Jess.
Sumpah. Gue masuk SMA ini gambling banget.
Ini SMA negeri yang bagus, dan deket sama SMP cewek manis berkilau itu. Temen-temennya manggil dia Jess. Pasti namanya Jessica, bukan Honda Jess (itu Jazz, Thor...) atau Gujes (semacam KW-an Guess). Atau bisa aja namanya Jesslyn. Itulah begonya gue; tiga tahun jadi sapi ompong dari jauh tanpa tahu nama pujaan hati gue. How courage.
Nyokap sama Bokap bertanya-tanya: tumben kamu mau di negeri, Dan.
Iya, Ma, Pa... mohon ijin anakmu ini untuk mencoba berkenalan dengan wanita itu.
Oh, sebelumnya, gue mau perkenalin diri gue dulu ke kalian.
Hai. Nama gue Daniel Adiwijaya. Umur gue 15 tahun, ulang tahun gue 28 Mei 1996 dan gue laki-laki (ya iyalah).
Gue ini anak satu-satunya dari dua orangtua yang luarbiasa. Nyokap gue namanya Serra dan bokap gue namanya Satria. Mereka punya harapan besar dalam hidup gue dan menyekolahkan gue dengan setinggi-tingginya. Gue bersyukur hidup gue terpenuhi dengan baik secara finansial.
Orang melihat gue dari luar sebagai cowok pendiam dan cool. Basket? Bisa. Golf? Bisa banget. Akting? Eskul teater selalu mohon-mohon sama gue untuk jadi anggota tetap, tapi gue ngotot jadi pemain tiap ada pentas doang. Belajar? Selalu masuk Top 5 sejak SD.
Tapi dibalik semua kesempurnaan gue dan coolnya gue yang gak bertingkah bak badut atau wayang OVJ dan joget-joget dengan boxer sehabis jam olahraga... gue cupu banget menghadapi cewek.
Sejak SD, ada banyak cewek yang mendekati gue. Semuanya gak punya malu dan bukan tipe gue. Semuanya tipe cewek haus darah yang kalau ngedeketin gue, kayak zombie ngeliat semobil penuh manusia fresh. Gue selalu menyukai cewek yang gak ngefans sama gue. Tapi, itu juga pokok permasalahan kita: dia gak ngefans sama gue. Titik.
Dan masalah yang sama terulang lagi di SMA ini.
Baru aja masuk SMA, cewek-cewek udah mulai histeris sama gue.
"Dan, basket yuk!" ajak Mario, temen gue yang superbajingan.
Gue ngangguk dan ikutin Mario ke lapangan.
Nah, yang gue maksud fenomena alay adalah: ketika gue menjejakkan kaki di lapangan, cewek-cewek langsung berenti dari segala aktivitasnya dan mengikuti semua gerak-gerik gue di tengah lapangan. Apapun itu, mereka akan ngejerit "Daniel keren, Daniel keren!"
Gue gak benci mereka, tapi gue benci kebiasaan itu. Plis deh, pala gue pusing dengernya.
Oke, kembali ke basket.
Gue melihat ada lengah yang menyerang si Aris. Melihat kesempatan emas ini, langsung gue berjalan ke depan dia dan mengambil bola dari tangan dia begitu saja. HAP! Dapet! Gue langsung mendribelnya ke arah ring lawan dan...
"Hahahaha. Kok bisa, sih?" Sebuah suara manis terdengar dari kejauhan dan mengalihkan perhatian gue.
TANG! Bola gue memantul kena ring. Semua anggota tim gue kecewa.
"Coba lagi, bro. Tadi padahal steal lo udah bagus banget. Dari arah depan, cuy!" Yudi menghibur gue.
Bukan, Yud. Bukan hiburan yang gue perlukan. Justru gue perlu oksigen saat ini juga. Karena ternyata gambling gue ini tidaklah salah.
Jessica ada disini.
Eh, atau namanya Jesslyn?
Wajar kalau gue gak tahu sebelumnya, karena sekolah ini gak ada MOS-nya. Keren, ya? Cuma perkenalan sekolah dan demo eskul. Tanpa keliling ke kelas lain dan joget Bang Jali pake kalung jengkol dan ikat pinggang ikan asin.
Tapi inilah Daniel Adiwijaya si lemah tak berdaya. Seharusnya sebagai cowok bisa segala dan dipuja wanita, gue bisa melempar bola itu ke ring dengan jumawa, ninggalin game dan nyamperin Jessica (atau Jesslyn) dan bilang "hai cantik. Gue Daniel. Elo?"
Tapi inilah gue. Cuma bisa mungut bola dan lanjutin permainan.
Selama main, gue ngikutin gerak-gerik Jessica (atau Jesslyn). Dan kemudian tahulah gue kalau dia berdiam di kelas X IPS 1.
Yes. A way to go.
***
Hola! Author disini!
Gimana chapter pertama semi-prequelnya? Pendek banget ya? Hahaha, abisnya males chapter satu panjang-panjang. Toh kita udah tahu siapa Daniel.
Ditunggu feedback dan vomments dari kalian, ya! Jangan lupa sequelnya Breakeven bakal ada tanggal 8 Mei nanti :D ayo, raise your hand kalau udah gak sabar ketemu Pak Joko si supir taksi mahagaul itu lagi xD
Man On A Wire bakal diupdate cepet; dua chapter per hari. Karena emang niatnya cuma sebagai pelengkap dan biar kalian gak ngejudge Daniel gitu loh hahahaha.
Okedeh, selamat membaca lagi :3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top