#10

Kesan pertama.

Menarik nafasnya pelahan, saking pelannya Aliana juga menghembuskan nafasnya sangat pelan. Takut mengganggu fokus Jordan saat mengemudi.

"Bernafaslah yang normal" tegur Jordan setia dengan nada datarnya.

Aliana menoleh kearah Jordan, meringis begitu tahu ia bingung harus mengatakan apa. Porche Jordan melintasi jalanan kota Jakarta yang lenggang saat ini.

Memberanikan dirinya, Aliana bersuara, "Eum pak! Kira-kira kita mau kemana?" Tanya Aliana menatap Jordan takut-takut.

Jordan hanya diam, terlihat acuh tak acuh pada pertanyaan Aliana. Matanya yang tajam tetap menatap lurus jalanan yang ada didepannya. Mencoba menyetir dengan profesional. Lagi-lagi Aliana tak mampu mengalihkan matanya dari Jordan yang terlihat begitu cool saat menyetir, kalau Jordan jadi supir taksi, pasti ia akan mendapat banyak penumpang terutama perempuan untuk sekedar menjadi orang yang bisa melihat sosok tampan disebelah Aliana ini.

"Bersihkan iler kamu, saya tidak mau mobil saya ternoda oleh iler kamu itu" ucap Jordan menyadarkan Aliana yang sudah sibuk membersihkan area pingggiran bibirnya.

"Jadi tengsin kan gue jadinya" rutuk Aliana

"I-iya pak" Aliana menyapu sudut bibirnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa kemana-mana dan tak menemukan apapun. Melirik kesal pada Jordan yang tersenyum miring.

"Selamat lo berhasil bikin gue kayak orang bego!" Aliana mencebikkan bibirnya begitu tahu tidak ada apa-apa disudut bibirnya. Menahan kekesalannya, dengan santai ia mengalihkan perhatiannya pada ponsel pintar yang ia genggam.

Membuka aplikasi mendunia yaitu facebook, Aliana hanyut dalam kesibukannya. Melupakan kekesalannya dan masih memfokuskan diri pada kesibukannya.

Jordan melirik dari ujung matanya, entah mengapa ia merasa kesal begitu wanita disampingnya ini mengacuhkannya. Tadi saja ia cuek ketika diperhatikan oleh Aliana, tapi begitu Aliana yang mencuekkannya ia merasa tak suka. Seolah ia merasa tidak diperhatikan lagi. Ck! Kenapa ia terlihat seperti pria kurang perhatian? Aneh!.

Ckrek!

Suara kemera dari ponsel Aliana menarik perhatian Jordan, merasa jalanan yang dilihatnya kedepan aman ia menolah dan melihat apa yang dilakukan calon sekretarisnya ini. Ketika menoleh, Jordan terdiam saat ia-

Ckrek!

Mendengus, Jordan mengalihkan tatapannya kedepan. Apa wanita ini tak sungkan pada bos-nya? Mengapa ia begitu santai menghadapi seorang yang begitu mengintimidasi seperti Jordan? Atau memang wanita ini tak punya rasa takut dan malu? Entahlah.

"Whoa pakk! gaya bapak keren banget" gumam Aliana dengan mata berbinar-binar. Jordan yang mendengar itu tersenyum pongah.

"Ya iyalah, secara gue kan ganteng" seru Jordan dalam hati.

"Tapi gaya saya lebih keren dung... huehehehe aduh kok gue imut banget yak?" ujar Aliana gemas.

Narsis. Pikir Jordan.

"Lho tapi ck! Alis gue yang kiri agak nukik" keluh Aliana kesal.

Sok perfeksionis. Decih Jordan... Dalem hati.

"Tapi gapapa lah toh emang gak merubah kalo gue emang cantik hihi" seru Aliana girang.

Sumpah. Sekarang Jordan melirik jengah Aliana yang sudah tenang. Wanita itu rasa percaya dirinya sungguh tinggi sekali. Ya, walaupun memang kenyataannya Aliana imut. Namun, kenarsisannya itu patut diacungin jempol.

I got that sunshine in my pocket

Got that good song in my feet

I feel that hot blood in my body when it drops

I can’t take my eyes up off it, moving so phenomenally

You gon’ like the way we rock it, so don’t stop

Suara pelan Aliana yang menyanyi merdu membuat telinga Jordan langsung nyaman. Jordan melirik lagi wanita itu, terlihat melipat kakinya dan fokus menggumankan apa yang Aliana nyanyikan.

"Pak" panggil Aliana membuat atensi Jordan sepenuhnya mengarah kepada Aliana.

"Hn" dehem Jordan. Ia tipikal orang yang kadang malas berbicara.

"Saya baru inget nih pak, kita ini mau kemana sih pak?" Tanya Aliana sambil mengambil powerbank dari dalam tasnya karena ponselnya sudah lowbat.

"Kok dari tadi gak nyampe-nyampe" sambung Aliana menatap Jordan dari samping dan mengerjab polos.

"Menurut kamu" jawab Jordan datar.

Mendengar perkataan seperti itu, Aliana mengelus dagunya dan menyerngitkan keningnya berfikir. Mencoba menerka-nerka apa yang ada dipikiran Jordan.

Sedangkan Jordan hanya tersenyum kecil, sangaaaat kecil hingga kalau tak diperhatikan lebih detil tak akan terlihat bahwa ia tersenyum. Ekspresif, pikir Jordan.

"Eumm ke..." gumam Aliana panjang.

"Huft saya gak tau pak" Aliana menghela nafas menyerah.

"Kita akan ke bandara" ucap Jordan membuat Aliana menyerngitkan keningnya.

"Heh?" Aliana lagi-lagi menjadi orang bodoh gara-gara tak bisa mencerna ucapan Jordan.

"B-buat apa pak? Emang kita kebandara mau apa?" tanya Aliana begitu otaknya sudah loading.

"Ke Raja Ampat - Papua" jawab Jordan yang lagi-lagi terdengar datar.

"Apa?!"

"Terus baju saya gimana? Uang saya kan kurang pak buat oleh-oleh? Bapak mau gak pinjemin saya uang dulu? Aduh gue belum pamerin sama si Betty kampet! Aduh gue harus prepare!!" Jerit Aliana dengan nada seperti ibu-ibu kehilangan anaknya.

Dan Heboh. Gumam Jordan memurtar bola matanya jengah.

####

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top