iv - sup lele

d. sup lele
alice_dreamland
LalaAlexi
reeshizen
zenorys
Akabane_Yu
Haruruu123
MayutaEcca-chan

   "Silahkan, jangan sungkan."

   Dua pasangan itu mengerjap dapati satu wadah sup lele yang sangat besar—cukup dimakan untuk puluhan orang. Tapi astaga, mengapa hanya mereka saja yang diundang?

   "Be ... sar." Arisu meneguk ludah, sementara yang lain terperangah melihat ukuran yang nuar binasa.

   "Kuroko, apa kau yakin kita akan memakan ini semua?" tanya Seishiro memastikan, buat Kuroko menoleh tatap empat insan di sana datar.

   "Tenang saja, Akashi-san, Akashi-kun, supnya bebas kalian bawa pulang." Kuroko menjawab datar. "Lagipula El-chan tidak mungkin menghabiskan semuanya."

   'Bukan itu maksud kami bertanya!'

   "Yep! Supnya bebas kalian bawa pulang! Kami masih punya setengah ember lele untuk dimasak!" Elzira Fa, istri Kuroko Tetsuya—tersenyum lebar, angkat baskom penuh lele hidup tanpa peringatan. "Lihat betapa mereka menggeliat minta dimasak? Aku sudah tidak sabar menggoreng mereka!"

   Kuroko menghela napas melihat kelakuan gadisnya, seraya kembali menoleh ke arah Arisu, Zena, Seishiro dan Seijuro. "Begitulah, jangan sungkan Akashi-san, Akashi-kun, Aksara-san dan ... Akashi-san."

   (Kuroko kewalahan menyebut nama.)

   Mengangguk ragu, mereka pun ambil mangkuk dan masing-masing tuangkan sup dalam wadah kecil yang mereka bawa—memutuskan makan, duduk di sekitar sana.

   Arisu putuskan duduk di halaman depan, di mana angin malam menerpa; sambil manik meneliti bintang (sementara Seishiro dan Zena bicara berdua, Seijuro berbincang dengan Kuroko tentang masa lama).

   "Arisu, bukan?"

   Tersentak, gadis manis tersebut menoleh—dapati El membawa satu baskom sup lele dengan sendok sup yang sangat gede.

   "Aku duduk di sebelahmu, ya?" Tanpa tunggu persetujuan, El duduk di samping kanan.

   Arisu mengangguk, masih teliti penampilan El—rambut panjang sepunggung dengan jepit lele di samping, juga kaos bergambar "Lele in Action" membuat sang gadis mengkonklusikan satu hal penting.

   Maniak lele—ah, salah.

   Ratu lele.

   "Aku suka lele." Dia bicara, mulai menyendok sup dalam baskom dan melahapnya; membuat Arisu berpikir keras—apakah gadis mungil tersebut dapat habiskan semuanya? Entahlah.

   "Ah, begitu ya?" Arisu tak tahu harus bicara apa—menunduk tatap sup yang belum dia makan.

   "Namamu ... Arisu, 'kan?" Di tengah acara makan, El bertanya riang.

   Arisu tersentak—tersenyum ragu seraya mengangguk pelan. "Un. Namaku Arisu, Akashi Arisu."

   "Aku Elzira Fa." El tersenyum ramah, melihat ke arah mangkuk yang sama sekali belum Arisu sentuh. "Kau tidak suka lele?"

   Arisu terdiam. "Arisu belum mencobanya."

   "Coba saja! Lele itu enak!" El tersenyum lebar, promosi spesiesnya sendiri—ups, salah—promosi kesukaan pribadi. "Pokoknya lele nomor satu, dijamin ketagihan!"

   Tertawa ragu, Arisu mengangguk—menyendok sup dan menelan makanan tersebut. Rasakan lidah kecap sesuatu, lantas mengedip kala sadar akan nikmatnya sup lele tersebut.

   "Ini enak!" Arisu tatap El dengan manik berbinar. "Arisu belum pernah makan sup lele sebelumnya, tapi ini lezat!"

   "Benar, 'kan?" El tersenyum bangga. "Anak-anakku tentu saja lezat jika dimasak. Lele itu mengandung banyak nutrisi pula, jadi makanlah yang banyak selagi bisa."

   Arisu mengangguk antusias, menyendok giliran kedua seraya lahap. Namun kemudian, sebuah pertanyaan sapa benaknya.

  "Um, jadi—El-chan sudah menikah?" Arisu memiringkan kepala heran. "Padahal El-chan tampak masih sangat muda."

   El mengangguk. "Arisu sendiri, nikah muda?"

   "Arisu baru kuliah saat ini." Arisu menggembungkan kedua pipi. "Arisu belum menikah."

   El mengedip tanda tak paham, menunjuk Seijuro yang masih bercakap dengan suaminya. "Eh? Lalu pria di sana?"

   "Itu onii-chan." Arisu kembali sendok sup lele untuk kali ketiga "Arisu tinggal di sini dengan onii-chan."

   El mengangguk paham. "Oh, begitu, kukira semua yang tinggal di sini pasangan pasutri. Ternyata ada kakak-adik juga, ya."

   Arisu memiringkan kepala heran. "Eh? Pasangan pasutri?"

   El tersenyum. "Bisa dibilang, rumah-rumah di sini semuanya dihuni oleh pasangan; contohnya aku dan Kurotet-kun, lalu Zena dan Seishiro-san, juga rumah sebelah dihuni Jitsui-san dan kak Vania, dan lain-lain."

   Arisu mengerjap. "Ah, Arisu belum kenalan dengan tetangga-tetangga sebelah lainnya."

   El tersenyum memberi thumbs up. "Tenang saja, mereka tidak menggigit kok. Mungkin ada yang sedikit miring, tapi mereka semua baik."

   "Miring?" Arisu tatap El polos, tidak mengerti. "Maksud El-chan?"

   "Tetangga kita yang paling ujung hobi bunuh diri." El menghela napas. "Lalu ada pula tetangga kita yang clean freak, juga narsis dan hobi bercermin. Ah, ada juga yang suka melakukan eksperimen sendiri."

   Arisu sweatdrop. Dia tidak menyangka hidup di lingkungan baru ini akan sangat menguji nyali.

   "Ah—ngomong-ngomong, Arisu ngak tahu rumor tentang komplek ini?" El membuka topik baru.

   "Rumor apa?"

   "Nama komplek ini PAW—Pasutri, Anak, Waktu. Jadi rumornya, pasangan yang tinggal di kompleks ini pasti jadi pasangan suami istri, lalu mereka punya anak dan terberkati sebagai keluarga harmonis, juga selamanya bersama hingga mati." El menjelaskan rinci.

   Manik Arisu berbinar. "Wuaa! Romantis sekali!"

   El mengangguk. "Tapi, Arisu tinggal di sini dengan kakakmu, 'kan?"

   Iris biru gadis tersebut melebar, sadari makna yang dimaksud El. Tubuhnya bergetar, jadi jika tinggal di sini dia pada akhirnya akan menjadi pasutri juga seperti pasangan lainnya?

   "Jadi, jika Arisu bukan pasangan dengan onii-chanmu itu—" El mengerjap, manik melebar sadari Arisu tiba-tiba tak nampak. "Eh? Dia menghilang?"

   El kembali menyendok sup lele dalam baskom yang sudah habis setengah. "Padahal aku cuman mau bilang kalo itu hanya bercanda."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top