5 : Kopi Mantra

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kedatangan pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Segerombolan anak kampus kira-kira sebanyak enam orang mencari-cari spot kosong yang bisa mereka tempati untuk menyeruput kopi sembari berbincang ringan. Dua di antaranya datang ke arah bar untuk memesan.

"Disini menu spesialnya apa ya mas?" Tanya seorang wanita yang memakai kemeja putih.

"Disini semuanya spesial kak" Jawab Andis.

"Kok bisa gitu? dimana-mana menu spesial kayaknya cuma satu deh mas" Celetuk wanita yang berjaket kuning.

"Pertama, karena saya yang kebetulan jaga toko jadi semua menunya spesial." Andis menjawab sambil tersenyum, ia kembali berkata....

"Kedua, semua makanan & minuman yang dibuat sepenuh hati itu gak ada yang gak spesial kak, yang kami sediakan disini adalah menu-menu unggulan yang bisa kami suguhkan."

Wanita kemeja putih itu membalas Andis...

"Berarti harus enak semua loh ya mas?"

"Suka gak suka cuma masalah selera kak, klo kakak gak suka sama suatu makanan/minuman bukan berarti mereka itu gak enak, mereka hanya belum menemukan penikmatnya." Ucap Andis.

"Ah pinter ngomong nih masnya, yaudah deh kalo gitu pesen satu milkshake vanilla, dua Green tea latte, satu kopi Toraja ya mas, lu pesen apa Var?" Tanya wanita bejaket kuning kepada wanita kemeja putih.

"Gue Kopi Temanggung Excelsa deh, lu pesen apa ndah?"

"Lu duluan deh Var, gua mau ngobrol sama mas nya dulu sebentar." Jawab Wanita berjaket kuning.

"Cieee...ciee..."

"Apaan si lu Var wuuuu."

"Oke gua cabut duluan ya." Wanita kemeja putih itu pergi menuju teman-temanya yang sedang berbincang sambil tertawa-tawa di sudut kafe itu.

"Mas yang pilihin menu buat aku ya, coba mas liat aku." Ucap wanita yang masih di bar itu.

"Oh iya, nama aku Indah." Menjulurkan tanganya untuk bersalaman.

"Andis."

"Aku gak terlalu suka pahit, tapi kalo kemanisan aku juga gak suka, coba ya mas pilihin menu yang pas buat aku, harus spesial dong ya?"

"Oke kak, ditunggu aja dimeja, bayarnya bisa belakangan, saya pilihin menu terbaik buat kakak versi saya."

"Awas kalo ga enak ya mas Andis." Indah berjalan menuju kawanan nya.

Beberapa menit berlalu.....

Andis datang membawa sejumlah menu yang telah dipesan dan meletakan nya di meja

"Satu milkshake vanilla, dua Green tea latte, satu kopi Toraja, satu Temanggung Excelsa, Satu Vanilla Affogato spesial buat kak Indah."

"Affogato itu apa ya mas? terus kenapa pilih nya Affogato ini buat aku?" Tanya Indah.

"Affogato yang secara etimologi berarti 'tenggelam' atau 'ditenggelamkan' dalam Bahasa Italia adalah minuman atau makanan pencuci mulut yang terdiri dari es krim (gelato) dan dilumuri espresso." Jawab Andis.

"Kenapa saya memilih menu Affogato, karena rasa pahit espresso ditambah es krim vanilla adalah kombinasi paling cocok untuk kak Indah, es krim vanila merupakan es krim yang 'paling netral'. Sehingga saat espresso hadir di atasnya, rasa kuat espresso dinilai tidak hilang bersama rasa es krimnya. Vanila memberi keseimbangan yang menyenangkan untuk menu affogato apa lagi untuk orang yang gak terlalu suka manis." Lanjut Andis.

Indah dan teman-temanya memberikan tepuk tangan kepada Andis karena sangat puas dengan jawaban Andis.

"Oke aku cobain dulu ya." Indah mencicipi segelas Affogato spesial itu.

"Asli sih ini enak banget, pas banget di mulut, rasa pahitnya gak begitu strong dan manisnya tuh gak alay, pas banget, mas Andis kopi buatanmu, numero unoooooo."

"Andis udah kayak nama host Podcast mantra radio aja ya." Celetuk seorang lelaki berkemeja kotak-kotak.

"Parade tengah malam yak?gue juga suka dengerin tuh tiap malam jumat." Timpal seorang lelaki yang memakai kaus hitam.

"Lah iya, saya Andisagara yang punya podcastnya, namanya mantra radio ya gara-gara tinggal di mantra coffee sih." Ucap Andis.

"Seriuuusss?"

"Iya serius." Jawab Andis.

"Kebetulan nih kalo gitu, kita berenam lagi mau cerita horror, jadi kita bakalan cerita bergantian orang yang bercerita bergantian searah jarum jam, mas Andis mau ikutan?"

"Jangan panggil mas deh, saya masih semester satu. Dan lagi saya masih jaga toko, mungkin nanti kalo shift saya gantian dan masih pada cerita, saya ikutan deh."

"Beneran ya dis, kita tungguin nih." Ucap Varah.

Andis kembali ke bar untuk melanjutkan pekerjaanya.

"Tam lu gantiin gue jaga dulu ya?" Ucap Andis kepada Tama.

"Lah kenapa lu emang? mau kemana?"

"Mau join sama anak-anak yang disitu, ada urusan sebentar gue tam."

"Lu lagi bikin apa itu? kan lagi gak ada order dis" Tama melihat Andis yang sedang repot membuat secangkir kopi.

"Menu tersembunyi Tam."

"Kopi Mantra? ada yang ketempelan dis?"

"Cewek yang pake kemeja putih itu Tam, ada aura yang ga ngenakin dari dia, ga keliatan sih wujudnya apa, yang jelas ada sesuatu yang nempel dan berniat menyakiti Tam, cabut dulu ya gue." Andis berjalan menuju meja Indah dan kawan-kawan.

"Masih pada cerita nih? join ya." Ucap Andis sambil mengambil satu bangku yang sedang tidak digunakan.

"Hayuk silahkan mas Andis." Para mahasiswa itu mempersilahkan Andis untuk bergabung.

"Buat kak Varah, nih kopi spesial, diminum ya kak." Andis menyodorkan secangkir kopi hitam.

"Aku ga suka kopi item loh." Ucap Varah sambil melihat gelas kopi itu.

"Ini tuh obat, saya tau kak Varah lagi sakit kan? sedikit aja dicoba, ini kopi obat loh kak."

"Kok tau sih aku lagi kurang sehat? okedeh tapi sedikit aja ya." Varah menyeruput kopi itu.

"Paraaaaaah! enak banget, kopi item ada ya yang seenak ini?" Ucap Varah yang sangat puas dengan kopi bikinan barista indigo itu.

"Cobain dong Var." Indah mencoba kopi hitam itu, dan kemudian tampak raut wajah yang sepertinya tidak puas.

"Apaan sih Var, lu ngerjain gua ya? orang gak enak gini.

Kemudian keempat orang lainya ikut mencicipi dan sepakat bahwa kopi itu rasanya TIDAK ENAK!

"Ini kopi apa mas? kok ya rasanya kayak kurang layak dijual gitu?" Ucap lelaki berkemeja kotak-kotak.

"Lu pada kenapa sih, orang kopinya enak banget gitu kok, gua suka." Kemudian Varah menghabisi kopi itu, teman-temanya heran melihat Varah yang sanggup menghabisi kopi yang tidak sedap itu.

"Itu kopinya emang ga enak, makanya ga dijual juga sih." Ucap Andis dengan santainya.

"Terus kenapa dikasih kita?" Protes yang lainya.

"Kan saya bilang spesial buat kak Varah, kenapa malah ikutan nyoba?" Jawab Andis.

"Abisnya Varah bilang enak, mukanya sampe kayak gitu, ya makanya kita semua nyobain biar tau seenak apa rasanya, eh malaah...."

"Wajar kalo manusia ga doyan." Celetuk Andis.

"Hah?" Semua terheran-heran mendengar pernyataan Andis.

"Helloooo...maksud nya aku setan gitu?bukan manusia?" Celetuk Varah.

"Bukan kak Varah yang setan, tapi sesuatu yang menepel sama kak Varah setanya."

Jlebb.....Semua terdiam mendengar pernyataan Andis, memang belakangan ini Varah sering bercerita tentang seorang gadis menyeramkan di dalam mimpinya kepada teman-temanya, tapi yang jadi pertanyaan bagaimana orang ini (Andis) tau tentang cerita itu? bahkan berdasarkan giliran Varah belum memulai ceritanya.

Andis menceritaka tentang dirinya dan kemampuanya, dia berkata bahwa memang sosok hantu itu tidak jelas, yang pasti adalah aura gelap pada Varah dan juga diperkuat bahwa Varah ternyata menganggap kopi mantra itu sangat enak, sedangkan kopi mantra itu adalah kopi yang biasanya dipakai untuk sesaji kepada makhluk halus, hanya orang yang sedang ketempelan yang berpendapat bahwa kopi itu enak rasanya.

Varah mulai bercerita bahwa ia memang belakangan ini bermimpi aneh dan bertemu seorang gadis kecil yang menyeramkan, gadis itu membawa boneka yang tidak kalah menyeramkan dan selalu memberi teka-teki, jika Varah gagal menebak teka-teki itu malah Varah akan terluka sesuai kesepakatan dengan iblis tersebut.

"Anak-anak yang hidup tanpa ibunya, terinjak-injak sepanjang hidupnya."

"Banyak tubuh dibedah, banyak tubuh dipotong, tapi bukan ruang operasi."

itu pertanyaan teka-teki yang gadis kecil itu berikan, dia memberikan waktu satu hari dan malam setelahnya dia datang kembali untuk menagih jawaban tersebut. Varah berkata bahwa ia gagal menjawab keduanya dan gadis kecil itu mengambil kakinya, seketika Varah terbagun dari tidur dan merasakan bagian pinggang kebawah seakan mati rasa, ia melihat kearah lemari dan melihat sepasang kaki mengambang, kemudian ia tidak mengingat apa-apa dan kembali terbagun saat pagi.

Saat di sekolah Varah terjatuh di tangga depan laboratorium biologi, barulah ia sadar.

"Anak-anak yang hidup tanpa ibunya, terinjak-injak sepanjang hidupnya."

Jawabanya adalah "Anak Tangga."

"Banyak tubuh dibedah, banyak tubuh dipotong, tapi bukan ruang operasi."

Jawabanya adalah "Laboratorium biologi."

Kemudian Varah pincang selama beberapa pekan.

.

.

.

Bersambung......

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top