11

Taeyong Pov

Aku memandang matanya penasaran. Sohyun menjadi cukup aneh hari ini. Tidak hanya hari ini, tetapi ia selalu tampak aneh. Aku menyadarinya sejak gadis tomboy itu terlihat ketakutan saat hari dimana ia  berada di club untuk mengajakku pulang.

Aku sangat ingin tahu, namun aku mencoba menahannya. Buat apa aku terlalu mencampuri urusan pribadinya? Buat apa aku mempedulikan kehidupannya? Yang ada dia malah besar kepala dan meremehkanku. Menganggapku tergila-gila padanya. Tidak mungkin!

Hingga.. tiba-tiba saja, tangannya yang masih tergenggam lemah di tanganku mengerat. Ia mencengkeram jari-jariku dan membawaku lari ke halaman belakang rumah di sekitar kolam renang. Wajahnya terlihat gelisah lagi.

Aku marah dan kesal habis-habisan. Apa dia tidak punya malu harus berlari-larian di tengah para tamu? Mau ditaruh mana mukaku?? Aku tidak mau dipandang tidak punya sopan santun.

Seorang Lee Taeyong, calon penerus Canopus, tertangkap kamera sedang bertingkah seperti anak tiga tahunan bersama calon tunangannya.

Dan seketika, seluruh penjual koran mendapat penglaris setelah membaca headline tersebut di halaman awal dagangannya. Astaga!

"Ada apa denganmu? Aku tau kau gugup. Tapi jangan seperti ini juga sampai mengajakku berlarian di tengah para tamu!"

Bentakku saat aku mulai kehilangan akal dan kesabaran ketika menghadapi sikapnya! Ini benar-benar memuakkan!

"Dia tidak boleh melihatku, Taeyong!"

"Dia siapa?"

Apa Sohyun pikir aku punya kemampuan seperti cenayang?? Aku bisa mengetahui semua yang dia pikirkan? Kusimpulkan, dia gadis terbodoh yang pernah aku temui! Ralat, dia bukan gadis sungguhan.

"Dia.."



























"Lee Taeyong?"




Aku dengar seseorang memangil namaku. Suaranya tidak asing. Aku hendak menoleh namun Sohyun menahan rahang dan pipiku saat itu juga.

"Taeyong! Beri aku wajahmu!"

"Hah? Apa?!"

Aku masih memproses permintaannya.

Apa maksudnya? Wajahku? Ada apa? Apa aku terlihat buruk dengan model rambutku ini??


Tidak! Aku salah! Sohyun menarik wajahku dan ia tampak berjinjit dengan high heels yang ia kenakan.

Perlahan mata kami mulai bertemu. Oh, shit?! Apa hanya aku yang kelihatan panik?? Dia menatapku dengan tajam seperti tanpa alasan.

Dan sayangnya aku terlambat menyadari..






She just kissed my lips!














Cup!






Aku tahu, aku sering berciuman. Tapi bibirnya membuatku gila! Aku tak pernah berpikir mau mencium seorang pria! Pria!!!

Johnny tahu bahwa seleraku pada seorang gadis sangatlah tinggi. Namun hari ini...

Sial! Aku bahkan mencium seorang gembel yang menumpang di rumahku! Seorang gadis lusuh dan sama sekali tidak anggun! Seorang gadis yang tidak pernah mempedulikan penampilan, alat make up, pakaian, dan rambutnya yang serasa tak pernah dicuci selama sebulan! Sungguh kesan pertama yang memilukan!

Katakan kalau aku hanya bermimpi buruk! Aku bermimpi buruk sedang menciumnya kan??

Maaf. Maksudku, aku bermimpi buruk bahwa gadis maskulin itu mencumbuku kan??

Dia??! Maksudku dia si penggemar snapback dan celana ripped jeans!! Apa dia menciumku saat ini???



"Hei!!"

Aku mendorongnya agak kencang. Dia terkejut, manik matanya tak menatapku sekalipun. Ia melihat sosok yang sedang berdiri di belakangku.

"Ups.. maaf. Apa aku menganggu acara kalian?"

Kata pria itu yang tak lain adalah Bang Chan. Seorang pria yang mengaku calon pemilik Metropoliz, mall terbesar dan terlengkap yang ada di kota ini.

"T-tidak. Ap-apa kau melihatnya?"

Tanyaku begitu polos.

Ada apa denganku? Aku playboy kelas kakap! Mengapa harus malu saat orang lain menangkapku sedang bercumbu dengan seorang gadis diam-diam?

"Tenang saja. Itu wajar.. bukankah dia calon--tunanganmu?"

Aku melirik Sohyun.

Hei!! Apa dia tidak sadar akan apa yang telah dia lakukan??

Bagaimana dia bisa menatap Chan tanpa berkedip, sedangkan aku--- calon tunangannya--- tengah berdiri di sebelahnya dengan penuh kesal??

Dia mengejekku?

"Ayo kita pergi!"

Aku menggandeng tangannya dan menggeretnya ke tempat lain, mengabaikan Chan yang menyaksikan kami berdua dari tepi kolam.


Aku tidak cemburu. Aku beritahu kalian!

.............................

Author pov

Acara inti dimulai. Taeyong dan Sohyun berdiri di tengah ruangan. Seseorang datang dan mengantarkan sepasang cincin berwarna perak yang terukir begitu manis sekaligus indah. Lagi-lagi, cincin tersebut Mama Taeyong yang memilihkan. Beliau sangat bekerja keras demi kelancaran berlangsungnya acara pertunangan Taeyong malam itu.

Sohyun menampilkan pandangan kosong. Ia melamun sedari tadi. Taeyong melihat setetes keringat meluncur dari kening Sohyun.

Taeyong bisa merasakan, ada hawa aneh yang membuat Sohyun menjadi tidak fokus. Ada sesuatu di sekitar mereka yang membuat Sohyun tidak nyaman, bahkan sampai ketakutan.

Taeyong penasaran. Ia mengikuti arah mata Sohyun menatap setelah ia selesai memasangkan cicinnya ke jari manis Sohyun.

Dan disanalah perhatian Kim Sohyun. Tepatnya, pada seorang yang cukup tinggi, berambut coklat gelap dan bermata hitam legam. Pria itu tersenyum tipis.. sedikit misterius.

Memang misterius, Taeyong mengakuinya sejak saat pertama berpapasan dengan Bang Chan.

Dia Bang Chan. Pria yang ditatap Sohyun tanpa henti.

"Heh... Sohyun. Sst..."

Lirih Taeyong sambil menggoyangkan tangan Kim Sohyun.

"Iya?"

Sohyun gelagapan dan membenarkan ekspresinya seketika.

"Pasangkan cincinmu ke jariku."

"Maaf.. aku tidak fokus."

Tamu undangan bertepuk tangan meriah setelah kedua pasangan selesai saling menyematkan cincin. Taeyong juga Sohyun saling melemparkan fake smile mereka seramah mungkin agar tidak ada yang merasa curiga dengan sandiwara mereka.

Dan puncak paling membosankan pun tiba. Saat dimana tamu yang hadir memberikan jabat tangannya kepada pasangan tersebut. Itu memakan hampir satu setengah jam.

"Selamat.. Sohyun.."

Sohyun menelan ludahnya ketika tanpa sadar Bang Chan berdiri di hadapannya dan mengambil tangannya.

Sohyun sedikit merinding ketika lelaki itu menyentuh kulit tangannya. Rasanya menjijikkan.. tetapi Sohyun tidak bisa melawan atau semua orang akan mengetahui rahasianya.

"Sepertinya.. sainganku menjadi dua orang sekarang."

Bang Chan tersenyum evil. Taeyong yang selesai menjabat tangan salah seorang sahabatnya, giliran beralih melepas tautan tangan Bang Chan pada Sohyun.

"Terima kasih kembali karena sudah datang dan menghadiri acara pertunangan kami."

Taeyong memasang senyuman yang memaksa ketika Taeyong menekankan kata 'pertunangan' di telinganya. Tak tau kenapa, ia tidak suka berhadapan dengan Bang Chan sejak awal. Aura panasnya begitu terasa.

"Oh, Taeyong."

"Ada apa? Apa kau mulai cemburu pada tunanganmu?"

"Atau....Bolehkah aku sekarang menyebutnya sebagai---- calon istrimu?"

"Kalian pasti akan menikah kan? Bukankah kalian sudah bertunangan?"

Bang Chan kembali mengalihkan atensinya pada Sohyun. Taeyong tak mengerti, namun baik Bang Chan maupun Sohyun seolah mereka saling berbicara lewat mata. Semacam.. telepati.

"Sepertinya acara sudah selesai. Sudah saatnya kami istirahat. Bisakah kau pulang?"

Sindir Taeyong pada Bang Chan.

Bang Chan tertawa kecil.

"Ah.. baiklah-baiklah. Aku tak akan mengganggu malam kalian. Selamat atas pertunanganmu, Lee Taeyong. Ingatlah.. setangkai bunga yang cantik tak akan pernah disentuh oleh hanya satu lebah. Aku pamit."


Langkah kaki Bang Chan terdengar mulai menjauh.

Sebuah helaan napas terdengar keluar dari bibir Sohyun. Gadis itu merasa lega. Tetapi ia menyadari, bahwa posisinya sekarang tak seaman sebelumnya saat ia berada di rumah Taeyong.

Apa yang terjadi?

.................................

Pagi yang cerah mulai menyapa. Hari ini, Taeyong bangun lebih awal dan sudah berpakaian rapi. Ia duduk di meja makan sambil menunggu sarapannya tiba. Ia bersiap pergi ke kampus, dan saat ini sedang menunggu bodyguardnya tiba.

Bukan. Maksudnya, tunangannya yang tiba.

"Taeyong?"

Mamanya mendekat.

"Tumben sudah bangun? Apa tidurmu nyenyak semalam?"

Taeyong mengangkat kedua bahunya. Tak tau mesti menjawab apa karena sejujurnya semalam ia tak bisa tidur memikirkan 'sesuatu' yang disembunyikan Sohyun di dalam pikirannya.

Ia penasaran. Apa hubungannya dengan Bang Chan? Mengapa Sohyun dan Bang Chan tampak saling mengenal satu sama lain?

"Sohyun mana, Ma?"

"Eh. Apa Mama tidak salah dengar? Kau mencari Sohyun?"

"B-bukan be--"

"Iya.. Mama tahu. Sohyun pasti sangat cantik sampai membuatmu terpesona dan tidak bisa jauh darinya. Kau merindukannya kan?

'Bukan begitu maksudku, Ma!!'

Taeyong menahan emosi dalam dadanya.

"Selamat pagi, Bi."

"Sohyun?? Wah.. baru saja Taeyong membicarakanmu."

Sohyun terkejut. Taeyong membicarakannya??

"Katanya dia rindu padamu."

"Ma! Apaan sih? Kan Taeyong nggak bilang gitu tadi?!

"Mama tau.. kau tidak mengatakannya langsung karena kau malu. Sekarang, Mama sudah sampaikan perasaanmu pada Sohyun. Pintar kan Mama??"

'Ya, Tuhan! Kenapa aku punya Mama seperti ini?'

"Ayo berangkat!"

Taeyong mengacuhkan godaan Mamanya dan meraih tangan Sohyun yang masih berdiri kaku di samping meja makan.

"Hei! Makan dulu, Sayang! Sarapannya baru saja jadi!"

"Taeyong makan di luar saja!"

"Ada apa, Ma?"

Tanya Tuan Lee yang sudah duduk manis di meja makan.

"Sepertinya anak kita mulai dekat dengan Sohyun, Pa. Mama seneng deh.."

..............................

"Berhenti!"

"Jadi kau mau pura-pura dingin setelah kita bertunangan kemarin?"

Teriak Taeyong pada Sohyun yang berjalan cepat namun santai di depannya. Mereka berdua sudah sampai kampus.

"Jujur! Kau itu sangat menyebalkan!"

"Dan penuh tanda tanya...."

Lanjut Taeyong lagi.

Sohyun tak peduli dan melanjutkan langkahnya.

"Hei berhenti!"

"Aku bilang berhenti, Kim Sohyun!"

Akhirnya Sohyun berbalik.

"Ada apa?"

"Wah.. kau sungguh gadis yang jual mahal. Saat aku memanggil namamu, baru kau menyahut."

"Karena aku punya nama. Jangan panggil aku 'Hei', 'Heh!' atau apapun itu seolah-olah kau dekat denganku. Aku tidak suka."

"Terserah! Tapi Johnny mengajakku makan di kantin. Kau harus ikut!"

"Bukankah itu tugasku, Tuan Muda Lee? Aku harus mengikutimu kemanapun kau pergi."

"Tapi kita sudah membuat janji.. kau bebas lakukan apapun yang kau mau setelah kita bertunangan."

"Lalu??"

"Ya... Lalu... Hari ini aku membiarkanmu ikut. Haha.. kau sepertinya tak rela melepaskanku sendirian."

"Cerewet!"

Sohyun membalikkan badannya sekali kagi dan melangkah menjauhi Taeyong.

"Ck. Dia berjalan seakan-akan tau arah kantin. Memangnya dia sekolah disini? Tidak mungkin. Dia hanya gembel yang dipungut Mama. Ck.. menyebalkan harus terjebak dengannya!"

..............................

"Heii, Bro!! Congrats!"

Johnny memeluk Taeyong yang baru saja tiba di kantin.

"Sorry, kemarin nggak dateng ke acara pertunanganmu. Kau tahu sendiri kan.. Sowon nggak bisa ditinggal seharian dan dia benci banget suasana pesta."

"Kau juga sih! Cewek kayak gitu masih tetep aja dipacarin! Lagian, banyak kok yang menunggumu di luar sana.. Wendy misalnya."

"Wendy sih cantik, Yong. Cantik banget malah.. tapi aku ini orangnya setia. Jadi nggak bisa berpaling dari Sowon.. no... no.. no.. she is the one and only!"


(Mukanya songong banget, minta ditampol😂😂😂 Sorry.. bias siapa nih?)

"Ih.."

Taeyong menjauhkan wajahnya dari Johnny. Kelakuan sok sahabatnya itu membuatnya mual.

"The one and only apaan! Kau itu nggak jauh beda dariku! Mantan udah berceceran dimana-mana!"

"Itu dulu.. sekarang aku sudah berubah.."

"Bodo amat.."



"Hei, kok diam saja? Bicara dong!"

Seru Johnny ke Sohyun yang tahu-tahu sudah mengambil tempat duduk di meja yang ditempati Johnny.

"Heran aku padanya.."

"Kenapa Yong? Apa yang salah sama tunanganmu?"

"Ntar lah.. bakal aku ceritain semuanya kok. By the way, mana si kunyuk itu?? Katanya dia pulang dari Amerika?"
































"Nyari aku, Yong?"














Seorang pria tampan datang. Menambah lengkap perkumpulan alias geng mereka, Taeyong dan Johnny.































To be Continued...

Siapa yang dateng?

Kalian mau member NCT mana lagi yang aku tampilin? Aku kasih kebebasan memilih karena serius, aku bingung milih hanya satu di antara mereka!!

NCT tuh semuanya visual!! Huaa😭😭

Bantuin ya... Hehe


Next (?)

Wah.. makin banyak yang penasaran sama Bang Chan ya? Akan segera terungkap kok. Tunggu kelanjutannya..


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top