Hopeless
Gue tahu dari Mila, Eriska, dan Rerey, kalau hari ini Jessica udah selesai kuliah jam 12. Jadi gue dateng ke rumahnya jam 1 lewat dan nge-BBM dia untuk ngecek ke luar jendela.
Melihat gue ada di bawah jendela dengan mobil gue, dia menutup gordennya dan ngilang. Dia matiin lampu. Gue menghela napas nyerah, kayaknya dia masih marah sama gue.
Tapi gue salah. Jessica ternyata turun dari lantai dua dan buka pager. Dia muncul di depan gue pake baju pergi yang cantik dan masang muka jutek.
"Tau dari tiga anak curut itu ya, kalau gue gak ada kuliah abis ini?" Mukanya jutek, tapi sok-sok jual mahal untuk nutupin kegembiraannya karena gue dateng (pede abis lu, Dan).
Gue tersenyum dan mengacak-acak rambutnya. "Sok jaim, ah! Yuk, kita jalan!" Gue menarik tangan Jessica dan maksa dia masuk ke dalam mobil.
Di dalem mobil, Jessica masih masang muka pait sok jaimnya itu. Dan seandainya Daniel Adiwijaya ini adalah Mario si penjahat kelamin yang mulutnya khidmat dalam mengucurkan kata-kata gombal peleleh hati wanita, dari tadi muka kusut nan busuk itu pasti udah lenyap.
Ayo, Daniel. Mikir! Mikir! Gimana caranya muka Jessica ga murem lagi!
Radio terus nyala di mobil gue. Jam segini, penyiar magang yang rata-rata pada siaran. Dia nyerocos sana-sini, ngomong ini-itu... sampe ada satu lagu yang keputer.
Sam Smith – I'm Not The Only One.
Mulut gue otomatis nyanyi. "You and me we made a vow/for better or the worse//I cant believe you let me down/but the proof's in the way it hurts//" Gue nyanyi sambil merhatiin jalan. Pas gue lirik Jessica, dia masih nekuk mukanya. Cih, padahal gue tahu dia suka lagu ini.
Ayo dong, Jess! Sing along! Gue tahu lo udah mau meledak! batin gue.
"For months on end I've had my doubts/denying every tear//I wish this would be over now/but I know that I still need you here—"
"YOU SAY I'M CRAZY!!" Jessica udah gak sanggup.
"CAUSE YOU DONT THINK I KNOW WHAT YOU'VE DONE!!"
"BUT WHEN YOU CALL ME BABY..."
"...I KNOW I'M NOT THE ONLY ONE!!"
Musik mengalun, dan ketawa gue dan Jessica meledak detik itu juga. Jessica ketawa sepuasnya, ngebuang muka nekuknya yang nyebelin untuk dilihat dan mukul-mukul bahu gue.
"Tuh. Aku tahu kamu tuh gak bisa lama-lama ngambek!" celetuk gue.
"Dih, siapa suruh ngangenin?!" balas Jessica.
"Nah, bener kan, kangen!" goda gue.
"Laaah, makanya jangan kerjaannya main bola mulu! Peka dikit sama perasaan cewek!" balas Jessica lagi.
Dan kami berdua menikmati jalan-jalan hari ini dengan santai. Kami jalan ke PIM dan ngabisin waktu untuk ngobrol, becanda, belanja, ngobrolin buku-buku kesukaan kami dan nonton film. Terakhir, jam 8, gue drop dia di rumahnya lagi.
Jessica senyum ke gue, dan gue senyum ke dia.
"Gak marah lagi, kan?" tanya gue bercanda.
Dia menggeleng. "Kamunya juga jangan nyebelin melulu, lah!" jawabnya.
Gue terkekeh dan mengacak-acak rambutnya. "Ya udah, aku pulang kalau gitu."
"Daaah!"
"Daaah!"
Dan gue pulang dengan hati senang.
Namun besok, semua bencana itu terulang lagi. Semuanya jadi kayak semula. Jessica makin sering meledak, marah, emosi, kesel, teriak dan memaki gue.
SMS gak dibales? Marah. Telepon gak diangkat? Marah juga.
Dan yang kami lakukan adalah siklus yang sama dari awal dia ngebentak gue: marah, gue ajak jalan, jutek, luluh, seru-seruan, pulang, senyum, dan besoknya marah lagi. Gitu terus sampe duit gue abis buat traktir dia makan.
Lingkaran setan itu terus berputar tanpa henti. Gue gak punya waktu untuk sendirian, gak punya waktu tenang gue dan gak punya kehidupan nyaman sama temen-temen gue. Belajar pun jadi gak fokus. Nilai-nilai gue menurun dari standar yang biasa gue raih...
Semua hal-hal indah yang menurut gue baik pada awalnya, jadi kacau balau, hancur lebur, dan gak berbentuk lagi.
Apa yang salah?
Yang salah adalah ketidakpercayaan... atau pengambilan keputusan yang terlalu dini.
Apa mungkin Jessica emang bukan jodoh gue?
Apa emang anak muda idiot berumur 17 tahun MEMANG belum tahu yang terbaik untuk dia, dan gak bisa memilih siapa jodoh dia dengan benar?
Oh Mario sahabatku yang penjahat kelamin, dimana lo sekarang ketika gue butuh prinsip hidup pilihan ganda lo itu? Gue capek ngejawab essay ini sendirian.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top