Bab 28

Perjalanan mereka belum ada setengahnya namun hari sudah larut malam. Mereka memiliki sebuah penginapan. Para kawanan itu memprioritaskan para Lady agar dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman. Khususnya untuk Katherine yang sepanjang perjalanan cuma mengeluh dan berkata jika punggungnya patah.

Air hangat di bak besar disiapkan. Francesca merasa tersenyum senang mengetahui jika ia diberi keistimewaan untuk berendam di bak air hangat. Dengan tak tahu malu, ia menanggalkan baju lalu menikmati kemewahan ini.

Pintu penghubung di buka. Francesca tak mendengar karena terlalu mendalami perannya sebagai seorang putri. Seorang pelayan tentunya datang untuk memberikan pelayanan terbaik. Tapi ia tersentak ketika merasakan sebuah tangan kasar, besar yang memijat tengkuk serta bahunya.

"Ranulf!" Wajah sang tunangan tersenyum tanpa dosa ke arahnya.

"Hadap saja ke depan! Kau perlu dilayani kan?" Meski mereka sudah melihat tubuh sama lain tanpa busana tetap saja canggung mendera.

"Ada orang yang melihatmu masuk ke sini?" Kepergiannya dari Kent ke Skotlandia sudah menjadi buah bibir. Jangan ditambah lagi dengan kedekatannya dengan Ranulf yang terlalu intim.

"Kalau yang kau maksud adalah kawan perjalanan kita. Ku rasa tidak ada. Para Highlander dan Anthony tidur di kandang kuda."

"Lalu di mana Katherine?"

"Dia dan Sebastian diberi kamar sendiri. Memberi ruang pada pengantin baru."

"Hentikan Ranulf!" Perintah Francesca galak sebab tangan sang tunangan sudah bergerilya nakal ke tempat lebih bawah. Yang diperingati cuma tersenyum geli.

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan dirimu untuk berendam?"

"Tergantung. Seberapa lama kau angkat kaki dari sini?"

Ranulf menyeringai, dengan tangan kanannya ia mengangkat dagu Francesca. "Kau sedang melakukan tawar penawar untuk menguji betapa besar kesabaranku? Setelah ini kau harus menuruti apa pun perintahku."

"Tidak untukku my Lord walau sebenarnya aku tidak dalam posisi bisa memilih."

Andai saja Francesca tahu bahwa para Highlander menggunjingkan kemampuan bermain pedangnya di belakangnya. Bahkan jika Francesca gadis yang berlumur skandal pun. Para pria Skotlandia akan menerimanya dengan tangan terbuka. Francesca calon istri paling praktis, berpikir luas dengan kemampuan tak terhingga.

"Kau tahu aku tidak suka menunggu." Ditariknya lengan Francesca agar gadis itu naik ke atas lalu Ranulf menyambar kain penutup untuk membungkus tubuh sang tunangan dalam gendongan.

Francesca melotot, tapi tak banyak yang dapat ia lakukan. Ranulf meletakkannya di ranjang. Kaki Francesca bergerak cepat, ia menendang Ranulf hingga pria itu terjatuh. Dengan secepat kilat Francesca menalikan selimutnya, sebisa mungkin ia menjauh dari jangkauan Ranulf. Pria itu bergerak gesit. Menangkap pinggang Francesca lalu membantingnya di Tempat tidur.

Francesca mengencangkan kunci talian kainnya di tengah dada karena tahu Ranulf akan menyambar paksa selimut ini. Tapi terkaannya salah. Pria itu memilih mengangkat sedikit tubuh Francesca untuk diletakkan di pangkuan.

"Aku benci sekali dengan bokongmu yang bulat apalagi benda ini bergerak-gerak saat kau menunggangi kuda," ujar Ranulf sembari meremas bokong Francesca. Ia menarik wajah tunangannya lalu mendaratkan ciuman yang dalam.

Francesca terhanyut, apalagi tangan Ranulf kini membelai lengan kirinya dengan lembut. Bibir pria itu bergerak turun ke leher,memberikan kecupan intim di sana dan tangannya berpindah dari lengan ke arah paha untuk menyibak kain penutup Francesca naik ke pinggang.

Ranulf pria yang pandai bercumbu hingga lawannya tak berkutik. Francesca kehilangan akal sehat. Menurut apa yang tunangannya mau. Ia rela menyerahkan segalanya untuk seumur hidup mendapatkan kesenangan seperti ini dari Ranulf. Gerakan pria ini pun gesit dan halus sampai Francesca pun tak sadar jika sudah mengangkanginya.

"Sepanjang perjalanan aku membayangkan bagaimana jika aku menjadi kuda yang kau naiki?" Francesca tersentak dan melebarkan mata tatkala benda keras mendesak tubuh bagian bawahnya. Ranulf yang mendapatkan pelototan hanya tersenyum misterius. Ia memperat pegangannya pada pinggang sang tunangan. Ranulf kesakitan selama perjalanan, menahan hasratnya untuk Francesca. Kalau tidak ada orang, mungkin sejak siang tadi ia menarik Francesca ke arah semak-semak.

"Kau ingin aku menaikimu? Bagaimana cara melakukannya?" Karena Francesca benar-benar tidak tahu cara bercinta dengan wanita yang berada di atas pria.

"Lakukan sesuai instingmu saja. Angkat tubuhmu sedikit."

Francesca mengikuti apa yang Ranulf perintahkan tapi itu sedikit tersentak dan merasa tak nyaman ketika bagian dirinya dan Ranulf bersatu. Rasanya sesak dan sedikit perih. Ia tak yakin dapat bergerak dengan leluasa.

"Jangan pergi atau berani melepasnya. Angkat sedikit lalu kembali turun. Begitu seterusnya lalu kau akan mengerti apa arti kenikmatan."

Francesca mengigit bibir, ia menahan diri agar tidak kabur. Ranulf selalu membuatnya merasakan hal yang baru, menantang dan penuh resiko. Seperti sekarang ini. Bergerak mengikuti insting, perlahan ia mengerti apa yang dinamakan kenikmatan dunia apalagi saat Ranulf menarik lehernya untuk memberikan kecupan. Tangan pria itu membelai pinggang, punggung lalu turun ke bokong. Meremasnya pelan sembari membelainya dengan manja.

Ranulf menggeram rendah, menahan umpatan. Tubuh bagian bawahnya terasa ngilu menginginkan pelepasan tapi berusaha ia tahan. Kali ini biarlah Francesca mendapatkan pelepaskannya lebih dulu. Semoga saja wanita ini mengerti apa arti kenikmatan yang berusaha Ranulf bagi.

Cengkeram pada bahu Ranulf mengencang, gerakan Francesca di atas tubuhnya semakin keras dan cepat. Wanita ini ternyata murid yang cerdas. Ranulf merasakan bagian vitalnya diremas pelan. Ia mengigit bibirnya menahan erangan keras. Menunggu ketika Francesca terkulai lemas. Barulah Ranulf mengambil kendali, melaju dengan kecepatan penuh dan akhirnya mendapatkan pelepasannya sendiri.

"Nampaknya waktu dua bulan terlalu lama. Aku yakin sebulan saja ayahmu akan datang mempercepat pernikahan kita."

Francesca menegang, ia buru-buru turun dari tubuh Ranulf. Ia mengerti apa yang Ranulf ungkap. Akan hadir satu lagi anak di luar nikah sama seperti dirinya. Francesca buru-buru mengambil kain yang sudah dicelupkan ke air , menggosok paha bagian dalamnya sampai bersih lalu mengambil gaun ganti untuk dikenakan.

Ranulf mengerutkan kening tapi ia tak melihat bagaimana ekspresi ketakutan Francesca karena wanita ini membelakanginya. Ranulf malah melepas sisa terakhir pakaiannya untuk bergabung tidur satu ranjang dengan Francesca. Padahal wanita itu sekarang tengah duduk melamun ketika mata Ranulf mulai terpejam.

Dirasa Ranulf sudah tidur dengan sangat nyenyak. Francesca diam-diam ke luar kamar mencari tempat untuk berpikir sendiri. Ia duduk di dekat sungai, mengelus perutnya sembari membayangkan hari-hari pahitnya ketika tumbuh sebagai putri di luar nikah, anak seorang aktris, mendapatkan pandangan buruk, lalu bergaul dengan pencopet jalanan. Hari itu dapat ia lalui tapi untuk kedua kali, rasanya Francesca pasti akan mati apalagi melibatkan seorang anak.

"Aku melihatmu..."

"Kate!" Katherine sudah ke luar kamar sejak Sebastian masuk. Ia berniat bergabung tidur dengan Francesca tapi niatnya urung ketika melihat Ranulf masuk kamar temannya. Katherine bukan anak-anak yang tidak mengerti apa yang dilakukan pria dan wanita jika hanya berdua.

"Apa Wichester berbuat kasar padamu?dia memaksamu?"

Francesca menggeleng sembari berlinang air mata. "Aku mencintainya Kate."

"Dia memanfaatkan kelemahan hatimu frances. Apa dia mencintaimu juga?"

"Dia bilang mencintaiku."

Katherine mendesah, lalu ikut bergabung duduk. "Pria suka berkata begitu jika menginginkan sesuatu."

"Dia akan menikahiku Kate. Ranulf sudah berbicara pada ayah."

"Apa dia tidak sabar menunggumu untuk menjadi istrinya secara sah?" Francesca menunduk muram, Katherine tidak ingin membebani temannya dengan pertanyaan konyol masalah hubungan intim. "Ah sudahlah, Kalian saling mencintai. Orang buta juga tahu itu."

"Kenapa kau ikut ke sini. Kau dan Sebastian tidak..."

"Jangan membicarakannya lagi. Pria itu kasar, tidak mencintaiku, tidak peduli padaku. Untuk tidur denganku harusnya ia merayuku, memberiku hadiah tapi Sebastian sama sekali tidak romantis. Aku membencinya... kami saling membenci. Tidak ada cinta." Tapi mengungkap iSI hatinya Katherine sampai menangis sesenggukan. Ia kecewa karena pernikahan tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Kate.." Francesca menepuk bahu Katherine lalu memeluknya dari samping. "Tidak semua hal sesuai dengan apa yang kita inginkan."

"Tapi setidaknya Mcgregor punya sedikit rasa peduli atau sayang padaku. Dia membenci darah Inggrisku, aku dianggap wanita manja dan merepotkan. Bisa kau bayangkan apa yang menantiku di Highland sana. Aku mau pulang Francesca. Aku mau kabur tapi nyawaku sendiri terancam."

Mereka saling memeluk dalam tangis. Francesca bahkan akan menghadapi masalah pelik sedang Katherine akan mendapatkan pernikahan yang muram.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Akan up seminggu sekali karena kesibukan yang sudah tidak terbendung lagi. Semua karya akan up seminggu sekali.

Kenapa lama gak Up? Karena aku sakit hampir dua minggu lebih. Yang sakit gak cuma aku tapi sekebon.

Jangan lupa beli e-booknya asistenku putri keraton juga.

Terus jangan lupa vote dan komentarnya ❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top