Pertunangan kita dulu...


Saka tak pernah membayangkan. Hidupnya akan diatur dan berada di dalam lingkaran setan. Demi bisnis dan uang, sang ayah rela melakukan segalanya. Termasuk mengambil kebebasan Saka.

Pertunangan!!

Dengan gadis yang sama sekali tidak ia kenal. Gadis berkaca mata mirip Betty lafea, berbadan kurus, berdada rata, berkawat gigi dan tentunya bukan selera Saka. Ayahnya sudah gila, bagaimana pun Saka adalah anak laki-laki. Tak pantas dijodohkan atau sampai diatur dengan siapa Saka harus berhubungan.

Gadis yang memasangkan cincin di jari manisnya bernama Naima. Gadis jelek dan ketinggalan jaman. Bergaun panjang dengan lengan tiga perempat bewarna pink tua. Saka sampai melas melihatnya. Status keduanya berganti menjadi tunangan. Saka memasang wajah muaknya sedang Naima tersenyum malu-malu.

"Lo! Jangan bilang siapa pun tentang hubungan kita!" ancamnya pada Naima ketika mereka cuma berdua saja. Saka tahu jika Naima adalah salah satu mahasiswi teladan di kampus. Buat apa pintar kalau menata diri saja tak bisa.

Naima yang waktu itu cuma menerima saja hanya bisa mengerjab-ngerjabkan mata. Ia tak tahu salahnya dimana. Naima menyetujui perjodohan ayahnya karena tak mau jadi anak durhaka. Dan Tuhan memberinya Saka sebagai balasan baktinya.

Setelah itu hari-hari Saka berubah bagai mimpi buruk. Naima yang satu kampus dengannya suka memberinya makanan secara diam-diam atau mengerjakan tugas kuliahnya ketika Saka sibuk bermain basket dan bermain di Club sebagai DJ. Naima dan dirinya tetap senantiasa menjaga jarak. Bahkan Naima tahu jika Saka di kampus punya kekasih. Si Betty tak keberatan malah kadang melindunginya dari amukan sang ayah ketika ketahuan limit kredit card-nya membengkak. Naima yang terlalu baik, membuat hati Saka luluh namun pria itu tak berhenti begitu saja menyiksa bahkan merepotkan Naima.

Semuanya cuma sepenggal kisah masa lalu yang disimpan Saka dengan rapi dalam hati. Penyesalan memang tak ada gunanya tapi setidaknya dengan membantu perusahaan Narendra, Saka bisa menebus sedikit dosanya. Andai dia lebih bijak. Tapi berhadapan dengan Naima yang berubah seratus delapan puluh derajat membuatnya marah. Perempuan itu tak memprioritaskannya lagi. Saka cuma dianggap relasi bisnis yang bisa dikuras uangnya.

Naima yang selalu menjaga iya setiap permintaannya kini berubah jadi perempuan tegas dan tak memiliki belas kasihan. Perempuan itu tak segan memberi Saka pukulan atau pun tamparan ketika direndahkan. Saka menyukai sisi cantik perubahan Naima tapi tidak dengan sisi pembangkangnya.

"Semuanya jadi 250 ribu," ucap seorang kasir toko yang membuatnya tersentak kaget. Saka mengambil dua lembar uang bewarna merah dan satu lembar bewarna biru lalu menukarkan dengan dua kotak kue brownis kesukaan sang ibu.

Kakinya bersiap melangkah keluar namun tertahan ketika melihat seorang anak kecil yang membawa beberapa donat. Saka curiga melihat anak itu karena ke kasir tapi tak didampingi orang dewasa. Mungkinkah anak itu membawa cukup uang untuk membayar.

"Andra!!" Seorang perempuan  berambut sebahu datang. Dengan kesal perempuan yang memakai dress selutut bermotif warna abstrak itu menjewer telinga si anak pembawa donat. "Bunda, udah bilang. Tunggu bunda beli sesuatu di minimarket tapi kamu udah duluan ke sini."

"Aku takut kehabisan donat," jawab anak itu sambil mengusap-usap telinganya yang Saka duga kesakitan karena ditarik si perempuan. Tapi begitu senyum perempuan asing itu mengembang, waktu di sekitar Saka seakan terhenti. Jantungnya berdebar kencang karena menyadari perempuan yang ada di hadapannya ini siapa.

"Naima?" Yang dipanggil abai dan memilih membayar donat yang adiknya beli.

Saka bukanlah orang yang sabar. Telinganya juga tidak tuli ketika mendengar  anak laki-laki itu memanggil Naima dengan sebutan bunda. Naima punya anak tapi Saka tak pernah tahu kapan mantannya itu menikah. Ia tarik lengan Naima agar menghadap ke arahnya. Naima jelas kaget dan hampir mengumpat kalau tidak melihat wajah si laki-laki.

"Saka? Ngapain kamu ke sini?"

"Beli kue."
Mata Saka mengarah ke anak laki-laki yang Naima gandeng tangannya. "Dia anak kamu?"

"Iya," jawab Naima singkat lalu buru-buru pergi ke arah pintu keluar.

"Kapan kamu menikah?" Saka ternyata membuntutinya. Naima jelas muak harus menjelaskan siapa Andra. Paling mudah memang mengakui Andra sebagai anaknya dari pada adiknya. Naima sudah berusia 32 tahun. Wajar punya anak daripada memiliki adik

"Aku rasa kapan aku nikah bukan urusan kamu." jawabnya ketus sembari mencari kunci mobil di dalam tasnya. Sialan benda itu sulit ditemukan saat dibutuhkan.

"Siapa suamimu?" Naima hampir mengumpat dan mendorong Saka ke trotoar tapi untunglah kunci mobilnya ketemu.

"Andra masuk mobil!!" Perintahnya angkuh dan Andra segera menurutinya. Bundanya lebih galak daripada mamahnya.

"Naima kita belum selesai bicara!!"

Naima yang semula ingin meninggalkan Saka kini berbalik menghadap tubuh tetap pria itu. Saka jelas akan memburunya, tidak di pesta maupun tempat umum.
"Apa yang kamu mau tahu? Dia anakku, aku sudah menikah. Dengan siapa bukan urusanmu!!"

Bukan urusan Saka jika anak yang dibawa Naima tidak sebesar itu. Andra  berusia lebih dari lima tahun yang kemungkinan besar bagian dari Saka. Keluarga Hutomo tak pernah memberi undangan pernikahan putrinya, kecuali beberapa bulan lalu. Naima di dunia bisnis terkenal seorang single dan tak pernah diberitakan memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis.

"Kamu tidak pernah terdengar pernah menikah Naima." Naima jelas tersinggung. Sepertinya sang mantan mendoakannya tidak akan menikah. Naima menginjak kaki Saka dengan kekuatan penuh hingga lelaki itu meraung merdu.

"Kamu kira aku gak laku!!"

"Bukan seperti itu." Saka memegang kakinya yang sialnya memakai sandal kulit dengan selop terbuka. Naima sendiri memakai sepatu olahraga. Bisa dibayangkan sakitnya kaki Saka sampai ke level berapa. "Kita putus enam tahun lalu dan anakmu berusia lima tahunan. Apa kemungkinan dia anakku?"

Pikiran ngawur, yang membuat Naima ingin menampar Saka bolak-balik agar otak pria itu kembali ke posisinya. Tapi ada baiknya pikiran Saka biarlah begitu. Menganggap bahwa Andra anak Naima dengan Saka padahal anak itu adalah adik tirinya. Sedikit mengerjai pria yang telah mencampakkannya sepertinya bukan ide yang buruk.

"Dia anakku Saka bukan anakmu!!"

Naima menegakkan dagu lalu masuk mobil. Meninggalkan tanda tanya besar untuk mantan tunangannya. Permainan telah Naima mulai. Tak ada salahnya memanfaatkan otak Saka yang terpapar ketololan demi kelangsungan hidup perusahaannya. Kalau ketahuan dia berbohong pun, penting aliran dana telah dikantongi.

Ekspresi marahnya tadi sudah terlihat belum ya? Dulu mana berani Naima menipu Saka. Ia hanya punya jawaban iya untuk setiap yang Saka minta. Bahkan kepolosannya telah lelaki itu koyak. Sekarang siapa yang akan jadi domba dan serigala. Balas dendam memang tak dewasa tapi diperlukan dalam keadaannya saat ini.

"Bunda, kenapa bilang sama Om tadi kalau Andra anak bunda."

Naima menoleh pada adiknya yang telah mengambil satu buah donat kemudian dimasukkan ke dalam mulut.
"Andra emang anak bunda 'kan?"

Sayangnya Andra menggeleng.

"Bunda akan belikan es krim Andra yang banyak. Sampai se-kulkas tapi kalau Andra mau jadi anak bunda."

Andra menggaruk rambutnya yang lurus dan terlihat mulai menutupi jidat. "Kalau Andra jadi anak bunda. Apa Andra gak akan jadi anak mamah?"

"Ya Andra akan tetap jadi anak mamah."

"Kalau gituh Andra mau!!" Mudah membujuk anak kecil. Tinggal bagaimana mengakali lelaki dewasa.
Naima tersenyum bagai iblis. Lihat saja apa yang akan ia perbuat pada hidup Saka.

Sedang Saka yang ditinggalkan mobil Naima dan diberi asap yang menyesakkan dada cuma bisa mematung di tempat. Kakinya masih sakit tapi tidak dengan hatinya sekarang. Bagaimana kalau anak yang dibawa Naima itu adalah anak kandungnya? Semua belum jelas. Naima pun tak mengatakan kalau Saka adalah ayah anaknya. Tapi kemarahan wanita itu menyiratkan sesuatu. Jika Andra jelas anaknya, maka dia akan sangat menyesal sekali. Membesarkan anak yang bukan darah dagingnya, dan tak bertanggung jawab pada buah hatinya sendiri.

🌹🌹🌹🌹

Pembalasan Naima mulai terlihat. Ini gak sama kek revenge. Akan di bumbui cerita lucu sekaligus air mata.

Jangan lupa vote dan komentarnya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top