#13
Gak enak banget.
Netra coklat membosankan itu lekat memandang pantulan cermin. Tubuh dengan balutan gaun panjang semata kaki berwarna dark blue dengan potong dada yang rendah membalut indah tubuh ramping Aliana. Apalagi dengan riasan Aliana yang sungguh elegan tetapi tidak ramai serta rambutnya yang terurai panjang.
Aliana cukup puas dengan gaun berbahan lycra yang ia beli dipasar tanah abang itu. Setelah berdebat dengan mpok-mpok penjualnya... akhirnya ia mendapatkan gaun ini seharga 150rb dari harga 400 ribu😏. Murah sih tapi eleganlah tampilannya.
Aliana yakin ia sudah bisa menyaingi mbak Syahrini.
Mengangkat dagu tinggi, Aliana mengambil clutch yang senada dengan tema yang ia usung sendiri.
'Dark blue'
Terlihat Elegan dan Anggun.
Jepret.
Jepret.
Jepret.
"Ih kok gue cantik banget Ya Allah.. aduh udah cocok nih gue masuk ke acara Miss World Miss World itchu.." ucap Aliana menatap hasil jepretannya.
Ya gini... orang narsis kemana pun berada tetep kamera no satu.
Like Aliana. Right?
Melirik jam di hpnya, Aliana merapikan lagi dandanannya sebelum turun ke bawah. Kali ini ia harus terlihat sempurna bukan? Dengan jalan yang lurus-lurus, dagu yang terangkat dan penampilan yang oke.. bwehh Aliana serasa jadi princess semalam.
Melirik sana sini, akhirnya Aliana langsung menemukan keberadaan Jordan. Jantung Aliana berdegub cepat melihat betapa memesonanya Jordan malam ini. Lihatlah gayanya yang serba keren yang berbalut dengan slimsuit hitam dan dasi merah yang menyala. Apa lagi kemeja dark blue yang senada dengan tema Aliana.
Kan Aliana yang merengek sama Jordan.
Biar kesannya sehati gitu...
Dengan senyum mengembang, Aliana melangkah ke arah Jordan bersama dengan jantungnya yang berdetak cepat. Bukan gugup, namun lebih terasa seperti menyenangkan.
Lima langkah Aliana berjalan dan disitulah ia berhenti, disaat seorang wanita dengan pakaian berbalut dress merah panjang sama berpotongan rendah dibagian dada mirip Aliana tetapi jelas-jelas lebih mahal dari gaun Aliana mendatangi Jordan. Benar-benar anggun. Tak dibuat-buat seperti dirinya yang harus seharian berlatih tata krama.
Kepercayaan diri Aliana hilang begitu saja, ditelan rasa terkucilkan.
Terkucilkan oleh wanita itu. Bahkan wanita itu belum menyapanya dan Aliana sudah minder?!
Untuk ukuran tak tahu malu sepertinya, pheromone wanita itu cukup kuat juga ternyata.
Mundur Aliana memandang dirinya. Ah.. entah sejak kapan ini terjadi, namun Aliana merasa ia tak pantas berpenampilan seperti ini. Ia seharusnya sadar bahwa seorang sekretaris tak boleh berpakaian layaknya nyonya malam ini. Dan, duh... sepertinya potongan dada dressnya benar-benar kelewat rendah gak sih? Kalo emak lihat anak gadisnya pake dress kayak gini bisa-bisa di masukkan pondok lagi dia. Dewi batin Aliana mencebik dalam hati.
Memangnya ia siapa?
Pertanyaan dewi batin Aliana, membuat wanita itu ingin menjambak rambutnya geram.
Tapi kalo dijambak rusak dong? Terus dimake up lagi dong? Kan repot.
Berbalik Aliana kembali memasuki lift. Sepanjang waktu ia hanya menggigit bibirnya ikut merasakan seperti apa yang hatinya rasakan.
Tercubit.
******
Jordan menunggu Aliana di depan lobi hotel. Cukup lama ia menunggu sebenarnya, namun kalau ia menunggu Aliana rasanya berbeda. Jordan tak merasa bosan, kesal dan jengkel seperti yang biasa rasakan. Melainkan merasakan penasaran, bahagia dan... berdebar menunggu sekretarisnya itu? Entahlah. Ia saja mahih bingung.
Tapi kali ini ia benar-benar penasaran dengan apa yang Aliana pakai nantinya. Ia yakin pasti Aliana bakal melakukan hal yang the best untuk membuat Jordan senang. Mungkin.
Berbalik Jordan mendapatkan tepukan pelan dibahunya, sepasang mata biru menatap Jordan senang.
Emily.
Mantan calon gebetan Jordan.
Dilihat-lihat Emily semakin hari semakin cantik dan errr... sexy? Ya. Mungkin saja, Jordan tak marah bila ada yang mengatakannya mesum. Ia tak peduli. Karna kalau ia tidak mesum, maka ia bukan lelaki.
Kodrat lelaki kan memang begitu.
"Hy Jordan Long time no see" Sahut Emily.
"Oh Hello Em, as usually, i'm always fine. How about you?" Tanya Jordan menyambut tangan Emily.
"Im fine, i don't expectcyou will here too..." dan larutlah percakapan mereka saat berada di Amerika. Dimana Jordan masih kuliah.
Tanpa sengaja mata Jordan menangkap sesosok yang ia tunggu. Jordan terpaku, itukah Aliana? Sekretaris slengeannya yang biasanya aneh kini cantik?
Dengan balutan dress yang sama modelnya dengan Emily tapi senda dengan tema yang Aliana minta. Dark blue.
Namun yang Jordan bingungkan adalah mengapa Aliana berbalik dan menuju kelift? Apakah ada yang tertinggal? Cukup membingungkan.
Getaran disaku Jordan menyadarkan Jordan dari lamunannya. Segwra ia mengambil benda persegi panjang hitam itu. Ada pesan dari Aliana.
Aliana Miranda: pak sebaiknya bapak diluan saja, saya masih pusing nih milih baju. Saya tau kok dimana restonya. Nanti saya susul.
Aneh. Katanya masih milih baju? Terus yang tadi ia lihat siapa?
*****
Wajah ditekuk Aliana tak hilang sedari tadi memandangi pantulan dirinya dicermin. Aliana sih tetap cantik dengan dress yang sekarang wanita itu kenakan. Tetap dengan tema dark blue. Namun sekarang lebih pendek tiga perempat.
Rambut yang ia gerai kini ia sanggul. Dengan poni dibawah rambutnya Aliana nampak manis. Mulutnya tak berhenti cemberut, ini adalah baju yang sengaja ia bawa kalo keadaan mepet banget. Belinya di salah satu butik ternama, ekhm... dia beli buat makan malam di resto bintang lima sama Mike. Makanya dia males pake nih baju, terus sayang juga gak sih dipakai, mahal lhi ini, Aliana kan sebelas dua belas sama monyet, takutnya ia tak sengaja merusaknya.
Namun ada harga ada kepuasan yang ia terima. Baju ini benar-benar lebih mencerminkan dirinya sebagai sekretaris yang sopan daripada baju yang sebelumnya ia pakai, yang lebih terlihat seperti pasangan Jordan padahal Ia hanyalah sekretaris, pegawai pria itu.
Tarik nafas.. hembuskan, tarik nafas.. hembuskan.. yap! Wanita itu siap untuk bertemu dengan Jordan kembali.
Ceklek
Berbalik, Jordan tepat berada dihadapannya. Mata abu itu menatap netra coklat intens. Menyelami pandangan masing-masing.
"Ehm!" Tegur Aliana. Bukan ingin merusak suasana yang tadinya sesikit ambigu menjadi canggung. Bukan. Hanya saja ia tak sanggup mendapatkan tatapan seintens itu dari bosnya ini.
Aliana takut, Jordan mendengar suara detak jantungnya yang berdegub kencang ketika bersama Kembaran Lucifer itu.
Ia takut ketika ia mulai menikmati perasaan asing yang tiba-tiba muncul ini, hatinya akan kembali tercubit seperti tadi atau akan lebih hancur seperti saat menghadiri pernikahan Mike. Kondisi hatinya masih terburai tak ada beda dengan kaca pecah.
####
Part yang ini lebih panjang:3
Saya mau kasih bocoran dikit part slanjutnya, karena partnya lumayan panjang. 1151 word vrohhh! Gimana gak baik sayanya coba? Ckckck.
Spoiler:
"Padahal gue capek, gak bisa apa ya ditolongin dikit kek pacarnya" omel Aliana pelan dan mulai kembali menyeret kopernya.
Readers: Sesedikit itu?!
Saya: Iyaa.
Readers: kamfreto!
Ehehe dikit ya? Gpplah ya biar kalian tetep pnasaran.
Tanya-tanya Time:
Siapakah yang dimaksud dengan pacarnya Aliana?
A. Adinan. Siapa lagi Adinan iniii?!😱
B. Pak Dimas
C. Jordan.
Yang bisa ngejawab, saya hadiahkan part besok buat kalian.
Dadahhh
BTW MAAF YA SAYA GAK UP MINGGU BELAKANGAN🥺🥺 PART INI KHUSUS BUAT READERS SETIANYA ALIANA☺
Nya Aliana besar. MWAHAHAHA
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top