24 : Pengejaran

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Sementara Dirga dan Uchul mencari Suratma, Andis bersama pegawai Karma kafe yang bernama Kiddie sedang mengejar Karmila yang di sesatkan oleh makhluk yang menyerupai ibunya.

*Jika para pembaca mengikuti film avatar the legend of aang mungkin familiar dengan mahluk seperti 'Koh si pencuru wajah' nah kira-kira seperti itu para mahluk ini.

Andis mengikuti Kiddie yang sedang berlari.

"Lu tau kemana kita bakalan pergi?" tanya Andis pada Kiddie.

"Ke sarang para shadows" ucap Kiddie.

"Shadows?" tanya Andis tak mengerti.

"Mereka adalah jenis jin yang menyerupai manusia"

"Gimana kalo Mila ga di bawa ke sarang?" tanya Andis yang sebenarnya takut.

"Aroma" ucap Kiddie.

"Saya punya penciuman yang tajam" sambung Kiddie sambil berlari.

Tiba-tiba Kiddie berhenti melangkah.

"Jangan pikirkan siapapun, mereka bisa melihat ke dalam diri kita dan menyerupai orang-orang yang kita pikirkan" ucap Kiddie memperingati Andis.

"Kenapa mereka nyulik Mila?" tanya Andis.

"Mereka memakan arwah-arwah segar yang baru saja tiba di alam Suratma setelah mati"

"Tapi Mila kan masih hiudp"

"Justru itu kita harus bergegas" sambil Kiddie melanjutkan pengejaran.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menerjang Andis dengan cepat, namun Kiddie mengeluarkan pisau yang ia bawa dari dapur dan menebas sesuatu itu. Sesuatu itu langsung lenyap menjadi kepulan asap hitam.

"Mulai dari sini, jangan hilang fokus" ucap bocah kecil itu.

Dari kegelapan, muncul dua mahluk berwarna hitam berbentuk seperti anjing dengan mata merah menyala.

"Apaan itu?" tanya Andis.

Kiddie melempar pisau itu ke arah mahluk bersosok anjing dan mengenai salah satu mahluk itu, kemudian Kiddie tiba-tiba berpindah dari tempatnya berdiri ke tempat mahluk yang tertusuk itu bagaikan berteleportasi, dengan cepat ia menusuk mahluk yang satunya.

"Jangan takut, mereka memakan ketakutan manusia dan menjadikannya sumber kekuatan" ucap Kiddie.

"Itu gimana caranya bisa pindah gitu?" ucap Andis yang tercengan melihat kemampuan Kiddie.

"Manusia ga akan bisa, itu kemampuan dewa kematian" ucap Kiddie.

"Lu juga dewa kematian kayak Yama?"

"Bukan" jawabnya singkat.

"Tapi lu kok bisa begitu?" tanya Andis heran.

"Tuan Yama yang mengajarkan kami bertiga"

Tiba-tiba muncul sosok wanita bergaun hitam dengan kuku-kuku yang jatam, ia berdiri beberapa meter dari Kiddie dan Andis, kemudian wanita itu menyeringai ke arah Andis.

Sosok wanita itu tiba-tiba menghilang di tengah kabut yang gelap, Andis mencari dengan matanya kemana mahluk itu menghilang. Tiba-tiba dari belakang Andis, kuku-kuku tajam itu menyerang. Kiddie melindungi Andis dengan tubuhnya, ia tercabik kuku-kuku tajam itu.

"Kiddieeee" teriak Andis.

Namun ternyata Kiddie masih berada di tempatnya, anak kecil yang menyelamatkannya bukanlah sosok Kiddie. Andis mendekati sosok anak kecil itu, sementara Kiddie mengejar sosok wanita bergaun hitam.

Anak kecil itu menoleh ke arah Andis sambil berkata.

"Yo brader" sambil tersenyum.

"Arka" 

Andis mendekat dan memeluk bocah itu.

"Ini betulan elu kan?" tanya Andis.

"Iyalah"

"Gua kangen banget" sambil tak kuasa menahan air matanya.

"Jangan sedih brader, gua yang paling ngerasain apa yang lu rasain, anak kembar itu saling terhubung"

"Selama ini gua coba buat berkomunikasi sama lu, tapi ga pernah bisa" ucap Arka.

"Tapi hantu-hantu yang lain kok bisa?" tanya Andis dengan wajah di penuhi air mata.

"Entahlah"

"Gua cuma mau minta maaf" ucap Arka.

"Lu ga salah apa-apa kok brader" ucap Andis.

"Gara-gara gua, lu jadi bisa ngeliat apa yang harusnya ga bisa lu liat" ucap Arka sambil murung.

"Masa-masa kecil yang harusnya lu abisin dengan penuh tawa, jadi berubah total semenjak lu bisa ngeliat mereka kan?"

"Justru karena lu, gua bisa ngeliat lagi, yang harusnya merasa bersalah itu gua, karena hidup dengan mata saudara gua yang meninggal karena insiden yang sama"

Kematian yang menyebabkan Arka meninggal adalah sebuah kecelakaan yang terjadi saat dia  dan Andis masih kecil. Andis kecil kehilangan kedua pengelihatannya, sedangkan Arka kehilangan nyawanya. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi transplantasi kornea dari jenazah sang kakak. Dan alhasil Andis mendapatkan pengelihatan nya kembali dengan kedua mata Arka. Setelah berusia 10 tahun Andis mengalami kejanggalan karena bisa melihat mereka yang tak terlihat. Mungkin ini adalah efek dari pengelihatan Arka di dunia sana, pikir Andis.

"Gimanapun juga, gua yang harus jaga adik gua sendiri" ucap Arka.

"Sekarang yang adik siapa?" ucap Andis melihat Arka yang masih saja berumur 7 tahun.

"Lagi pula kita cuma beda beberapa menit doang sih" mereka berdua tertawa melupakan apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba Andis mengingat bahwa ia sedang mencari Karmila.

"Temen gua, temen gua di culik sama mahluk yang bisa niru wujud manusia lain ka"

"Tenang aja, gua selalu mantau lu kok dari jauh" ucap Arka sambil tersenyum.

"Kenapa gua dateng terlambat, gara-gara gua minta tolong sama seseorang dulu buat bantu nolongin temen lu" lanjut Arka.

***

"Bunda tunggu" panggil Mila yang masih mengikuti mahluk itu.

Tiba-tiba sosok bundanya itu berhenti dan diam membelakangi Mila. Mila ikut diam tak mendekat.

"Bunda kok kuku nya tajem" tanya Mila yang melihat kuku bundanya, ia ragu jika itu adalah sosok bundanya.

Sosok itu memutar kepalanya menghadap Mila, hanya kepalanya yang berputar menghadap Mila.

"Sini nak, peluk bunda" sambil menyeringai.

Mila ketakutan melihat sosok itu, dan gemetar. Ia ingin kabur tapi tubuhnya menolak untuk bergerak. Sosok itu perlahan berjalan mundur ke arah Milla. Pelan, pelan, pelan dan tiba-tiba berlari dengan sangat cepat. Dengan tubuh membelakangi Mila dan wajah yang menghadap ke arah Mila.

"Aaaaaaaaaaaa" Mila berteriak takut.

Tiba-tiba dari balik kabut ada sesuatu yang terlempar mengenai mahluk itu.

"Kau juga ingin bernasib sama sepertinya?" ucap Kiddie yang baru saja datang. Ia melempar mahluk itu dengan kepala mahluk yang ia kejar sebelumnya. Mahluk itu terlihat marah dan berlari ke arah Kiddie, wujudnya berubah menjadi bukan seperti manusia. Dia memiliki kaki yang banyak dan tubuh seperti cangkang, wajahnya pucat dan memiliki rambut yang panjang.

Mahluk itu menendang Kiddie dengan satu kakinya, Kiddie terpental jauh sekali menerima tendangan dari mahluk itu.

"Oi jangan takut, mahluk ini bisa jadi semakin kuat" ucap Kiddie pada Mila.

Mahluk itu mengincar Kiddie, ia menangkap Kiddie dan mencabik-cabiknya tanpa ampun. Karmila yang melihat adegan itu sontak berteriak semakin kencang karena takut.

Kiddie sudah diam tak bergerak sama sekali, tubuhnya babak belur di penuhi lubang dan darah yang mengalir dari lubang-lubang itu.

Sekarang mahluk itu menghampiri Karmila dengan sangat cepat.

Sreeet !!

Darah segar mengalir membasahi rumput-rumput di alam Suratma, sesosok wanita tergeletak di tanah, ia tak bergerak sama sekali seakan ruhnya tercabut dari raganya.

Sosok pria dengan setelan jas hitam serta mengenakan topi hitam datang menebas mahluk wanita itu dengan tongkatnya.

"Sekarang kita impas" ucap Yama kepada Mila yang duduk tersungkur di tanah, tubuhnya gemetar. Yama menggendong Mila dan membawanya kembali ke kafe Karma.

"Mau sampai kapan tidur disitu?"

Kiddie tiba-tiba bangkit dan berjalan mengikuti Yama, mereka hilang di tengah kabut.

***

Sesampainya di Karma kafe, rupanya Andis, Uchul dan Dirga sudah berada disana menunggu Mila yang di jemput oleh sang boss pemilik kafe ini. Mereka menyambut Mila dan menenangkan Mila, mereka bertiga sangat khawatir jika sampai Mila hilang di alam ini.

"Berantakan" ucap Azmoke kepada Kiddie yang nampak berantakan.

"Cih" hanya itu yang terlontar dari mulut Kiddie, ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Aku sudah mencari keberadaan orang tuamu" ucap Yama kepada Mila.

"Kau takkan bisa bertemu dengan mereka" 

"Mereka sudah bahagia di Nirvana" lanjut Yama sambil tersenyum pada Mila dan membelai rambutnya.

Mila hanya menangis, entah apa yang ia rasakan, sedih, sakit, takut, rindu, semua bercampur menjadi satu.

"Gua juga harus pergi" ucap Arka.

"Mau kemana?" tanya Andis.

"Ya gua cuma mau minta maaf sama lu aja brader, karena ngebuat lu banyak kena masalah gara-gara mata gua"

"Waktunya gua nyusul orang tua Mila" ucapnya sambil tersenyum.

Arka berjalan keluar kafe, ia menghilang di tengah kabut.

"Seenggaknya walaupun ga ketemu, Mila teh tau kalo bunda sama ayah udah di tempat yang baik" ucap Mila sambil menghapus air matanya.

"Yuk, urusan kita udah selesai disini, sekarang kita pulang" ucap Uchul.

Uchul memasang kembali tali yang sebelumnya terputus, setelah itu ia menyuruh rekan-rekannya untuk menutup mata, Uchul menutup kirinya dan membuka mata kanannya.

"Sekarang boleh buka mata" ucap Uchul.

Mereka bertiga membuka matanya.

Kruuuk !!

"Duh kok laper banget ya" ucap Mila.

"Iyalah, orang lu pada ga bangun-bangun tiga hari" ucap Tirta yang sedang duduk bermain catur dengan Tama.

"Akhirnya kita pasangin infus biar pada ga kenapa-kenapa" timpal Ajay.

Mereka berempat baru sadar jika di tangan mereka terpasang infus, untuk menopang makan dan minum mereka selama tak sadarkan diri.

"Makanan jadi" ucap Abet yang sedang memasak untuk sarapan.

Selama Andis, Dirga, Uchul dan Mila berada di alam Suratma, Abet menginap di Mantra untuk bantu menghendel semua kebutuhan kafe.

"Kok bisa pas gini sih?" ucap Mila melihat Abet membawa makanan yang sangat banyak.

"Yaa--intuisi anak kembar" ucap Tirta sambil tersenyum.

Kemudian sambil makan-makan besar mereka bercerita tentang pengalaman mereka di alam Suratma. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top