22
"Mama manggil Taeyong?"
Malam itu, Tuan Lee mengumpulkan seluruh anggota keluarganya, termasuk Taeyong dan Sohyun. Mereka berkumpul di ruang keluarga, Taeyong yang baru datang bergabung dan duduk di sebelah Sohyun. Sohyun menggeser tubuhnya ke sisi sofa yang masih longgar, menghindari Taeyong. Namun, Taeyong tak peduli.
"Nah, kalian semua sudah berkumpul. Jadi, yang mau Papa bicarakan adalah keberhasilan kerjasama antara perusahaan kita dengan Metropoliz."
Tuan Lee terlihat serius dengan ucapannya, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan bahwa ini merupakan sebuah kabar yang sangat menggembirakan. Tak ada yang lebih bahagia bagi seorang pengusaha melainkan karena kerjasamanya berhasil, bukan?
"Lalu, apa tujuan Papa mengumpulkan kami?"
"Iya, baru saja Bos perusahaan Metropoliz menelpon Papa. Besok malam beliau akan mengadakan pesta perayaan kerjasama ini. Pesta perusahaan, yang artinya itu formal. Papa mau kau dan Sohyun ikut."
'Bos Metropoliz? Apa itu artinya Kak Chan? Apa ini rencananya untuk menangkapku di pesta?'
"Sohyun, wajahmu tampak gusar. Apa kau keberatan?"
"Aa.. itu.. eung.."
"Sohyun tak keberatan, Pa. Taeyong juga tak keberatan. Sepertinya, Sohyun memikirkan soal gaunnya."
Sergah Taeyong membuat Sohyun agak kesal. Gadis itu menegur Taeyong lewat lirikan matanya. Bagaimana bisa Taeyong menyetujui rencana Tuan Lee? Sohyun saja belum menjawabnya. Seandainya Taeyong tau bahwa pergi ke acara itu sama saja bunuh diri bagi Sohyun.. namun sayang, memberitahukan segalanya pada Taeyong masih belum tepat untuk sekarang.
"Jangan khawatir. Mama tau Sohyun tak punya gaun. Jadi, Mama belikan saat di mall bersama Soojin. Lihat!"
Mama Taeyong mengangkat tas belanjaannya tinggi-tinggi.
"Habis ini, kau coba ya, Sohyun!"
Sohyun terkejut, sejauh itukah Bibi mempersiapkan penampilan Sohyun di pesta besok malam? Kelihatannya memang beliau sangat ingin Sohyun datang. Dan demi menjaga kepercayaan dan tak ingin membuat keluarga Lee kecewa, Sohyun harus mewujudkan keinginan mereka. Tentu dengan segala risiko yang menanti untuk ia tanggung jawabkan. Sohyun harus menyiapkan dirinya jika tiba-tiba Bangchan berbuat jahat.
"Apa ada yang membicarakan soal pesta?"
'Darimana asal gadis itu? Ia muncul dimana pun dan kapan pun.'
Batin Sohyun.
Belum ada yang menjawab pertanyaan Soojin, mereka semua malah saling berpandangan dan bingung bagaimana cara menjelaskannya. Soojin adalah anak gadis orang, tujuan keluarga Lee hanya untuk memberikan penginapan sementara bagi Soojin. Pesta besok malam dikhususkan bagi keluarga masing-masing pemilik perusahaan. Jadi, tak mungkin Soojin ikut.
Sebenarnya bisa saja Tuan Lee mengajak Soojin, tetapi.. alasan lain yang membuat Tuan Lee bimbang adalah Seo Soojin begitu menempel dengan Taeyong. Beliau khawatir, jika Soojin ikut akan ada banyak pertanyaan bermunculan dan ditujukan padanya.
Pertanyaan yang mungkin berbunyi, yang manakah tunangan Lee Taeyong?, Mengapa Lee Taeyong tampak sangat lekat dengan Soojin? Siapa Soojin?
Kemudian, Tuan Lee harus sibuk membalas pertanyaan itu daripada menikmati pestanya.
.......................
"Ma.., serius Sohyun harus pakai gaun ini?"
"Iya, Sayang. Kenapa? Ini sudah sesuai tema. Kau sangat cantik dengan warna ungu."
"Tapi.. aku tidak terbiasa memakai gaun tanpa lengan dan berada sedikit di atas lutut."
"Tenang, Sayang. Lagipula itu kan tidak ketat."
Sohyun membuang napas. Mama Taeyong sangatlah keras kepala. Sama seperti saat pertama kali wanita itu memilihkan gaun bagi Sohyun, kali ini gaun yang ia pakai tidak sesuai dengan karakternya. Lebih tidak sesuai.
"Sekarang, tinggal memoles bibirmu dengan lipstik yang merah."
"Ma, bukannya ini terlalu menor?"
"Ah, tidak kok. Justru kau kelihatan lebih dewasa. Dan sekadar pengetahuan, Taeyong menyukai wanita dengan lipstik warna merah."
Mama Taeyong tergelitik membayangkan bagaimana ekspresi wajah putranya saat melihat Sohyun nantinya. Sohyun menyatukan kedua alis, dirinya merasa ragu. Penampilannya kini begitu mencolok. Bukannya menggoda bagi Taeyong, justru hal itu bisa saja mengundang gairah dari kakak tirinya.
'Ah.. menyebalkan sekali.'
Pikir Sohyun.
Acara pesta dimulai satu setengah jam lagi. Soojin yang memaksa ikut, akhirnya diperbolehkan asal gadis itu berangkat bersama Tuan dan Nyonya Lee. Sementara, Taeyong mendapatkan mobilnya sendiri dan akan berangkat bersama Sohyun.
"Sudah siap, Sayang?"
Sohyun mengedipkan kedua matanya perlahan, pertanda ia meng-iya-kan.
"Bagus. Mama akan berangkat duluan. Kau tunggu Taeyong ya? Sepertinya ia sibuk memilih kemeja di kamarnya, haha... Anak itu. Maklumilah, Sohyun. Memakai jas dan kemeja bukanlah ide yang bagus untuk putra Mama."
Sohyun tak menyangka. Taeyong sibuk memilih kemeja? Hal yang sepele saja ia tak mampu selesaikan!
............................
"Cepatlah, Tuan Muda Lee! Kita terlambat!"
Teriak Sohyun dari luar kamar Taeyong.
"Berisik! Kau pikir ini mudah???"
"Kau hanya perlu memilih satu diantara kain-kain itu. Apa susahnyaa?!!"
Kriet.
Taeyong membuka pintu kamarnya. Ia rapi memakai celana hitam dan sebuah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Hanya saja, sebuah kaos berlengan pendek putih melekat tipis di tubuhnya. Benar ternyata! Taeyong kebingungan memilih kemeja!
"Masuk!"
Taeyong menyeret tangan Sohyun lebih dalam dan memintanya untuk mengambil salah satu kemeja yang berserakan di atas kasur. Taeyong menunggu Sohyun dengan berdiri di depan cermin.
"Kau ini cowok! Tapi caramu memilih pakaian seperti cewek saja!"
"Nggak usah banyak protes! Mau berangkat sekarang nggak?"
"Iya lah! Lihat, ini jam berapa??! Sudah pasti kita akan telat!"
"Kalau begitu, pilihkan satu!"
Sohyun menyipitkan kedua matanya. Apa yang ia perbuat sudah seperti tugas seorang istri. Dasar Taeyong yang rumit! Tanpa berpikir pantas atau tidaknya, Sohyun menyabet sebuah kemeja berwarna biru tua bergaris. Lalu ia mengambil sebuah jas hitam beserta dasi dengan warna senada. Tak lupa ia juga mengambil ikat pinggang.
"Ini! Cepat pakai!"
Taeyong merebut semua yang sudah dipilihkan Sohyun dan ia segera memakainya saat itu juga.
"Pasangkan!"
"Huh?"
"Pasangkan dasinya! Aku tak bisa!"
Sohyun menggerutu. Tetapi, daripada Tuan dan Nyonya Lee menunggu lama di pesta, tanpa pilihan lain Sohyun harus menuruti Taeyong si manja.
"Hey! Kau mencekikku!! Jangan kencang-kencang dong mengikatnya! Mau membunuhku??"
"Ayo berangkat!"
"Ckk. Gadis gila!"
............................
Malam itu, mobil Taeyong melaju dengan kecepatan standar. Tak ada protesan dari Sohyun yang sejak tadi memaksa Taeyong agar cepat-cepat. Cukup aneh. Apalagi, yang Sohyun lakukan sejak tadi hanyalah melamun dan mengabaikan Taeyong.
"Hei, Sohyun!"
"Hm?"
"Apa kau tau.. lipstikmu terlalu merah. Kau seperti badut! Hehe.."
Akhirnya, Taeyong berhasil menarik perhatian Sohyun. Suasana yang tadinya sunyi menjadi sedikit mencekam. Ya.. mencekam..
"Lee Taeyong. Bisakah kau diam dan tak usah mengomentari penampilanku?? Apa kau tidak punya kesibukan lain selain berceloteh tentang penampilanku?? Aku membencimu!"
"Wow.. santai saja.. Aku berkomentar karena tak ingin kau mempermalukan diriku nanti di pesta."
"Banyak alasan."
Sohyun melengos, menatap ke arah kaca spion tanpa sengaja.
"Taeyong, apa mobil itu mengikuti kita?"
Taeyong yang tadinya menertawai Sohyun pada akhirnya ikut menjadi tegang.
Ada sebuah mobil sedan hitam yang semenjak tadi berjalan mengikuti mobil mereka. Sohyun berhasil membaca plat nomor mobil itu.
'Astaga! Itu mobil anak buah Kak Chan!'
Hidup dalam pengejaran selama satu tahun, membuat Sohyun hafal betul siapa saja anak buah mama dan kakak tirinya. Termasuk mobil apa yang sering mereka kemudikan.
'Gawat! Jadi ini jebakan?'
Bangchan telah menduga jikalau Sohyun dan Taeyong akan dibiarkan berangkat berdua saja. Tanpa Jaehyun ataupun Lucas, Sohyun tak cukup kuat meskipun ia mampu melindungi dirinya sendiri. Sedangkan Taeyong, ia tak cukup tangguh untuk melawan anak buah Bangchan yang berotot dan berbadan besar.
Sohyun harus mencari taktik!
"Taeyong, setir mobilmu lebih cepat lagi!"
"Kau gila? Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Kita kecelakaan atau malah tertangkap polisi karena kebut-kebutan di jalan??"
"Lakukan saja! Ini darurat!"
"Oke. Ini kemauanmu! Kalau ada apa-apa, kau yang tanggung jawab!"
Taeyong menancap gas. Mobil mereka melaju dua kali lebih cepat, sementara di belakang, mobil anak buah Chan semakin tak kelihatan.
"Bagus, setelah ini akan ada perempatan. Belok ke kiri!"
Taeyong mengikuti instruksi dari Sohyun. Ia tak banyak tanya walaupun arah yang disebutkan Sohyun tak sesuai dengan arah yang seharusnya Taeyong ambil untuk menuju ke lokasi pesta.
"Sekarang belok ke kanan! Jika kau menemukan sebuah apartemen di kiri jalan, masuklah ke bagian basement."
"Kita ke apartemen?? Tapi-"
"Lakukan saja, Taeyong! Kita tak punya banyak waktu!"
...........................
Ciittt...
Mobil Taeyong berhenti di basement sebuah apartemen. Sohyun segera keluar dan meninggalkan Taeyong.
"Heh, kau mau kemana? Jangan kabur sendirian!"
Taeyong mencoba menyusul dan mengikuti Sohyun, namun ia kehilangan jejak.
"Sohyun? Dimana kau?!"
Tiba-tiba, sebuah motor sport warna hitam berhenti di depan Taeyong, laki-laki itu sempat kaget. Hingga pengendara motor itu melepas helm-nya, Taeyong dibuat hampir tak percaya!
"Kim Sohyun?? Kau bisa mengendarai motor sport??!"
"Gila! Kau keren!"
Sohyun mengibaskan rambutnya yang mulai tak tertata akibat helm yang ia kenakan.
"Pakai ini dan naiklah!"
"Apa?! Naik motor? Kau yang bonceng?"
"Tentu saja aku! Aku tak akan membiarkan siput yang mengendarainya!"
"Kau menyindirku?"
"Sudahlah! Ayo pakai!"
"Tunggu!"
Taeyong melepas jasnya. Kemudian, dengan gentle ia mengikatkan lengan jas itu di pinggang Kim Sohyun.
"Apa yang kau lakukan?"
"Kau memakai gaun yang cukup pendek. Aku tak mau kau memperlihatkan pahamu pada orang lain."
Sohyun merasa malu. Kenapa ia sampai lupa kalau hari ini tak memakai celana panjangnya? Alasan Taeyong sungguh membuatnya tersipu, pipinya bahkan terasa panas. Apakah ini sisi ke-playboy-an Lee Taeyong yang belum pernah ia lihat?
Yah.. selain tampan dan kaya, Taeyong rupanya juga romantis dan perhatian.
"Ee.. terima kasih."
Ucap Sohyun di sela-sela Taeyong mengikatkan jasnya.
Sohyun memejamkan mata. Ia masih terduduk di atas motor, membuat posisinya jauh lebih tinggi daripada Taeyong.
Hmmhh...
Sohyun dapat mencium aroma tubuh Taeyong yang begitu dekat. Rambut Taeyong yang rapi dan wangi.. Sohyun dapat menikmati semuanya.
Ia hampir terlena.
'Tidak, Sohyun! Apa yang kau lakukan? Kau tak boleh tergoda! Kau hanya milik Jaehyun!'
"Selesai! Kau aman!"
Taeyong tersenyum dan menampakkan deretan gigi-giginya. Sejenak, Sohyun merasa terganggu dengan perlakuan manis Taeyong malam itu.
"Oh, sudah? Naiklah. Pakai helm-mu."
Kata Sohyun agak gugup.
"Kita mau kemana sekarang?"
"Kita tetap akan ke pesta. Tapi dengan motor ini, orang-orang brengsek itu tak akan mengenali kita!"
Sohyun baru akan mengegas motornya, namun usahanya terhenti saat kedua tangan memeluknya dari belakang.
Sohyun menampar tangan itu dari depan.
"Aduh!"
"Kau ini kenapa, sih?!"
"Lee Taeyong. Kau tidak usah modus! Lepas tanganmu!"
"Kim Sohyun yang cantik.. aku menebak jika kau akan mengebut. Kalau aku tak berpegangan, aku bisa jatuh dan menghembuskan nafas terakhirku hari ini juga! Aku tak mau mati muda!"
"Berlebihan! Tapi berpegangannya biasa saja dong! Aku bukan pacarmu!"
"Iya.. kau kan bukan pacarku. Tapi tunanganku.."
Jawab Taeyong kembali sambil mengaitkan kedua tangannya di perut Sohyun.
"Aish.. sinting! Terserah kau, aku tidak dengar apapun!
Sohyun marah dan Taeyong tertawa puas.
"Pegangan! Kita akan segera berangkat!"
Suara mesin motor Sohyun menderu di basement apartemen tersebut. Perlu sedikit pemanasan, setelah lumayan lama Sohyun tak mengendarai motor kesayangannya. Panggil saja Jack.
"Jack! Ayo kita beraksi!"
Dan melajulah si hitam membelah kegelapan basement, kemudian ia keluar menembus gerbang berbahaya yang kini telah dijaga oleh sekumpulan anak buah Bangchan. Benar saja, melihat dua orang mengendarai sebuah motor, mereka semua tak curiga. Yang para anak buah itu ingat adalah, Sohyun masuk ke apartemen menggunakan mobilnya.
Sekarang, mereka bisa sampai lokasi pesta dengan aman.
.........................
Taeyong dan Sohyun tiba di lobi sebuah hotel bintang lima. Lokasi pesta berada di lantai 6 gedung hotel tersebut.
"Hebat! Kau bisa mengendarai motor juga? Apa kau bisa mengajariku? Aku ingin membuktikan kepada para gadis bahwa aku juga sangat keren berada di atas motor."
Taeyong mengedipkan sebelah matanya. Astaga, Sohyun mau muntah!
"Berkacalah sebelum kau memohon padaku untuk mengajarimu, Tuan Muda Lee. Kau ketakutan sepanjang perjalanan karena atraksiku!"
"Iya.. kau benar. Tapi tak ada salahnya kalau aku mencoba menaikinya kan?"
Sohyun menyentuh kening Taeyong.
"Ya Tuhan! Kau benar-benar sakit. Aku rasa, kau butuh dokter kejiwaan!"
"Bye!"
"Hei! Kim Sohyun! Tunggu aku! Kau mau mengajariku kan??"
Sohyun terus melangkah dan masuk ke dalam lift. Taeyong pasti sudah menjangkau lift tersebut kalau saja ponselnya tidak berdering.
"Halo?"
"Apa? Kau sudah bawa sampelnya?"
"Good job! Aku menunggumu di depan lobi!"
Raut wajah Taeyong berubah menjadi sangat senang setelah menerima telepon dari ponselnya.
"Hari ini, aku akan membuatmu membenci Sohyun, Jung Jaehyun. Tunggu saja!"
"Aku memang cerdas!"
"Oh iya, ngomong-ngomong, motor siapa yang dicuri Sohyun dari apartemen tadi?"
To be Continued.
Maaf ya, kemaleman. Aku agak pusing hari ini..
Next (?)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top