Nanda Parasayu tipe perempuan masa kini. Di mana dia begitu menikmati pekerjaan hingga melupakan kenyataan bahwa di usianya yang hampir 28 tahun dia masih sendiri. Bahkan tidak memiliki pacar.

Perjalanan hidup membuatnya berpikir ulang untuk membina rumah tangga. Tidak peduli dengan teman-teman sebayanya yang sudah memiliki satu atau dua anak. Dia mulai menemukan prinsip yang tidak tergoyahkan, baginya, pernikahan itu lekat dengan kesiapan. Bukan cepat atau lambat bahkan telat. Paham yang sama dengan Bossnya, Bayu, yang di usia 30 tapi masih melajang.

Titik nyamannya membuatnya lupa bahwa kapan saja seseorang bisa mengobrak-abrik prinsipnya. Kedatangan Ken Pratama, teman Bayu, yang seorang Barista membuatnya mulai goyah ketika pria berusia 29 tahun itu dengan percaya diri mengajaknya untuk menikah.

Masalahnya, Nanda merasa belum sesiap itu. Melihat sekelilingnya yang menjadikan alasan baginya untuk tidak terlalu memikirkan pernikahan. Tapi seiring waktu, desakan Ken membuatnya luluh, menerima ajakan Ken untuk menikah meski dengan sedikit rasa takut yang membayangi. Ken mampu membuat Nanda berani mengambil resiko untuk masa depannya. Tidak peduli bahagia atau sakit yang akan Nanda dapatkan. Karena sejatinya bahagia dan sakit itu satu paket kan? Tergantung sudut pandang kita dan cara menyikapinya.

Marry me, Please!