21 : Full Squad
Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
Tak terasa libur semester telah tiba. Andis, Dirga, Tama dan Ajay memutuskan untuk tetap di Jogja untuk kelangsungan kafe mereka. Abet dan Karmila juga tidak pulang karena beberapa urusan.
Cring~ Gemerincing lonceng berbunyi. Dua orang pria datang dan duduk di bangku dekat bar, seorang mengenakan penutup mata berwarna putih di mata kirinya dan yang satunya mengenakan hoodie.
"Mau pesan apa mas?" sambil Mila memberikan daftar menu.
Orang yang mengenakan hoodie itu membuka hoodie nya.
"Menu utamanya apa?" tanya pria itu.
Karmila terkaget melihat orang itu, kemudian ia menatap Dirga yang sedang asik dengan handphone di bangku dekat Bar. Karmila tampak berbolak-balik memperhatikan Dirga dan orang itu.
"Kok mirip?" tanya Mila.
Orang itu melihat ke arah Dirga.
"Oi Dir, lu ga kasih tau pegawai lu kalo lu punya kembaran?" ucap Pria itu.
Dirga menoleh ke arah pria itu.
"Eh kapan sampe nya?" tanya Dirga sambil menghampiri pria yang wajahnya mirip dengannya.
"Baru aja sampe"
"Mil, kenalin ini kembaran gue, Tirta" Dirga memperkenalkan kembarannya yang baru saja datang untuk berlibur di Jogjakarta.
"Tirta Martawangsa" sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Karmila Urmita Putri" sambil menjabat tangan Tirta.
Karmila menoleh ke pria yang satunya.
"Yang itu namanya uchul" ucap Dirga.
"Karmila" sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.
Uchul hanya melihat Mila tanpa berkata sepatah katapun.
"Ih tengil banget ini orang, mana serem banget lagi" ucap Mila dalam hatinya.
Andis dari atas berlari menuju lantai bawah.
"Uchuuuuul ma broooo" sambil menepak kepala Uchul.
"Hahahaha yo yo yo kampret" ucap Uchul tertawa sambil membalas Andis.
Kemudian Tama menyusul turun dari lantai atas, ia melihat ke arah Uchul.
"Yo" sapa Uchul sambil bangun dari duduknya dan menghampiri Tama.
Tama membuang muka dari Uchul.
"Gua denger sekarang lu udah punya suara?" sambil menyeringai.
Tiba-tiba suasana menjadi agak mencekam, begitu terasa tekanan yang di berikan Uchul pada Tama. Karmila sedikit cemas melihat tingkah Uchul terhadap Tama.
"Wahahahahaha" tiba-tiba Uchul tertawa sambil merangkul Tama.
"Coba ngomong dong" ucap Uchul sambil menjitak-jitak kepala Tama.
"Sakit chul" ucap Tama.
"Wahahahahaha beneran udah bisa ngomong dia tir"
Tirta hanya tersenyum melihat tingkah Uchul. Kemudian dia berbicara pada Dirga.
"Ngomong-ngomong kenapa lu manggil gua jauh-jauh kesini?" ucap Tirta yang mendapatkan chat dari Dirga beberapa minggu yang lalu ketika Dirga berada di rumah sakit untuk mendampingi Tama.
"Mata batin gua kebuka" ucap Dirga sambil masih memainkan handphone nya.
Uchul yang dari tadi tertawa tiba-tiba terdiam.
"Oi oi" sambil menoleh ke arah Dirga dengan mimik wajah yang menyeramkan.
"Ini orang aneh banget sumpah, takut" gumam Mila.
"Jangan takut" ucap Tirta sambil tersenyum kepada Mila.
"Ih tau aja kalo aku teh takut" gumam Mila lagi.
"Taulah, orang kedengeran" ucap Tirta lagi sambil tersenyum.
"Mas Tirta kok bisa tau sih? Mila kan ngomongnya dalem hati" tanya Mila yang penasaran karena Tirta secara berturut-turut menyauti isi kata-kata Mila yang masih berada dalam pikirannya.
"Rahasia" sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir.
Uchul berjalan menghampiri Dirga.
"Kalo gitu kita cari Tuan Suratma"
"Makanya gua ngajak Tirta buat ajak lu juga kesini" ucap Dirga.
"Nanti malem kita berangkat, sekarang kita persiapan dulu segala persyaratan nya" ucap Uchul.
"Mila ga ngeti, ini pada mau ngapain sih?" ucap Mila yang tak mengerti apa-apa.
Dirga menceritakan tentang insiden Yama yang datang mencari arwah anak kecil. Ia sempat mengira Yama adalah sosok roh jahat, dan menyerangnya dengan menggunakan topeng pusaka. Untuk bisa menggunakan topeng itu, mata batin sang pemilik harus terbuka, Dirga yang sudah lama menutup mata batinnya dan berusaha lari dari dunia ghaib terpaksa membukanya kembali untuk menghadapi Yama. Pengguna pusaka juga akan selalu di ikutin oleh mereka yang tak terlihat, tak jarang para makhluk itu menantang sang pemilik pusaka untuk bertarung. Dirga yang tidak tahan dengan pengelihatan astralnya meminta bantuan saudara kembarnya, Tirta untuk menutup mata batinnya kembali. Salah satu cara untuk menutupnya adalah dengan mencari makhluk bernama Suratma dan meminta untuk di tutup kembali mata batinnya.
"Terus nyari Suratma dimana?" tanya Mila.
"Alam Suratma" jawab Uchul.
"Alam Suratma?" tanya Mila lagi.
Uchul menjelaskan bahwa alam Suratma adalah alam ketiga sebelum akhirat. Alam pertama adalah bumi tempat manusia berpijak, alam kedua adalah dunia ghaib tempat para jin tinggal, dan alam ketiga adalah tempat di kumpulkan nya manusia dan jin yang telah meninggal sebelum arwah mereka menuju akhirat. Alam itu adalah alam Suratma yang di jaga oleh Suratma sang hakim kematian.
"Terus caranya ke alam Suratma, kita teh musti mati dulu?" tanya Mila polos.
Uchul hanya menunjuk mata sebelah kirinya yang tertutup.
"Disana teh kita bakalan bisa ketemu sama orang yang udah meninggal?" tanya Mila.
"Ya kalo arwahnya belum naik ke akhirat ada kemungkinan arwah itu masih tertahan di bumi karena suatu alasan atau nongkrong dulu di alam surama" jawab Uchul
"Mila teh boleh ikut?" pinta Mila memelas.
"Terlalu beresiko" ucap Uchul.
"Mila teh kangen sama bapak, kangen sama ibu" sambil meneteskan air mata.
"Kalo ada kemungkinan walaupun cuma 0,1% mila teh mau coba, selama masih ada kemungkinan" sambil mengusap air matanya yang dipenuhi oleh segelintir rindu.
"Gua juga ikut ya, ada orang yang mau gua cari" ucap Andis.
Uchul menghela nafas.
"Yaudah tapi ikutin aturan dari gua ya, gua ga jamin kita semua bisa balik dengan keadaan utuh" ucap Uchul.
"Selama lu pergi, gua minta KTP lu Dir" ucap Tirta.
"Okay brader" jawab Dirga.
"Biar lu bisa pura-pura jadi Dirga ya?" tanya Ajay.
"Cuma itu tugas gua disini hahahaha gantiin dia"
"Mentang-mentang kembar" timpal Mila.
Akhirnya mereka mempersiapkan kebutuhan untuk ritual pergi ke alam Suratma.
***
Jam 20.00 Dirga, Mila, Andis dan Uchul telah siap dengan ritualnya. Uchul menggambar lingkaran dengan kapur putih dan juga ada motif-motif seperti tulisan aksara jawa entah apa artinya, ia juga meletakkan garam yang berada di wadah berupa gelas di pusat lingkaran. Kemudian Uchul mengikatkan tali di pinggang semua yang akan pergi, tali itu terhubung satu dengan lainnya guna menjaga agar mereka tidak terpisah.
"Udah siap?" Uchul menanyakan kesiapan para teman-temannya.
Semua hanya mengangguk dan saling bertatapan.
"Apapun yang kalian lihat, anggap aja itu mimpi atau dunia fantasi" ucap Uchul.
Mereka berempat berdiri di garis ujung atas, bawah, kanan dan kiri lingkaran sambil berpegangan tangan.
Uchul membuka penutup matanya dan menutup kedua matanya.
"Semuanya tutup Mata" perintah Uchul.
Mereka semua menutup matanya. Kemudian Uchul membuka mata Kirinya dengan keadaan mata kanan tertutup, kemudian ia menutup mata kanannya dengan penutup matanya.
"Sekarang buka mata" pinta Uchul.
Semua membuka matanya dan sekarang mereka semua berada di sebuah lapangan luas dan sepi, lapangan itu dipenuhi oleh kabut putih tebal.
"Ini kita teh dimana?" tanya Mila yang bingung.
"Selamat datang di alam Suratma" ucap Uchul sambil menyeringai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top