KEMERDEKAAN

Langit hitam, mendung menggulung birunya angkasa,

Rintik hujan membasahi tanah gersang, membuat para petani bersorak riang.

Di sudut kota, para pengendara mengumpat kesal, 'ahh! Kerjaanku terhambat' rutuk mereka.

Namun bagi ibu pertiwi, ini adalah tangis pilunya.

Sesak hatinya menyaksikan ketimpangan sosial di negri ini.

Si kaya membangun gedung hingga menanam tiang pancang sampai ke dasar tanah.

Tapi si miskin, gubug beralas tanahnya hampir ambruk jika hujan deras mengguyur semalaman suntuk.

Apakah masih ada harapan, untuk mewujudkan pemarataan kesejahteraan bangsa?

Sudah 75 tahun kemerdekaan tapi nyatanya para koruptor maish bisa dusuk di kursi dewan.

Semoga saja aturan bukan hanya sekedar bualan, tapi nanti, benar-benar bisa di laksanakan di negeri impian!

Dirgahayu Indonesiaku!




7. 57 p.m

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top