Chapter 7
Flashback
Jinri membanting pintu kamar dengan keras. Ia langsung naik ke ranjang lalu merebahkan dirinya di ranjang yang cukup luas tersebut. Jinri membawa kedua tangannya ke rambut coklat panjangnya tersebut lalu mengacak-acaknya dengan frustasi. Apa yang barusan ia lakukan? Ia benar-benar konyol marah karena gummy bear tapi sebenarnya ia sedikit kesal dengan Jungkook tadi karena laki-laki itu menghabiskan gummy berwarna merah kesukaannya. Namun, tidak seharusnya ia sampai adu mulut dengan laki-laki itu. Pasti setelah ini Jungkook akan benar-benar mengecapnya sebagai gadis aneh.
Jinri bangkit dari posisi rebahannya saat mendengar dering handphone berbunyi nyaring, ia dengan cepat mengambil benda berwarna putih tersebut diatas meja kecil yang terletak disebelah ranjang. Ia tersenyum saat melihat nama Yerin lah yang tertera di layar handphonenya.
"Yeoboseyo?" ucapnya.
"Oh Tuhan, Shin Jinri apa kau baik-baik saja? Kemana Jungkook membawamu tadi siang? Apa ia menyakitimu?" tanya Yerin dengan suara nyaring membuat Jinri menjauhkan handphonenya dari telinganya.
"Aku baik-baik saja. Ia hanya membawaku bertemu seseorang dan..Hei..Jangan berpikir yang berlebihan. Jungkook tidak mungkin menyakitiku," jawab Jinri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan jalan pikiran sahabatnya itu yang sering kali mengkhawatirkan dirinya dengan berlebihan.
"Aku tidak berlebihan. Siapa yang tidak khawatir saat melihat Jungkook tiba-tiba datang ke kelas kita lalu menyeretmu pulang tanpa berbicara apa-apa. Itu sangat aneh, Jinri-ya. Oh, kalian bertemu siapa?" ucap Yerin diseberang telpon dengan nada penasaran.
"Ya, itu memang aneh. Jungkook memang termasuk jenis manusia yang susah ditebak jalan pikirannya. Ia hanya mengenalkanku dengan sahabatnya. Jika tidak salah namanya Kwon Yuri. Apa kau mengenalnya?" tanya Jinri. Ia dengan iseng bertanya dengan Yerin, mungkin saja sahabatnya itu mengetahui Sesuatu mengetahui Yerin termasuk gadis yang suka bergossip dan mencari gossip.
"Kwon Yuri? Kau bertemu dengannya? Berarti kemarin aku tidak salah dengar," tanya Yerin. Gadis itu sedikit bergumam dengan kata terakhirnya.
"Ya, aku bertemu dengannya di café milik Park Jimin. Apa maksudmu dengan kau tidak salah dengar kemarin? Apa kau mengetahui sesuatu, Yerin-ah?" tanya Jinri dengan penasaran. Ia benar, pasti sahabatnya itu mengetahui sesuatu.
"Hmm... Kemarin aku tidak sengaja mendengar percakapan Taehyung dan Jimin tentang gadis bernama Kwon Yuri yang telah kembali. Aku mendengar dengan jelas perkataan Jimin yang mengatakan bahwa gadis bernama Kwon Yuri itu cinta pertama Jungkook dan Jungkook sangat mencintai gadis itu tapi entah kenapa Jungkook berubah pikiran lalu menikah denganmu. Itu inti dari percakapan dari Taehyung dan Jimin yang aku dengar." cerita Yerin, suaranya terdengar pelan seperti berbisik-bisik.
Jinri terdiam. Kwon Yuri? Cinta pertama? Jungkook? Jungkook mencintai Kwon Yuri? Kata-kata itu menari-nari dikepalanya.
"Jinri-ya? Shin Jinri? Apa kau masih disitu? Apa kau baik-baik saja?" terdengar suara khawatir Yerin dari seberang telpon membuyarkan lamunan Jinri.
"Ah, Ya... Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit terkejut dengan apa yang kau ceritakan, Yerin-ah," sahut Jinri. Ia mencoba mengontrol suaranya agar terdengar biasa-biasa saja.
"Jangan kau pikirkan apa yang aku katakan. Aku mungkin saja salah mendengar. Kau tau aku kan, aku sering salah menyerap sesuatu berita maupun perkataan oranglain." Terdengar suara Yerin yang tidak enak, Yerin sadar jika sekarang Jinri sedang tidak baik-baik saja setelah mendengar ceritanya. Salahkan mulut besarnya yang tidak bisa menjaga rahasia.
-00-
Jinri mengecek kakinya yang kini mulai membaik. Obat yang diberikan Jungkook pada kakinya ternyata sangat mujarab. Sekarang kakinya tidak terlalu memerah dan nyeri nya berkurang. Jinri memutuskan untuk keluar kamar dan mengecek dapur. Tidak ada tanda-tanda Jungkook kembali, laki-laki itu sudah pergi dari 30 menit yang lalu. Jinri menepuk dahinya saat melihat bagaimana keadaan dapur karena ulahnya. Ia langsung mengambil ancang-ancang untuk membersihkan dapurnya itu sebelum Jungkook kembali. Laki-laki itu pasti akan marah lagi jika dapur masih dalam keadaan berantakan saat ia kembali.
Jinri menghampaskan tubuhnya di sofa lalu menyalakan televisie sekedar untuk membunuh suasana sepi di apartemennya bersama Jungkook tersebut. Ia melihat jam di handphonenya, Jungkook sudah 1 jam lebih pergi. Jinri sedikit khawatir, laki-laki itu belum sempat mandi dan makan malam saat meninggalkan apartemen. Ia benar-benar akan mengutuk mulutnya yang tidak bisa diajak kompromi kali ini. Jungkook sudah berbuat baik dengan mengobati kakinya tapi ia malah menanyakan urusan pribadi Jungkook yang tentu saja membuat laki-laki itu tidak nyaman dan marah. Jinri terperanjat saat mendengar suara pintu apartemen terbuka lalu tertutup kembali. Itu pasti Jungkook pikirnya. Ia langsung bangkit berdiri dan benar saja Jungkook masuk dengan membawa sebuah kantong plastik ukuran sedang. Laki-laki itu dengan santainya berjalan melewati Jinri menuju ruang makan tanpa menatap Jinri tentunya.
"Apa kau sudah makan malam?" suara Jungkook yang tiba-tiba membuat Jinri terperanjat untuk kedua kalinya.
Jinri menggelengkan kepalanya. "Belum," jawab Jinri pelan.
"Aku membeli Jjangmyun. Aku tidak mungkin menghabiskan dua porsi Jjangmyun sendiri. Kau bisa memakannya satu," ucap Jungkook. Laki-laki itu membuang mukanya saat mengatakan perkataannya tersebut. Tampaknya ia masih gensi berbicara dengan Jinri.
Jinri tersenyum lalu ikut bergabung dengan Jungkook di meja makan. "Gomawo, Jungkook-ah. Apa ini Jjangmyun dari kedai Hong Ajhumma?" tanyanya dengan nada ceria.
Jungkook menganggukkan kepalanya, ia masih enggan menatap wajah Jinri didepannya. "Ya. Itu Jjangmyun dari kedai Hong Ajhumma." Ucapnya pelan.
Jinri mencuri pandang dengan Jungkook, laki-laki itu masih asyik dengan makanannya. Suasana sunyi seperti ini membuat dirinya merasa tidak nyaman, biasanya saat mereka berdua makan bersama-sama keributan pasti akan terjadi. Entah mereka berebut makanan, Jungkook menjahili atau mengejek Jinri atau sekedar mengobrol ringan tentang kegiatan mereka berdua sehari-hari.
"Aku sudah selesai," ucap Jungkook. Ia meneguk habis air digelasnya lalu bangkit berdiri ingin meninggalkan meja makan ketika suara Jinri memanggilnya.
"Jungkook-ah, apa kau marah? Maaf jika aku terlalu ingin tau tentang urusan pribadimu. Aku hanya..." ucapnya tapi belum selesai ia berbicara Jungkook sudah memotong pembicaraannya.
"Tidak. Aku tidak marah padamu." Jawab Jungkook lalu pergi begitu saja meninggalkan Jinri.
Jungkook membuka pintu ruang studionya lalu masuk keruang tersebut. Ia menghempaskan tubuhnya disofa berwarna hitam yang terletak disudut ruangan tersebut. Jungkook menutup matanya lalu menghela napas, ia tiba-tiba merasakan lelah yang amat sangat. Ia teringat dengan pertanyaan Jinri padanya. Entah kenapa ia merasa tidak suka jika gadis itu tau tentang masa lalunya, masa lalu yang sebenarnya ingin ia lupakan. Apa ia salah memperkenalkan Jinri pada Kwon Yuri? Tentu saja salah, ia salah besar. Sebenarnya ia tidak perlu memperkenalkan Jinri pada gadis masa lalunya itu. Ia bersikap cukup gegabah saat itu, ia hanya berpikir untuk menunjukkan pada gadis itu jika ia benar-benar bahagia sekarang. Ia sudah memutuskan untuk benar-benar mundur dan melupakan perasaannya pada Kwon Yuri yang sudah bertahun-tahun ia perjuangkan namun sia-sia tersebut.
-00-
"Jeon Jungkook, bangun. Ya! Bangun. Apa kau lupa hari ini kau ada ujian, hah?" teriak Jinri sambil mengguncang-guncang tubuh Jungkook yang sama sekali tidak memberi respon sama sekali dari beberapa menit yang lalu. Laki-laki itu benar-bena tidur seperti orang mati.
"Oh, Ya Tuhan. Bagaimana caranya aku membangunkanmu Jeon "Sapi" Jungkook, hah? Cepat bangun! Kau benar-benar akan terlambat. Aku tidak ingin mempunyai suami yang tidak lulus ujian semester dan menjadi mahasiswa abadi setelah itu. Cepat bangun, bodoh!" lanjutnya dengan frustasi.
"Benarkah? Apa kau tadi sedang mengkhawatirkanku, Shin Jinri?" ucap Jungkook dengan mata yang masih tertutup. Ia tersenyum samar.
Jinri terperanjat. Ia menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Jungkook. "Ya! Kapan kau bangun?" tanya Jinri.
Jungkook membuka matanya. Ia langsung mengeluarkan cengirannya. "Sejak kau mengatakan tidak ingin mempunyai suami yang tidak lulus ujian semester lalu menjadi mahasiswa abadi setelah itu. Jadi, hari ini kau sudah mengakuiku sebagai suami mu, hm?" ucap Jungkook setengah berbisik dengan suara serak khas bangun tidurnya tersebut.
Jinri menelan air ludahnya dengan susah payah. Ia merasakan pipinya mulai memanas. "Bu..bu..bukan seperti itu. Kau..ah..maksudku kita sudah menikah dan tentu saja sekarang kau menjadi suamiku dan aku adalah istrimu walaupun kita tidak menginginkan hal ini terjadi," jawab Jinri dengan terbata-bata. Ia memalingkan wajahnya kearah lain.
Jungkook tersenyum miring. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil menatap Jinri yang kini tampak duduk gelisah dipinggiran ranjang tidak jauh darinya. Ia tiba-tiba menarik tangan Jinri sehingga membuat tubuh gadis itu memutar menghadapnya.
"Jangan memalingkan wajahmu saat kau berbicara denganku, Shin Jinri. Aku tidak suka," ucap Jungkook dengan tegas. Ia membelai wajah Jinri dengan lembut.
Wajah Jinri langsung memerah. Ia sudah merasakan panas di kedua pipinya. Belaian Jungkook diwajahnya seperti memberi sengatan listrik keseluruh tubuhnya.
"Aku tidak bermak-" jawab Jinri tapi sebelum gadis itu menyelesaikan perkataannya ia sudah dikejutkan dengan Jungkook yang tiba-tiba memeluknya. Ia menyandarkan kepala gadis itu didada bidangnya, membiarkan gadis itu mendengarkan irama jantungnya yang berdetak dengan teratur.
"Aku mengingini pernikahan ini. Aku menginginimu, Shin Jinri," bisik Jungkook. Tubuh Jinri langsung menegang saat mendengar perkataan Jungkook yang tiba-tiba seperti itu. Jantungnya berdegup dengan kencang dan ia juga bisa mendengar dengan jelas degup jantung Jungkook berdegup dengan kencang. Apa yang dikatakan laki-laki ini? Apa ia salah dengar? Berbagai macam pertanyaan berkelebat dipikirannya sekarang.
Saat Jinri masih bergelut dengan pikirannya tentang perkataan Jungkook tersebut ia merasakan tubuh Jungkook yang memeluknya berguncang. Ia mendongak dan ia dapat melihat Jungkook sekarang sedang menahan tawa. Jinri langsung melepas pelukan Jungkook dan saat itu juga laki-laki itu tidak bisa menahan tawanya lagi. Jungkook tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul bantal disampingnya.
Jinri menatap garang suami brengseknya itu yang kini tertawa dengan keras. Ternyata Jungkook hanya menggodanya. Ia mengepal tangannya dengan kencang. "Kau benar-benar brengsek, Jeon Jungkook!" ucap Jinri dengan geram.
Jungkook mengusap airmatanya lalu menghentikan tawanya. "Ya! Tidak usah seperti itu. Aku hanya bercanda. Kau benar-benar lucu Shin Jinri. Kau sangat mudah dibohongi dan lihat wajah bodohmu yang tersipu itu sangat menghibur," sahut Jungkook. Laki-laki itu kembali tertawa dengan keras.
Jinri bangkit berdiri. "Ya, aku memang mudah dibohongi karena aku bodoh. Syukurlah aku yang sangat bodoh ini bisa menghiburmu, Jeon Jungkook. Aku permisi! Selamat pagi!" ucap Jinri dengan lantang lalu pergi meninggalkan kamar tersebut dengan membanting pintu.
Jungkook terdiam. Ia menatap pintu kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Apa ia salah? Ya, ia sangat salah. Apa perkataannya sangat keterlaluan? Ya, ia sangat keterlaluan dan ia berhasil membuat Jinri marah padanya untuk kesekian kalinya. Awalnya ia hanya ingin sedikit menggoda gadis itu tapi tanpa sadar ia membuat gadis itu tersinggung dan marah dengan ejekan yang ia lontarkan. Ia bermaksud untuk mencairkan suasana setelah kemarin ia dan Jinri lebih tepatnya ia yang mengalami ketegangan karena Jinri bertanya tentang masa lalunya yang sangat sensitif baginya tersebut. Jungkook mengalihkan tatapannya ke kedua telapak tangannya, jejak-jejak kelembutan dan wangi rambut Jinri masih terasa ditelapak tangannya. Hangat tubuh gadis itu saat didalam rengkuhannya membuat ia merasakan seperti ada aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Jungkook menyentuh dadanya, degup jantungnya semakin kencang.
"Shin Jinri." gumamnya.
-00-
Jinri berkali-kali mendengus lalu melempar pulpennya dengan kasar. Moodnya benar-benar buruk hari ini karena Si Jeon "brengsek" Jungkook manusia paling menyebalkan didunia ini yang sayangnya menjadi suaminya sekarang. Jungkook benar-benar tidak tanggung-tanggung dalam merusak moodnya. Ia benar-benar menyesal mengeluarkan kepeduliannya pada Jungkook tadi pagi. Seharunya ia tidak usah bersusah payah membangunkan laki-laki itu dan dengan bodohnya ia mengeluarkan kata-kata aneh yang dapat mengundang Jungkook untuk menggodanya. Salahkan notes berisi jadwal ujian Jungkook yang sengaja ditempel pada cermin di meja riasnya. Jinri tidak mungkin mengabaikan hal tersebut, ia bisa saja di cap sebagai istri yang teledor oleh keluarga Jungkook karena masalah ujian semester Jungkook. Walau bagaimanapun sekarang statusnya adalah seorang istri, sudah menjadi kewajibannya memperhatikan Jungkook walaupun itu ia lakukan dengan berat hati.
"Jinri-ya, apa kau baik-baik saja? Kau seperti nenek-nenek kurang kasih sayang sekarang," ucap Yerin dengan nada setengah bercanda.
Jinri mengerutkan dahinya. Apa lagi kata-kata aneh yang dikeluarkan sahabatnya itu. Yerin sepertinya mulai terjangkit dengan kekurangwarasan Taehyung kekasihnya tersebut.
"Aku tidak apa-apa," sahut Jinri pelan.
"Ya! Shin Jinri. Kau tidak bisa berbohong padaku. Apa yang terjadi padamu? Apa Jeon Jungkook menyakitimu, hah?" tanya Yerin dengan hebohnya bahkan gadis bersurai blonde tersebut sekarang mengguncang-guncang kedua bahu Jinri dengan kencang.
"Hanya masalah kecil. Kau tau kan aku dan Jungkook memang tidak pernah akur," sahut Jinri dengan senyum.
Yerin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Gadis itu menatap Jinri seperti ada sesuatu yang ingin ia katakana namun ia ragu. Ia ragu harus memberitahukan Jinri tentang kabar ini atau membiarkan gadis itu mengetahui kabar itu sendiri. Ia takut kabar tersebut dapat mengganggu hubungan Jinri dan Jungkook.
"Jinri-ya, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku berharap berita ini tidak mengganggu hubunganmu dan Jeon Jungkook," ucap Yerin dengan wajah serius.
"Berita apa? Ya! Kenapa wajahmu tiba-tiba serius begitu? Kau menakutiku, Lee Yerin," sahut Jinri dengan nada bercanda.
"Ilhoon Sunbae kembali, Jinri-ya. Dia mencarimu," gumam Yerin.
Jinri tercekat. Perkataan sahabatnya itu bagaikan petir disiang bolong baginya. Nama itu sudah lama tidak ia dengar dan sekarang nama tersebut kembali terngiang-ngiang di kepalanya. Entah ia harus bersedih atau bahagia saat mantan kekasihnya itu kembali. Dulu ia memang berharap laki-laki yang pernah mengisi hatinya itu kembali namun saat ini ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Ia tidak berharap lagi mantan kekasihnya itu kembali dan mencarinya.
"Untuk apa ia mencariku? Aku sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Ia kembali itu bukan urusanku," sahut Jinri dingin.
"Apa kau yakin? Bukankah dulu kau sangat berharap Ilhoon Sunbae kembali? Apa kau tidak senang akhirnya Ilhoon Sunbae mencarimu?" tanya Yerin. Ia menatap Jinri sedikit tidak percaya.
"Ia hanya bagian dari masa laluku, Yerin-ah. Aku bukan seseorang yang bisa ia tinggal begitu saja lalu dengan sesuka hatinya ia kembali lagi. Aku sudah melupakannya," Sahut Jinri.
"Apa ini karena Jeon Jungkook? Apa semua ini karena kau menyukai Jeon Jungkook, Jinri-ya?" tanya Yerin dengan tatapan penuh selidik.
Jinri hanya diam dan menunduk. Ia enggan menatap Yerin yang kini tampak penasaran dengan jawabannya tersebut.
Yerin tersenyum menang. "Ternyata aku benar. Kau menyukai Jeon Jungkook, Jinri-ya. Kau tidak bisa berbohong maupun mengelak jika denganku." ucapnya.
-TBC-
Ada yang masih ingat dengan ff ini? Ada yang masih ingat sama Author? :') Entah aku mulai darimana ngomongnya. Aku sudah baca semua komentar/pesan kalian dan aku sedih bacanya. Aku menyesal bikin kalian menunggu lama banget karena aku yang nggak ngelanjut ff ini. Aku sebenarnya sudah nggak minat lagi buat ngelanjutin ff ini, selama berbulan-bulan aku nyari cara biar aku punya minat lagi untuk ngelanjutin ff ini. Aku udah nggak punya feel lagi buat cerita cinta Jungkook-Jinri ini. Hal yang paling sulit menurut aku dari awal adalah menumbuhkan feel di cerita ini biar cerita ini hidup (apaan bahasa lu thor -_-) dan ternyata di tengah-tengah cerita aku bermasalah sama feel itu sendiri. Jujur aku benar-benar terbeban saat ngeliat kalian mulai setiap hari ninggalin komentar "lanjut thor, kapan dilanjutin, kapan update dan bla bla bla". Aku hampir putus asa ditambah kesibukan aku di dunia perkuliahan (please bahasa lu thor -_-) yang bikin aku tambah nggak punya ide maupun minat buat ff ini. Sampai aku tanpa sengaja dengerin lagu "RUN"nya BTS versi Ballad Mix. Lagu itu yang bikin aku punya minat lagi untuk ff ini, lagu itu yang ngebangun feel aku buat ff ini. Selama nulis ff ini, lagu yang aku dengar pun lagu ini. Berterima kasih lah pada abang Momon dkk :') Aku terharu bisa nulis chapter 7 ini walaupun banyak kurang disana-sininya. Maaf kalau ff ini mengecewakan kalian, untuk kedepannya aku berusaha untuk lebih baik lagi. Terima kasih buat kalian yang tetap setia nunggu ff abal-abalku ini #ciumsatu-satu #dibantingreaders xD
Maafkan author juga yang tiba-tiba curhat disini yaa:') mulai sekarang author juga akan memfollback semua readers yang sudah memfollow akun author Littlemonster ini. Untuk yang penasaran Terima kasih untuk dukungan kalian semua #Bow
Catatan: Untuk sosok /? Lee Yerin sahabatnya Shin Jinri, pacarnya Kim Taehyung lihat di media yaa ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top