15 : Gelombang Badai
Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.
"Selamat datang di Mantra Coffee."
.
.
.
Setelah mendapatkan kamera, Tama mengikuti jejak Aqilla untuk ikut berpartisipasi dalam unit kegiatan mahasiswa yang Berkecimpung di Dunia Fotografi. Mulai dari teknik dasar hingga hunting foto bersama mereka lakoni. Tama mulai aktif di kampus, dari yang sebelumnya ia hanya seorang kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Hingga suatu hari Satria dan Rendra datang menemui Tama.
"Tam ikutan basket yuk?" ajak Satria.
Tama mengeluarkan kamera nya dari dalam tas, ia malas berbicara dan ingin memberitahu Satria bahwa ia sudah ikut UKM fotografi.
"Gua bukan ngajak UKM keles, ini loh" Satria menunjukan poster kompetisi basket 3 on 3.
"Syaratnya yang penting anak ISI Tam, plis ya, gua sama Rendra udah bikin tim, kurang 1 orang lagi"
Tama tampak berfikir. Hampir 5 menit Tama berfikir tiba-tiba Aqilla yang kebetulan lewat melihat mereka bertiga yang sedang berkumpul dan menghampiri.
"Hayo lagi pada ngapain" mengagetkan mereka bertiga.
Satria dan Rendra tidak mengenal sosok wanita cantik itu, mereka bingung melihat wanita cantik yang mereka tidak kenal menyapa mereka.
Tama mengambil selembaran poster itu dan menunjukkan nya pada Aqilla.
"Wah mau ikut 3 on 3 ya?" tanya Qilla.
Rendra mengangguk.
"Tama juga ikut?" tanya Aqilla.
Tama menggeleng.
"Ngomoooong" Qilla mencubit pinggang Tama.
"Aw---"
"Aku ga ikut" jawab Tama menarik cubitan Qilla dari pinggangnya.
"Yah padahal mau nonton" ucap Qilla.
"Aku ikut maksudnya, typo" ucap Tama.
"Bener nih Tam?" tanya Satria.
Tama mengangguk.
"Tama belajar ngomong ih" cubit Aqilla lagi.
Satria dan Rendra tertawa melihat Tama yang biasanya diam, sekarang sedang tertawa dengan wajah yang sangat bahagia.
Setelah Tama setuju untuk join dengan ajakan Satria, mereka berpisah kembali untuk melakukan kegiatan masing-masing.
***
Sepulangnya dari kampus, Tama meminta Dirga untuk menemanimya membeli sepatu basket.
"Lu main basket?" tanya Dirga.
Andis, Ajay, dan Karmila menoleh ke arah Dirga dan Tama.
"Kapan pertandingannya? aku mau nonton ah" ucap Karmila.
"Minggu depan" ucap Tama.
"Wih Tama ngomong" ledek Andis.
"Udah di didik dia sama Aqilaaaah" ledek Ajay juga
Andis dan Ajay menertawakan Tama.
"Lu nge-cengin orang mulu ege" Dirga membela Tama.
"Yaudah kuy Tam mau berangkat kapan?" tanya Dirga.
"Nanti malem aja, sekalian mau beli obat"
"Tama sakit?" tanya Mila.
"Kepoooo nih ye Mila" ucap Dirga.
"Ih kan cuma nanyaaaa" ucap Mila.
***
Dirga dan Tama pergi untuk membeli sepatu. Mereka melesat menuju Ambarukmo Plazza.
Sesampainya di mall amplaz, Dirga dan Tama langsung menuju Sport Station yang ada di lantai 1.
"Lu ada budget berapa? tanya Dirga.
"Ya berapa aja sih" ucap Tama enteng.
"Banyak gaya bangke" batin Dirga.
"Tamaaaa" sapa seorang gadis.
Tama dan Dirga menoleh ke arah panggilan itu.
"Siapa ya?" tanya Tama.
"Jahat banget--" ucap gadis itu.
"Parah--parah--parah" ledek Dirga.
"Kiki, temen nya Andis" ucap gadis itu.
"Oh iya temen nya Andis" Tama baru ingat, karena memang dia pelupa.
"Ngapain kamu?" tanya Kiki.
"Beli sepatu basket" ucap Tama.
Kiki tiba-tiba menoleh ke arah Dirga.
"Ini temen nya Tama?" sambil menunjuk Dirga.
"Iya"
Kiki menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman pada Dirga.
"Kiki"
"Dirga" sambil menjabat tangan Kiki.
"Mau beli sepatu basket ya? kebetulan aku lagi nyari jaket sporty buat kado ulang tahun temenku, ikut kalian boleh"
Tama melihat Dirga, Dirga mengangkat bahu seakan berkata
"Up to you bro"
Tama menganggukkan kepala nya kepada Kiki.
Mereka bertiga menjelajahi sport station untuk mencari keperluan masing-masing.
Tama melihat sepasang sepatu yang menurutnya keren, ia mengambil sepatu itu. Dirga menghampiri Tama dan melihat sepatu yang Tama ambil.
"Buseeeeeh" Dirga terkaget.
"Mau yg itu lu?" tanya Dirga.
Tama mengangguk.
"Air Jordan 3 Animal Instinct 2.0"
"Lu main cuma sekali doang beli sepatu harga jutaan gitu Tam" ucap Dirga.
"Biar keren" ucap Tama kaku.
"Tama pake sepatu apa aja udah keren kok" timpal Kiki yang baru saja datang setelah berpencar untuk mencari kebutuhan masing-masing, Kiki juga membawa jaket yang sudah ia pilih.
Dengan segala pertimbangan akhirnya Tama mengurungkan niat unutk membeli sepatu itu dan memilih sepatu yang tidak terlalu mahal. Setelah berbelanja, mereka langsung pulang dan berpamitan pada Kiki yang masih belum selesai dengan urusannya yang lain.
Cring~ Gemerincing lonceng berbunyi saat Tama dan Dirga membuka pintu. Mata Tama langsung tertuju pada seorang gadis berjaket kuning yang sedang menggunakan laptop, ia menghampiri gadis itu.
"Aqilla" panggil Tama.
"Eh Tama, abis dari mana?" tanya Aqilla.
"ini" sambil menunjukan box sepatu.
"Cie langsung beli sepatu basket" ucap Qilla sambil tertawa.
"Coba dong di pake" pinta Aqilla sambil menutup laptopnya.
Tama kemudian duduk di sambing Qilla, ia membuka box dan mengeluarkan sepatunya. Kemudia ia mengenakan sepatu barunya di depan Qilla.
"Wih kereeen" ucap Aqilla memuji Tama.
"Hehehe" Tama hanya tertawa, entah bangga atau malu karena di puji.
Anak mantra pada saat itu begitu senang melihat Tama yang mulai bersemangat semenjak bertemu Qilla, dari kecil mereka berempat sudah bersama, namun Tama memang anak yang kaku seperti robot, ia seperti terlahir tanpa ekspresi, namun Tama yang sekarang mulai berubah.
Terlihat dari senyum di wajahnya.
"Itulah yang kami sebut dengan kebahagiaan, selamat menikmati " gumam Ajay dalam hatinya, ia tersenyum sambil melihat sahabatnya yang sedang tertawa itu.
"Mila ga cemburu?" goda Andis.
"Enggak kok, orang Mila bercanda doang, soalnya Tama orangnya lucu aja, seru gangguinnya" ucap Mila.
"Aaaa macaci" ledek Andis.
"Ih serius" ucap Mila.
Mereka semua menghabiskan sisa malam dengan suasana yang hangat di mantra.
***
Hari yang di nantipun tiba, ajang kompetisi 3 on 3 yang di adakan oleh Saraswati Basketball ISI Yogyakarta.
Tama sudah bersiap dengan Satria dan Rendra, mereka memberi nama tim mereka dengan nama 'Black Art Crew' BAC.
Tiba-tiba terdengar sorak penonton yang sangat ramai, rupanya tim andalan Saraswati basketball telah tiba, mereka adalah 3 orang dari tim utama UKM basket yang di pimpin oleh Jordan Permana, Saraswati terpecah menjadi beberapa tim, dan tim Jordan bernama White Knight.
"Kak Jordaaaan !!" teriak para mahasiswi yang hadir untuk menonton.
Tim pertama yang akan bertanding pada hari ini adalah Black Art Crew yang di pimpin Satria melawan White Knight yang di jendrali oleh Jordan.
Para pemain dari kedua tim mulai memasuki lapangan, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu.
"Tam, nanti dapet bola, lu oper aja ke gua oke?" Satria memberikan instruksi pada Tama.
Tama mengacungkan jempol legendarisnya.
"Ren lu juga ya, kalo ga bisa lewat jangan maksa, oper aja ke Tama atau gue"
Rendra mengacungkan jempolnya.
Waktu untuk pemanasan sudah habis, kini waktunya untuk kedua tim untuk bertanding. Wasit melempar koin untuk menentukan tim mana yang akan menyerang duluan.
"Kasian ya, udah langsung ketemu tim juara 2 tahun berturut-turut"
"Pasti kalah deh tim anak semester 1"
Bagitulah para penonton berbisik-bisik.
PRIIIIT !!!
Peluit pertandingan telah di tiup
Tim BAC yang akan menyerang dahulu, bola di lemparkan Jordan ke Rendra yang berada di tengah garis luar free throw. Dengan sangat cepat Rendra menembak dari luar kotak free throw. Dengan sangat indah bola masuk ke dalam ring, 2 poin pertama untuk tim BAC.
"Whoaaaa gila"
"Nyetak skor pertama lawan tim terkuat"
Sorak-sorak penonton yang ramai membanjiri area lapangan. Sekarang giliran tim juara berturut-turut itu yang akan menyerang. Rendra melemparkan bola pada Jordan yang berada di tengah garis free throw.
Jordan langsung men dribble bola ke depan dan bergerak ke arah kanan, Rendra berusaha mengikuti gerakan Jordan untuk bisa terus membayang-bayangi point guard sekaligus kapten dari tim utama Saraswati ISI itu. Namun ketika Rendra berusaha mengikuti gerakan Jordan, Jordan melakukan crossover dan berhasil melewati Rendra. Namun ada Satria yang menghadang Jordan, Jordan melindungi bola dengan membalik badannya membelakangi Satria. Erik salah satu pemain dari White Knight berlari dari arah kiri lapangan. Melihat rekan nya yang bebas Jordan memberikan passing tinggi ke arah ring kepada Erik, Jordan melempar bola membelakangi ring basket. Erik melompat dan melakukan alleyoop.
Penonton bersorak tidak karuan.
"Eriiiik"
"Kak Joooo"
Memang saat ini keunggulan masih berpihak pada BAC karena tembakan 2 poin dari Rendra, namun secara mental, mulai dari sekarang tim BAC akan sangat merasa sangat tertekan. Dalam pertandingan basket 3 on 3 apabila ada tim yang mencetak 33 poin terlebih dahulu sebelum waktu pertandingan habis maka tim tersebut akan langsung menang. Dalam 3 on 3 bola yang masuk dari area dalam akan di hitung 1 poin dan dari luar akan mendapat 2 poin.
Pertandingan berlangsung hingga skor 28-20 dengan tim white knight yang memimpin. Satria sangat terlihat kelelahan, begitu juga dengan Rendra, namun disisi lain stamina Jordan dan tim nya masih sangat bugar, sama seperti cecunguk satu ini yang hanya mengoper bola ketika ia mendapat bola.
Tama adalah orang yang benci kotor, makanya ia selalu melap gelas kaca dengan sapu tangannya yang bersih. Iya tidak bergeming dari tempatnya berdiri, hanya mengoper apabila mendapat bola. Ia mencari Aqilla yang katanya ingin menonton pertandingan basket.
Aqilla datang bersamaan dengan mantra, mereka tidak sengaja berbarengan, karena memang Aqilla baru selesai kelas, sedangkan mantra baru saja tiba di kampus ISI.
"Wah kebantai bro" ucap Dirga.
"Iyalah Tama mana bisa main basket, keringetan dikit pun dia gamau" sahut Anids.
"Takut kotor juga" timpal Ajay.
Tama memang belum kelihatan lelah sama sekali, bahkan bisa di bilang bahwa pertandingan ini adalah 3 melawan 2.
Tim BAC mendapatkan kesempatan menyerang. Satria mengoper bola pada Tama.
"Emang pada dasarnya Tama ga bisa main basket, ia hanya ingin terlihat keren di depan seseorang" ucap Dirga.
"Tapi---" lanjut Dirga
Tama menerima bola dengan sempurna.
"Dia itu cepat belajar" sambung Andis.
"Dan benci kalah" timpal Ajay.
Jordan membayangi Tama, sedangkan 2 orang lainnya menjaga pemain lain. Tama terlihat seperti berkomat-kamit.
"Caranya seperti ini ya" ucap Tama pelan.
Menyadari Tama yang berbisik di tengah pertandingan membuat Jordan bingung.
"Ngomong apaan dia" gumam Jordan.
Tama melakukan ancang-ancang untuk mendribble. Dan untuk pertama kalinya ia bergerak, maju menerjang sang raja lapangan. Semua orang terkejut melihat anak yang daritadi diam seperti tidak bisa bermain, secara ajaib melewati sang raja dengan crossover dan maju ke depan, Nabil melepaskan Rendra dari penjagaan nya dan berlari menghadang Tama, namun Tama melakukan spin untuk melewati Nabil.
Melihat itu Erik langsung berlari untuk menutup lubang yang di buat oleh kedua rekannya, Tama melihat sejenak ke arah Rendra, melihat itu Erik menutup jalan bola menuju Rendra, namun di luar dugaan, Tama melakukan fake dengan matanya, yang ia lakukan bukan mengoper, tetapi terus maju ke depan membuat Erik yang sudah melesat ke arah Rendra tertipu. Tama sudah dekat dengan ring, Ia melompat melakukan dunk membungkam semua orang yang menonton pertandingan itu.
Seperti waktu berhenti sesaat, setelah suana yang super hening tiba-tiba saja terdengar sorak-sorak dari penonton.
"Ih keren banget gila"
"Siapa deh namanya? ada yang tau ga?"
"Diliat-liat ganteng juga"
Begitulah komentar dari netizen yang tidak penting.
.
.
.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top