"Kamu Kenapa, Sih, Akhir-Akhir Ini?"

Pagi ini gue bangun jam 12 siang dengan badan yang pegal-pegal karena salah posisi tidur.

Gue pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri gue. Gue ngambil baju gue di lemari dengan perasaan gak antusias kayak gak bernyawa. Rasanya badan ini kayak dijepit ujung-ujungnya, terus dikaitkan sama tali dari langit-langit, kemudian gue diseret dengan badan menggantung. Kayak jemuran.

Jessica baru selesai ngampus jam 2. Jadi kalau gue SMS di jalan, gue bisa sampe disana jam setengah dua dan nunggu dia setengah jam.

Rasanya gue gak niat hidup lagi. Gue terlalu lemes untuk ngelakuin ini semua.

Tapi, woy, Daniel! Lu cowok bukan, sih?! Dimanapun Mario PK itu sekarang, dia pasti akan menertawakan lo si tukang mikir idiot ini! Selamanya lo akan diketawain sama Mario. Selamanya lo adalah cowok cupu kebanyakan mikir yang cool diluar dan cemen di dalem!

Tapi gue gak bisa. Jujur gue gak bisa. Di dalam hati gue, gue cinta Jessica. Gue sayang dia, dan gue gak mau ngelepasin dia semudah itu. Gue merasa semua ini masih bisa diperbaiki, gue merasa semua ini pasti ada jalan keluarnya. Gue yakin pasti bisa. Hati gue rasanya kayak meluncur naik ke tenggorokan gue. Sesek.

Untuk menenangkan diri, gue nyalain TV di kamar gue sambil siap-siap berangkat.

Perceraian artis Widiarti dan Andi terasa semakin memanas. Pasalnya, perebutan anak dan harta gono-gini menjadi semakin alot. Kedua kuasa hukum telah mencoba...

Huh, perceraian lagi, perceraian lagi. Kenapa semua orang bercerai dan nyerah gitu aja sama masalah mereka? Apa cinta bisa ilang semudah itu cuma karena duit, harta, dan cewek baru? Then why did you married her in the first place, dude?

Andi berujar, bahwa Widi sangat berbeda dari pertama ia mengenalnya. Andi mengaku bahwa seringkali terjadi perkelahian antara dirinya dan Widi akibat tempramen Widi yang tinggi.

"Gue gak pernah tahu, kalau si Widi tuh orangnya gitu. Lah, orang asbak aja dilempar ke arah anak gue! Gimana gak muke gile, coba? Pokoknya, hak asuh Ayesha harus jatuh ke tangan gue. Gak akan gue biarin Ayesha bertumbuh dewasa sama nyokap kayak dia!"

Kemudian ada foto Widiarti dan Andi (dua artis FTV yang kebanyakan syuting bareng dan cinlok terus nikah kira-kira 3 tahun lalu) kerobek dan kebakar pake api boongan. Dan hostnya pun muncul dan ngebacot lagi.

Okey. Kalau gue boleh jujur, gue gentar ngeliat liputan ini.

Inilah yang sekarang ada di pikiran gue: pacaran itu, kalau sayang pasti berujung ke pernikahan. Dulu, Widi sama Andi itu adalah dua artis FTV bersountrack empat-mata-bicara-padamu atau sayang-apa-kabar-denganmu yang selalu akting berduaan. Setelah ketahuan pacaran, mereka berdua akur dan romantis banget. Akting mereka semakin bagus, bahkan di FTV tengah malem, ada scene ciuman yang ngiris-ngiris hati gue (come on, gue juga manusia!).

Tapi kenyataannya... sekarang Widi berubah, dari cewek cantik murah senyum yang selalu Andi banggakan, jadi cewek atlet pelempar asbak dengan sasaran anak sendiri.

Apa ini yang harus gue lakukan?

Apa Daniel Adiwijaya memang selemah ini dan tergoyahkan pikirannya hanya karena sebuah liputan gosip gak jelas yang judul acaranya bisa dipake buat gue nyukur jenggot? Apa gue akan semudah itu berubah pikiran lagi?

Gue sayang Jessica. Tapi gue gak bisa jadi orang yang hidup cuma tentang cinta dan cinta.

Gue harus punya visi untuk masa depan gue.

Dengan diiringi doa dan tekad yang bulat, gue berdiri dan mematikan televisi. Kemudian gue berjalan menuju garasi dan berlari masuk ke dalam mobil.

"Daniel? Kamu mau kemana?" tanya Mama yang lagi ngurusin tanaman.

"Mau ngelakuin apa yang seharusnya Daniel lakuin, Ma!"

Dan nyokap gue, setelah tahu apa yang gue perbuat itu, langsung nyemprot gue selama 4 jam sampe jam 1 malem. Dan keesokan harinya lagi, keesokan harinya lagi... dia suka ngediemin gue, dan nyindir-nyindir keputusan gue untuk mengakhiri hubungan gue sama Jessica.

Tapi, Ma... kadang Daniel harus sesekali melawan Mama untuk menyelamatkan keluarga kita juga. Because we dont know the future. Maybe Jessica is the next Widi? I dont know.

Mobil gue membelah jalanan kota Jakarta yang tidak terlalu padat di siang hari setelah jam makan siang ini. Di lampu merah pertama dari rumah gue, gue udah SMS Jessica untuk dateng ke kafe dekat kampusnya.

To: Jess.

Jess, jam 2 gue sampe ke kafenya. Dateng, ya.

Sebaris melodi default Samsung menggema di mobil gue.

From: Jess

Kenapa, babe? Aku abis ini mau jalan sm ErMilRey

Gue menghela napas frustasi. Apa harus ditunda?

To: Jess

Hari ini, please. Penting.

Gue menunggu balasannya sambil menyetir dengan gusar. Apa kepergian Jessica hari ini adalah tanda dari Tuhan untuk tidak mengakhiri hubungan ini secara ceroboh? Atau malah gocekan dari iblis supaya gue ngelanjutin lingkaran setan ini?

Sebaris melodi default Samsung itu kedengeran lagi.

From: Jess

Oke. Kamu kenapa sih emang akhir-akhir ini?

Daniel Adiwijaya, lo kenapa sih, akhir-akhir ini?

Seharusnya guelah yang bertanya pada diri gue sendiri, Jessica. Bukan elo.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top