Bab 2

"Alden, Bunda mau bicara sama kamu!" Teriak Ika, Ibu dari Alden.

Alden menelan ludahnya, sekarang terasa kering banget tenggorokannya. Setelah mendengar teriakan sang bunda. "Ya bunda sayang, aku datang."

Bunda Ika sudah berdiam diri di meja makan, Alden datang dengan sedikit berlari dari lantai dua dengan pakaian sudah rapih untuk berangkat kerja. Ia mengambil tempat duduk di depan bundanya. Makanan sudah terhidang banyak di atas meja.

"Bunda hari ini cantik banget deh, pasti bunda beli makeup bagus kan kemarin?"

Bunda Ika hanya menatap tajam anaknya. "Udah ada menantu bunda?"

"Papah mana bun? ga keliatan pagi ini. Ga sarapan emang papah?"

"Jangan suka mengalihkan topik ALDEN! Papahmu sudah berangkat kerja daritadi. Sekarang jawab pertanyaan bunda, kamu tau kan. Kalau minggu sekarang ada kumpul keluarga, Bunda mau kamu bawa teman perempuan kamu yang akan bunda kenalkan sebagai menantu. Kalau tidak ada, maka bunda akan bilang papah. Dan suruh papah buat ngeluarin kamu dari perusahaan."

Alden menatap jam tangan, lalu tersenyum kepada bundanya. "Bunda cantik tenang aja, Minggu kan? Masih ada 5 hari 135 menit 40 detik. Aku pasti bawa wanita cantik ke hadapan bundaku yang selalu cantik." 

"Kamu ini, sama aja kaya papah sukanya gombalin bunda terus. Awas kalau sampai ga bawa calon menantu bunda, sekarang kamu makan terus berangkat kerja."

Alden mengangguk semangat, ia mengambil beberapa lauk diatas meja. Sambil makan, sesekali ia melirik hpnya yang terus saja berbunyi pesan whatsApp. 

"Bunda mau pergi ke butik hari ini, papah kamu transfer bunda 100 juta hari ini. Dan harus bunda habisin, kalau engga bunda ga akan dapat jatah uang lagi. Papah kamu itu rada-rada kayanya."

Tawa Alden menggelegar. "Kalau Papah rada-rada, aku apa dong Bun."

"Kamu sama gilanya sama papah."

Lagi-lagi Alden tertawa terbahak-bahak mendengar gerutuan sang bunda.

"Bunda doain kamu keselek."

"Uhug uhug..." Alden memukul dadanya yang sakit akibat tersedak. "Bunnn..."

Bunda Ika tertawa dan pergi begitu saja dari meja makan, membiarkan anaknya yang tersedak. "Rasain tuhh..."

***

Camilla sedang menggambar beberapa desain baju yang akan di buatnya. Ada seorang wanita kaya yang ingin membuat dress cantik di butiknya.

"Bu Camilla ada tamu di depan." Ucap Kayya, pegawai di butiknya.

"Baik bentar." Camilla menyimpan pensilnya dan berjalan keluar ruangan. Disana terlihat ada empat ibu-ibu yang sedang duduk di sofa.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya Camilla.

"Oh hai, saya dapat rekomendasi dari teman saya yang kemarin ikut pameran kamu. Katanya desain-desain kamu bagus." Jawab salah satu ibu disana yang bernama Muti.

Camilla tersenyum. "Terima kasih nyonya, maaf saya kurang sopan tadi tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan nama saya Camilla pemilik dan perancang semua desain baju disini. Kalau saya boleh tau, nyonya yang cantik ini mau desain baju apa?"

"Saya Ika, saya mau bikin baju buat jalan-jalan aja. Ga norak tapi elegan."

"Baik, saya perlihatkan dulu desain-desain sebelumnya dan bahan yang akan digunakan. Siapa tau nyonya-nyonya ada yang ingin desain yang hampir mirip." Camilla membawa buku desainnya dan memperlihatkan kepada ibu-ibu yang ada di hadapannya. 

"Bagus tuh, saya mau desain kaya gitu." Ucap Bu Ika.

"Baik." Berlanjut membahas kain dan desain-desain lainnya. "Nyonya sambil di minum, maaf saya hanya ada ini disini."

"Terima kasih Camilla." 

Tiba-tiba HP Ika berdering, menampilkan nama suaminya. "Halo sayang."

"Sayang uangnya udah dipakai belum?!" Teriak Zavi.

"Sayang tenang calm ok, aku baru gunain berapa yaa.. berapaa camilla?"

"30 juta bu." Jawab Camilla.

"Tuh sayang baru kepake 30 jutaaa.... aku bingung harus beli apa lagi."

"Kamu itu yang, bulan kemarin kamu ga minta uang belanja. Sekarang disuruh abisin aja masih ga bisa. Kamu maunya apa sih?"

"Ko jadi marah-marah sama aku sih sayang?"

"Habisnya, kamu mah gitu. Orang lain mau kaya kamu, sedangkan kamu ga mau."

"Bukan ga mau sayang, aku cuman ga terbiasa menghambur-hamburkan uang dengan waktu cepat."

"Hah terserah kamu aja. Cape aku sama kamu, ga mau kurang uang aku."

"Oh kamu mau gitu aja? Ok cari sana perempuan lain yang mau habisin uang kamu. Dan aku juga bakal cari pria lain. Bye!" Ika mematikan teleponnya dengan emosi dalam jiwa. "Saya heran punya suami sukanya di porotin aja. Camilla nanti kamu jangan cari suami kaya gini ya."

Camilla tersenyum canggung. "Baik bu."

"Camilla udah ada calon?" Tanya Bu Muti.

"Belum." Jawab Camilla.

"Udah jangan cari dulu karir dulu aja." Timpal Bu Sarah.

"Tapi jeng, ga baik terlalu lama juga." Ucap Bu Ika.

"Doain aja ya nyonya, saya cepat dipertemukan jodohnya aamiin." Ucap Camilla.

Setelah menentukan bahan dan desain, ibu-ibu itu pulang dan Camilla bisa bernafas dengan lega. Ngobrol dengan ibu-ibu ternyata menguras tenaga juga. Apalagi perbicangannya seputar rumah tangga.

"Bu, ada yang datang lagi. Tapi kali ini pria." Ucap Kayya.

"Kamu aja deh yang tangani, Saya cape mau tidur."

"Baik bu."

Camilla merenggangkan badannya dengan tangan ke atas sambil berdiri "Akhhh pegel banget hari ini." Lalu ia menggaruk perutnya sambil kentut.

"Aduhhh bau apa ini." Ucap seseorang.

Camilla menoleh ke belakang. "Kak Alden ngapain kesini?" Cepat-cepat ia merapihkan penampilannya.

"Mau beli jas dari kamu. Tapi aku ga mau di layani pegawai kamu." 

"Dia bisa ko, sama dia aja ya kak."

"Engga, aku tunggu diluar. Di sini bau banget sama kentut kamu. Cantik-cantik kentutnya bau jengkol." Alden keluar dari ruangan Camilla sambil ternyata pelan.

"ALDEN SIALANNNN!!!!! Ngapain juga lo masuk, maluuuu ahhhhhhhhhhh."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top