20. Mama Papa Minta Cucu

Ayoo ramein komennya🧸

- - -

Tak lama setelah aku dan mama mertuaku bermain dengan Saga, Mbak Airin pulang membawa belanjaannya, saat ini kami tengah bersantai di ruang tengah.

"Eh ada kamu, Ver?" sapa Mbak Airin padaku.

"Iya Mbak, Mbak Airin apa kabar?"

"Alhamdulillah Mbak baik, Sehannya mana?"

"Udah masuk kamar adikmu itu Rin, nggak jauh-jauh pasti mantengin laptop," sahut mama yang sepertinya hapal betul kelakuannya Mas Sehan.

"Kalau di rumah Sehan gitu juga, Ver? Maksudnya bawa-bawa kerjaan ke rumah?" tanya Mbak Airin.

Aku mengangguk, "Iya Mbak, biasanya ngecek nilai mahasiswa."

"Harusnya kamu marahin aja Sehannya, kalau di rumah itu fokus sama istri, kerjaan nggak usah dibawa-bawa. Mas Samuel aja kalau ke rumah bawa-bawa kerjaan aku marahin Ver, aku suruh tidur di luar kalau dia nggak nurut."

Aku hanya tersenyum kikuk menanggapi ucapannya Mbak Airin, nyuruh tidur di luar? Orang Mas Sehan aja punya kamar sendiri. Gimana bisa aku memarahi Mas Sehan? Bahkan hubungan kami saja masih begini-begini aja.

"Eh iya anakku mana, Ma?" tanya Mbak Airin setelah sadar tidak melihat Saga bersama kami.

"Tidur, habis main dia kecapean," jawab mama.

Mbak Airin mengangguk, lalu menaruh barang belanjaannya ke dapur.

- - -

Saat ini aku membantu mama mertuaku dan Mbak Airin yang sedang memasak untuk makan malam. Saga sudah terbangun dari tidurnya dan sedang bermain bersama papa mertuaku yang sudah pulang dari memancing, Mas Sehan sendiri masih sibuk di kamarnya.

"Vera duduk aja udah, biar mama sama Airin yang nyeleseiin masak," suruh mama.

"Iya tuh, ini udah mau selesai kok, mending kamu susulin Sehan ke kamar, kalau dia masih kerja suruh berhenti aja," sahut Mbak Airin.

"Nggak papa, aku lanjut bantu aja."

"Jangan, mending kamu panggilin Sehan aja bentar lagi mau makan malam ini," ucap Mbak Airin.

Tak enak menolak lagi akhirnya aku menyusul Mas Sehan ke kamarnya.

Aku mengetuk pintu terlebih dahulu, "Mas?"

"Masuk aja," ucap Mas Sehan dari dalam kamar.

Setelah pintu terbuka, dapat kulihat Mas Sehan yang tengah menatap laptopnya.

"Mas, kita di rumah orang tua kamu loh, kamunya kok malah mantengin laptop terus?" Memberanikan diri aku menegur Mas Sehan.

Mas Sehan menoleh ke arahku, lalu mematikan laptopnya. "Iya, ini sudah selesai," ucapnya.

"Mas, kita kapan pulangnya?" Bukannya aku tidak betah di sini, hanya saja seperti kataku diawal, aku tidak mau menginap, karena akan canggung jika tidur seranjang dengan Mas Sehan.

"Nanti, sehabis makan malam mungkin."

"Kalau disuruh nginep gimana?"

"Ya kamu tolak aja."

"Kok aku? Mas aja yang nolak, aku nggak enak sama mama."

"Kan yang nggak mau nginep kamu."

"Emang Mas mau nginep?"

"Ya terserah."

Aku mendengus kesal, kayak cewek aja sih bilangnya terserah.

- - -

"Saga sini makan dulu jangan lari-larian, nanti tidurnya ngompol loh," tegur Mbak Airin kepada Saga yang berlari-lari memutari meja makan, kami semua sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama.

"Mau sama Ante." Saga berjalan ke arahku.

"Sini Saga biar Tante pangku duduknya." Aku hendak meraih Saga, tapi ternyata Mas Sehan yang duduk di sebelahku meraih Saga duluan.

"Saga dipangku Om aja, kasian Tante Saga kan udah besar," ucap Mas Sehan.

"Saga belat ya, Om?" tanya anak kecil itu dengan polosnya.

"Iya, Saga udah berat nih, tapi Om kan kuat jadi masih bisa pangku Saga," jawab Mas Sehan.

Aku tersenyum gemas melihat interaksi Mas Sehan dan Saga, kenapa mereka lucu sekali sih?

Papa mertuaku berdehem, "Hmm, udah cocok nih."

"Udah cocok apa, Pa?" tanya Mbak Airin.

"Ini loh, si Sehan udah cocok banget jadi ayah."

Aku dan Mas Sehan seketika tersedak saat mendengar ucapan papa, kenapa jadi bahas-bahas ini? Hei, aku belum siap.

"Loh, kok kompak bener keseleknya? Minum dulu, minum." Papa mertuaku tersenyum jahil.

Aku segera meraih cangkir di hadapanku, begitu juga dengan Mas Sehan.

"Jadi kapan nih kalian kasih mama sama papa cucu?" Kali ini mama mertuaku yang bertanya, walaupun dengan nada jahil tetap saja aku ketar-ketir.

"Ini cucu mama sama papa kan udah ada." Aku tersenyum tidak enak seraya menunjuk Saga yang duduk dipangkuan Mas Sehan.

"Maksudnya cucu dari kalian," ucap papa masih dengan senyum jahilnya.

"Do'ain aja, Pa." Aku menoleh kaget saat mendengar jawaban Mas Sehan, apa yang dido'ain?

- - -

Cucu pertama, apakah akan ada cucu kedua? WKWK🤣

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top