Bab 7
“Aku senang ketika kau mengajakku berkuda serta piknik. Udara segar bagus untuk kesehatan. “
Beatrice memang jarang keluar karena sang ibu tak pernah memberi ijin. Orang tua Bea terlalu khawatir jika anaknya tidak bahagia atau digunjing orang karena kegemukannya.
“Aku mengajak kalian piknik karena ingin merayakan sesuatu. “ungkap Francesca diiringi senyum cemerlang. Giginya yang bersih nampak berkilauan, sampai Katherine silau dibuatnya.
“Apa yang membuatmu senang?” tanya adik Anthony itu terus terang.
“Kemarin Earl Wichester berkunjung. “
“OOh jadi kalian akan segera menikah. “jawab Katherine acuh.
“Selamat Francesca. “kebalikannya Katherine, Bea malah senang.
“Bukan itu. Dia datang membatalkan pertunangan. “
Katherine membekap mulutnya dengan telapak tangan. “Itu yang kau anggap kegembiraan? Kau akan dijadikan skandal kalau memang Wichester membatalkan pertunangan kalian. Kau akan sulit menikah ke depannya. Usiamu juga tak muda lagi Frances. “
“lalu apa masalahnya dengan itu? “
“Aku yang akan senang menemani Francesca. Kita akan menua bersama dengan setumpuk uang dan properti. “tambah Bea dengan semangat.
Prospek pernikahan untuknya juga sama buruk. Tidak ada yang tertarik padanya yang berbadan terlalu subur. Dari pada mas kawinnya terbuang sia-sia untuk melunasi hutang pria tukang judi dan tukang selingkuh lebih baik yang mas kawinnya untuknya sendiri.
Mendengar kedua sahabatnya yang punya keinginan yang sama, Katherine menggeram marah. Ia tak terima apalagi setelah mendengar apa yang Anthony bicarakan kemarin. “aku juga ingin bergabung dengan kalian. “Ini jawaban yang tak terduga.
“Kau? Bukannya kau masih menginginkan pria romantis yang mencintaimu setengah mati. “ sindir Francesca telak tapi bukannya katherine membalas, wanita itu malah menunduk, mengawasi kepalan jemarinya yang memegang tali kekang.
“Itu dulu sebelum aku mendengar apa yang Anthony bilang. Dia ingin menjodohkanku dengan Lord Highland, Lord siapa namanya aku juga lupa. Anthony sedang tidak waras. “
“Katherine, setiap lady punya kewajiban untuk keluarganya jika ini memang terbaik dan orang tuamu setuju, tak jadi masalah. Aku sudah menduga kalau kau akan menikah duluan. “
Katherine menatap temannya dengan helaan nafas berat. Francesca selalu benar. Gadis itu perempuan rasional sedang ia pengkhayal. Impiannya tentang pernikahan telah pupus, yang tersisa tinggalkan kewajibannya. Mampukah Katherine mengalah kali ini? Keluarganya telah memanjakannya dari kecil. Bisakah sekali saja ia berkorban.
“Kelihatannya kita sudah jauh dari kerumunan orang. “ Francesca mengubah cara berkudanya dari menyamping, ke menghadap ke depan seperti cara pria berkuda. cara ini memang tak biasa untuk ukuran seorang lady namun dengan cara ini Francesca lebih leluasa mengendalikan kuda.
“Kuda kalian benar-benar lambat. “
Katherine memutar bola matanya ke atas. “oh jangan lagi. “Francesca selalu mengajak mereka untuk balapan berkuda. Demi Tuhan Mereka adalah seorang lady yang dididik tata krama. Apa yang Francesca lakukan adalah sesuatu yang tak pantas. Tapi bersama Francesca, Kate maupun Bea mendapatkan apa yang di namakan kebebasan.
“Aku tidak akan ikut! “teriak Bea. Ia tak ikut berkuda dengan kencang karena di bagian belakang bokong kudanya terdapat bekal piknik mereka. Lagi pula kasihan para pelayan serta seorang bujang penunggang kuda bisa ketinggalan jauh di belakang dan kehilangan jejak mereka.
Ranulf sedang banyak masalah. Pihak kementrian pertahanan menginginkan dengan segera gulungan yang berada di rumah Camden dan Earl of Wichester tidak setuju pertunangan dibatalkan. Kalau sudah diserang berbagai masalah dan pikiran, Ranulf biasanya berburu sendiri hanya ditemani Roger. Waktu menjadi mata-mata ia diharuskan untuk dapat bertahan hidup dalam kondisi apa pun. Anggap saja ini sebagai latihan kecil.
“Kita sudah dapat berapa burung Roger? “
“Lima My lord. “lima tembakan semua tepat sasaran. Kehebatan Ranulf dalam menembak memang tak diragukan. Sekarang untuk menenangkan diri, ia lebih baik memancing. Gantian mencari ikan.
Francesca memicingkan satu matanya lalu melesatkan anak panah pada busur ke batang pohon willow yang berjarak lebih dari sepuluh meter. Bea bertepuk tangan ketika bidikan kawannya tepat sasaran. Mereka kini berpiknik di sebuah ladang ilalang. Agak berbahaya memang tapi lebih baik dari keramaian dan kepadatan kota London.
“Aku mulai bosan, “ ujar Francesca sembari mengambil anak panahnya yang menancap.
“Kenapa? Kau selalu hebat dalam hal memanah. “Katherine sendiri Heran dari mana kawannya belajar hal-hal yang lebih disukai kaum laki-laki. “Apa kau bisa bermain pedang juga?”
“Aku sudah lama tak melakukannya.“
Bahu Katherine lunglai. Semangat membara, sikap sinis serta angkuh Katherine hilang sekejap mata.
Perjodohan dengan seorang highlander mengubahnya seperti sekuntum bunga yang layu. “aku setidaknya juga harus dapat menggunakan senjata. Para highlander terkenal kejam. “
“Itu yang koran gosip katakan. Jangan terlalu banyak membaca hal yang begitu. Kita tidak akan pernah tahu kebenarannya kalau tidak berkunjung ke Skotlandia secara langsung. “
“Jika aku berkunjung ke sana, tak ada yang jamin kalau aku akan pulang hidup-hidup. “Katherine dan prasangka buruknya. Masih lebih baik sikap percaya diri Katherine yang kelewatan.
“Ini pasti berat untukmu tapi percayalah jika Anthony menginginkan yang terbaik untuk adiknya. “
“Aku juga tahu. Anthony pasti sudah memikirkan ini masak-masak. Bagaimana bisa orang tuaku menyetujuinya dengan mudah. Mereka akan mengirimkan anak perempuan satu-satunya jauh di belantara. Ada banyak manusia di dunia ini. Kenapa harus seorang highlander. “
Francesca mendengar gerutuan sahabatnya sembari mengasah ujung tajam panahnya. “Kau mau orang mana?” Katherine mengangkat bahu. “Orang Prancis? Kita sedang tak berhubungan baik dengan mereka sejak Napoleon bonaparte hampir menguasai laut kita. Atau italia? Itu lebih jauh dari Skotlandia. Orang tuamu sudah melakukan hal yang benar. “
“Mungkin orang tuamu ingin sikap manjamu itu berkurang. “imbuh Bea yang sedang makan apel.
“Aku manja? “Beginilah Katherine tidak pernah sadar akan kekurangannya.
“Aku setuju dengan apa yang Bea katakan. Kadang orang tua memilih sesuatu yang kita anggap buruk tapi sebenarnya baik. “
Katherine tidak akan mengerti konsep yang begitu. Baginya kasih sayang orang tua hanya ditunjukkan dengan memberi uang saku berlebih, gaun indah atau kereta kuda yang mewah. “Termasuk ayahmu Frances? “
“Itu pengecualian. “jawab Francesca dengan suara yang agak serak.
“Pernikahan ku nanti hanya sebuah perjanjian diplomatik antara Skotlandia dan Inggris. “
Francesca lelah membuat Katherine mengerti, semoga setelah menikah nanti Katherine menjadi lebih dewasa. Andai hidupnya mudah seperti kedua kawannya. Hidup yang dijalani Francesca sungguh sulit. Ia yang sekarang bukanlah dirinya yang sebenarnya. Satu beban pertunangan yang ditujukan untuk Francesca telah diakhiri. Kebebasan tinggal dua tahun lagi. Mampukah ia membuat si tua William menyerah dan kembali menjadi Rosalind de Braulle, anak seorang wanita Prancis yang pernah menjadi wanita simpanan Earl of Lecester. Bukan pengganti untuk Francesca Hartley, cucu Duke of Norfolk.
“Aku mau berkuda sambil memanah. Apa bidikanku akan tetap sasaran? Kalian mau bertaruh. “
Francesca tersenyum sebelum mengambil tali kekang kudanya yang ditambatkan pada sebatang kayu.
“kau ingin mematahkan lehermu yang cantik Frances. Aku bertaruh satu bross kesayanganku untuk lehermu! “ujar Katherine sinis. Francesca terlalu liar dan bebas sampai lupa dengan keselamatannya. Sebagai seorang lady harusnya Francesca menjaga sikap serta kulitnya agar tetap mulus, tanpa goresan luka.
“Aku tahu kau hebat Francesca. Tapi itu terlalu berbahaya “Ditambah Lagi Bea harus menyogok pelayannya dengan uang banyak agar tetap tutup mulut. Jika ibunya tahu Bea berkawan dengan Francesca yang terlalu bebas, ia pasti akan dikurung. “Tapi jika kau berhasil, aku akan memberimu kudaku. “Tak sulit untuk Beatrice yang kaya mendapatkan kuda baru.
“Baiklah, ku pegang ucapan kalian.”
Ranulf tidak suka kegiatan menunggu kail di sambar lalu ikan tertangkap. Menunggu bukan keahlian Ranulf. Ia seorang penyabar hanya ketika ia bekerja untuk menyergap musuh. Ranulf berdecak, beberapa kali berpindah tempat, lalu menatap Air yang tenang namun kailnya tetap tak bergerak. Mungkin para ikan sedang tidur siang tapi kenapa wadah Roger penuh sekali dengan binatang bersisik itu.
“Kesabaran adalah kunci keberhasilan My lord. “
itu tak berlaku untuknya sekarang. Ranulf berdecak malas sembari menggoyangkan sepatu botnya. Kenapa orang tahan seharian duduk sembari menunggu ikan datang. Ranulf putus asa lebih baik menyenderkan kepala dan mulai istirahat memejamkan mata.
Namun ketenangannya mulai terganggu ketika mendengar derap langkah kuda. Derap dari satu ekor kuda yang berjarak agak jauh darinya namun karena pendengarannya yang terlalu tajam ia masih bisa menangkapnya. Instingnya sudah sangat terlatih ketika bertugas sebagai mata-mata. Kewaspadaannya selalu yang utama kan. Bisa saja ada seseorang yang datang dan menyerangnya.
Ranulf putuskan untuk mencari tahu. Ia meninggalkan Roger beserta kail mereka. Perlahan, ia berjalan dengan sangat hati-hati mendekati sumber suara. Nampaknya prasangkanya salah hanya ada sekumpulan lady yang sedang berpiknik di sini. Harusnya ia segera berbalik, namun Ranulf malah terpaku di tempat ketika melihat seorang lady menunggang kuda sembari melesatkan anak panah. Ia sampai menyibak lebar ilalang karena ingin melihat lebih jelas.
Lady itu sangat mempesona, dia juga cantik, rambutnya yang berwarna coklat gelap sebagian terurai karena tertiup angin. Ranulf samar-samar mendengar teriakan temannya namun tak jelas mereka siapa. Ranulf hanya melihat karena tak bisa mendekat. Matanya begitu fokus memandang lady asing yang berkuda bak bangsa Andalusia yang memenangkan pertempuran. Lady itu pandai memanah, dan bergerak lincah tanpa terjatuh padahal sang kuda melaju amat kencang.
“Seorang gentleman tidak mengintip My lord! “
Ucapan Roger yang tiba-tiba muncul di belakangnya membuat Ranulf terjengkang. Sejak kapan pelayannya berdiri di situ.
“Aku bukan gentleman Roger. Aku seorang Earl! “jawabnya tegas karena malu sudah jatuh dengan bokong yang mendarat duluan. Roger mengulurkan tangan, membantu majikannya sembari menahan tawa.
“Kuperintahkan kau. Cari tahu siapa gadis penunggang dan pemanah itu. Cari tahu namanya dan berasal dari keluarga mana dia. “ perintah Ranulf sembari membenahi pakaian, celananya yang terkena debu.
“Kenapa anda tidak menyapa mereka dengan gelar anda saja. Saya yakin mereka akan senang jika melihat seorang Earl bergabung piknik bersama mereka. “
Ranulf tidak bisa berlagak sebagai Earl ketika Cuma memakai kemeja biasa, dipadukan rompi katun dengan warna coklat yang memudar, serta celana panjang yang sama buruknya. Selain itu Ranulf hanya berjalan membawa senapan dan kail layaknya pemburu. Kereta kudanya juga tidak ia bawa. “penampilanku tak cukup layak untuk bertemu mereka. Lakukan saja perintahku. “
“Baik My lord.”
🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳🐳
Apakah akan ketahuan siapa yang nunggang kuda. Udah ada titik terang kan siapa Francesca. Jaman dahulu putri sah dan tidak sah itu kedudukannya beda loh.
Jangan lupa vote dan komentarnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top