Bab 8
“Gadis yang anda lihat kemarin adalah Francesca Hartley, putri Earl of Lecester sekaligus tunangan anda. “ ungkap Roger dengan datar seolah informasi ini tak penting, padahal informasi ini sanggup membunuh Ranulf detik itu juga.
“Dia Francesca, kau tidak salah orang ? “ ulang Ranulf karena masih tak percaya. Seingatnya Francesca gadis lembut, lemah, pucat serta terlalu rapuh untuk disentuh. Bahkan Francesca dulu kemana-mana harus dituntun karena terlalu lemah. Ranulf juga pernah mendengar jika Francesca kerap sakit-sakitan. Apa tunangannya menemukan obat mujarab atau dokter yang paling ahli hingga sehat seperti sekarang ini.
“Tidak My lord. Yang berkuda serta memanah adalah Lady Francesca, Tunangan anda. Dia kemarin sedang piknik dengan Lady Beatrice putri Duke of Camden dan Lady Katherine,putri Earl of Kent“ yang lainnya siapa bagi Ranulf tak penting. Jika adik Anthony ikut bergabung, berarti kemarin yang ia lihat memang Francesca.
Sekarang Francesca adalah mantan tunangannya, karena secara terang-terangan Ranulf membatalkannya walau Earl of Lecester tidak setuju. Tapi bukannya tenggat hubungannya hari ini.
“Roger, siapkan pakaian dan kereta kudaku. Suruh seorang pelayan, mengabari bahwa aku akan berkunjung ke rumah Lecester. “
Ranulf harus membuktikannya sendiri jika gadis yang diintipnya kemarin adalah Francesca, tunangannya. Kalau itu benar, maka akan Ranulf mungkin akan sangat menyesal telah memutuskan sepihak hubungan mereka.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Francesca menyiapkan dua gaun abu, dua topi lebar dan dua tudung penutup tubuh yang berwarna hitam pudar. Ini sempurna untuk penyamaran ia maupun Bea. Marry banyak membantunya, pelayannya akan ia beri gaji tambahan karena telah banyak menutupi kesalahan-kesalahannya padahal Marry bisa saja menjadi mata-mata Edwina jika mau.
Francesca melihat bross yang tergeletak di meja kamar tidurnya. Bross milik Katherine telah ia terima. Francesca berhasil memanah sambil berkuda, minim orang tahu kalau ia selalu melatih keterampilannya itu di lahan milik Lecester. Marry yang kerap histeris menunggui Francesca melakukan hobinya. Pelayan Francesca takut disalahkan jika terjadi sesuatu pada majikannya.
Bross dan kuda hadiah dari Bea bisa ia jual untuk memberikan bantuan kepada para fakir miskin. Katherine tidak akan marah kan ketika melihat brossnya menyasar di toko penggadaian barang. Untuk Beatrice, Francesca tahu kalau temannya yang bertubuh subur itu baik sekali.
“My Lady, ayah anda memanggil. “
Ayahnya selalu berhasil mengganggunya di saat genting seperti ini padahal setelah ini ia punya janji bertemu Bea.
“Suruh saja dia menunggu sebentar. “
Marry tak beranjak malah mengigit bibir.
“My Lady sepertinya itu tidak mungkin. Anda mendapatkan kunjungan. “
Siapa orang tak penting yang menghalangi hari indahnya. “memang siapa yang berkunjung? Raja Inggris? “
“Bukan My lady tapi... tunangan anda yang datang. “
Punggung Francesca langsung tegak. “siapa tadi? “ulangnya meminta kejelasan.
“Yang berkunjung adalah Earl of Wichester, tunangan anda. “
Kemudian kekagetannya digantikan kerutan dahi. “Dia bukan lagi tunanganku Marry. Tapi aku akan menemuinya, mungkin dia ingin mengucapkan kata-kata perpisahan. “
“Perlu saya siapkan gaun pagi anda yang baru my Lady?”
Francesca menatap pelayannya dengan malas. “Tidak perlu, ku pastikan dia akan pergi setelah minum teh. “
Ranulf mengetukkan kakinya yang berbalut sepatu bot sambil duduk di kursi yang rumah Lecester sediakan. Sang Earl nampaknya lebih suka membiarkan sang putri sulung Cuma bicara berdua dengannya setelah Ranulf bilang akan mempertimbangkan untuk meninjau pertunangannya kembali.
Ranulf didera rasa tak sabar karena sudah menunggu selama setengah jam lebih tapi emosinya harus diredam karena ia sangat penasaran seperti apa sosok Francesca kini. Dari duduk ia mendadak berdiri lalu matanya memicing mengawasi pintu penghubung, ruang duduk dengan ruang depan. Bayangan gaun bergoyang mulai nampak. Seorang Lady muda datang mengenakan gaun pagi bewarna biru langit. Dia terdiam sejenak, lalu tersenyum baru kemudian menghampirinya.
Francesca cukup terkejut dengan penampakan Earl of Wichester. Pria itu tidak kelihatan seperti pesolek. Wichester terlihat gagah, matang, dan berwibawa. Wajahnya juga tampan dipadukan dengan rambut abu membuatnya sangat maskulin. Bahunya yang tegap serta dadanya yang bidang dibalut jas hitam dari bahan wol. Wichester terlihat seperti seorang angkatan bersenjata atau kolonel infanteri.
“Pagi My lord, senang mendapatkan kunjungan anda. “
Ranulf memicingkan satu mata, menajamkan pendengaran. Oh jangan lagi kekagetan sekali menyusul yang lainnya. Francesca sangat cantik dan ramping, dia cukup tinggi untuk ukuran seorang Lady, rambutnya yang coklat gelap tersanggul rapi ke atas tanpa ikal keriting di sisi telinganya, matanya berwarna biru yang sangat indah. Detak jantung Ranulf menggila. Suara Francesca sangat familier di telinganya.
“Aku yang sangat tersanjung karena kau mau menemuiku. “ Francesca mengulurkan tangan untuk dicium padahal ia sangat ngeri melihat seringai Ranulf. Pria ini seolah berhasil mendapatkan barang incarannya. “Ini pertemuan kedua kita kan? “
“Iya yang terakhir saat kita masih belia. “
“Bukan, kau tidak ingat aku? Suaraku?”
Francesca tiba-tiba tersentak mundur dan buru-buru menarik tangannya. Pria ini yang berdansa dengannya di pesta topeng rumah Beatrice. Ternyata benar yang Katherine katakan, Ranulf kembali dan saat itu juga menghadiri pesta.
“Kita pernah berdansa di rumah Marquess Camden. “itu Ranulf yang menjawab dan Francesca adalah wanita penunggang kereta yang menyelamatkannya. Mengingat itu ia tiba-tiba marah, Francesca Hartley alias tunangannya berhubungan dekat dengan seorang bandit.
“Oh mungkin. Aku malam itu berdansa dengan banyak pria, “jawab Francesca bijak.” Silakan duduk My lord. “
Keduanya duduk dengan tenang lalu seorang pelayan datang mengisi gelas Ranulf lagi dan menghidangkan berbagai macam kue. Francesca tahu ini pasti perintah sang ayah. Ayahnya pasti bersembunyi di suatu ruangan dekat sini untuk menguping.
“Saya tahu anda datang ke sini untuk mengucapkan salam perpisahan. “
“Salam perpisahan?”
“Iya. Ibu saya sudah mengatakan kalau anda kemarin datang untuk membatalkan pertunangan. “
Ranulf menahan gemretak giginya saat melihat Francesca begitu lancar, ceria serta percaya diri saat berbicara. Rupanya perempuan itu sangat ingin berpisah dengannya. Apa ini ada hubungannya dengan Jack. Apa Francesca menyukai manusia rendahan itu hingga rela bertemu Diam-diam mempertaruhkan reputasinya dengan menemui Jack. Ranulf tiba-tiba diserang rasa posesif dan cemburu.
“Aku memang kemarin datang untuk membatalkan pertunangan tapi ayahmu menolaknya. “Sudah Francesca duga tapi harusnya pria ini punya pendirian. “aku berpikir selama dua hari, ternyata memang pertunangan kita perlu ditinjau ulang. “
“Apa?” Francesca kaget tapi untungnya, ia tak sampai menjatuhkan gelas.
“Maksud anda My lord? “
“pertunangan kita tetap berlanjut. Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat seperti pasangan lain. “karena dengan cara ini Ranulf bisa mengenal Francesca lebih jauh dan mendapatkan hatinya.
“Kita bisa memulai pendekatan dengan berjalan-jalan di taman, membeli es krim di gunter atau minum teh di kedai. Kita juga bisa pergi menonton opera. “
Francesca mengorek telinga lalu mengerjab-ngerjabkan mata. Seenaknya dia berkata mau meninjau hubungan mereka kembali. Padahal ia sudah membayangkan berjalan-jalan keliling Eropa lalu menemui ibu kandungnya di Italia. “ini keputusan yang mendadak. Apa anda memikirkannya dengan sadar? “
Ranulf memberengut seketika, apa Francesca kira dia gila. “Tentu. Harusnya aku minta maaf terlebih dulu. Maaf aku membuatmu bingung. “Bukan Cuma bingung tapi juga berang. “aku tahu sulit untuk kita bersama jika tidak saling kenal. Untuk permulaan bagaimana jika kita jalan-jalan ke taman. Kita bisa berangkat dengan keretaku. Kebetulan aku sudah meminta ijin ayahmu. “
Francesca yang semula ingin membuka mulut kini tak berkutik dibuatnya. Tentu saja si tua William turut serta dalam rencana ini. Francesca tiba-tiba mengetuk-ngetuk tangannya di paha untuk mencari alasan tapi Lagi-lagi ayahnya mengacau.
“Dia tadi sudah meminta ijin padaku. Hari mulai terik. Sebaiknya kalian berangkat sekarang. “benar dugaannya sang ayah menguping di ruang sebelah.
Ranulf mengembangkan senyum kemenangan. Francesca terlihat sopan, Lady terdidik dengan tutur kata halus namun melalui matanya seolah Francesca ingin mencacahnya lalu melemparkan dagingnya untuk dimakan anjing. Ranulf tahu sang lady menyembunyikan dengan baik sisi pemberontaknya namun ketika sudah masuk kereta, wanita itu menyibak tirai jendela dengan kasar ketika ayahnya melambaikan tangan.
Francesca mengerang sebal sekarang. Ia ada janji dengan Beatrice dan kemungkinan janji itu ditunda beberapa jam atau dia saja yang mencari cara untuk kabur. Ide yang bagus. Sedang Ranulf menahan senyumnya ketika mengetahui Francesca yang kesal. Tinggal menunggu waktu wanita ini akan menunjukkan sikap aslinya. Wanita tangguh, penunggang kuda serta pemanah yang handal. Cocok sekali untuk menjadi countessnya.
Keduanya berjalan-jalan setelah keluar dari kereta. Mereka mampir ke beberapa toko wanita. Itu ide Francesca dengan tujuan untuk mengusir Ranulf supaya berdiri di luar toko hingga ia bisa kabur menyelinap melalui pintu belakang. Nyatanya Ranulf sangat pengertian, mengekori kemana pun Francesca melangkah.
“Topi tadi bagus kan My lord? “
Ranulf tidak begitu antusias jadi ia mengiyakan saja. Francesca seperti lady lain gemar melihat topi, mengunjungi pembuat pakaian atau sepatu.
“Aduh, sepertinya perutku sedikit tak enak. “
“kenapa? “Ranulf terlihat khawatir. Kebiasaan Francesca yang sangat berbahaya mungkin memiliki efek samping.
“Perutku sakit. Bisa kau panggilkan keretamu untuk ke sini. Aku ingin pulang. “
“Baiklah. Kau duduk saja di sini dulu . “tunjuknya pada bangku kayu pada taman yang saat itu kosong.
Francesca mengangguk patuh sembari tangan kanannya ia letakkan di perut tapi begitu Ranulf berbalik. Ia mengambil ancang-ancang lalu mengangkat gaunnya. Francesca berjalan cepat mencegat kereta kuda sewaan menuju rumah Bea. Sedang Ranulf begitu terkejut ketika mendapati ladynya tak ada di tempat. Ia mengumpat marah sembari berkacak pinggang sebelum akhirnya tertawa lepas. Francesca memang lawan yang sepadan.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Lagi seneng nulis ini ya. Jadi update teratur. Aku nulis buat hatiku senang jadi terserah aku mau nulis apa. Gak ngikut trend nulis yang disukai pasar. Nulis apa aja yang penting Kagak plagiat.
Jangan lupa vote dan komentarnya biar semangat lanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top