39 - Hidayah

Bagi Edas, perjalanan dinas ke Semarang kemarin adalah sesuatu yang ajaib. Dia yang ditugaskan menyerahkan donasi, tapi malah dia yang membawa pulang sesuatu yang telah lama mangkir dari hatinya. Sesuatu yang membuatnya merasa kembali punya pegangan dan alasan untuk belajar hidup lebih baik.

Hari ini Edas tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Bahkan, setelah menyeduh kopi dan menikmati sebatang rokok di smoking area, karyawan lain yang datang masih hitungan jari. Dia mendadak jadi lebih bersemangat. Senin kali ini terasa lebih bersahabat.

Selain karena tadi subuh dia mengawali hari dengan bersujud kepada Sang Pencipta dan menceritakan apa-apa yang mengganjal di hatinya selama ini, mungkin karena kemarin hari liburnya mendadak sangat berwarna berkat agenda meeting dadakan, yang dia yakini hanya akal-akalan Rania.

Edas tidak ingin kepedean atau buru-buru mengambil kesimpulan, tapi kejadian kemarin membuatnya punya alasan untuk berharap lebih.

Edas urung menyesap kopinya saat melihat mobil Rania melintas. Dia juga mengabaikan rokoknya untuk sementara, meletakkannya di asbak. Kemudian buru-buru mengeluarkan ponsel, hanya untuk melihat pantulan wajahnya sekilas. Edas jadi geli sendiri saat menyadari kehebohannya.

Edas bersiap melepas senyum terbaiknya saat Rania berjalan dari parkiran ke pintu utama. Namun, saat perempuan itu menoleh ke arahnya, ekspresinya datar sempurna, malah terkesan cemberut.

Apa lagi yang salah? Edas jadi bingung.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top