57 : Couple Day

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Indomaret, selamat belanja."

.

.

.

Tama masih memilih-milih minyak wangi di indomaret, sedangkan Aqilla sibuk mencari spaghetti dan bumbunya.

"Masih bingung?" tanya Aqilla yang baru saja selesai membeli bahan-bahan makanan untuk mereka masak berdua.

Tama masih saja menyemprot sedikit minyak wangi dan menghirup aromanya.

"Pake yang biasa aja sih, aku suka wanginya," ucap Aqilla.

Tanpa pikir panjang, Tama langsung mengambil minyak wangi yang biasa ia gunakan. Mereka berjalan ke kasir dan membayar belanjaan.

"Kamu udah mutusin mau KKN kemana?" tanya Tama.

"Udah dong."

Hari ini menu makan mereka berdua adalah spaghetti, karena beberapa hari lagi Aqilla harus menjalani kuliah kerja nyata di luar kota, maka mereka memutuskan untuk membuat pesta kecil-kecilan berduaan.

Mereka berdua berencana untuk memasaknya bersama di rumah Aqilla malam ini. Dengan vario birunya, Tama membonceng Aqilla pulang ke rumahnya.

"Di rumah kamu ada siapa aja?" tanya Tama yang sedang mengemudi.

"Aku kan tinggal sendiri," jawab Aqilla.

Aqilla hidup sebatang kara, Ibunya sudah meninggal dan ayahnya bekerja di luar kota, ayahnya pulang hanya beberapa bulan sekali. Rumah di Jogja merupakan rumah peninggalan kakek dan neneknya yang sudah tidak ada.

"Kita berdua doang?"

"Iya, kenapa emangnya?" tanya Aqilla.

Tama sudah bukan anak-anak lagi, ia sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Membayangkan ia hanya berdua di rumah Aqilla membuat jantungnya berdebar kencang. Aqilla menjitak helm Tama, "Jangan mikir yang aneh-aneh," ucapnya.

Sesampainya di rumah Aqilla, Tama memarkirkan motornya di garasi, tepat di seblah vespa kuning Aqilla. Ia melepas sepatunya dan masuk dengan menggunakan kaos kaki berwarna hitam.

"Bahan-bahannya beresin dulu aja ya, aku mau ganti baju dulu," ucap Aqilla pergi masuk ke dalam kamar.

Mengingat berteman dengan Andis dan Dirga yang terkadang membicarakan hal-hal jorok membuat Tama jadi memikirkan hal-hal serupa. Ia memikirkan Aqilla akan keluar dengan pakaian yang sexy, mengingat ia berada dirumahnya.

Namun Tama menepis pikiran-pikiran itu dan mulai membereskan bahan makanan. Jujur saja, ketimbang Aqilla, Tama lebih mahir dalam urusan mengolah dapur. Dari mulai meracik minuman, memasak makanan dan membersihkan peralatan dapur, Tama ahlinya.

Bakalan ga ketemu Aqilla sampe dia selesai KKN, harus buat sesuatu yang spesial, batin Tama.

"Udah dirapihin?" tanya Aqilla keluar dari kamar.

It's show time! batin Tama sambil menoleh cepat ke arah Qilla.

Aqilla mengenakan kaos putih biasa dengan celana tidur panjang. Seketika pupus harapan Tama, membuatnya kembali bermuka datar.

"Kamu kenapa?" tanya Aqilla.

"Gapapa," jawab Tama singkat.

"Kenapa sih? kayak lagi kenapa-kenapa deh?" tanya Qilla.

"Gapapa sayaang," sambil mencubit pipi Aqilla lalu tersenyum kembali.

Mereka mulai mengolah bahan yang ada. Aqilla mulai merebus pasta dan Tama mulai mengiris bawang bombai lalu menumis bawang bombai tersebut bersamaan dengan daging cincang dan dipadukan dengan saus bolognese secukupnya. Aroma yang lezat mulai tercium.

Aqilla memeluk Tama dari belakang sambil melihat bumbu yang Tama buat, "Kamu jagonya kalo urusan dapur," ucapnya sambil tersenyum.

Tanpa berkata apa-apa, Tama mengaduk-aduk bumbu spaghetti sambil tersenyum.

"Aqilla, jangan lupa spaghetti nya," ucap Tama.

"Iya ga lupa kok," masih sambil memeluk Tama dari belakang.

"Nanti gosong."

"Ih mana ada direbus jadi gosong?" ucap Aqilla yang melepaskan dirinya dari Tama, sambil ia menjitak kepala Tama.

Aqilla mulai menyaring spaghetti dan meletakkannya di piring besar, "Udah jadi deh."

Ia mengambil pasta itu dan menuangkan saus yang Tama buat, kemudian mencicipinya.

"Enaaaak!" ucapnya yang senang karena saus buatan Tama yang enak.

"Jago kan aku," ucap Aqilla sambil memakan lagi spaghetti nya.

"Iya, jago," balas Tama sambil memandangi gadis pujaannya yang puas dengan masakannya.

"Kamu ga makan?" tanya Qilla yang melihat Tama hanya diam memandanginya.

"Nunggu kamu selesai," balas Tama.

"Kok gitu?"

"Biar kamu suapin hehe," modus Tama.

Selesai mereka makan, Tama pergi ke toilet dan meninggalkan hp nya.

Kalo dipikir-pikir, aku belum pernah liat-liat hpnya Tama, batin Aqilla dan mengambil hp milik Tama.

Tanpa pola, Aqilla dengan mudah membuka hp Tama dan melihat-lihat isinya. Ia membuka beberapa aplikasi sosial media dan melihat notif serta DM. Di instagram banyak yang meminta untuk follow, namun karena akun private, Tama sepertinya mengabaikan orang-orang itu. Beberapa wanita mengajaknya berkenalan, namun Tama hanya membacanya saja tanpa membalas sepeser katapun, membuat Aqilla tersenyum dan yakin bahwa Tama adalah satu-satunya spesies pria yang setia di muka bumi.

Hingga ia menemukan pesan dari seorang wanita bernama Annisa pratama, Tama nampak banyak sekali berbicara dan tak sedikitpun curhat dengannya.

Tama ga pernah cerita? batin Aqilla.

Tama kemudian kembali dari toilet dan duduk sambil menatap Aqilla.

"Kamu kenapa cemberut?" tanya Tama.

"Gapapa," jawabnya ketus.

"Aku kelamaan ya pipisnya?" tanya Tama yang sontak membuat Aqilla yang sedang bad mood menjadi menahan tawa.

"Mungkin lain kali aku coba percepat akselerasinya deh," sambil Tama terlihat berpikir dengan wajah bodohnya.

"Ih Tama apaan sih, mana bisa begitu hahaha," ucap Aqilla yang tak kuasa menahan tawa.

Aqilla tak membuka topik tentang wanita yang bernama Annisa pratama itu, ia mencoba berpikir positif dan menghiraukannya.

Tak terasa mereka berdua asik bermain hingga hari mulai gelap, Tama berpamitan untuk segera pulang. Ketika menemani Tama keluar, Aqilla menahan Tama dengan menarik tangannya sehingga Tama sontak berhenti melangkah.

"Kamu cuma suka sama aku kan?" tanya Aqilla murung.

Tama membelai rambut pendek Aqilla, "Dan semua kekurangan kamu," ucapnya dengan senyum khasnya yang polos.

Aqilla menarik kerah baju Tama dan mencium Tama, membuat pria itu kaget.

"Jangan deket-deket sama cewek lain."

Tama hanya diam seperti patung, ia tak bergerak sedikitpun.

"Hallo?"

"Tama?" ucap Aqilla lagi, mencoba menyadarkan Tama.

"Lagi boleh?" pinta Tama nambah.

"Enggak!" balas Aqilla yang masuk ke dalam sambil menutup pintu.

Di perjalanan pulang, Tama masih ternginag-ngiang dengan ciuman spontan dari Aqilla. Melewati area perkebunan yang sepi dan gelap, tiba-tiba saja dari pinggir jalan muncul harimau. Melihat ada seekor harimau tentu saja memecahkan lamunan indah Tama dan ia berusaha menghindar, namun karena posisi kendaraan yang agak cepat dan jalanan licin ia tergelincir hingga terjatuh.

***

Suasana di mantra sudah mulai sepi, mungkin karena sebentar lagi jam oprasional akan segera berakhir.

Tara baru saja datang setelah aktifitas di luar, "Septa mana Tir?"

"Lagi keluar dia, ada urusan katanya sama Anna," jawab Tirta sambil membaca buku komik detektif conan.

Tara celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Cari apa lu?" tanya Tirta.

"Pacarnya Tama ga dateng ya?"

"Yahelah, udah punya orang itu woy!"

"Oh iya, Tama kok masih belum pulang ya?" tanya Tirta.

"Aqilla bentar lagi mau KKN keluar kota, dia palingan lagi main sama Qilla," celetuk Andis.

"Lagi ena-enaaaa," sambung Andis lagi.

"Bego!" Dirga menjitak Andis.

"Kalo lu mah percaya gua Dis, kalo Tama mah anak baik dia, ga akan begitu," sambung Dirga.

***

"Mil, Lu ga dateng rapat?" tanya Bayu Martawangsa lewat hp milik Emil Wijayakusuma.

"Tadi pas on the way, ga sengaja bikin orang kecelakaan gua," jawab Emil.

"Lah gimana itu coba."

"Ini gua lagi gua obatin orangnya, dia jatoh lumayan kenceng sampe pingsan."

Beberapa jam berlalu, Tama yang sempat pingsan karena kecelakaan akhirnya membuka mata, sesosok pria berkemeja merah sedang duduk sambil memainkan hp.

"Di mana ini?" tanya Tama.

Sontak membuat Emil kaget, "Eh udah sadar."

"Jangan banyak gerak dulu, tadi lu abis kecelakaan," ucapnya.

Tama merasakan sakit di sekujur tubuhnya, banyak lecet dan robek pada kulitnya.

"Istirahat aja dulu, besok gua anterin pulang kalo udah baikan," ucap Emil sambil tersenyum.

***




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top