14. Selera Sandra
- - -
Saat ini kami sedang berada di kantin, aku dan Mikaila pasrah mendengarkan Sandra yang tengah berkeluh kesah tentang Pak Mahesa, sebelumnya aku memang sudah memberitahunya jika Pak Mahesa belum mempunyai pasangan, alias jomblo. Tahu sendiri kan gimana kelakuan Sandra? Dia langsung tancap gas dong, nggak main-main emang si Sandra.
"Masa nih ya chat gue cuma dibaca doang sama Pak Mahesa, kesel gue anjirr."
"Chat? Emang lo dapet dari mana nomornya Pak Mahesa?" Mikaila menatap tak percaya pada Sandra.
Sandra menoleh ke arahku dan menyengir lebar, tahu kan maksudnya apa? Yah, lagi-lagi aku yang harus repot untuk meminta nomornya Pak Mahesa sama Mas Sehan, untung sahabat tercinta, kalau bukan males deh aku.
Mikaila mengangguk tanda mengerti, "Lo chat apaan emang ke Pak Mahesa?"
"Ya basa-basi aja sih, cuma 'hallo pak, ini Sandra' gitu." Sandra nyengir dengan lebarnya.
Aku dan Mikaila hanya bisa menggelengkan kepala, dasar Sandra! Suka banget malu-maluin diri sendiri.
"Ya terus lo berharap dibales apa, Sandraa? Orang chat lo aja gak penting gitu," heranku.
"Ya kan bisa aja Pak Mahesa bales gini 'hallo Sandra, ini Pak Mahesa' apa susahnya kan bales gitu doang?"
"Iiih bego banget sih lo, ya gak mungkin lah! Orang kayak Pak Mahesa tuh pasti sibuk, mana punya waktu bales chat gak penting gitu." Mikaila menatap gemas ke arah Sandra.
"Tapi Pak Mahesanya lagi online tuh, habis gitu chat gue juga udah dibaca, kenapa gak dibales coba?"
"Bodo amat!" Aku dan Mikaila menyahuti berbarengan, males deh pokoknya sama kelakuan Sandra.
"Lagian nih ya San, selera lo kok bisa tiba-tiba berubah ke Pak Mahesa sih? Ya gue tau sih Pak Mahesa emang ganteng banget, tapi ya kenapa tiba-tiba Pak Mahesa coba?" Aku mengangguk menyetujui pertanyaan Mikaila.
Padahal nih ya, sebelumnya Sandra udah tergila-gila sama Sandy, tapi semenjak itu cowok katanya udah punya pacar, Sandra milih buat mundur dan malah berakhir mau deketin Pak Mahesa, random banget kan sahabatku yang satu itu.
"Gue juga gak ngerti kenapa, dahlah pusing gue," sahut Sandra.
"Kita lebih pusing!" seruku dan Mikaila kompak.
- - -
"Eh gue pulang duluan ya, udah ditelpon nyokap soalnya," pamit Mikaila.
"Gak ada kelas lagi?" tanyaku.
"Gak ada, yaudah gue pulang yaa beb."
"Iya, hati-hati lo," ucapku dan Sandra berbarengan.
Sepulangnya Mikaila hanya ada aku dan Sandra berdua, lagi-lagi Sandra membahas Pak Mahesa.
"Saranin dong Ver, gue mesti gimana biar dinotice sama Pak Mahesa?"
"Lo samperin terus lo tembak aja Pak Mahesanya langsung." Sungguh saran yang gila memang, lebih gila lagi kalau sampai Sandra nekat memakai saranku itu.
"Apa gak terlalu bar-bar?" tanyanya.
"Ya menurut lo aja anjir?!" Bisa-bisanya Sandra masih mempertanyakannya padahal hal itu sudah jelas sangat memalukan jika sampai benar-benar terjadi.
"Gue tuh masih bingung ya San sama selera lo, kok bisa-bisanya dari Sandy beralih ke Pak Mahesa?" tanyaku gemas.
"Gue juga bingung Ver, intinya kalau cowok ganteng terus single itu selera gue! Tapi kalau udah ada pawangnya gue auto gak selera sih."
Aku hanya bisa melongo, lalu menenggelamkan kepalaku ke atas meja, pusing dengan kelakuan Sandra yang astagfirullah.
- - -
Rivera🧸
Sandra🐬
Mikaila🐰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top