🍭 5 🍭

Siders? Gua bakar mampus lo, borokokok--Mark Lee, anti siders-siders club

Makannya jangan siders atuh sayang :))

🍭

Hana turun dari ojek, ia sampai di gerbang rumah yang cukup besar ini. Yah rumah keluarga Lee.

Setelah memberikan uang pada tukang ojek yang telah berjasa mengantarkannya dengan selamat sampai tujuan, Hana pun masuk kedalam lingkungan rumah keluarga Jeno.

Besar, setara lah dengan rumahnya.
Rumah Jeno malah terasa lebih mirip hotel ketimbang rumah.

Ini emang bukan pertamakalinya Hana kemari. Gadis yang memakai celana jeans dan kaos yang dibalut jaket berwarna merah itu sudah sering main ke rumah ini.

Hana dan Jeno itu sudah berteman sejak SMA. Kedua orangtuanya saling mengenal dan malah bekerja sama. Tapi sayang hubungan mereka sempat renggang ketika Hana dan Mark berpacaran.

Gimana ga renggang, orang Jeno udah suka Hana sejak dulu. Meskipun pernah di comblangkan dengan banyak gadis cantik oleh Jaemin, perasaannya terhadap Hana enggak berubah.

Buat Jeno, Hana yang nomer uno dihatinya. Kek kopi indicafe.

Hana melangkahkan kakinya ke arah pintu utama. gadis itu mengetuk pintu rumah Jeno setelah dia memberitahu Jeno kalau dirinya sudah sampai lewat chat.

Kriek.

Pintu terbuka, menimbulkan suara aneh. Awalnya Hana pikir salah satu maid di rumah ini membukakan pintu untuknya.

Namun dugaanya salah.

Yang membukakan pintunya itu malah Mark, mantannya.

Pertegas pake capslock, bold, dan underline. MANTANNYA.

Ya jelas Hana langsung ngomong. "K-kok elu disini?"

"Ini rumah gua, lu amnesia apa gimana dah?" Mark lantas senyum miring. "atau elu pura-pura amnesia biar bisa ketemu gua--"

"Gua mau ketemu Jeno. Bukan lo," potong Hana dengan cepat. Wajahnya langsung berubah menjadi tanpa ekspresi.

Walaupun yah dia masih syok ketika melihat Mark dihadapannya.

Oke lah, Hana ga masalah buat ketemu siapapun, mau itu mantan gurunya yang pernah ngehukum dia karena pake kaos kaki warna biru dongker kek, atau pun ketemu orang yang pernah bikin dia baper 7 hari 7 malem, semua itu ga masalah asal Hana asal jangan ketemu Mark.

Hana enggak suka ketemu orang yang membuat namanya seolah jelek. Habisnya setelah putus dari Hana , Mark berubah, menjadi benar-benar playboy dan nakal. Mana di kampusnya ada kabar kalo Mark itu berubahnya gara-gara putus sama Hana.

Padahal yang jalan duluan sama Mina siapa?!

Ingin sekali Hana menampar bolak-balik orang yang menuduhnya telah membuat Mark menjadi buruk.

Terus lagi, tau bakal ketemu Mark disini mah tadi teh Hana bakal nyetujuin permintaan Jeno buat ngejemputnya.

Sumpah, demi sempak spongebob punya Jaehyun, HANA LUPA KALO MARK SAMA JENO ITU ADIK KAKAK DAN TINGGAL SERUMAH.

Toh dulu aja Hana nyangkanya Jeno sama Mark itu bukan adik kakak. Soalnya ga mirip.

Mark menggelengkan kepalanya. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Hana. Ya spontan Hana mundur. "Yah jangan gitu lah. Toh bentar lagi kita nikah."

Hana memiringkan kepalanya. "Nikah? Ya kali jir, ngapain gua nikah sama playboy kaya lo?" ucapnya tampak mengejek. "toh kalaupun ntar gua nikah, gua enggak bakal nikah sama lo. Kalo sama Jeno sih iya."

Mark langsung menatap Hana dengan tajam setelah mendengar ucapannya barusan. Oh ayo lah, kenapa sekarang dia merasa enggak terima Hana berkata begitu?

Harusnya Mark seneng dong?

"Lo ga mau kan nikah sama gua?" ucap Hana lagi, masih sama, masih dengan nada mengejeknya. "jangan bilang selama ini elu yang ga bisa move on dari gua Mark."

"Ya kali, ngapain juga gua mesti galmov dari cewek tepos kaya elu. Mendingan Nancy kemana-mana. She is more bohay than you," balas Mark. Dia berusaha menjadi sarkas walaupun susah.

Mark enggak bisa berbicara seperti Hana yang jujur dan membuat orang lain langsung tertohok dengan ucapannya itu. Mark ga bisa sarkas, apalagi sama Hana.

"Oh bagus kalo gitu. Seengaknya gua tinggal bilang kalo gua ga akan nikah sama elu," balas Hana, merasa menang sekaligus senang. Hana kemudian mengambil ponselnya dan menelpon Jeno. Hana cuman ingin Jeno cepat keluar. Badannya terasa mulai gatal begitu melihat Mark.

Hana alergi mantan.

"Jen, dimana? Gua udah di luar."

"Oh oke, gue turun dulu."

Hana lalu mematikan telponnya. Sekali lagi dia mengarahkan tatapannya pada Mark. Heran aja, kenapa Mark masih aja disini?

"Lu ngapain disini? Jadi jongos?"

Jahat amat tu mulut Han.
Ceo muda ganteng nan bersahaja dikatain jongos.

"Ya suka-suka gua lah, toh ini rumah gua," balas Mark yang tak kalag jahatnya. "perhatian banget sih elu. Jangan bilang elu yang galmov, Han."

"Siapa yang perhatian? Gua risih liat lu berdiri disini ngejagain lawang pintu, kek jongos tau ga," Hana berucap dengan ketus. Tadinya Hana akan berbicara lebih sarkas lagi, tapi tiba-tiba saja Jeno menghampirinya.

Tiga detik Hana benar-benar diam melihat penampilan Jeno yang rapih dengan celana Jeans dan kemeja putih kehijauan. Jeno benar-benar tampan. KENAPA EMAKNYA GA NGEJODOHIN HANA SAMA JENO AE LAH?!

Apalagi ketika Jeno melewati Mark dan tersenyum ke arahnya, senyum paket manis lengkap dengan matanya juga yang berubah menjadi segaris lengkungan. "Ayo Han," ajak Jeno.

Rasanya darah Hana berdesir melihat ketampanan yang hqq dari seorang Lee Jeno. Jeno manusia bukan sih?
Kok gantengnya ga manusiawi?

"Han." Jeno menepuk pelan pipi Hana. Membuat Hana tersadar akan lamunannya. "A-apa Jen?"

"Ayo berangkat, udah lama ya?" tanya Jeno.

Hana menggeleng lembut, tak lupa dia juga menyungingkan senyumnya. Membuat lelaki yang di belakangnya mendengus. "Enggak kok."

Jeno menyelipkan jari-jarinya diantara jari lentik milik Hana, kemudian menggenggam tangan Hana yang kecil itu. "Ayo berangkat."

"Ayo."

Hana dan Jeno pada akhirnya pergi ke garasi, Jeno mengambil motor gedenya terlebih dahulu. Pake motor aja soalnya kalo pake mobil parkirnya susah. Lagian Jeno ingin sederhana bersama Hana.
Sebelum Hana naek, tak lupa Jeno juga memakaikan Hana helm terlebih dahulu.

Mereka sempat berbincang sedikit, sama-sama melempar senyum dan pada akhirnya betangkat setelah sama-sama duduk diatas jok. Meninggalkan Mark yang tengah menatapi kepergian keduanya dengan sebal.

"Cih."

"Weh cocok ya mereka," ucap Taeyong yang tiba-tiba muncul dibelakang Mark.

"E kontol-kontol!" Mark langsung tergagap begitu. Emang gagapnya ga elit si Mark mah kalo kaget teh. Nyebut adiknya sendiri.

Bukan Jeno, maksudnya tuh 'adik' yang ada di tubuhnya.

"Mulut tuh filter!" Taeyong mengetuk kecil kepala Mark dengan ujung jarinya.

Mark membalas ucapan Kakaknya. "Abang tuh ngagetin."

"Lu fokus amat ngeliatin mereka sampe ga sadar ya gua juga ngeliatin elu dari belakang sini."

Mark kaget. Dia kira Taeyong udah ke kantor, lagian mana sadar juga Taeyong dari tadi merhatiin mereka. Tapi dia nutupin rasa kagetnya dengan bilang, "Paan sih Bang, lu gaje amat."

"Lu tuh yang gaje. Awal ketemu mantan bilangnya ga mau di jodohin, pas Jeno nego pengen nikah sama Hana elunya malah bilang nikung tuh ga baik. Terus tiba-tiba ngebukain pintu buat mantan lu. Jangan bilang elu cemburu Jeno sama Hana," kata Taeyong panjang kali lebar sembari menatap Mark tajam, kini lelaki itu melipat kedua tangannya.

Mark ga ngebales, dia milih buat balik badan, hendak masuk ke dalam rumah tapi sialnya Taeyong menahan tangannya. "Apaan?!"

"Gua mau bilang harusnya elu sadar diri. Ini tuh karma. Soalnya dulu yang ngerebut Hana dari Jeno itu kan elu. Padahal lu tau kalo Jeno itu suka sama Hana sejak Sma--"

Mark memotong ucapan Taeyong. "Ya itu salah dia sendiri, kenapa dia ga ngegas. Orang yang sabar itu bakal kalah sama orang yang ngegas."

"Ya harusnya elu juga mikirin perasaan orang lain, apalagi itu adek lo. Bukan maen gas aja terus nikung dia gitu aja. Manusia bukan sih lo?" tanya Taeyong dengan galaknya. "gua harap lu mikir lagi sebelum bener-bener nikah sama Hana. Pikirin yang terbaik buat dia, bukan cuman buat elo doang. Lu ga boleh egois. Kalo enggak cinta jangan di pertahanin."

Setelah menepuk pundak Mark dua kali, barulah Taeyong pergi dari hadapan Mark.

Kalo ga cinta jangan dipertahanin.

Mark emang enggak ngerasa masih cinta sama Hana dengan 100% utuhnya. Tapi sialnya, Mark juga ga rela kalo Hana enggak menjadi miliknya.

Pada akhirnya Mark hanya mengacak rambutnya dengan frustrasi sembari berjalan ke kamarnya.

🍭

Hana dan Jeno sampai di April Cafe, Kafe baru yang bernuansa pastel yang sangat memanjakan mata.

Sepertinya Jeno benar-benar tahu cara membuat Hana bahagia dengan caranya yang sederhana dan manis. Hana benar-benar menyukai tampilan cafe ini.

Keduanya duduk dibangku nomer 12, dekat dengan ac dan jendela. Hana dan Jeno duduk berhadapan seperti kemarin.

Tiba-tiba saja ada pelayan yang menghampirinya. "Mau pesan apa?" tanyanya sembari memberikan buku menu.

"Ah, blueberry cheesecake 2, chicken crispy 1, dan minumnya chocolate milkshake," ucap Jeno.

Hana tersenyum mendengarnya. Jeno tidak berubah, dari dulu dia masih tetap menyukai minuman yang berasa coklat. Mungkin itu yang membuat Jeno tampak manis, seperti yang Hyojin bilang.

Jeno mengalihkan pandanganya pada Hana. "Kamu mau apa Han?"

Hana yang merasa tertangkap basah karena ngeliatin Jeno terus segera melihat buku menu. Lupa kalau sedari tadi dia kebingungan memilih. "Em, blackforest jar cake 1, tripple chocolate 1, minumnya milk tea aja."

Pelayan itu menyatat pesanan Hana dan Jeno, dia mengulang kembali pesanan kedua anak manusia ini. Setelah memastikan tidak ada yang berubah, barulah pelayam itu pamit untuk mengambilkan makanan yang di pesan.

"Cafenya cantik," ujar Hana tiba-tiba. Hana mengambil ponselnya, entah kenapa tangannya gatal ingin mengabadikan momen ini ke snapgramnya.

Jeno menyahutnya. "Kamu lebih cantik Han."

"Jangan bercanda, ga lucu."

"Aku serius," tangan Jeno memegang tangan Hana. "kamu cantik, lebih cantik dari apapun didunia ini."

"Jangan ngalus lah, Jen."

"Aku ga ngalus Han, aku serius."

"Masalahnya lu lebih cantik dari gua. Gimana caranya gua percaya kalo elu itu serius Jen?" kata Hana setengah tertawa. Emang sih, Jeno itu cantik, apalagi kalo jadi cewek.

Jeno memangku wajahnya dengan 1 tangan. Matanya menatap Hana lurus, lalu dia tersenyum lagi. Jeno senang bisa melihat Hana tertawa. Walaupun jujur harga dirinya sebagai lelaki tampan tercoreng karena dibilang cantik. "Iya lah terserah."

"Oh iya, omong-omong soal kemarin," Han mengantungkan ucapannya karena pelayan membawakan pesanan keduanya. setelah pelayan cafe ini pergi baru lah Hana berbicara lagi. "maaf soal kak Jaewon kemarin. Lu pasti kesel."

Jeno menggelengkan kepalanya. "Enggak kok," sanggahnya dusta. Jeno hanya tidak ingin mendengar Hana membahas lelaki lain. Untung aja pelayanan cafe ini gercep. "udah ayo makan."

Netra Hana masih tertuju pada Jeno yang mulai memakan cheesecakenya. Dirinya masih merasa tidak enak, tapi sepertinya Jeno tidak ingin membahasnya lagi.

Tiba-tiba saja Jeno menyodorkan sendok dengan potongan cheesecake diatasnya ke depan mulut Hana. "Ayo makan," ucap Jeno lembut.

Hana membalas kebaikan Jeno dengan senyuman dan memakan potongan cheesecake dari atas sendok kecil itu. "Iya Jen."

🍭

Team Mark or Team Jeno?

Team Jaewon aja weh ya? 😂

Karena gua lagi ultah, jadi juga dabel update 😊😊


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top