Bab 14
"Anthony mengajakku jalan-jalan."
Bea menceritakan ajakan Anthony dengan ceria, matanya berbinar indah. Bukan rahasia lagi jika Beatrice menyukai Earl of Kent itu sejak mereka bermain bonekam. Bagaimana Francesca mampu mencurahkan rahasia tentang kelangsungan hidup Bea. Ia jadi tak tega. Gulungan itu akan tetap menjadi rahasia. Ranulf sudah berjanji untuk menyimpannya.
"Bagaimana tentang masalah pencurian di rumahmu?"
"Oh tidak ada barang berharga yang hilang. Berkat pencurian itu aku semakin dekat dengan Anthony. Dia menawarkan perlindungan untuk rumah kami terutama padaku. Tapi papah marah besar, dia bertengkar dengan mamah padahal tak ada perhiasan atau barang berharga yang hilang tapi papah bisa semurka itu." Francesca meneguk ludah. Ia tahu barang apa yang hilang. Barang itu bisa mengantarkan Ayah Bea ke tiang gantungan.
"Papah sangat menyanyangiku tapi papah juga aneh. Pernah kan ku ceritakan beberapa ruangan rahasia di rumahku yang tidak bisa dibuka selain oleh papah. Mungkin papah marah karena kehilangan barang berharga dari sana. Aku tidak berani bertanya, papah dari kemarin memegangi kepalanya terus dan sering meminta laudanum. Padahal itu berbahaya kan?"
"Iya sangat berbahaya." Francesca menambahkan tapi kata-katanya seolah mengambang. Entah bahaya dari sudut yang mana.
Tanpa sengaja Bea menangkap cincin cantik bermata indah di hari manis Francesca. "Ini cincin baru?" Tunjuknya.
"Bukan. Ini cincin milik Wichester."
"Kau setuju menikah dengannya? Kau memakai cincin countess of Wichester?"
Francesca mengangguk dengan berat. Ia tersenyum kaku selayaknya kulit sapi yang lama tidak diangkat dari jemuran.
"Selamat Francesca."
Selamat apanya? Selamat datang di neraka yang Ranulf coba ciptakan untuknya. Ia memutar cincin yang Ranulf beri. Sialnya cincin ini susah dicopot.
"Bagaimana kalau besok kita berjalan-jalan bersama. Kau bawa Wichester sedang aku membawa Anthony. Kita bisa berjalan-jalan tanpa pendamping. Kita dapat menjaga satu sama lain."
Usulan gila macam apa ini. Ia dengan Ranulf jalan-jalan dan menjadi tontonan penduduk London. Itu kan mau Ranulf. Lelaki itu mau desas-desus putusnya pertunangan mereka diakhiri.
"Aku tidak bisa berjanji Bea. Ranulf belum tentu mau."
"Aku akan meminta Anthony membujuknya. Mereka kan bersahabat. Sebaiknya kita membeli topi tambahan untuk berjalan-jalan besok. Jangan lupakan gaun cantik yang kita pesan untuk pernikahan Katherine. Dia pasti akan sangat marah jika kita tidak mengenakan gaun terbaik saat pernikahannya nanti di Kent."
Betapa polosnya pemikiran Bea. Ranulf dan Anthony menyimpan banyak maksud. Kenapa Ranulf ngotot memilikinya padahal dia bisa saja memilih calon lagi. Anthony apalagi. Dia tiba-tiba mendekati Bea, memang bukan dengan tujuan Mas kawin tapi Francesca rasa ada tujuan yang lebih besar. Kalau pun ini ia bahas dengan Bea, gadis itu mengerti apa selain jatuh cinta. Pikiran Bea terlalu polos dan baik. Tak pernah punya pikiran buruk menyangkut orang-orang yang disayanginya.
Dan yang ia takutkan benar terjadi. Ranulf menyetujui usulan Anthony untuk berjalan-jalan esok hari . Tentu saja kabar ini menjadi angin segar untuk Earl of Lecester apalagi William melihat cincin yang putrinya pakai. William langsung meminta dibawakan brendi dan mengajak Francesca bersulang. Ini yang ayahnya sejak lama inginkan, sebuah tanah dan peristirahatan di Norfolk yang merupakan peninggalan ibu Francesca.
Pagi ini, sang Ayah menyuruh pelayan mendandaninya seperti boneka. Baru kali ini ia mendapatkan perlakuan istimewa sebagai putri seorang Earl. Ayahnya mendadak tak sayang pada uang. Melonggarkan uang saku dan Francesca disuruh membeli gaun serta sepatu baru.
"Kau membuat ayahmu mengeluarkan uang saku tambahan." Di samping itu ia senang membuat Edwina Iri sekaligus kesal.
"Apa uang Sakumu dikurangi Edwina. Untuk menekan pengeluaran." Francesca meringis ceria melalui kaca besar. Ia melihat Edwina melotot murah. Apa yang ibu tirinya dapat lakukan. Mencakar atau mengacak rambutnya setelah didandani. Edwima tak akan berani. Setidaknya masih tersisa hal yang menyenangkan ketika semuanya menghimpit perasaannya.
Setelah tahu Ranulf siapa. Perasaan tertarik itu makin menguat, membuatnya mengembuskan nafas jengkel lalu menggeleng untuk mengenyahkan ciuman Ranulf. Francesca mungkin baru sekali mengalami sentuhan intim sehingga ia terbawa perasaan.
"Earl of Wichester sudah datang My lady."
Ranulf menunggu Francesca turun. Ia berdiri tepat di bawah tangga dan bersanding dengan meja bundar. Ia mulai menghitung setiap detiknye tapi tak lama Francesca turun dengan gaun berwarna merah muda dipadukan renda mutiara. Tunangannya nampak menawan dengan balutan gaun itu tapi wajah Francesca tetap saja masam, Malas mengulurkan tangan.
"Selamat bersenang-senang untuk kalian."
Ranulf terlonjak begitu pula Francesca. Dari mana Earl of Lecester muncul. Ranulf yang terbiasa menjadi mata-mata sampai kaget dibuatnya. Sang Earl tua mungkin mengawasi mereka dari ruangan lain atau di rumah Francesca sebenarnya banyak terdapat pintu kemana saja.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
"Kau bukan ibunya Francesca. Bea bukan lagi anak kecil. Matamu kenapa selalu mengawasi Anthony dan temanmu itu."
Francesca memang digandeng Ranulf, tepatnya diseret supaya tak berjalan tergesa-gesa. Lengan dan tangan Ranulf sangat kuat hingga dapat menahannya untuk menyamakan ritme langkah kaki.
"Kau tahu kenapa Anthony menjatuhkan pilihan pada Bea. Laki-laki biasanya dari mata turun kan ke selangkangan?"
Ranulf menahan tawa sebab sang tunangan kini memasang wajah garang. "Kau tahu maksudku kan. Laki-laki memilih yang cantik dan tak akan melirik yang tak begitu menarik?"
"Berhentilah bertanya tentang Anthony. Kami para pria punya harga diri. Untuk apa kami menikah dengan wanita cantik kalau tak bisa mengangkat martabat kami. Aku dan Anthony memiliki gelar yang diikuti sebuah tanggung jawab. Lihatlah temanmu. Dia punya segala macam prospek sebagai istri idaman. Dia pasti akan melahirkan banyak anak."
Tubuh subur Bea menjadi jawabannya tapi keturunan bisa didapat dari lady mana pun. "Kewajiban ya? Garis keturunan juga?"
"Dari pada bicara tentang Anthony. Bagaimana kalau membahas kita. Apa rencanamu ke depan. Kau mau pernikahan seperti apa?" tanyanya sambil menepuk tangan Francesca yang mengapit lengannya.
"Jangan menyentuhku My lord." Sungguh Ranulf menyebalkan. Apa ya tak tahu efek apa yang ditimbulkan oleh tangan jahil pria itu. Bulu kuduknya meremang, Francesca menyadari jika jantungnya berdebar keras atas sentuhan yang tidak disengaja.
"Oh jadi hanya kau yang boleh menyentuhku?"
"Aku hanya melakukan atas dasar sopan santun. Agar kita terlihat bertunangan bukannya bermusuhan walau kenyataannya kita memang tidak akur. Pernikahan apa yang kau dapat tawarkan My lord? Apa kau akan pergi beberapa bulan lalu kembali atau kau mengajakku bulan madu ke negeri antah berantah? Akan bertahan berapa lama pernikahan kita? Apa kau akan meninggalkanku dengan selusin anak-anak untuk bersama aktris opera?"
Sinis, cerdas dan juga cantik itulah Francesca. Lady yang tak pernah menbiarkan kegelisahannya tertahan di pikiran. Francesca akan menjadi istri yang pas. Mereka dapat saling bertukar pikiran dan membahas banyak hal dari segala aspek. "Aku berencana menikah sekali itu pun kalau kau tidak lebih dulu Tuhan panggil. Tak ada orang ketiga, akan banyak anak. Aku tidak mempermasalahkan wanita yang gemuk badannya. Aku lebih suka wanita yang jujur serta dapat mengimbangi caraku berpikir. Satu rahasia kecil lagi untukmu. Aku rencananya akan bergabung bersama House of lord ketika misiku ini selesai jadi ucapanmu yang sinis tolong digunakan saja jika diperlukan."
Dasar Tiran!
"Aku setuju bertunangan denganmu bukan menikah My Lord jadi jangan panjang lebar menasehati, karena itu tidak ada gunanya."
"Sayangnya rahasia temanmu ada di tanganku." Francesca harus banyak bersabar mengenai gulungan itu. Anthony akan menikahi Beatrice. Walau Ayah Beatrice akan diadili tapi temannya sudah dalam posisi aman, di bawah perlindungan seorang suami. Tinggal dia yang bersabar mengulur waktu.
"Maaf My lord aku sampai lupa. Lagi pula tadi aku hanya bercanda. Kita ditakdirkan bersama kan seperti bulan dan bintang di langit malam. Seperti juga lebah pada bunga di Padang ilalang."
Mata Ranulf memicing karena tahu jika Francesca jadi manis itu kemungkinan hanya strategi. "Syukurlah kau tidak ingkar janji."
"Oh nampaknya Anthony dan Bea sekarang berlayar dengan kapal kecil di atas danau."
Tunjuknya pura-pura riang. Francesca antusias sekali ingin bergabung kalau tidak mempunyai sebuah misi. Ranulf duduk di kapal duluan lalu tangannya terulur untuk membantu Francesca turun.
"Sungguh romantis, Naik kapal di atas danau. Untungnya ini bukan musim dingin. Matahari bersinar sangat cerah. Apakah kau bisa berenang My lord?"
Ranulf menahan senyum geli Francesca hendak mengerjainya. "Aku seorang mata-mata. Aku pernah berenang di selat Inggris."
"Apa!"
"Yah kita tidak pernah tahu kadang di luar kita bertemu bajak laut." Ranulf mengayuh dayung agak lebih cepat, yang Francesca tak sadari karena terlalu kaget dengan keahlian Ranulf yang lain, "bertemu dengan pedagang barang selundupan, bertemu kapal curian. Aku pernah melarikan diri dari kapal dengan menceburkan diri ke laut." Dan Ranulf masih hidup. Itu pencapaian yang luar biasa.
Entah Francesca terlalu terkejut atau terlampau bingung. Ia kira Ranulf hanya bisa memanjat layaknya hewan primata tapi nyatanya Ranulf bisa berenang serta menyelam seperti ikan. Wah Francesca harus bekerja keras untuk lepas dari cengkeraman pria ini. Francesca juga merasakan kesunyian. Astaga Ranulf membawanya jauh ke tengah danau. Jauh dari pandangan orang yang dapat digunakan sebagai pendamping.
"Kenapa Francesca kau takut?"
Ia sekilas lupa kalau tunangannya adalah pria yang berbahaya. "Lihat kita bisa melihat angsa dan sarangnya dari sini." Dan ini namanya bencana. Kapal yang mereka naiki bisa menyembunyikan diri melalui semak-semak tempat para angsa bertelur. "Sepasang kekasih biasanya lebih suka bersembunyi di bagian ini."
"Bertindaklah sopan My Lord!" Ujar Francesca memperingatkan. Ia pelan-pelan menjauh dan Ranulf yang malah mendekat.
"Tidak ada yang melihat apa yang kita lakukan."
Francesca memasang kuda-kuda. Ia tak mau ciuman kemarin terulang lagi. Francesca merasa sangat malu, otak dan tubuhnya mendadak tak bisa bekerja sama. Dalam sanubarinya ia menginginkan Ranulf tapi egonya menginginkan pria itu menjauh. Lebih baik menghindari perasaan tambahan antara mereka berdua dari pada akhirnya ada yang sakit hati, tentunya di pihak Francesca.
Kapal yang mereka tumpangi bergoyang-goyang, penyebabnya tak lain tak bukan adalah karena pergerakan penumpangnya yang tak beraturan. Ranulf telah terlatih menyeimbangkan diri dengan baik selama berada di kam militer tapi tidak Francesca apalagi gaunnya menjadi beban tambahan.
"Ach...."
Byur
Francesca jatuh tapi untungnya ia pandai berenang. Ranulf berdiri sambil memegangi perut karena puas tertawa. Ingat Ranulf bukan Earl bodoh dan manja lagi, yang akan dengan mudah dikerjai oleh gadis ini. Mereka seimbang, satu sama.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa vote dan komentarnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top