Bab 21
Malamnya, pesta di adakan untuk merayakan pernikahan Katherine. Sang pengantin menjadi pusat perhatian karena mengenakan gaun biru laut dengan manik permata, di punggungnya dipasang sayap yang rangkanya terbuat dari kayu lalu ditutup dengan sutra tipis. Sayap Katherine diberi permata kecil-kecil yang menyilaukan mata. Sebastian sampai mengernyitkan hidung sembari mengibaskan sayap Katherine yang beberapa kali mengenai tangannya. Mempelainya sengaja menyiksanya dengan pesta pernikahan ala negeri dongeng. klan Mcgregor akan menjadi bahan tertawaan ketika pulang ke Highland nanti.
Francesca datang menggandeng tangan Bea. Malam ini gadis itu memakai gaun berwarna merah dan Bea mengenakan gaun dengan warna kesukaan sang mamah yaitu merah muda. Francesca nampak anggun nan cantik dengan gaun berpotongan rendah, memperlihatkan lehernya yang jenjang serta belahan dadanya yang menjadi pusat perhatian. Tapi Mereka para gadis terhormat kalah dengan sosok Nathalie yang bak malaikat dengan gaun putih gadingnya. Perempuan itu menunjukkan pesonanya sebagai aktris kelas atas sekaligus penyanyi bersuara emas.
"Francesca, bukan Nathalie yang harus kau waspadai. Aku melihat bahwa Duchess of Devonshire mendekatkan putrinya pada Ranulf. Sepertinya gadis itu juga menyukai Ranulf."
Francesca melirik sebentar lalu meneguk ludah. Benar saja yang Bea katakan, sekarang Ranulf sedang berbincang-bincang Dengan Duke dan Duchess of Devonshire. Putrinya yang jelita juga ada di sana. Ranulf seharian ini juga terlihat sibuk, Francesca tak melihatnya setelah insiden satu kue masuk mulutnya.
"Kau benar Bea."
"Mamah bilang sulit menolak Kekayaan dan mas kawin putri seorang Duke. Ranulf padahal terlihat liar dan bukan calon suami potensial walau yah hartanya bisa diperhitungkan."
"Jadi apa yang harus ku lakukan. Memotong pembicaraan mereka lalu menarik Ranulf pergi dari sana. Aku bisa menjambak rambut Ranulf tapi sayangnya rambut tunanganku sudah dipotong pendek. Ada saran gila yang harus ku lakukan?"
Bea menutup mulutnya lalu cekikikan. "Kita putri bangsawan terhormat. Tak usaha melakukan apa pun sampai semuanya terlambat. Jika suami kita berkhianat, kita cuma dapat jadi penonton." Tapi Francesca bukan putri bangsawan. Ia hanya putri seorang aktris opera.
"Habis sudah aku. Aku sepertinya sekarang merasa cemburu." Dan Francesca tahu perasaannya pada Ranulf tidak tahu tempat. "Aku belum pernah tertarik pada seorang pria pun lantas kenapa mesti dia?"
Mulut Bea menganga karena pengakuan Francesca sulit dipercaya. "Kau mencintainya? Oh ini berita bagus tapi..." pandangan Bea mengarah pada Ranulf yang nampak tersenyum lebar. "Cinta jarang berhasil di kehidupan kita. Dulu bibiku mencintai pamanku begitu sebaliknya tapi saat tubuh bibiku berubah, cinta pamanku juga berubah. Mereka sering bertengkar, sampai akhirnya paman punya wanita simpanan, seorang pemilik rumah bordil. Bibi hampir gila dibuatnya. "
"Tapi ayah dan ibumu berhasil?"
"Mungkin karena bentuk badan Ibu masih sama."
Francesca mengambil nafas. "Bagaimana jika Anthony melakukan hal serupa padamu?"
"Aku akan mati seketika. Apa yang tersisa dariku?"
Begitu pun dengan jawaban hati Francesca. Ia nelangsa jika kehilangan Ranulf. Tapi lebih buruk mana, bersama namun was-was setiap hari atau berpisah tapi saling merindukan setiap hari. Pikiran Francesca terlalu larut hingga tak menyadari jika musik dansa telah dimainkan. Katherine dan Sebastian memimpin dansa, mereka membuka dansa pertama.
Bea tentu saja juga diajak Anthony berdansa. Ada seseorang yang mengulurkan tangan padanya tapi bukan Ranulf melainkan Angus. "Mau berdansa denganku My lady?"
"Tentu saja. Aku sangat tersanjung."
"Aku yang sangat tersanjung karena menjadi partner dansamu yang pertama. Ke mana penjaga alias tunanganmu itu?" Francesca menahan nafas ketika putri Devonshire disodorkan oleh sang ayah untuk berdansa dengan Ranulf. Yah pria itu pasti bahagia dan tetap dapat menjaga garis darahnya dengan menikahi putri duke. "Sepertinya ia menemukan hiburan kecil." Francesca tersenyum pelit menanggap gurauan Angus yang terdengar sarkas.
"Kalau aku jadi dia, akan ku jaga kau mati-matian."
"Kau sudah mempertimbangkan akan menikah dengan siapa?" Ujarnya mencoba mengalihkan pembicaraan. Membahas Ranulf membuat sudut hatinya nyeri seketika. "Tidak ada kah gadis di sini yang menarik perhatianmu?"
"Tidak ada. Gadis Inggris tidak cocok denganku kecuali kau."
"Apa bagimu tak apa jika istrimu bukan wanita bangsawan?"
"Tidak masalah. Rakyat jelata lebih baik. Aku menginginkan istri yang tidak rewel, bagus kalau ia tahu keadaan klan dan dapat menyesuaikan diri."
Bukan Rahasia kalau di Highland sana sedang mengalami kesulitan pangan. Beberapa lahan pertanian dijadikan peternakan biri-biri yang lebih mendatangkan keuntungan. "Apa keadaan keuangan klanmu sama parahnya dengan Mcgregor?"
"Tidak begitu. Klanku masih stabil. Punya Ian malah makmur. Mau mempertimbangkan menjadi bagian klanku, nona?"
Francesca tersenyum lebar. Ia senang dipanggil nona. Panggilan itu mengingatkannya pada ibunya dan masa kecilnya yang bahagia. "Rumahmu terlalu jauh dan dingin, tuan."
Angus memutar tubuhnya, mereka saling menempel tapi sentuhan itu tentu rasanya berbeda dengan sentuhan Ranulf. Angus melempar tatapan jenaka saat berdansa dengannya. Semoga pria ini menemukan pasangan yang tepat. Angus pria baik walau bukan seorang gentleman Inggris setidaknya istri pria itu kelak akan sangat bahagia.
Dansa berakhir, mereka saling membungkuk walau Angus malah mengedipkan mata. Di sela dansa Angus juga bilang jika ia tidak suka tinggal di Inggris. Penduduk di sini sering membungkuk, katanya kebiasaan itu membuatnya punggung Angus sakit.
Dansa kedua dimainkan, Bea berdansa bersama Anthony lagi. Wah dua kali dansa akan menimbulkan spekulasi jika keduanya akan bertunangan. Tak disangka Angus mengulurkan tangan padanya. Para Highlander mana tahu aturan yang begitu tapi Francesca juga tak menolak. Bisa dipikirkan menikah di Skotlandia lalu ia bisa mengajak sang mamah untuk tinggal di sana. Angus tak masalah kan menikahi rakyat jelata.
Tapi Ranulf datang, mengambil tempat Angus dengan menarik tangan Francesca secara paksa. "Dansa kedua ini milikku. Aku sudah cukup mengalah untuk tidak mendapatkan dansa pertama."
Angus mundur dengan hormat. Pria itu tidak sedih malah seolah dengan suka rela menyerahkan Francesca.
"Dia tidak tahu soal peraturan dansa Dua kali?"
"Di Skotlandia sana tak ada yang begitu," jawab Francesca acuh.
"Apa seleramu itu pria seperti Jack dan Angus?"
"Apa seleramu wanita seperti Natalie dan Putri seorang Duke?" Balasnya telak.
"Aku tidak pernah ada hubungan apa pun dengan mereka. Kau yang menjalin kasih dengan seorang pencuri!" Ucap Ranulf tepat mendesis di telinganya. Kebetulan tubuh mereka saling menempel. "Sekarang apa? Pria bar-bar yang tidak memiliki sopan santun."
"Jaga bicaramu My Lord dan tahan kemarahanmu. Kita bisa mengacaukan barisan."
"Justru kau yang mengacaukan hatiku!" Sentaknya agak keras hingga di sekitarnya menoleh.
"Kita tidak boleh bertengkar di depan umum. Kau tidak mau kan kalau Besok kita bisa jadi bahan gosip yang hangat." Desis Francesca yang merasa sudah tak tahan. Air matanya berlomba turun. Ranulf tak pernah paham suasana hatinya. Ia juga terluka, terluka mencintai Ranulf dan juga terluka karena keadaan. Ia mau mencintai Ranulf sebagai Rosalind bukan Francesca.
"Aku tidak peduli!"
"Lalu apa yang kau pedulikan selain negaramu dan darah kebangsawananmu itu?"
"Kau.."
Musik dansa berakhir. Tangan Francesca masih memegang tangan sang tunangan. Matanya mulai berkaca-kaca, melihat Ranulf dengan pandangan berbeda. Tapi ia sadar bahwa Ranulf adalah sosok yang sulit terjangkau.
Perlahan ia melepas tangan Ranulf. Francesca harus ikhlas jika suatu hari mereka tak bersama. Ranulf dapat bahagia dengan putri seorang Duke. Karier pria itu akan cemerlang dengan dukungan Duke of Devonshire yang dekat dengan kementrian pertahanan.
Francesca mengangkat rok lalu bergegas menuju pintu samping. Taman kediaman Kent, tempat tujuannya. Di dalam taman banyak semak atau tanaman tinggi yang dapat menyembunyikan tubuhnya jika ingin menangis namun Ranulf pun tak mau mengalah. Kali ini Francesca harus menyelesaikan urusan di antara mereka berdua.
Francesca langsung berbalik ketika mendengar derap langkah kaki tergesa-gesa seseorang. "Tinggalkan aku sendiri!"
"Sampai kapan? Kenapa kita selalu berakhir begini. Saling menghindar setelah bertengkar hebat. Tidak pernah mencapai sebuah kata selesai. Francesca! Kita sudah cukup dewasa untuk paham bahwa takdir kita bersama. Walau kau selalu menolak, walau di hatimu ada nama pria lain!" Ucap Ranulf setenang mungkin tapi dalam hatinya bergemuruh hebat.
"Tahu apa kau tentang hatiku? Kau bilang takdir? Takdir sialan yang mempertemukan kita, takdir sialan ini yang memaksaku mengenakan gelar kehormatan dan gaun yang cantik! Perasaanku padamu seperti sebuah penyiksaan, aku hampir gila hanya dengan melihatmu dengan wanita lain. Aku tidak pernah merasakan cemburu pada para gadis hanya karena topi atau gaun mereka yang baru. Aku cemburu ketika seorang gadis bergelayut manja Padamu!!"
🐉🐉🐉🐉🐉🐍🐉🐉🐉
Selamat hari raya idul Fitri . Mohon maaf lahir dan batin ya. Lebarannya kapan belum tahu yang penting minta maaf dulu.
Jangan lupa vote dan komentarnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top