8
Yeri
Hari ini Tepatnya pada malam selasa, Aku tengah melamun meratapi Nasibku. Aku sungguh merindukan masa dimana aku masih menjadi seorang remaja, Aku masih hidup lajang. Belum memiliki suami dan juga belum hamil seperti sekarang.
Aku sungguh ingin sekali mengulang masa itu, Walaupun semasa aku Kuliah atau remaja tidak ada seorang pun yang merasa iba padaku, tetapi tetap saja aku ingin merasakan Kembali masa-masa itu.
Kulihati diriku didalam pantulan kaca yang ada didepanku, Diriku ini. Kim Yerim, atau Jeon Yerim. Bukan lagi wanita miskin yang selalu direndahkan oleh setiap orang, kini aku sudah menjadi seorang yang berkelimpangan harta. Yah walaupun itu semua adalah harta dari suamiku.
Suamiku?
Rasanya aku tak ingin sombong seperti ini, Aku hanya membedakan saja dengan Diriku yang dulu dan diriku yang sekarang. Tidak aku bukan seorang yang Menginginkan hal ini, hanya Sekedar menikah dengan lelaki mapan maka aku bisa menjadi kaya?
Tidak itu bukan impianku sendari kecil!.
"Tak baik malam-malam disini, sebaiknya masuk disini sangat dingin." Dengar, itu adalah Jeon Jungkook yang sedang menasehatiku. Dia juga nampaknya sedang khawatir karenaku! Bukan, maksudku karena bayinya.
Aku menoleh menatap wajahnya yang Sangat tampan. Yah kuakui itu sejak pertama kali ia menunjukkan wajahnya, namun kalian tahu? Aku tak tertarik padanya! Atau masih belum tertarik.
"Aku ingin disini udaranya sejuk. Mungkin ini keinginanya." Kataku sembari mengelus perutku, walaupun aku tak ingin adanya bayi ini namun jiwa ke-ibuan ku menolak keras untuk bersikap acuh padanya.
Jungkook mengelus kepalaku sayang.
"Yasudah, tetapi jangan terlalu Malam-malam tak baik." Katanya lagi menasehatiku, Aku sudah besar dan akan menjadi ibu. Dengan pemikiranmu itu akupun sudah paham Jungkook!
"Kalau begitu, aku ke ruangan ku dulu. Kau disini bersama mereka." Katanya lagi dengan tenang sembari mendekatiku.
Untuk apa? Mencium kening dan juga mengecup pipiku.
Selalu seperti itu jika ia ingin pergi.
Yah aku memang tidak sendiri saja, ada para pelayan dan beberapa penjaga lainya. Entah kenapa semenjak aku hamil Jungkook lebih Terlihat Possesive, padahal dia tahu aku tidak suka dikekang.
🐾
"Makanlah yang banyak, sekarang kau makan tidak hanya untukmu sendiri." Yah aku tahu, dan aku paham. Dia begitu sangat senang sekali jika memperingati akan adanya bayi ini.
"Aku mengerti." Kataku mencoba untuk mengambil buah Semangka yang sangat menyenggarkan mataku. Makan malam yang sangat enak jika didahului dengan buah. Iyakan? Atau kebanyakan dari kalian lebih suka memakan Nasinya dulu, lalu buah sebagai cuci mulutnya?
"Jangan makan buah dulu, makanlah ini. Aku sudah menyediakanya untukmu. My wife." Dan aku hanya menghela nafas, memang tak peka. Aku ini ingin memakan buah, mengapa ia memberiku nasi dengan beberapa lauknya.
Dia menyodorkan satu gelas susu. Untuku lagi.
"Minumnya ini."
"Jungkook akan terasa aneh jika aku memakan nasi tetapi harus minum susu juga." Dilihatnya saja sudah membuatku ingin mual, apalagi saat dimakan dan diminum nanti? Benar-benar tidak nyambung, aku setuju jika memakan roti lalu meninun susu, tapi ini nasi! Nasi dan susu?
"Hayolah sekali saja. Ini sehat, anak kita pasti menyukainya." Jika itu perihal anak ini, maka akulah yang merasakanya. Aku menolak makanan itu berarti bayi ini juga ikut menolaknya.
Tetapi aku tak Mampu menolaknya, Akhirnya aku mencoba untuk menganggukkan kepalaku.
"Nah enakan? Sekarang minumlah susunya."
Sumpah Jungkook aku akan mual Jika meminum itu, perutku benar-benar menolak keras untuk meminum susu.
"Minumlah." Katanya yang langsung menyodorkan gelas didepan bibirku. Dengan perlahan aku mulai meminumnya, sedikit demi sedikit.
Awalnya tak ada yang aneh.
Tapi saat aku ingin kembali memakan nasi, aku tak kuat langsung saja aku berlari menuju wastafel.
Huek
Huek
Huek
"Ajudan!."
"Yah tuan Jeon?."
"Cepat panggil dokter kesini!."
Aku terkejut saat Jungkook sudah berada di sampingku sembari memijat tengkukku. Aku masih memuntahkan isi perutku ini rasanya benar-benar seperti diaduk-aduk. Aku hampir saja kehilangan keseimbangan saat semua isi perutku sudah kumuntahkan.
"Maafkan aku memaksamu untuk memakan makanan dan meminum susu itu." Kata Jungkook yang masih setia memijat Tengkukku. Aku menggeleng lemah, maksudku aku tidak ingin membuatnya merasa bersalah.
Karena sepenuhnya bukan Jungkook yang salah. Harusnya tadi aku menolaknya tetapi aku malah tetap menjalankan perintahnya, padahal aku sudah merasa mual saat itu.
Aku tiba-tiba melayang di gendongan seseorang. Itu Jungkook, kini pria itu Menggendongku menuju kamar. Aku benar-benar takut jadi aku melingkarkan tanganku dilehernya.
"Tuan Dokter sudah ada." Kata Ajudan Jungkook.
Kulihat dari balik pintu kamar, seorang wanita berpakaian hitam putih datang sembari tersenyum kearahku. Aku tahu dia pasti dokter Sewaktu memeriksa tubuhku sewaktu memastikan tentang kehamilanku.
Kalau tak salah dokter kang mina, namanya.
"Hay bagaimana apakah masih mual?." Katanya dengan senyuman manisnya. Dia terlihat masih mudah sekitar masih berumur duapuluhSatu-an. Terlihat cantik walaupun tanpa make-up.
"Sudah tidak tetapi aku pusing." Jujur yah mualnya hilang dan Sekarang kepalaku sedikit pusing.
"Baiklah aku akan mencoba memeriksanya." Mina mendekatiku, kulihat Jungkook yang tengah memperhatikan mina dan diriku, aku menelan salivaku saat mina semakin mendekat. Percayalah aku grogi jika dekat dengan orang yang tak kenal.
Tidak memandang entah itu pria atau wanita, semuanya sama aku selalu grogi dekat dengan mereka yang tak ku-kenal.
"Ah ini baik-baik saja. Kehamilan memasuki trimester memang seperti ini. Aku ingatkan jika kau memakan sesuatu yang membuatmu merasa tak suka maka janganlah kau memakanya, jika tidak ingin hal ini terulang lagi." Jelas kang mina dengan seriusnya, membuatku langsung mengangguk mengerti.
Mina bangkit dari duduknya, ia lalu memasukan alat medisnya kedalam tas ransel kecil yang ia bawa.
Tunggu, mataku menangkap Jungkook yang sendari tadi memperhatikan dokter mina. Ada apa denganya mengapa tatapannya beda?
Mengapa aku penasaran Dengan tatapan itu?
"Aku pamit, semoga lekas sembuh." Katanya dengan Kembali tersenyum padaku.
Mina sudah beranjak bahkan ia sudah akan keluar dari pintu, namun mina kembali terhenti saat suara bariton menghentikanya.
Jungkook memanggilnya.
"Aku yang akan mengantarmu pulang, tak baik kau wanita diluar rumahku hutan bukan perkotaan seperti pada Umumnya." Kat Jungkook sembari menatap datar mina.
Ini aneh kenapa aku merasa ada yang beda dari jungkook?
"Tak apa Tuan Jeon, aku Sudah biasa pulang sendiri."
"Tak ada penolakan, mari."
Dan setelah itu mereka benar-benar keluar. Mungkin Jungkook memang akan menghantarkan mina. Wajar saja sih mina itu bukan orang sini, mungkin nanti dijalan ada apa-apa. Apalagi rumah Jungkook yang dikelilingi hutan blantara seperti ini. Bagaimana jika mina nanti ditikam oleh binatang buas?
Tetapi!
Jungkook memiliki para pengawal dan supir yang ahli. Mengapa harus jungkook yang mengantar mina sendiri? Mengapa tidak menyuruh para pengawalnya?
Huh bisa kutebak. Jungkook pasti menganggumi dokter cantik itu!
🐾
Lanjut lagi kapan?
Spam hari yang sama! Jangan terlalu mepet yah😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top