Belatung di Westafel

"Mar, aku mau makan, satu pun tak ada piring bersih."

"Iya, belum dicuci," sahutnya, dia muncul dari arah dapur, dengan daster bergelimang tepung. Ya, ampun, apa di rumah ini tidak ada lap tangan? Sampai-sampai dia menjadikan dasternya sebagai lap?

Aku mendecakkan lidah, dua Minggu kerja di luar kota, pas pulang, mendapatkan kejutan, rumah seperti kapal pecah, panci sudah berada di ruang tamu, kain berserakan di sana sini, dan ... Aku langsung mual. Saat kulihat, westafel dengan piring kotor, dikerumuni binatang menjijikkan. Belatung.

"Huweeek."

Aku berlari ke kamar mandi, perut kosong, tapi masih memuntahkan air.

"Mas, kamu kenapa? Sakit?" tanya dia tak bersalah. Aku memandangnya kesal.

"Itu, piring sudah berapa lama tak dicuci?"

"Hehehe." Dia tersenyum bodoh, memuakkan. "Kerannya rusak."

"Kan, bisa diangkat ke kamar mandi, bisa cuci di sana. Ya ampun." Aku berlalu, berusaha menahan mataku agar tak melihat ke westafel.

Entah apa saja kerjanya di rumah, kami masih terhitung sebagai penganten baru, baru tiga bulan menikah. Aku bekerja di luar kota di perusahaan tambang minyak. Gajiku lebih dari dua puluh lima juta sebulan dan dua puluh jutanya kukasih ke dia. Lalu apa ini?

Bukannya bisa melepas lelah saat di rumah, aku malah tidak betah. Rasa lapar langsung hilang, berganti dengan rasa aneh di perutku, apalagi terbayang binatang menjijikkan yang sudah berpesta pora di westafel.

"Sampai kapan kamu mau begini, Marni? Setidaknya, bersihkan rumah, cuci piring dan bersihkan dirimu, apa kau nyaman dengan kamar seperti ini?" tanyaku, mataku menangkap selimut masih bergulung dan alas kasur yang sudah tanggal dari tempatnya.

"Maaf, Mas." Dia menunduk.

Aku menghela nafas, jangan salahkan aku yang tak pernah menyentuhnya, baru mendekat, aku sudah kehilangan selera. Saat mencium bau yang tidak sedap dari tubuh istriku, yang bernama Marni.

***
Di Karya Karsa udah tamat

Link
https://karyakarsa.com/Gleoriud/marni-istri-super-jorok-seri-ke-1

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top