°17° [album memori]

"gua gagal , Zre !!! Gua gagal !!"

Air mata berjatuhan dari matanya , membuat pipinya basah akibat air yang mengalir.

"Tenang , gen. L-lu ga sepenuhnya gagal. Buktinya-"

"Apa..?"

Genah menatap azre.

"Y-ya.. buktinya , mereka belum mati-"

Genah berdiam lalu tersenyum tipis.

Greb !

"Arkh!"

Genah mencekik leher azre. Senyumannya menampakkan kesedihan.

"Gua gagal ! Gagal. Gua ga bisa nempatin janji dari orang tua mereka. Samsul hilang , pepey selalu mengurung diri , Marvel berpaling dari kita semua !!!"

Genah meremas rambutnya frustasi.

"Hiks.. maaf.. saryu.. Liu.. hiks"

Azre menatap manusia didepannya dengan mata sayu. Di lubuk hatinya , ia merindukan kenangan lama mereka.



"Kak azre ! Kakak udh makan belum ?"

"Kak ! Ayo main !"

"Huaaa.. maaf kak !!"

"Kak ! Samsul makan sup naga ku !'

"Kak !!! Kembaliin !"

"

Kita sayang kakak !"




"Hiks..."

Genah agak kaget mendengar suara isakan dari seorang pemuda bersurai cyan itu.

Azre menutup wajahnya yang sedang dibanjiri air mata.

"Z-zre ?"

"Kita gagal , gen.. gagal"

...

"Aku tahu"

"Karena itu , kita harus mencari jalan keluarnya bersama"

...

"Ya"

-----

Disisi [dia]

"Vel.. ada waktu ?"

Pemuda yang dipanggil menghadap kebelakang dengan senyuman aneh di wajahnya.

(Ada yang tahu choji dari wind breaker ? Kayak gt)

Si pemuda pun menganggukkan kepalanya , lalu pergi menghampiri orang bertopeng kucing itu.

"Uhm.. begini , vel.. lu.. ga kangen .. kita yang dulu ?"

...

Wajah yang tadinya tersenyum , kini menjadi serius. Mata nya fokus menatap si lawan bicara.

Si topeng kucing menelan ludah karena agak takut.

"Dulu ? Yang mana ?"

Kini , nada bicaranya memberat mengisyaratkan kalau ia sedang marah.

"Ya- saat kita masih bersama di spadia ! Sebelum kejadian itu ! Ayo kita-"

*Brukk

Si surai ungu menendang si topeng kucing sampai mengakibatkan dinding retak.

"U-uhk.."

"Jangan bermimpi. Kau pikir , aku akan memaafkan mereka yang membuatku seperti ini ? Oh~ tentu tidak"

Sisurai ungu berbalik arah lalu pergi.

Si topeng bangkit sambil memegang topengnya yang kini retak.

"Vel.."

Ia mengkhawatirkan atasannya saat ini. Jika tidak dihentikan , akan semakin bertambah masalahnya.

Disisi pepey

Pepey sedang berada di sebuah bukit tinggi.

Masih nampak 3 bunga tumbuh berdampingan.

Bunga melati kuning , lavender ungu , dan mawar merah.

Tiga bunga itu dulunya masih subur. Tetapi.. kini , 2 bunga disamping si mawar hampir layu. Warnanya memudar.

Pepey menatap sendu ketiga nya.

"Andai kita bertemu lagi. Aku ingin meminta maaf"

[Bersambung]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top