#9
Tanpa diduga.
"Apa pak?!" Aliana berteriak histeris. Tak percaya akan pernyataan Mike. Sedangkan Mike menatap Aliana sedih.
"Jadi... kamu masih maukan bekerja dibawah naungan saya?" Tanya Mike memohon, membuat Aliana yang tadinya kaget merasa muak.
"Idiwhh mending gue sama bos besar daripada tiap hari komuk lo aja yang gue liat!" Umpat Aliana dalam hati.
"Eum saya... gimana ya pak! Saya kan cuma karyawan biasa, saya gak bisa apa-apa kalo itu keinginan bos besar" ujar Aliana tak enak hati.
"Ayolah Aliana, toh sama saya kamu gak perlu lagi menyesuaikan keadaan sekitar, apa lagi bos kita kan..." ya. Tanpa dilanjutkan Aliana sudah tahu betapa kaku dan dinginnya pria itu. Tapi.. itu bukan masalah baginya, kalau ia lebih menurutkan keinginan Mike, telinganya pasti takkan tahan dengan sindiran Betty yang mengatainya simpanan suaminya. Huh! Kalau Betty bukan istri atasannya, Aliana akan menguburkan Betty dijalur Gaza.
"Aliana..." lirih Mike.
Aliana yang melamun kembali tersadar dan menatap tepat diiris mata biru Mike. Pasti kalian ingin taukan Mike ini lebih dalam.
Mike.. manager Aliana selama 3 tahun terakhir ini. Dia cukup tampanlah untuk blasteran Inggris dan Indonesia. Cocoklah buat memperbagus keturunan. Tapi.. ada tapi nya nih, Mike itu walaupun dalam dunia kerja cukup tegas dan manager yang ramah, Mike ini playboy cap tokek hutan. Kan Aliana pernah sesekali ke club sama Filja buat havefun loh ya... bukan mau nananinu, Aliana pernah bertemu secara sepihak dengan Mike.
Lalu pas dipojok gitu Aliana liat Mike sama cewek malam lagi melakukan maksiat. Itu kejadiannya waktu dua tahun yan lalu, kan baru-baru ini dia deket sama si Mike yang berawal dari Aliana yang butuh tumpangan hingga (Aliana rasa) mereka PDKT. Jadi balik ke-macbook!
"Ada apa pak?" Tanya Aliana.
"Bagaimana? Kamu tetap ingin menjadi sekretaris pribadi pak Jordan?" Dan Aliana mengangguk mantap.
"Ya pak. Saya ingin menjadi sekretaris pribadi pak Jordan".
~¤~
"Ecieee yang naik pangkat! Pajak dung!" Seru Filja begitu melihat Aliana keluar dari ruangan atasan mereka.
Aliana mendesis, "in your dream girl" ucapnya.
Filja mencebikkan bibirnya, "yahhh begini lah kalau punya temen yang tegaan" Filja julurkan lidahnya kearah Aliana.
Robi salah satu karyawan divisi keuangan, yang lewat masih sempat mendengar sindiran Filja pun bertanya.
"Siapa Fil?"
"Hithuh yhang hituh" gumam Filja tak jelas, menjulurkan lidahnya dari dalam mulutnya kearah Aliana lagi. Sedangkan sang empu terlihat tak peduli.
"Oh!" Ujar Aliana agak keras dan kasar, Robi yang bertanya menelan ludahnya kasar dan bergegas mengundurkan diri perlahan saat aura tidak enak mengguar dari Aliana, Filja meringis melihat Aliana yang marah karena candaannya.
"Sorry deh Al, gue minta maap" ringis Filja, Aliana hanya berdehem.
"Kok anaknya wak Ali marah sih? Jangan marah dong!" Goda Filja.
"Terserah apa kata lo deh" Sungut Aliana dan kali ini Filja tak akan memancing Aliana lagi, sepertinya wanita itu betul-betul badmood. Toh Aliana akan baik kembali kalau ia tidak marah lagi.
~¤~
"Lo kenapa sih Al? Kok gak semangat dari tadi?" Akhirnya setelah menahan pertanyaan itu dari dua jam lebih, Filja sanggup mengeluarkan pertanyaan yang bergejolak dihatinya. Aliana yang ditanya hanya menggeleng.
"Gak. Lo tenang aja, gue gak apa-apa" ucap Aliana.
"Betul gak sih kalo gue lebih milih jadi sekretaris pribadi pak Jordan dari pada bertahan jadi sekretaris pak Mike? Kalo menurut lo?" tanya Aliana kemudian.
Filja yang hendak memasuki lift mengangguk setuju.
"Menurut gue itu bagus, karna lo bisa menjauh dari si-bos yang selalu php-in lo" Filja mengecilkan volume suaranya dikalimat terakhir.
Aliana tersenyum tipis, ia beruntung mempunyai Filja sebagai sahabatnya. Filja adalah sesosok gadis berkarakter kuat, dan terbuka. Bila ia tak senang maka ia akan mengatakan perasaannya itu. Walau terkadang sifat Filja menurut orang sungguh sembrono berbicara, tapi Aliana suka. Setidaknya Filja tak munafik, tak seperti dirinya. Filja juga bisa membatasi kesembronoan mulutnya.
"Al lo temenin gue ya, please" pinta Filja.
"Tolong apaan? Gue gak mau ya nolong lo lagi kalo urusan kencan buta kayak kemaren, Dery bener-bener nyeremin tau gak" dengus Aliana geram.
Sempat kemarin, Filja mengajak Aliana yang jomblo ini buat kencan buta. Hell ya kencan buta. Awalnya sih baik-baik aja sampai Dery (tunangan Filja) mendapati Filja disalah satu restoran tempat Dery akan bertemu kliennya. Entah sebuah keberuntungan atau tidak. Dery menyeret Filja plus Aliana untuk menjauh dari acara seperti itu. Padahal tinggal sedikit lagi Aliana akan punya gebetan. Ck!.
Mengingat kejadian itu Aliana berdecih kesal, Filja hanya cengengesan.
"Sorry dory mory strobery deh Al, kali ini gak ngaco deh! Gue mau cari kado buat aa' Dery tercintahhh" desah Filja menjijikan.
"Nasib.. nasib.. punya temen kayak orang gelo" ujar Aliana sambil menuju basement bersama Filja.
"Biarin! Yang penting gak jombs!" Seru Filja menyindir Aliana.
Aliana hanya mencibir kesal dan mulai mencari sepeda motor Vario-nya. Namun tiba-tiba mobil porche hitam metalik tepat berhenti di depan Aliana yang hendak berjalan. Sontak dua wanita itu berhenti.
Kaca mobil itu terbuka, menunjukkan siapa orang yang seenaknya memberhentikan mobilnya itu didepan Aliana, begitu hendak menyemprotkan amarahnya, wajah tampan dan kaku Jordan muncul dibalik kaca hitam itu.
Bibir dua wanita itu tertutup rapat hingga sang presdir berdehem.
"Aliana" sahut Jordan datar.
"Y-ya pak!" Jawab Aliana gagap.
"Ikut saya!" Bukan sebuah permintaan tapi titah yang harus segera dikerjakan.
"Eh?" Aliana terbengong bagai orang bodoh sampai Filja menyikutnya.
"Cepetan lo naik bego!" Bisik Filja.
"T-tapi lo?" Tanya Aliana bimbang.
Filja merampas kunci sepeda motor Aliana dan berkata, "gue nginep di apartment lo, motor lo gue yang bawa" usulan Filja disetujui Aliana dan dengan segera Aliana bergegas menaiki mobil mewah itu.
"Saya permisi" ujar Jordan pada Filja yang diangguki Filja kaku.
"Ck ck ck Al.. Al.. jodoh lo emang gak jauh-jauh dari kata ganteng ye" decak Filja kagum.
####
900 kata:^)
Feelnya dapet gak?(:
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top