Prolog
Aina menatap kesal meja tempatnya di penuhi kertas origami dan bungkus coklat. Semua orang di dalam kelasnya juga terlihat tidak perduli, sementara dia yang baru datang sudah melihat pemandangan menyebalkan.
"Sudah jam awal matematika, di tambah ada sampah ini lagi." Gerutu Aina dan dia mengambil satu bentuk angsa dari origami yang ada.
"Woi!" Aina menghentakkan tangan di meja hingga semua mata tertuju kepadanya. "Ini siapa yang buang sampah di meja gue?" tanya Aina dengan wajah galaknya. Semua diam dan terlihat menahan tawa. Hingga tiba-tiba dari atas kepala Aina berjatuhan berbagai bentuk ornamen dari kertas origami.
"Saiton bener ini manusia," ucapnya lalu berbalik badan. Senyum seorang pria dari kelas IPA satu yang dia kenali dengan baik itu menatapnya sambil tersenyum sangat tampan.
"Maaf ya membuat pagimu kesal Aina."
"Daffa ini apa?" tanya Aina masih tidak mengerti, dia mengenal Daffa tidak lebih karena pria itu adalah salah satu idola di sekolah mereka. Hanya saling sapa, dan berada di ekstrakulikuler yang sama.Daffa tampan, dengan postur tubuh tinggi, hidung mancung dan rambutnya yang kecoklatan. Dari yang Aina dengar pria ini memiliki darah Rusia dari sang ayah. Jadi wajar saja jika dia begitu tampan, hingga menjadi idola di sekolah.
"Semua ornamen origami ini aku bentuk, ketika aku memikirkan apakah aku harus mengutarakan perasaanku kepadamu atau tidak, hingga akhirnya aku tidak tahan lagi memendam semua ini."
"Ciye... Ciye...." Semua orang yang melihat mereka sudah bersorak. Aina menjadi sangat malu. Ini tahun kedua dia berada di SMA dan baru pertama kali ada pria yang mengutarakan perasaan kepadanya.
"Semua coklat ini bisa kamu ambil jika kamu menerima perasaan ku dan mau menjadi kekasih ku," kata Daffa lagi membuat Aina salah tingkah.
"Jadi maksudnya kalau lo nolak Daffa, lo bisa ambil bungkus coklatnya aja Na, isi coklatnya mau di bawa balik sama si Daffa." Celetuk Nisa sahabat Aina yang juga ikut menyaksikan suguhan romansa di pagi hari itu.
"Sirik banget lu dasar jamet." Semua orang di kelas tertawa kemudian Aina yang tidak enak kembali fokus kepada Daffa.
"Jadi bagaimana Ai ?"
"Ah .... elah manggilnya Ai coy...," ujar Nisa lagi membuat kehebohan yang rasanya ingin di sumpal Aina mulut sahabatnya itu.
Aina menatap Daffa dengan senyuman malunya lalu dia mengangguk tanda menerima Daffa.
"Ngangguk aja lu Na kaya anak ayam di kasih beras."
Fix... Semua sahabat Aina suka menguji kesabarannya.
"Iya Daffa aku terima kamu." Aina akhirnya bersuara hingga semua kembali lebih heboh.
"Serius Ai ?" tanya Daffa dengan wajah bahagianya. Semua teman-temannya yang berada di luar kelas juga ikut bersorak.
"Iyalah orang kamu ganteng, rugi kalau gak aku terima." Aina menutup mulutnya dan yang lain tertawa keras. Ketua kelas Aina mendekat mengambil coklat dari tangan Daffa.
"Udah kelar kan urusan lo, ini coklat buat bayar pajak karena lo masuk ke kelas IPS. Aina udah lo dapetin, jadi lo beli lagi aja coklat buat dia ya."
Aina menahan tawa karena melihat wajah kesal Daffa. Kemudian pria itu mengabaikan semua tawa dan keriuhan di dalam kelas Aina tersebut.
"Terima kasih ya Ai, coklatnya aku ganti besok. Nanti aku chat kamu."
"Iya," jawab Aina singkat dengan hati yang berbunga-bunga. Dia memegang pipinya yang menghangat setelah Daffa benar-benar pergi dari kelasnya. Nisa langsung mendekat dan terus menggoda sahabatnya itu hingga Aina di selamatkan oleh Guru yang masuk ke dalam kelas.
Bersambung....
Bagaimana part ini ? hope you like this all...
Love you...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top