22 - Kebencian yang Telanjur Berkarat

Padahal Rania sudah berlama-lama di jalan, mengemudi lebih pelan dari biasanya. Namun, setibanya di rumah, dia masih melihat motor Edas di garasi. Artinya, si karyawan baru itu ada di dalam.

Setelah memarkir mobil, Rania tidak langsung turun. Dia sedang menerka-nerka, kira-kira apa lagi yang sedang papanya dan Edas rencanakan?

Rania mendorong pintu perlahan, masuk setengah mengendap-endap. Namun, ternyata ruang tamu kosong.

Di mana mereka?

Rania tidak ingin terlalu peduli. Dia pun bergegas menaiki tangga untuk menuju kamarnya di lantai dua. Namun, di pertengahan tangga langkahnya terhenti karena melihat Edas baru saja keluar dari kamar papanya. Lelaki itu melangkah tergesa-gesa mencapai tangga untuk turun. Langkahnya juga seketika terhenti saat melihat Rania.

Untuk pertama kalinya Rania melihat wajah Edas yang seperti ini. Dia memang berusaha tetap sopan dengan tersenyum seperti biasanya. Namun, senyum patah itu justru kian memetakan adanya ketidakberesan. Matanya menatap redup, memerah seperti kelelahan menahan genangan di tepiannya agar tidak merembes.

Apa yang terjadi?

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top