu terkesan sebagai orang yang dingin. Jika tidak ada hal yang penting untuk dikatakannya, Hambali bisa seharian tanpa bicara sama sekali. Kedua anak buahnya di masing-masing shift sudah terbiasa dengan itu. Mereka hanya mengajaknya bicara kalau ada hal yang penting untuk dibicarakan.
Setelah waktu makan siang, Hambali akan melakukan pemeliharaan sistem. Dia dan dua orang anak buahnya akan melakukan pemindahan data dalam jumlah yang cukup besar ke sistem arsip yang baru selesai mereka buat. Data di Aditya Soft selama bertahun-tahun sudah memenuhi data center . Hambali telah memutuskan untuk mengalihkan data-data lama ke sistem arsip baru yang ukurannya jauh lebih besar.
* * * * *
Firza masih fokus memandang sembilan layar monitor matriks yang secara bersama-sama menampilkan satu gambar besar, si jangkung dengan terminal komputernya. Sambil duduk santai dengan postur condong ke belakang di meja kerjanya, Firza mengayun-ayunkan kursinya. Matanya hampir tak berkedip mengamati mangsanya.
Firza melihat si jangkung melakukan log out di komputer terminalnya. Lelaki itu lalu berdiri dan meninggalkan mejanya. Firza melihat jam tangan digital di pergelangan tangannya, waktunya makan siang.
Hampir saja Firza beranjak dari kursinya untuk pergi makan siang ketika di layar si jangkung tampak kembali ke mejanya. Lelaki itu kembali melakukan log in di komputer terminalnya. Mungkin ada yang dia lupa lakukan, pikir Firza. Senyum Firza mengembang. Perangkapnya telah berisi mangsanya.
Dari komputernya, Firza membuka rekaman yang barusan dihentikannya. Dibukanya hasil rekaman itu dan fokus pada bagian ujung rekaman. Bagian saat si jangkung melakukan log in ke sistem. Diputarnya rekaman itu dengan kecepatan lambat. Gerakan jari si jangkung tampak lebih jelas terpampang di layar sedang mengisikan user ID dan password-nya. Firza segera menuliskannya di kertas.
Dengan segera, Firza berusaha mengakses salah satu komputer terminal di ruang itu. Berbekal identitas si jangkung, Firza bisa masuk ke dalam sistem tanpa kendala. Masuk dengan hak akses administrator kepala membuat Firza leluasa menjelajahi semua bagian sistem Aditya Soft. Dia bahkan bisa melumpuhkan sistem perusahaan itu saat itu juga kalau dia mau, tetapi bukan itu yang ingin dilakukannya sekarang. Bukan sekarang!
Firza menyiapkan INTIP, sebuah program kecil andalannya untuk mengintip aktivitas jaringan. Dicarinya tempat yang tersembunyi dan tak mencurigakan untuk menanamkan program itu di sistem Aditya Soft. Firza tersenyum puas saat INTIP berhasil memberikan keluaran berbagai aktivitas di jaringan komputer Aditya Soft. Semua komputer yang terhubung ke jaringan itu dapat dipantau aktivitasnya dan tercatat di komputer Firza.
* * * * *
Setelah makan siang, Firza kembali lagi ke ruang kerja. Diamatinya keluaran dari INTIP yang menghasilkan banyak data aktivitas jaringan Aditya Soft. Dengan melakukan analisis data jaringan, Firza bisa memetakan alamat protokol internet dari masing-masing komputer di gedung itu. Dari situ Firza menelusuri komputer yang dipakai Aditya. Kini, Firza bisa melakukan apa saja dengan komputer seterunya itu karena dia sudah mendapatkan akses ke sana.
Tak butuh waktu lama bagi Firza untuk bisa menjelajah ke komputer mana saja di Aditya Soft, bahkan ke semua servernya. Firza melakukannya dengan hati-hati agar tak meninggalkan jejak yang mencurigakan, terutama bagi si jangkung. Sementara ini, Firza merasa penasaran untuk mengintip apa saja yang Aditya lakukan.
Firza mulai dengan mengintip apa saja yang ada dalam komputer Aditya. Dia ingin mencari bukti-bukti yang berkaitan dengan upaya pemerasan Aditya terhadap papanya. Dari penelusurannya, tak banyak yang bisa Firza temukan. Apa yang ditemukannya sama dengan yang didapatnya di komputer papanya.
Penelusuran berikutnya, Firza lakukan terhadap akun-akun milik Aditya mulai dari surat elektronik, penyimpanan awan, bahkan media sosialnya. Untunglah, Aditya selalu menggunakan password yang sama di berbagai layanan dan itu sangat memudahkan Firza. Beberapa data yang penting disalin oleh Firza. Sebagian besar data rahasia Aditya yang bisa diakses dari komputernya sudah Firza jelajahi.
Dari data yang diperolehnya, Firza mendapatkan nomor ponsel Aditya yang bisa digunakannya di Mata Langit. Firza juga mengaktifkan fitur GPS pada ponsel Aditya dari jarak jauh. Dengan begitu, keberadaan Aditya bisa dipantaunya di peta digital kapan saja. Firza menempatkan peta digital di layar monitor paling kiri dari tiga layar yang di mejanya. Layar paling kanan digunakannya untuk memantau kamera ponsel Aditya. Firza kembali bekerja di layar tengah melakukan penelusuran berkas.
Setelah merasa cukup, Firza mengehentikan penelusurannya di komputer Aditya. Kini, dia beralih memantau aktivitas si jangkung yang sedang melakukan pemeliharaan sistem. Firza bisa memantau si jangkung dan dua orang anak buahnya tengah melakukan migrasi data-data lama ke sistem arsip mereka yang baru.
Firza harus mengakui bahwa kerja tim administrator itu sangat rapi. Semua berkas disusun sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan ditemukan. Sistem keamanan jaringannya juga terbilang sangat bagus dan sulit diterobos. Satu-satunya kesalahan mereka bagi Firza adalah meletakkan kamera CCTV pada posisi yang memungkinkan Firza mengintip aktivitas mereka dan mencuri identitas mereka untuk masuk ke sistem.
Firza teringat akan tantangan Aditya setahun lalu untuk membobol sistem Aditya Soft. Kini, sistem Aditya Soft sudah bisa dimasukinya kapan saja dan bisa melakukan apa saja. Firza bahkan sudah mendapatkan hak akses super admin. Ketika si jangkung menggunakan hak akses super admin untuk melakukan migrasi data, INTIP sudah berhasil mendapatkannya. Dengan hak akses tertinggi itu, Firza bisa dengan mudah membuat semua orang di Aditya Soft tak bisa masuk ke dalam sistem sama sekali.
Hasil kerja Firza hari itu sangat memuaskannya. Dengan menguasai akses terhadap sistem Aditya Soft, kartu AS telah ada di tangan Firza. Dia bisa melakukan apa saja terhadap sistem perusahaan itu. Tantangan Aditya setahun lalu sudah dijawabnya dalam diam. Tinggal membuat Aditya menyesali ucapannya yang telah arogan menantang untuk membobol sistem perusahaannya.
Bermodal alamat rumah Aditya yang diperolehnya, Firza melakukan pencarian menggunakan Mata Langit. Dalam sekejap, semua layar di monitor matriks telah menampilkan semua kamera CCTV di rumah pribadi Aditya. Firza tercengang dengan apa yang dilihatnya. Setiap ruangan di rumah itu dipasangi kamera CCTV ... Gila! Firza tak habis pikir apa yang dilakukan Aditya dengan memasangi semua ruangan dengan kamera CCTV termasuk semua kamar tidur.
Satu demi satu tampilan dari kamera CCTV di tiap ruangan ditampilkannya dalam modus pembesaran sebagai satu layar besar di monitor matriks. Firza menahan napasnya melihat apa yang sedang tampil di sana. Tanpa sadar, Firza menekan tombol untuk merekamnya. Pemandangan yang sayang untuk tidak diabadikannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top