10


Panas terik menghiasi suasana pagi setengah siang di jalanan perkotaan. Sebuah sedan hitam melaju standar, membelah kemacetan Kota Seoul yang tidak seberapa. Tibalah sedan tersebut di halaman depan sebuah butik glamour yang letaknya tak jauh dari Metropoliz.

Dua pasang kaki tampak turun dari atas mobil. Yang satu begitu trendy dengan sneaker putihnya. Sementara yang satu turun dengan sepatu boots cokelatnya.

Kelihatannya biasa saja, namun bila diperhatikan lebih detail, kedua orang yang baru saja turun itu terlibat pertikaian.

"Hh.."

Suara helaan nafas keluar dari mulut Taeyong. Ia menyaksikan Sohyun yang terlihat cuek dan biasa saja saat semua mata melirik kepadanya.

"Aku kan sudah bilang, jangan pakai kaos jersey!"

"Aku malu!"

"Aku yang memakai, kenapa kau yang malu?"

Sohyun berjalan mendahului Taeyong untuk memasuki butik tersebut. Bibirnya menyunggingkan senyum sambil berkata.

"Aku menuntut kebebasan yang kau janjikan. Jangan salahkan aku jika aku melakukan apapun sesuai keinginanku."

"Tapi kita belum tunangan!!"

"Hei?!"

Taeyong mendelik marah. Sekali lagi, gadis itu mengabaikannya. Padahal, semua orang mengakui bahwa Taeyong itu terlalu mempesona untuk diabaikan.

"Tunggu!"

...............................

"Aku tidak tahu kalau Bibi menyiapkan sudah sejauh ini."

Taeyong dan Sohyun melongo setelah beberapa karyawan butik menyuguhi mereka pakaian-pakaian bagus, bukan hanya bagus tetapi juga mewah dan mahal. Bukan hanya satu, melainkan berlusin-lusin yang tergantung dalam sebuah closet raksasa.

"Kita baru mengatakan keputusan kita tadi pagi, tetapi Mama sudah menyiapkan ini sejak seminggu yang lalu?"

"Yong.."

Sohyun mengambil salah satu gantungan dan menunjukkannya pada Taeyong.

"Aku tidak mau memakai yang seperti ini!"

Taeyong memperhatikan baju dan tubuh Sohyun secara bergantian---- seperti sedang mencocokkan.

"Apa yang kau lihat?!"

"Bodoh! Aku tidak mau memakai pakaian ketat, pendek, dan terbuka ini! Aku mau yang lebih tertutup!"

Sohyun melemparkan gaun berwarna hitam itu tepat ke muka Taeyong. Lelaki itu rahangnya tampak mengetat, sepertinya ia menahan rasa marahnya pada Sohyun demi menjaga image di hadapan para karyawan butik yang melayani mereka.

"Sekalian saja pakai bulu domba di sekujur tubuhmu!"

"Rrghh.."

"Nona? Gaun mana yang akan Anda pilih?"

Sohyun melepas snapback-nya dan mulai menggaruk-garuk kulit kepalanya. Rambut ya yang panjang kecokelatan jadi sedikit acak-acakan. Ini pilihan yang sulit. Entah mengapa, jiwa feminimnya bangkit. Ia ingin meraup semua kain yang ada di depannya itu dalam sekali sapuan. Tetapi ia tak bisa! Sohyun harus menahan dirinya, ingat, dia gadis tomboy untuk saat ini!

"Kau ambil yang mana?"

Sohyun melirik ke Taeyong yang terlihat lebih santai.

"Dia tanya padamu. Kenapa jadi kau yang tanya aku?"

"Cowok sih pilih pakaian nggak pakai lama."

Dengan songong, Taeyong asal memilih salah satu jas yang berada di bagian closet sebelah kanannya. Tinggallah Sohyun yang belum menentukan pilihan apapun.

"Tuan, mari saya antar ke ruang ganti. Anda bisa mencobanya terlebih dahulu."

"Kau dengar? Aku mau mencoba bajuku dulu. Dan kau! Cepat pilih bajumu karena aku tidak suka menunggu lama!"

"Apalagi menunggu orang tidak penting sepertimu.."

Mata gadis itu membulat penuh. Tangannya sudah terkepal ingin menonjok muka Taeyong yang tidak bisa terlihat biasa saja. Kali ini ia harus lebih tahan terhadap ejekan Taeyong.

'Yuqi lebih ahli memilih model pakaian. Apa aku telepon dia saja?'

................................

"Dimana cewek jelek yang tadi bersamaku?"

"Maksud Tuan, Nona yang memakai kaos jersey?"

"Iya. Dia itu cewek jelek."

Karyawan butik itu tersipu malu. Ia menahan senyumnya sebab melihat Taeyong dan Sohyun saling mengejek, itu membuat mereka terlihat lucu.

"Tuan, setelah melihat penampilan Nona, saya jamin Tuan tidak akan bilang jelek lagi."

"Oh ya?"

Alis sebelah kanan Taeyong terangkat, bermakna bahwa ia meragukan kalimat yang dikatakan si karyawan barusan.

"Itu dia Nona."

Tak menunggu lama, Taeyong ingin melihat. Betapa menyedihkannya penampilan Kim Sohyun ketika memakai gaun wanita. Lelaki itu tertawa terlebih dulu. Namun..




Kenyataan menampar otak Taeyong yang berpikiran seenaknya. Ia salah telah menilai Sohyun sebagai orang jelek dan menyedihkan dengan gaun feminimnya.

Iya..

Faktanya..

Sohyun benar-benar cantik seperti cinderella..

"Nona? Apa Nona merasa nyaman memakainya?"

"Sebenarnya ini agak berat, tetapi temanku menyukainya. Jadi aku pilih ini saja. Tae--"

Sohyun hendak menanyakan pendapat Taeyong soal gaunnya, namun Taeyong memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Berulang kali gadis itu memanggil Taeyong, namun Taeyong tidak menggubris. Ia masih terpaku pada aura kecantikan Sohyun yang begitu asing baginya.

"Aku bicara padamu, dasar tuli!"

"Tuli?!!"

"Mm-maksudku.. aku tidak tuli. Kau tanya apa tadi?"

"Lupakan."

..................................


"Permisi, Tuan. Anda mendapatkan undangan pesta pertunangan."

"Dari siapa?"

"Dari pemilik Perusahaan Canopus, Tuan Lee. Putra tunggalnya akan bertunangan lusa depan."

"Buru-buru sekali? Tapi aku penasaran, siapa gadis yang akan menjadi tunangannya itu..."

"Ada apa, Sayang? Sepertinya kau sangat bahagia."

Seorang wanita yang terkesan awet muda dayang dari lantai atas, menuruni tangga marmer yang lumayan lebar.

Pria yang dipanggil 'Tuan' menghampiri wanita tersebut, lalu menempelkan pipi kanan dan kirinya secara bergantian---tanda memberi sambutan.

"Tentu saja aku bahagia, Ma. Sebentar lagi, calon rekan bisnisku akan bertunangan."

"Lalu.. kapan dirimu? Setelah kau mewarisi perusahaan Papamu, kau juga harus menikah."

"Tenang saja, Ma.. Bang Chan-mu ini tidak akan pernah mengecewakan."

Keduanya tersenyum dan tertawa kecil.

"Oh, dimana adikmu? Dia selalu keluyuran dan tidak pernah diam di rumah!"

"Biarkan saja.. Yuqi memang seperti anak kecil. Ia tak pernah dewasa, karena itulah Mama lebih mempercayaiku dibandingkan dia."

"Bagus, Chan. Kau memang kebanggaan Mama!"

...................................

Hari yang tak pernah ditunggu-tunggu pun tiba. Sohyun gugup di depan cermin sambil memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. Ia merasa telah mendapatkan dirinya yang dulu.

Matanya terpejam. Ia menenangkan hatinya sedang yang risau. Ia mengangkat kedua telapak tangannya, dan maniknya kembali terbuka.

'Haruskah jariku ini diisi oleh cincin yang lain?'

"Sohyun?"

"I-iya, Bi?"

"Kau sudah siap? Ayo kita ke bawah. Tamu Bibi sepertinya sudah tidak sabar ingin melihatmu.."

Sohyun keluar dari persembunyiannya. Cantiknya begitu natural. Kedua pipinya dipoles sehingga bersemu merah. Kedua bola matanya berhias bulu mata lentik, dan bibirnya yang mungil dibuat berwarna pink glossy. Semua perhatian tertuju ke arahnya.

"Taeyong.."


Taeyong menoleh saat namanya terpanggil. Sebuah dasi kupu-kupu terpasang indah di lehernya. Wajahnya kelihatan sempurna, terlebih ketika seluruh bagian rambutnya dirapikan ke belakang. Mata, hidung, dan bibirnya tercetak jelas. Taeyong sungguh menawan..

"Kemarilah. Kenapa kau diam saja disitu? Ajak tunanganmu bersamamu."

"I-iya, Ma."

Mengapa Taeyong jadi gugup begini? Jarinya ingin meraih tangan Sohyun. Namun malah berakhir mengambang di udara.

"Aduh! Kelamaan!"

Mama Taeyong dengan tak sabar melengketkan tangan keduanya. Dan mendorong mereka menuju ke tengah ruangan. Tempat dimana mereka bisa berbaur dengan tamu yang datang.

"Ekhemm..khem..."

"A-apa kau gugup?"

Sohyun tak menjawab, karena pikirannya terbang ke hal lain. Ia gugup bukan karena pertunangan yang akan segera dilangsungkan ini. Ia gugup sekaligus takit ketika mendengar bahwa seorang tamu penting akan hadir.

Putra pemilik Perusahaan Metropoliz, Bang Chan.

"Selamat datang, Nak Chan. Senang bertemu denganmu.."

Sohyun melihat ke arah sumber suara. Rupanya, Papa Taeyong tengah menyambut kedatangan pria tersebut!

'Gawat! Dia tidak boleh melihatku ada disini!'

"Ayo pergi!"

"Eh?! Kemana?"

Sohyun menyeret Taeyong menjauhi tempat tersebut. Taeyong sungguh tak mengerti, mengapa Sohyun menjadi sangat panik sekarang ini.

Mereka sampai di halaman belakang dekat kolam renang. Disana masih sama ramainya, namun setidaknya Sohyun lepas dari Bang Chan untuk sementara.

Lalu bagaimana saat acara inti dimulai?

Sama saja Bang Chan akan melihat wajahnya kan?

"Ada apa denganmu? Aku tau kau gugup. Tapi jangan seperti ini juga sampai mengajakku berlarian di tengah para tamu!"

"Dia tidak boleh melihatku, Taeyong!"

"Dia siapa?"

"Dia.."




























"Lee Taeyong?"




























Sohyun terkejut! Bagaimana suara Bang Chan sudah sedekat itu dengan posisi mereka?



























"Taeyong! Beri aku wajahmu!"

"Hah? Apa?!"














Cup!




























To be Continued..

Kyaa...

😱😱😱

Sorry kepotong sampai disini😏

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top