Sembilan
Don't forget to Vomment,
Manteman
💞
______________________________
"Jadi, salah satu perbedaan sel volta dan sel elektrolisis terletak pada elektrodanya. Dimana katoda sel elektrolisis negatif dan anoda sel elektrolisis positif, sedangkan sel volta kebalikannya," jelas Santi bersemangat. "Sama halnya sel volta dan sel elektrolisis yang memiliki perbedaan, Bestie pun memiliki perbedaan," lontar Santi membangunkan Bestie dari lamunannya.
Inilah kebiasaan yang paling ditakuti oleh seluruh siswa BHS dari Santi, Guru Kimia BHS. Memang kebiasaannya selalu mencari orang tak fokus di kelasnya. Tak peduli pria atau wanita, baginya mereka sama. Sayangnya, kali ini Bestie tengah menjadi korban kebiasaannya itu. Bestie melamun memandang kosong ke depan, itulah yang membuatnya tertangkap oleh Santi.
"Bestie yang kemarin dan Bestie yang hari ini. Ada apa, Bestie? Sepertinya pikiranmu tidak disini, ya? Jika tidak berminat dengan pelajaran saya, silakan keluar lewat pintu yang selalu terbuka itu," kata Santi menyambung ucapannya yang belum selesai tadi.
"Maaf, Bu,"
"Baiklah, saya maafkan. Sekarang, fokus pada pelajaranmu!" perintahnya langsung mendapat anggukan dari Bestie.
"Lo kenapa, Bes?" tanya Tiva berbisik.
Bestie menggeleng, lalu mulai fokus pada pelajaran Kimia di depan.
__oOo__
"Tha, ambilin kacamata gue di dalem tas," pinta Gena menyodorkan tas di punggungnya pada Agatha, tangannya sibuk mengotak-atik ponsel, tengah mengirim pesan pada seseorang.
"Tolong, Gen," timpal Agatha.
"Iya-iya, tolong," balas Gena.
Agatha pun langsung mencari kacamata di dalam tas Gena. Begitu dapat, ia langsung menyodorkan kacamata itu pada Gena.
"Gen, sebelum pulang, mau ke Mall dulu, gak?" tawar Agatha sok imut.
"Kagak," balas Gena terang-terangan, tangannya mulai memasangkan kacamata ke matanya.
"Ya ampun, Gena. Keterlaluan banget, sih. Ayolah, Gen," pinta Agatha menggoyang-goyangkan lengan Gena.
"Tha, elo, gue, kita udah kelas 3. Bentar lagi udah mau UAS, terus UN. Tes buat masuk PTN. Lo gak les apa? Belajar? Paling nggak, kalo elo kagak mau lanjut kuliah, tamatin dulu nih SMA," oceh Gena pada Agatha.
"Gue kan les privat, Gen," lontar Agatha.
"Itu elo, Tha. Uang nyokap gue kagak sebanyak uang lo yang bisa beli orang,"
"Gue gak beli orang, kok,"
"Serah elo dah. Sekarang gue mau pergi les, bye!"
Gena meninggalkan Agatha sendirian di parkiran. Ia sudah sangat terlambat untuk menghadiri lesnya yang berlangsung hari ini.
"Gak papa kalo Gena gak mau pergi. Gue ajak Ella aja! Dia pasti mau!" semangat Agatha lalu pergi mencari Ella.
Di sepanjang jalan menuju kelas XII IPA 2, Agatha terus saja berjalan mengekor di belakang Dirga. Awalnya gadis ini sempat bingung kenapa Dirga terus saja berjalan menghalangi jalannya. Rupanya Dirga juga ingin menjemput Ella ke kelas.
"Lo ngapain sih ngekor mulu di belakang gue?!" tanya Dirga merasa risih karena Agatha terus saja berjalan di belakangnya.
"Gue pengen ke kelas Ella, pengen ajak dia ke Mall," jawab Agatha tersenyum lebar.
"Mall?" tanya Dirga memastikan apa yang baru saja didengarnya. "Sorry, Ella kagak bisa. Pulang nanti kita mau langsung pergi les,"
Agatha memanyunkan bibirnya, menandakan betapa kesalnya dirinya saat itu. Ya, Agatha memang selalu seperti ini jika sedang kesal.
"Yaudah, gue pulang aja kalo gitu. Bilangin ke Ella, gak usah ajak gue kemana-mana. Terus, kalo misalnya dia pengen ajak gue, gue bakal nolak pokoknya. Titik." gerutu Agatha lalu pergi meninggalkan Dirga di koridor sekolah.
"Gaje tuh anak," gerutu Dirga menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melanjutkan perjalanannya menuju kelas XII IPA 2, kelas Ella.
Ketika Dirga tiba di kelas XII IPA 2, dia melihat Raka dan Reynand tengah berdiri di depan kelas, seperti sedang menunggu seseorang.
"Hey, Bro!" sapa Dirga, tangannya tak lupa dilambaikannya kepada kedua temannya itu.
"Ngapain lo? Jemput adek?" tanya Reynand pura-pura tak tahu.
"Iyalah, mau ngapain lagi. Lah, kalian ngapain disini?" balas Dirga bertanya.
Memang wajar Dirga di sana, dia ingin menjemput Ella, adiknya. Lalu, mau apa Raka dan Reynand di sana?
"Kita juga mau jemput adek elo," balas Reynand menatap Dirga.
Dirga mengangguk mendengar balasan Dirga yang terdengar serius itu. Ia tahu kemana perginya pembicaraan ini. Raka dan Reynand pasti masih mencurigai Ella sebagai pembuat ulah kekacauan BHS pagi tadi. Tidak masalah baginya jika mereka tak mempercayainya, yang terpenting adalah dia sudah melakukan tugasnya sebagai seorang kakak. Pagi tadi Dirga sudah bertanya pada Ella, dia sudah menginterogasi adiknya itu, dan jawaban Ella adalah tidak. Bagi Dirga, tidak masalah jika Ella berbohong padanya tadi pagi. Tapi, jika pada akhirnya benar dia pelakunya, Dirga tidak tahu akan melakukan apa pada gadis itu.
Dari luar sana, ketiga pria itu memperhatikan satu objek, yaitu Ella. Begitu fokus mengintai Ella, tak satupun dari mereka yang menyadari bahwa ada seseorang yang sudah ikut bergabung bersama mereka memperhatikan sang objek. Bestie izin keluar kelas tepat satu menit lagi bel pulang berbunyi, ia hendak buang air kecil di toilet. Tak satupun yang melihat Bestie pergi, kecuali Reynand. Dengan langkah tak pasti Reynand mengikuti gadis itu dari belakang. Ia bahkan tak memberitahu Raka maupun Dirga bahwa ia ingin mengikuti Bestie.
Bestie masuk ke toilet wanita sementara Reynand menunggu di luar sana. Ketika bel berbunyi, ia melihat Ella tengah menuju toilet wanita dari kejauhan. Secepat mungkin Reynand mencari tempat untuk bersembunyi. Sayangnya, tak satupun tempat yang bisa dijadikannya tempat persembunyian kecuali toilet wanita itu sendiri.
Langkah kaki Reynand masuk ke dalam toilet. Dibukanya satu persatu bilik toilet itu, tanpa ia ketahui bahwa Bestie berada di bilik pertama dari pintu masuk, membuat tatapan mereka harus bertemu satu sama lain.
Bestie hendak berteriak saat itu, namun tertahan oleh tangan Reynand yang mendekap mulutnya kemudian mendorongnya masuk kembali ke bilik toilet yang baru saja ia gunakan.
Mata Bestie melotot melihat Reynand begitu dekat dengan dirinya. Mereka sangat dekat hingga Bestie pun bisa merasakan debaran hebat yang ditimbulkan jantung Reynand. Wajah Reynand yang mulus tanpa celah terlihat jelas oleh gadis ini.
Tunggu, ini pasti khayalan gue lagi, kan? batin Bestie bertanya.
Kini Bestie berusaha memejamkan kedua matanya. Barangkali ketika matanya terbuka, khayalan indah ini akan segera sirna dari pandangannya. Tapi, ketika gadis ini membuka kedua matanya, Reynand masih tetap berada di dekatnya.
Oh, Tuhan! Ini bukan khayalan! batinnya berteriak.
Ia tersenyum bahkan di balik dekapan tangan Reynand yang menutupi mulutnya itu, hingga akhirnya senyumnya itu memudar ketika sepaket sampah campuran mengguyurnya dari atas sana.
"Sepaket sampah buat sampah kayak elo!" sindirnya begitu melihat pintu bilik mulai terbuka.
Di luar sana, mereka melihat Ella tengah berdiri di depan pintu bilik toilet. Hanya ada dirinya yang tengah berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Sebuah kotak sampah ikut berdiri di sampingnya.
Baik Bestie maupun Ella sama terkejutnya, tapi tidak dengan Reynand. Bestie terkejut karena Ella yang berada di hadapannya kini. Sementara Ella terkejut melihat Reynand bersama dengan Bestie, ditambah lagi Reynand ikut terguyur oleh sampah yang baru saja dilemparnya tadi untuk Bestie.
"Cewek emang pandai dalam berbagai hal, termasuk cari muka dan bermuka dua," jeda Reynand sejenak. "Ikut gue sekarang!" perintahnya melotot pada Ella lalu pergi meninggalkan Bestie di toilet sendirian.
Bestie sungguh tak menyangka Ella tega melakukan itu padanya. Bangkunya yang dicoret hingga tak ada ruang itu saja sudah membuatnya cukup sakit hati. Dan sekarang? Ella bahkan tak segan-segan menumpahkan sepaket sampah pada dirinya.
Seburuk itukah? batin Bestie bertanya.
Kepala Bestie terus saja bertanya tentang alasan Ella melakukan ini padanya. Apa salahnya? Apa alasannya? Kenapa dia melakukannya? Semua pertanyaan itu terlintas di kepalanya.
Ucapan Ella terulang kembali di kepala gadis ini, Sepaket sampah buat sampah kayak elo! Ella bahkan tak segan-segan mengatakan hal kotor padanya.
Hampir menangis, Bestie menahan semua itu. Seperti modar, Bestie merasa dirinya sudah mati saat itu juga.
"Itu pasti bau banget," lontar seseorang dari balik dinding dekat pintu masuk toilet wanita, membuat gadis ini jadi kebingungan.
"Siapa?!" tanya Bestie panik.
Lagi-lagi ada seorang pria yang masuk ke toilet wanita. Gadis ini sangat meragukan tata tertib di BHS saat itu. Kakinya mulai melangkah mendekati pintu keluar, hendak mencari tahu siapa pemilik suara itu.
"Gue Raka," timpalnya keluar menampakkan diri.
Bestie tersenyum, lagi-lagi Raka yang muncul di hadapannya.
Pria itu melemparkan sehelai handuk kecil dan sweater miliknya pada Bestie.
"Ganti baju lo! Gue tunggu di depan. Barangkali gue dibutuhkan," katanya lalu berbalik meninggalkan Bestie.
"Gak papa, gue baik, kok. Lo boleh pulang," balasnya menghentikan langkah Raka.
Di balik sana Raka mengangguk tersenyum, "Oke," katanya lalu benar-benar pergi meninggalkan Bestie di sana.
__oOo__
Hening. Ya, ruangan yang tertata rapi itu memang selalu ditemani dengan keheningan dan hawa dingin. Bukan karena suhunya yang rendah, tapi memang suasananya yang dingin. Ruangan bertemakan hitam putih itu memang selalu menjadi sebuah ruangan yang disinggahi anak-anak bermasalah di BHS.
Kali ini Ella yang menjadi tamu di ruangan itu, berhadapan dengan Reynand yang bersandar di kursi putar itu.
Tak mau berbasa-basi, Reynand langsung menyodorkan secarik kertas yang telah tertimpa tinta hitam di atasnya.
"Baca, tanda tangan, lalu pergilah dari ruangan ini," perintah Reynand berbalik membelakangi gadis itu.
Mendengar perintah Reynand, Ella pun langsung menandatangani kertas itu tanpa membacanya. Ia tahu betul apa isi kertas itu. Tidak lain adalah mengganti kerusakan fasilitas yang telah dirusaknya.
"Besok pagi semua ini bakal siap di kelas," balasnya lalu berdiri, hendak meninggalkan ruangan.
"Besok cuma fasilitasnya yang ke sekolah, elo kagak," tegas Reynand menghentikan langkah kaki gadis itu.
"Maksud lo, gue di skors gitu?!" tanya Ella tak percaya.
Reynand mengangguk menjawab pertanyaan gadis itu, "Tiga hari," katanya sambil mengetuk mejanya.
Merasa kesal dengan keputusan Reynand, Ella pun membanting pintu begitu ia keluar dari ruangan itu.
Gue bilang, gue gak peduli siapapun pelakunya, batinnya menggerutu.
~ kcy ~
Alohaaa!!!
Sekarang nih, gatau di tempat kalian but di tempat kcy lagi booming banget yang namanya reunian di acara perpisahan temen🙄
Iyaa gitu pokoknyaa😅
Dann.... Itulah alasannya kenapa kcy belum bisa up eheheh😅
Nah, sekarang kcy udah bisa up kan yaa?
So, happy reading semuaaa❤️❤️❤️
Vomment jangan sampai tinggal yaa🤗
Eh btw kcy punya kejutan di part 10🎉🎉
Jadii, jangan bosen-bosen nungguin yaa😊
See yaa❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top