Over The Rainbow


Kalian tahu kalau sekarang marak aplikasi yang menawarkan uang jika dimainkan bukan? Biasanya dengan system point yang bisa di-redeem untuk Paypal ataupun Gift Cards. Semakin dimainkan, semakin banyak point, maka semakin besar juga nominal yang bisa ditarik. Dan mengingat penghuni satu bumi diharuskan untuk diam di rumah, maka penggunaan aplikasi ini meningkat drastis.

Jelas aplikasi-aplikasi tersebut tidak bisa untuk menghasilkan uang bulanan atau bahkan menjadi kaya, tapi untuk mendapatkan uang jajan... Bisa bingitz laaahhh...

Jika kalian bingung apa kaitannya penjelasan di atas dengan tema Challenge kali ini, kita sama, ehehe...

Kisah kali ini tentang nyanyian kekal seorang Pirate yang menembus dimensi dan semesta. Sebuah lantunan dari dunia asing yang bernaung dalam mimpi tertingginya. Sebuah irama yang dipanjatkan untuk mengenang duka mendalam atas suatu tragedi yang menimpa benua Vultassa, khususnya pulau Bellona.

Tidak semua orang dapat mendengar dan menyaksikan sejarah langka itu. Namun kalian dan aku beruntung, terima kasih kepada Igna yang mengabulkan doa si Pirate muda tersebut.

Kejadian ini terjadi dalam satu fase waktu yang cukup panjang di dunia Ghrunklesombe, namun jika diukur dengan takaran waktu yang ada di bumi, sebenarnya hanya sebatas satu jam limabelas menit dalam bentuk video Youtube yang harus selesai ditonton agar bisa meraih points yang kubutuhkan untuk redeem kupon Paypal $10. Aku tidak punya cara lain lagi yang lebih mudah.

Jangan tanya kenapa, akupun tidak tahu akan begini jadinya.

Tombol ACTION ditekan, layar beralih ke laman Youtube, kemudian muncul sebuah video dengan tulisan 'OVER THE RAINBOW' dengan latar belakang pulau kecil yang dikelilingi laut biru jernih.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Musik yang mengiringi terdengar asing tapi di saat yang bersamaan terasa familiar. Suara ombak, desiran angin, kicauan yang mirip burung kenari, tiupan seruling tipe alto, petikan alat musik seperti banjo, dan biji-bijian yagn digoyang dalam bakul. Lalu sesekali terdengar suara halus anak kecil yang bersenandung. Suaranya sangat dekat, seakan anak itu sedang mengikuti tempo musik sambil duduk di sampingmu.

Aneh, tapi demi kupon Paypal $10, rekaman dilanjutkan.

Layar menyorot bagian atas pulau tersebut. Rumput dan pepohonan hanya memenuhi bagian tengah dan pasir melingkari pulau dengan sempurna. Tampak penghuninya sedang berlalu lalang menjalani aktifitas mereka di laut, namun fisik mereka tidak begitu terlihat jelas karena arah layar yang terlalu jauh di atas. Sekilas terlihat mereka berwarna cokelat yang berarti mereka bukan orang barat, bisa jadi mereka orang Asia, atau karena hidup di pantai, kulit mereka jadi matang sempurna, aku sih tidak begitu tahu. Di sisi kiri layar muncul tulisan berwarna biru, 'PULAU BELLONA'.

Layar mengarah pada sekumpulan kapal yang terombang-ambing ringan tidak jauh dari pulau Bellona. Kapal-kapal itu bentuknya seperti kapal bajak laut, orang-orangnya juga berpakaian seperti bajak laut. Kaus lusuh lembab, celana kain seperempat, sepatu karet hitam macam Spongebob, variasi kepala botak atau rambut gondrong tanpa opsi lain, dan tertera tulisan 'PIRATE' yang mengkonfirmasi dugaan ini.

Namun para Pirate tidak terlihat seperti manusia sepenuhnya. Beberapa bagian tubuh mereka terdiri dari anggota tubuh hewan laut. Ada yang salah satu tangannya berbentuk tentakel gurita, hidungnya seperti ikan hiu martil, dahinya tertempel sesuatu yang bulat dan menjuntai seperti pada ikan sungut ganda, dan kulit mereka bersisik, dan gigi mereka bertaring, dan mata mereka semua putih pucat, dan kulit mereka semua putih pucat, dan banyak luka kering menganga pada tubuh mereka, dan saking anehnya aku tidak bisa menjelaskan lebih jauh, cobalah pakai imajinasi kalian lebih jauh. Bayangkan saja mereka bajak laut setengah makhluk laut seperti dalam Pirates of the Caribbean, minus Jack Sparrow dan Davy Jones.

Jumlah mereka antara puluhan hingga ratusan, angka pastinya tidak diketahui karena aku tidak punya waktu untuk mengabsen mereka, intinya banyak. Umur mereka juga bervariasi, dari kakek tua hingga anak SD. Yang bisa aku jawab dengan pasti adalah mereka semua laki-laki.

Riuh sekali suasana mereka yang sedang bercakap-cakap sambil menggerutu dan berteriak, memaki satu sama lain, dan tertawa terbahak merendahkan. Lalu satu orang dengan kumis ala chef Italia dan topi hitam bajak laut, yang menandakan bahwa dia adalah kaptennya, mendekati seorang anak kecil berumur 9 tahun.

"Anakku, kau pasti sudah tahu bukan kalau kau harus menggantikan posisiku suatu saat nanti. Kau harus menjadi pria yang tangguh, berani, dan dapat memimpin anak buahmu melawan berbagai macam musuh dan monster walau harus memakai cara yang gila sekalipun!"

"Iya, Ayah. Bagaimana mungkin aku lupa kalau Ayah terus mengatakan itu setiap hari?" jawab si anak dengan datar. Anak itu masih terlihat lebih manusiawi, bedanya hanya kulit dan matanya pucat serta sisik berinsang di sekitar lehernya.

"Ayah akan terus mengingatkanmu agar kau paham betapa beratnya tanggung jawabmu, Nak. Jangan sampai kau menolak lagi! Anak buah kita perlu seorang kapten agar tetap berjalan sebagaimana mestinya!"

"Tapi Ayah, kita semua sudah mati, Ayah akan tetap menjadi seperti ini, dan aku tidak mungkin bertumbuh lebih besar lagi. Kita semua tidak akan pernah berubah."

Ouch, jadi itu kenapa mata dan kulit mereka semua pucat. Turut berduka cita ya.

"Tapi umurmu sudah 63 tahun, Nak! Aku sudah berencana untuk pensiun setelah pelayaran terakhir itu sebelum para Fishman menyerang kita sampai tenggelam! Sekarang aku masih harus menjadi kapten. Ah, aku ingin lepas dari posisi ini secepatnya!"

Waw, jika umur anak itu ternyata 63 tahun, aku tidak mau tahu umur yang lain.

"Dan melimpahkan semuanya ke aku? Kenapa tidak Kakak saja yang menggantikan?"

"Kakakmu itu seorang pengecut! Dia selamat lalu kabur entah ke mana. Mungkin sudah berkeluarga dan mati bertahun-tahun lalu!"

Anak itu diam lalu memanjat ke atas tiang layar utama dengan lihainya. Dia duduk lalu menghela napas pelan. Sesosok lumba-lumba raksasa terlihat sedang melompat di kejauhan, yang memancarkan pelangi karena pantulan air yang diciptakan.

"Dolphinarexus yang agung, apakah kau bahagia dengan kebebasanmu mengarungi lautan? Sudah sering aku melihatmu melompat sangat tinggi, apakah kau juga sangat ingin menyentuh langit? Aku tidak tahu banyak, tapi menjadi hantu Pirate yang terikat selamanya pada kapal bukan salah satu keinginanku. Belum lagi rahasia yang kupendam ini." Dia mengusap rambut ikal hitamnya yang pendek.

"Aku sangat ingin menjadi penyanyi. Bernyanyi untuk sang Igna dan berkeliling sampai ke Benua Alterium yang sulit dikunjungi ras lainnya. Sebegitu inginnya sampai aku rasa aku jadi gila. Belakangan ini aku sering bermimpi mendengar lantunan lagu yang tidak aku mengerti, tapi rasa-rasanya aku mengerti perasaan dari lagu itu."

Lumba-lumba raksasa yang katanya bernama Dolphinarexus itu melompat lagi, dan pelangi muncul lagi.

"Ah... sepertinya lagunya berkaitan dengan pelangi... Yah, atau andai saja aku bisa mati sekali lagi dan lepas dari tanggung jawab yang tidak perlu kutanggung, akan kutukar semuanya."

"AAAHHHHHHHHHHH!!!!"

Seseorang berteriak histeris sambil berlari tak tentu arah.

"Pergi! PERGI KAU! MENJAUH DARIKU ATAU KUBUNUUH!!" Pria yang berteriak itu menghunuskan cutlass pada udara kosong.

"Hei! Ada apa denganmu, bercandamu itu tidak lucu." Yang lain mendekatinya.

"Tetap di sana! Dasar kalian Fishman sialan!! Kalian pikir aku takut untuk membunuh kalian setelah selama ini kalian menyerang kami hah?! Aku tidak takut pada kalian! AKU TIDAK TAKUT PADA KALIAN!!!" Mata pucatnya menjadi merah, dan raut ketakutan sangat tergambar jelas di wajahnya.

"Oi, kau jadi gila ya karena kelamaan di laut? Tidak ada Fishman di sini. Mau kau tusuk berapa kalipun juga kita tidak akan merasa sakit." Semua tertawa pada lelucon itu, kecuali si mata merah.

"Kau tidak percaya aku bisa?? Akan kubuktikan kalau aku cukup berani untuk membalasmu!"

"Hentikan. Tindakanmu ini menyebalkan dan memalukan. Tidak ada ang terkesan dengan aksimu." balas si komedian serius, yang lain menyuarakan persetujuan mereka.

"Aku tidak akan berhenti sampai kalian pergi dari sini, dasar kalian Fishman keparat!"

"Cobalah kalau begitu, aku tantang kau."

"Mundur kau!!" Cutlass ditodong namun pemiliknya malah melangkah mundur sambil gemetar.

"Mana keberanianmu tadi itu hah? Katanya mau membunuhku, coba sini. Aku juga muak seperti ini terus, kalau memang kau bisa, akan kuberi hadiah nantinya." Temannya melangkah maju.

"Mundur kubilang!! Atau aku tidak akan segan-segan!!"

"Oh, tidak perlu segan. Maju saja sini, kau tidak akan menang melawanku. Kau itu lemah. Kau itu pengecut."

"Aku bukan pengecut! Aku bisa membunuhmu saat ini jika kau mau!"

"Tidak, kau pengecut."

"Aku bukan pengecut! Aku bukan pengecut! AKU BUKAN PENGECUT!! AAAHHHHHHHH!!"

Kabut hitam menguar dari tubuhnya. Kulitnya lama kelamaan menjadi gelap, matanya yang sudah merah menjadi semakin merah. Semua terkejut melihatnya dan segera mundur. Si komedian kurang cepat menghindar dan berhasil ditusuk oleh si mata merah.

Kabut hitam yang menyelubungi si mata merah mengalir melalui cutlass dan mengitari tubuh korban. Korban yang kebingungan mencoba untuk mengibas-ngibaskan agar kabut itu hilang, tapi naas, kabut semakin tebal dan membuatnya terperangkap. Yang terjadi selanjutnya sama seperti yang dialami oleh korban pertama, si mata merah. Kulitnya menjadi gelap dan matanya menjadi merah.

Dua Pirate kini menjadi dua makhluk aneh yang ketakutan namun berbahaya. Melihat itu, para Pirate menjadi waspada. Mereka menunggu aba-aba Kapten yang ikut menyaksikan kejadian tersebut dari awal. Sang Kapten tidak tahu apa-apa, dia tidak ingin memutuskan apa-apa, tapi semua bergantung padanya, dia harus memutuskan sesuatu. Dan akhirnya Kapten berteriak "PIRATE! SERA-

"Aku?? Jadi Duta Shampoo lain?? HAHAHAHAHA, oops. Dulu pernah coba shampoo lain dan ketom-

Skip Ads. Iklan sialan. Sampai mana tadi? Oh ya.

-AAAANGG!!!"

Semua awak kapal mengeluarkan senjata mereka dari belati, pistol, hingga celurit. Mereka langsung menyerang kedua mantan rekan mereka yang kini menyerang membabi buta dengan bengisnya.

Seperti yang disampaikan sebelumnya, sebagai sesame Pirate, serangan mereka tidak akan menimbulkan rasa sakit tapi luka mereka tetap bertambah dan tidak sembuh. Luka tersebut bahkan bisa membuat mereka kesulitan untuk bergerak secara leluasa. Karena itu, semua masih berhati-hati dalam melawan balik dan mencoba melumpukan gerakan dua Pirate tersebut.

Namun kabut hitam yang melingkupi Pirate mata merah membuat mereka lebih kuat dari awak kapal yang lain. Serangan demi serangan bukannya dihindari justru dihantam maju. Awak kapal yang terkena tusukan mengalami hal serupa dengan si komedian, kabut merambat ke tubuh mereka dan membuat mata mereka merah serta kulit mereka menjadi gelap.

Semakin lama semakin banyak yang bertingkah aneh hingga akhirnya Kapten ikut menjadi korban. Tinggal anak muda itu yang masih berdiri di atas tiang kapal.

Dia bingung dengan situasi yang berubah drastis, dan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Kemudian terdengar suara yang menggelegar di langit.

"Para Ignis!" teriak anak muda itu sambil melompat dan melambaikan tangan.

You have one notification.

Boss: Saya ada email, mohon dikerjakan sekarang. Urgent. Thanks.

Video dibiarkan tetap berjalan, halaman baru pada Chrome dibuka. Pada akhirnya points untuk kupon Paypal $10 akan kalah dengan gaji yang diberi oleh boss, bukan?

Ketika kembali ke laman Youtube, lokasi berubah menyorot bagian geladak kapal. Aku tidak tahu apa saja yang sudah terjadi karena kejadian saat ini agak lucu. Sekumpulan awak kapal bermata merah dan si Kapten meringkuk gemetaran di ujung geladak kapal, sedangkan anak muda yang tadi berteriak, perlahan mendekati mereka sambil bernyanyi dengan lantang.

Dan lagu yang dibawakan adalah lagu yang sangat familiar dengan orang Bumi, Over the Rainbow dari The Wizard of Oz.

Mendengar nyanyian tersebut, para Pirate menutup telinga serta meringkuk lebih jauh ke pojok geladak kapal. Sederatan awak kapal yang berada paling dekat dengan anak tersebut menjadi tenang, mata mereka kembali putih dan kabut hitam memudar dari badan mereka.

Karena tidak tahan lagi, akhirnya satu demi satu Pirate bermata merah itu menceburkan diri ke laut lalu berenang menjauh ke arah pulau Bellona. Melihat itu, suara si anak malah mengecil hingga senyap sepenuhnya.

Beberapa yang sedang mengeluarkan satu kaki ke laut ikut terdiam dan menatap anak itu.

"Jika kalian para penjajah bisa pergi ke mana saja dan lepas dari ikatan kapal, tolong, aku mohon... Ambil aku juga..." katanya sambil menangis.

Perlu beberapa detik bagi semua untuk mencerna maksud anak itu. Sang Kapten yang masih bermata merah menyeringai jahat dan berkata,

"Tentu saja dengan senang hati, Anakku."

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu dalam video melompat maju cukup jauh ke saat ketika pulau Bellona berhasil diselamatkan. Semua kembali seperti semula. Hanya tersisa kapal-kapal kosong mengapung lemah di sekitar yang kemungkinan bisa diisi oleh para Pirate baru.

Layar menjadi gelap dan notifikasi 'Points berhasil didapatkan!' muncul di samping layar komputer.

Kisahnya agak ekstrim tapi jika akhirnya anak itu mendapat yang dia inginkan, I think, in the end, all is well? Walau nyanyiannya masih terngiang dalam otakku.

***

Somewhere over the rainbow, skies are blue

And the dreams that you dare to dream, really do come true

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top