#7
Ide brilian ala pak Dimas.
Jordan berusaha mengalihkan wajahnya dari pandangan Aliana. Bagaimanapun caranya. Saat mereka berhadapan, bersisian ataupun saat Aliana mempresentasikan hal-hal mengenai keuangan bulan ini.
Aliana yang merasa dihindari menerka-nerka, kenapa bos besar-nya ini begitu menghindari kontak mata atau pun bila mereka berhadapan langsung?
"Apa gue terlalu cantik buat dilihat? Apa dandanan gue kurang asoy?" Terka Aliana dalam pikirannya. Ciri-ciri terkaan terlalu PD ya gitu_-
Melihat bos-nya sendiri tidak sudi melihatnya membuat Aliana pesimis. Rasanya ia ingin menangis, betapa tadi dirinya begitu percaya diri atas penampilan dan kinerjanya kini pun tak menggembirakan lagi, walau acara perkenalan dan penyambutan itu sukses.
"Eum pak Dimas..." panggil Aliana begitu berhadapan dengan pak Dimas diruangannya. Aliana dengan wajah murung sebenarnya ingin mengatakan bahwa ia kurang extra keras dalam acara kali ini, Namun pak Dimas yang melihat Aliana langsung tersenyum lebar, acara penyambutan mereka yang sukses itu membuat pak Dimas melupakan sejenak sikap kurang ajar Aliana saat merampas kopi latte kesukaannya.
"Ah ya Aliana terimakasih kamu telah banyak membantu saya untuk acara kali ini" sahut pak Dimas gembira.
"Bahkan Presdir kita senang dengan cara rekomendasi kamu" sambung pak Dimas lagi.
Aliana yang mendengar itu langsung mengerjab tak percaya, wajah murungnya tergantikan oleh sorot tidak percaya, conton ekspresi dan uang kaget gitu.
"Beneran pak? Gak salah nih?" Ujar Aliana tak mampu menghilangkan senyumnya.
Pak Dimas mengangguk setuju. Dan begitu melihat senyum Aliana dan mengingat betapa berkesannya Jordan pada kinerja Aliana, sebuah ide tercetus diotak tuanya.
"Saya rasa ini ide yang brilian" ucap pak Dimas dalam hatinya. Pak Dimas memuji dirinya sendiri yang pintar dalam ide brilian ala-nya ini.
"Brilian apa pak?" Tanya Aliana dengan wajah polosnya.
~¤~
"Jadi gimana pak?" Tanya pak Dimas penuh harap.
Jordan dengan wajah datarnya terlihat berpikir, ya sih kinerja Aliana memang sangat memuaskan. Tapi apa ia masih bisa nahan rasa malunya? Oh Tuhan mengapa? Kalau berhadapan dengan rival bisnisnya saja mudah dihadapi, tapi bila berhadapan dengan wanita pendek itu rasanya begitu berat? Bunuh saja Patrick Star sekarang juga, mungkin Jordan akan merasa lebih baik? Mungkin saja.
"Ehmm" Jordan berdehem sebentar dan menatap pak Dimas datar. Memutar bolpoinnya, Jordan mengelus dagunya pelan terlihat mempertimbangkan.
"Baiklah pak Dimas, saya akan memikirkannya dulu" putus Jordan akhirnya.
Pak Dimas tersenyum, "Kalau... begitu saya permisi dulu pak Jordan. Selamat Siang!" pamit pak Dimas dan keluar dari ruangan Jordan.
Berbalik. Menatap kemacetan Jakarta hari ini, Jordan tersenyum samar. Mengapa mengingat wanita itu... darahnya terasa bergejolak? Hatinya terasa berbunga? Dan seperti ia tak punya beban saat mengingat kembali wanita itu?
Mengapa?.
Namun Jordan tak ambil pusing dan melanjutkan kegiatannya mengurus berkas-berkas yang sudah menunggunya.
~¤~
Aliana's Pov
Gah! Tuhannn Demi uangnya Mr. Crab mengapa pasangan absurd itu kembali kekehidupanku? Apa gak bisa ya mereka gak pulang-pulang? Ternyata Aliana Miranda sudah jadi jomblo pengutuk rupanya.
Ck!.
"Hai Aliana!" Sapa atasan ter-php sedunia sambil tersenyum merekah.
"Iya pak! Ada apa?" Tanyaku berusaha mendatarkan wajahku.
"Jangan gitu dong Aliana, kita kan sudah kayak teman sendiri" Ujar Mike sambil menyerahkan paperbag kepadaku.
Alisku terangkat satu, tau sih apa maksudnya tapi ya gengsi lah kalo asal nyerobot. Ish!.
"Apaan nih pak" tanyaku dan meraih paperbag sedikit mengintip.
"Bikini" jawabnya santai, padat, jelas, dan hentai.
Aku terdiam, mataku mengerjab beberapa kali. Kurasakan pipi-ku memanas. Oh jangan bilang dia dan aku akan.... oh abang~~ dedeq belum si-
"Itu dari Betty, istri saya"
Anju! Kutil dugong! Kaos kaki busuk! Gue udah berharap bege!!!. Aku hanya mendengus.
"Ini pelecahan lho pak!" ucapku menatap matanya dalam. Mike mengangkat alisnya satu.
"Tapi karna ini dari istri anda saya bakal nerimanya, asal jangan dari bapak aja" ketusku dan meletakkan paperbag tersebut didekat meja bawah.
Dari sorot mataku kulihat dia tersenyum sendu.
"Ah iya emang dari istri saya" ucap Mike yang entah mengapa kudengar ia murung.
"Makasih ya pak" ucapku, aku jadi tidak tega padanya jadi kukasih bonus dengan senyuman manisku sediiiiiiikkkkiiiiiiitttt aja.
Melihat senyumku yang suuupeeerrr tipis plus manis mirip madu, pak Mike tersenyum lebar dan mengangguk, lalu ia masuk keruangannya.
Yaudah deh gak pa-pa lah buat si Mr. Php gembira, senyum itukan sedekah.
####
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top