Bab 15

"Badanmu demam karena tercebur ke danau Francesca. Bagaimana bisa?" tayang Katherine penasaran.  Acara jalan-jalan kemarin. Kedua sahabatnya tak mengajaknya, ditambah Kate malas melihat wajah Anthony.

"Kapal kami bergoyang-goyang hingga aku jatuh. Tapi demamku sudah turun. Kalau tidak. Mana bisa aku berangkat ke Kent bersama kalian." Francesca mengepalkan tangan. Ranulf itu tiran, tunangan terkutuk yang sudah berani menyiksanya.

"Kenapa kapalmu sampai bergoyang-goyang?"

Beatrice yang malah menutupi wajahnya dengan kipas karena malu. "Dia dan Earl Wichester terlalu jauh mengayuh sampan. Mereka sampai di semak, tempat sarang angsa. Apa yang mereka lakukan silakan kau terka sendiri karena Francesca tidak mau menceritakan apa pun padaku."

"Bea, tidak terjadi apa-apa antara aku dan Ranulf."

"Oh sekarang kalian akrab dan saling memanggil nama?" Tambah Katherine membuat suasana hati Francesca semakin buruk. "Kalau pun terjadi sesuatu tidak apa-apa. Kau memakai cincinnya Kan? Kau yang akan menjadi countessnya, Francesca. Beruntungnya dirimu. Ku dengar Ranulf ditawari Duke of Devonshire untuk menggantikanmu dengan putrinya. Sayang Ranulf tidak berkenan."

Ada kilatan cemburu yang berhasil ia tutupi. Ranulf menolak anak seorang Duke. Ini sulit dipercaya tapi Ranulf pernah berkata jika butuh Francesca menjadi istrinya. Hanya Francesca. Ia merasa tersanjung sekaligus bingung. Kenapa dia?

"Ranulf seorang gentleman menjaga kesetiaannya, memegang teguh janjinya." Bagian itu Francesca tidak yakin. Ranulf hanya memegang teguh komitmennya untuk negara.

"Lupakan masalahku. Bagaimana persiapan pernikahanmu Kate?"

Katherine langsung berubah murung. "Semua sudah sesuai dengan apa yang ku inginkan tepatnya apa yang orang tuaku mau. Hanya saja aku perlu menyiapkan batin untuk melihat suamiku nanti."

"Dia akan datang saat kalian menikah kan?"

"Ku harap kudanya tergelincir tebing agar tak jadi datang untuk menikahiku," ucap Katherine yang memalingkan muka ke jendela. Di luar bukannya melihat pemandangan yang indah namun malah melihat Anthony yang mengendarai kuda, dengan maksud mengawal mereka.

"Tuhan tidak berkenan dengan doa hambanya yang buruk," ujar Bea selayaknya mengucapkan kotbah pada Minggu pagi. Di antara mereka cuma Bea yang rajin ke gereja.

"Aku benci pada Anthony."

"Apalagi itu. Anthony kakakmu, hormatilah dia."

Katherine mendongakkan wajah, lalu mengambil pasokan udara, menahan amarah yang siap ia semburkan. Kalau tidak karena menyayangi Bea mana mau ia tutup mulut. Anthony benar-benar kakak yang brengsek. Sudah menjodohkannya dengan pria Skotlandia, sekarang mendekati Beatrice untuk bisa dipertimbangkan sebagai bagian dari house of lord.

"Anthony menambah jumlah Mas kawinku padahal dengan jumlah yang semula aku bisa mendapatkan lord Inggris yang terhormat. Para highlander tak mau menikahi wanita Inggris yang lemah. Sebastian Mcgregor menerimaku karena klannya kesulitan keuangan. Bayangkan aku seperti wanita tidak berharga. Aku membenci Anthony. Kenapa dia melakukan ini padaku?"

Katherine sudah lelah menangis tapi kali ini saja untuk terakhir kalinya ia mau melakukannya. "Hubungan Inggris dan Skotlandia perlu diperbaiki. Anggap saja kau hadiah Raja untuk klan Mcgregor agar para highlander tetap menjaga kesetiaan mereka."

"Wanita dipakai sebagai sebuah bidak tapi jaman seperti itu sudah berakhir Francesca!"

"Tidak untuk kita para bangsawan yang harusnya menjaga darahnya tetap murni
"Francesca meneguk ludah, lidahnya kelu karena menyadari darahnya yang begitu kotor. Ia adalah putri haram yang menggantikan posisi putri sah karena mas kawin." Kau pasti dapat melaluinya Kate. Kami menyayangimu, sering-sering mengirim surat pada kami Kate. "

"Benar itu.." Bea menambahkan. "Walau kita tidak tahu pernikahanmu akan jadi apa tapi setidaknya pemandangan di highland masih dapat dipertimbangkan."

Kate memutar bola matanya dengan malas. Kereta mereka akhirnya berhenti setelah seharian menempuh perjalanan sebanyak tiga puluh mil lebih. Bea turun duluan di sambut oleh Anthony sedang Katherine masih marah dan tak mau dibantu.

Rumah peristirahatan keluarga Earl of Kent sangat indah serta luas. Rumah ini dapat muat Lima ratus tamu lebih. Dilengkapi dengan peternakan kuda sapi dan juga domba. Beberapa kilometer dari sini juga terdapat perkebunan anggur. Francesca akan sangat senang kalau bisa berkunjung ke sana.

Francesca dibantu turun oleh seorang bujang atau sebenarnya teman Anthony karena pakaian pria ini rapi, dan terlihat mahal seperti seorang bangsawan. Orang asing yang mengulurkan tangan padanya tersenyum ramah seolah mereka sudah kenal cukup lama. Francesca balas tersenyum namun tak lama senyumnya dipaksa urung.

Ranulf yang menolongnya, Ranulf ada di depannya dengan wajah yang lebih bersih setelah bercukur, rambutnya di potong pendek terlihat rapi dan sejak kapan rambut abunya berubah menjadi coklat tua.

Francesca langsung menarik tangannya dengan kasar kemudian berjalan tergesa-gesa, menghindari bertatapan dengan sang tunangan. Mata Francesca kena katarak, Ranulf jadi sangat tampan di matanya? Pikirannya juga mendadak kacau. Kenapa juga Ranulf mengubah penampilan. Lelaki itu selain terlihat tampan, juga terlihat beradab dan lebih lembut.

Sedang Ranulf sendiri terpaku di tempat sambil melihat tangannya yang ditolak oleh Francesca. Gadis itu masih marah karena ia ceburkan ke danau atau Francesca juga masih tak enak badan?

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Francesca itu pengecut tingkat akut mengetahui kalau Ranulf sangat mempesona. Bagusnya tunangannya itu dengan rambut yang panjang, serta abu bukan malah kelihatan seperti gentleman. Lihat bagaimana para tamu wanita memandanginya. Mereka bahkan rela jadi wanita kedua untuk Ranulf.

Francesca tak mau bersaing padahal ia sangat ingin pandangan mata Ranulf hanya untuknya. Kenapa dengan dia? Apa Ranulf berhasil mengacaukan hatinya? Lebih baik membuka buku bacaan. Untung Francesca mendapatkan satu lilin sebagai penerangan. Kamarnya bersanding dengan kamar milik Bea. Kamarnya bersih,klasik dan ranjangnya lumayan empuk. Marry, pendampingnya lebih memilih tidur bersama pelayan Beatrice di ruangan bawah dekat dapur.

Pernikahan Katherine di adakan di musim semi jadi akan banyak bunga yang menghiasi altar. Katherine akan menikahi di gereja keluarga, beberapa mil dari rumah peristirahatan. Ini pernikahan yang setiap lady inginkan. Apa Francesca juga begitu? Ia menunduk sembari melihat cincin milik Wichester.

Jodohnya bukan Ranulf, tempatnya bukan di kastil megah. Ia hanya ingin menjadi Rosalind, kemudian melihat dunia. Tak ada suami, tak ada anak hanya ada dia. Rosalind telah lama membuang prospek tentang pernikahan jauh di sudut hidupnya tapi Francesca memiliki masa depan indah. Hidup dikelilingi kecukupan dan kebahagiaan. Mana yang akan ia pilih menjadi Francesca atau Rosalind.

"Cincin pemberianku cantik kan?"

"Oh astaga!" Francesca terlonjak sampai menjatuhkan buku. "Dari mana kau Masuk? Kau tidak mengetuk pintu? Pintunya juga ku kunci." Karena pengalaman terakhirnya saat tidak mengunci pintu adalah mendapati Ranulf mencuri ciumannya.

"Balkonmu cukup besar dan kenapa kau suka membuka jendela malam-malam?"

"Kau melompat dari atap ke balkon?"

Ranulf mengangguk tanpa dosa. "Aku ingin menemuimu sejak datang tadi tapi kau menghindariku. Aku cuma ingin meminta maaf atas kejadian di danau."

"Kau sudah menebusnya. Kau memberiku tanaman obat dari daerah timur yang mahal sekali. Terima kasih..."

"Jika urusanmu sudah selesai. Sebaiknya kau pergi."
Francesca mengambil galah lalu menusuk-nusuknya pada perut Ranulf agar pria itu peka dan segera pergi.

"Kau mengusirku setelah perjuangan yang aku lakukan? Kamarku ada di selasar timur sangat jauh dari bagian barat yang kau tempati." Dan tentu Anthony dengan sengaja mengatur supaya begitu. "Kau tahu aku berjalan di atap bahkan beberapa kali hampir tergelincir."

"Aku berdoa semoga hujan turun di musim semi agar kau tidak seenaknya masuk ke kamar seorang perempuan!"

"Tindakanku akan dianggap romantis oleh para gadis. Apa sebenarnya hatimu juga mengatakan itu." Ranulf menyentuh ujung tongkat Francesca. Senjata ini terlalu mudah di patahkan. Ia memegangnya erat lalu perlahan mendekat melalui tongkat.
"kenapa kau mengusirku seolah kau takut sekali padaku. Padahal kau dengan gagahnya membela Jack saat dia terhimpit."

Francesca berusaha menang tapi tak ada gunanya melawan Ranulf. Pria ini berhasil memegang tangannya yang tertaut pada galah. "Lepaskan aku!"

"Kau jijik kalau aku sentuh atau... sebenarnya kau takut, karena sentuhanku kau jadi mengkhianati kekasih hatimu?"

Mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Bibir Francesca terbuka sedikit, mendambakan sebuah ciuman seperti malam-malam sebelumnya tapi hatinya seolah teriris. Dengan Ranulf impiannya hidup nyaman, mapan dan ditemani selusin anak di dalam sebuah rumah nampak nyata. Hatinya berbicara, menginginkannya untuk menyambar kesempatan yang ada. Tapi yang tersisa adalah Francesca melepas pegangannya. Tak ada tarik menarik galah. Ia mengaku kalah dan ingin sekali menangis dalam pelukan pria ini tapi yang dapat ia lakukan adalah menunduk seolah sudah kalah.

"Aku pergi kalau kau mau berada di sini." Francesca berbalik hendak menuju pintu tapi Ranulf menghalangi.

"Kau kabur? Tidak mau menuruti kata hatimu untuk tetap tinggal dan meraih yang ada."

Francesca menarik nafas, mengumpulkan ketabahan yang mungkin akan hancur diringi Air mata yang mengalir deras. "Tidak ada yang ingin ku raih. Kau tidak tahu apa yang kuinginkan."

"Seorang bangsawan tidak akan pernah bisa bersatu dengan rakyat jelata. Kau tahu Jack dan dirimu berasal dari kelas yang berbeda?"

Hati Francesca teriris. Bagaimana Earl Wichester hanya pria kelas atas, yang menjunjung tinggi darah ningratnya. "Aku sadar itu tapi aku mencintainya." Sebuah kepalsuan yang akan disusul kebohongan yang lain. Ia menghancurkan hati Ranulf. Pria itu mengeraskan rahang.

"Dia memiliki hatimu Ya Francesca. Apa dia juga pemilik tubuhmu?" Ranulf memasang wajah angkuh sekaligus terluka. "Sepertinya tidak. Mungkin itu yang tersisa untuk pernikahan kita nanti. Aku pergi Francesca. Selamat malam."

Francesca terduduk lemas di ranjang ketika Ranulf sudah melompat pergi. Andai semuanya mudah, andai ia memang terlahir sebagai Francesca bukan Rosalind, anda dia benar cucu seorang Duke dan bukannya anak seorang aktris opera. Semua hanya andai. Garis hidupnya ditentukan dari kelahirannya. Francesca tidak ingin menghabiskan hidup dengan Ranulf yang pada akhirnya akan sangat membencinya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Jangan lupa vote dan komentarnya....

Hari minggu aku libur....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top